Anda di halaman 1dari 26

Muqodimah

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم احلمد هلل رب العادلني وصلوات اهلل وسالمو على سيد‬
‫ وشفيع ادلذنبني بإذن من اهلل يوم يقوم‬،‫ قائد الغر احملجلني‬،‫اخللق وإمام احلق‬
‫ وعلى آلو الطيبني الطاىرين وصحابتو الربرة الذين صدقوا‬،‫الناس لرب العادلني‬
‫ما عاىدوا اهلل عليو وبذلوا النفس والنفيس يف سبيل نصرة ىذا الدين ادلبني‬

Catatan ngaji kitab Safinah ini merupakan revisi dan


juga pindahan dari chanel kajian mingguan yang sudah
dilaksanakan dilaksanakan beberapa tahun yang lalu,
namun karena chanelnya terhapus dan ada
permintaan dari dari beberapa kawan medsos akhirnya
dibuat kajian baru
Insyaallah kajian ini akan rutin dibagikan dibeberapa
media sosial, mudah mudahan Allah swt limpahkan
keistiqomahan dalam kebaikan dan keihlasan bagi kita
semua, Amin
Pada edisi revisi ini sengaja referensi tidak saya
cantumkan, bagi yang ingin mendalaminya silahkan
buka kitab Irsyadul mubtadiin yang berisi kumpulan
referensi kajian safinah

Tak lupa saya mohon kritik dan saran,


untuk perbaikan kedepannya
Dan mudah mudahan apa yang saya lakukan ini
menjadi menjadi catatan kebaikan dan penebus dosa
dosa saya, orang tua, guru guru, semua yang berjasa
dalam hidup saya, dan semua yang pernah saya
dhalimi

Info Kajian
0895-405-19-6789
Tema Tema Kajian Yang Akan Kita Bahas

1. Muqodimah
- Hal yang harus diajarkan kepada anak
- Keutamaan mencari ilmu
2. Air
3. Praktik wudu
4. Yang membatalkan wudu
5. Mandi besar
- Yang mewajibkan mandi besar
- Praktik mandi besar
6. Tayamum
- Sakit yang membolehkan tayamum
- Syarat tayamum
- Praktik tayamum
7. Mensucikan najis
- Najis mugoladoh
- Najis mukhofafah
- Najis mutawasitoh
- Masalah seputar najis
8. Haid
9. Nifas
10. Hal hal yang diharamkan bagi orang hadast
11. Syarat shalat
12. Praktik shalat
13. Kemakruhan dan pembatal shalat
14. Ibadah orang sakit
- Ruhsah ruhsah ketika sakit
15. Shalat berjamaah
- Syarat berjama’ah
- Aturan shaf dalam berjamaah
- Masbuq dan muwafiq
16. Shalat musafir
- Shalat jama taqdim
- Shalat jama takhir
- Praktik shalat qosor
17. Kesalahan dalam beribadah
- Hal yang sudah maklum
- Hal yang samar
18. Cara qodo shalat
- Meninggalkan shalat secara sengaja
19. Memandikan jenazah
20. Memandikan jenazah
21. Memandikan jenazah
22. Memandikan jenazah
23. Warist
- Tertib pembagian tirkah
24. Zakat
25. Zakat Emas perak
26. Zakat Tijaroh
27. Zakat Pertanian
28. Distribusi zakat
29. Ilmu falak
- Awal bulan hijriyyah
30. Puasa
31. Jual beli
- Masalah jual beli
32. Ijaroh
- Ijaroh fasid dan sahih
33. Qord
34. Gadai
- Syarat marhun bih
35. Qirod
36. Wakaf
- Wakaf munqoti akhir
37. Luqotoh
38. dll
Praktik Shalat
1. Setelah semuanya kondusip, masuk pada rukun
shalat yang pertama (dalam praktiknya) yaitu
Berdiri bagi yang mampu dalam shalat fardlu
(makruh dengan cara bersandar)
- Yang disunnahkan ketika berdiri
Posisi kaki direnggangkan sekitar satu jengkal
atau pinggir telapak kaki sejajar dengan bahu,
dengan semua jari jari kaki dan tangan
menghadap kiblat

Jika tidak bisa berdiri, sekira kira sudah


membolehkan tayamum, atau hilangnya
konsentrasi (karena menahan sakit, dll) menurut
Imam Raml,i Boleh dilakukan sambil duduk, idtija,
lalu berbaring
Bagi orang yang melakukan shalat sunnah maka
boleh shalat sambil duduk walaupun tidak ada
udur, hanya saja nilai pahalanya setengah pahala
shalat sambil berdiri
2. Kemudian rukun shalat selanjutnya Niat
- Yang diwajibkan ketika niat
a. Wajib membarengkan niat dengan membaca
takbir (walaupun hanya secara urfi tidak
benar benar tepat berbarengan)
b. Jika shalatnya berupa shalat fardu maka niat
harus mengandung 3 unsur, niat untuk
mengerjakan shalat (Usolli) menyatakan
kefarduan (Fardu) dan terakhir menentukan
shalat apa yang akan dilaksanakan (Duhri)
sehingga niat yang dilakukan minimal “Usalli
Fardo Duhri”
c. Jika shalatnya shalat sunnah yang memiliki
waktu maka cukup dua unsur Usolli dan
ta’yin “Usolli Qobliyyata Duhri”
d. Jika ia seorang makmum, wajib niat
mengikuti imam
- Kesunnahan ketika niat
a. Sebelum niat dalam hati sunnah melafalkan
niat dengan mulut
b. Sunnah menerangkan bilangan rakaat,
menghadap kiblat, menyebut Lillahi ta’ala,
menyebut ada atau qodo, Seperti ucapan

‫أصلى فرض الظهر اربع ركعات مستقبل الكعبة أداء هلل‬


‫تعاىل‬
c. Bagi orang yang mempunyai penyakit was
was sunnah mengambil pendapat yang
paling ringan ketika takbir –yaitu antara niat
dalam hati dan pengucapan takbir tidak
harus persis pas, namun boleh lebih dahulu
atau mundur sedikit-
3. Rukun shalat selanjutnya adalah Takbiratul ihram
- Yang diwajibkan ketika takbiratul ihram
diantaranya
a. Dilakukan sambil berdiri bagi yang mampu
dalam shalat fardu
b. Wajib menggunakan redaksi Allohu Akbar
c. Semua lafad takbir harus terdengar secara
jelas (jangan hilang sebagian ; seperti pada
awwalnya terdengar jelas ALLOOO.....
kemudian hlang... AKBAR, ini tidak syah
karena HA nya tidak ada
d. Kedua takbir harus diucapkan sambung
menyambung (tidak boleh terselingi lafad
lain)
- Kesunnahan kesunnahan ketika takbir
a. Sebelum melaksanakan takbir pandangan
mata fokus ketempat sujud, dengan kepala
sedikit menunduk, hal ini berguna agar
ketika takbir kepala tidak ikut bergerak
b. Dalam membaca takbir baiknya sedang
sedang saja tidak terlalu pendek (cepat) atau
terlalu panjang (lambat)
c. Panjang maksimal (mad) lafad Allah pada
takbiratul ihram adalah 14 harkat, jika lebih
dari itu batal
d. Membaca sukun ra nya lapad Akbar
e. Mengangkat tangan setinggi pundak ketika
takbir
- Tata cara mengangkat tangan
a. Telapak tangan dibuka tidak dikepalkan,
dengan jari jari tangan sedikit direnggangkan
b. Angkat tangan sampai ujung jempol tangan
menyentuh ujung telinga bagian bawah

c. Menurut Imam Ibnu hajar telapak tangan


cukup dihadapkan kedepan dengan posisi
jari lurus keatas

d. Menurut Imam Ramli jari jari tangan sedikit


ditekuk agar ujungnya menghadap kiblat

e. Mengangkat tangan dimulai ketika lisan


mulai membaca Allahu dan berakhir ketika
selesai membaca Akbar, artinya ketika
sampai pada Ra-nya lapad Akbar, posisi
tangan masih diatas, baru kemudian
diturunkan
Penting
- Makruh hukumnya mendiamkan tangan diatas
(tidak segera diturunkan) setelah selesai
membaca takbir
- Ketika mengangkat tangan jangan sampai
kepala, kaki atau anggota badan yang lain ikut
bergerak, karena hal itu bisa membatalkan
shalat
- Walaupun mengangkat tangan ini sunnah, tapi
tetap dihitung dalam gerakan yang
membatalkan shalat, sehingga gerakannya
harus diatur jangan sampai menimbulkan
gerakan 3 kali berurutan, kecuali menurut
Imam Ramli yang menyatakan gerakan sunnah
tidak dihitung membatalkan shalat
- Kesunnahan setelah takbiratul ihram
a. Setelah selesai membaca takbir, sunnah
menyimpan tangan diatas dada, caranya
- Simpan kedua tangan dibawah dada
sebelah kiri diatas pusar, Seluruh jari jari
tangan kanan menggenggam pergelangan
tangan kiri

- Atau bisa juga telunjuk dan jari tengan


disimpan diatas tangan kiri, sehingga yang
mengengenggam hanya tiga jari
4. Kemudian rukun shalat selanjutnya membaca
Fatihah
- Keharusan membaca al-Fatihah berlaku secara
umum baik ia munfarid ataupun sedang
berjamaah (menjadi makmum)
- Kewajiban ketika membaca fatihah
a. Tiap huruf yang dibaca wajib terdengar oleh
dirinya secara jelas (tidak syah jika hanya
dibaca di dalam hati atau gerakan bibir saja)
b. Wajib menjaga mahroj dari tiap tiap huruf
fatihah
c. Wajib menjaga setiap tasdid huruf huruf
fatihah
d. Harus dibaca sambung menyambung tidak
boleh terputus oleh hal lain kecuali sekedar
untuk bernafas
- Sesuatu memutus ketersambungan bacaan
fatihah, artinya ketika ditengah tengah
membaca fatihah kita melakukannya maka
fatihah kita harus diulangi dari awwal
(basmalah)
a. Mengingatkan bacaan imam padahal imam
masih berusaha mengingat ingat bacaanya
b. Berhenti sebentar dengan tujuan
memutuskan bacaan fatihah
c. Membaca shalawat ketika mendengan nama
Nabi saw
d. Membaca robbigfirli ketika imam selesai
membaca fatihah, karena yang disunnahkan
membaca robbigfirli adalah orang yang
membacanya, bukan orang yang
mendengarnya
- Yang tidak memutus bacaan fatihah, artinya
ketika ditengah tengah membaca fatihah kita
melakukannya maka fatihah kita tidak terputus,
seperti
a. Wakof (berhenti sebentar) sekedar untuk
menarik nafas
b. Membetulkan bacaan imam yang sudah
berhenti berusaha mengingat ingat (kondisi
imam sudah benar benar diam)
c. Membaca amin ketika imam selesai
membaca fatihah
d. Batuk atau bersin yang tidak bisa ditahan
walaupun berulang ulang
e. Berdoa ketika mendengar ayat tentang
rahmat atau siksaan, seperti membaca
- Muwafik, adalah makmum yang
memungkinkan untuk membaca fatihah setelah
selesai takbiratul ihram, maka ia wajib baca
fatihah secara sempurna, walaupun imam
keburu rukuk
- Masbuq adalah, makmum yang tidak
memungkinkan untuk membaca fatihah sama
sekali atau hanya mampu membaca sebagian
setelah ia takbiratul ihram
- Masbuk wajib langsung membaca fatihah
sedapatnya saja lalu langsung ikut ruku dengan
imam, Jika meneruskan membaca fatihah
sehingga imam keburu bangkit dari ruku, maka
ia wajib langsung ikut sujud (tidak boleh ruku)
dan rakaat tersebut tidak dihitung (karena ia
tidak menemukan imam dalam posisi rukuk),
Jika ia malah ruku, maka shalatnya batal
- Jika ragu apakah ia termasuk makmum masbuk
atau muwafik? maka ia boleh memilih menjadi
makmum masbuq atau muwafiq
- Kesunnahan Sesudah Membaca Fatihah
a. Sebelum membaca fatihah sunnah membaca
doa iftitah kemudian membaca taawwud
b. Membaca “robbigfirli” dan Amin ketika
dirinya selesai membaca fatihah
c. Membaca robbigfirli dilakukan secara pelan
(hanya terdengar oleh dirinya sendiri)
d. Membaca robbigfirli dilakukan setelah
saktah (tidak disambung dengan bacaan
fatihah)
e. Adapun bagi makmum, ia tidak disunnahkan
membaca robbigfirli ketika imam selesai
membaca fatihah
f. Makmum sunnah membaca amin dan
berusaha setepat mungkin berbarengan
dengan imam, ketika imam selesai membaca
fatihah
g. Pada rakaat pertama dan ke-2 sunnah
membaca satu surat atau ayat dari al qur’an
h. Membaca satu surat secara sempurna lebih
utama dari beberapa potongana ayat
walaupun lebih panjang
i. Surat yang dibaca pada rakaat yang pertama
sunnah lebih panjang dari pada surat yang
dibaca pada rakaat ke-2
j. Sunnah bagi makmum membaca surat lagi,
atau berdoa dengan bahasa arab, ketika ia
selesai membaca surat sedangkan imam
belum juga rukuk, walaupun itu terjadi pada
rakaat ke-3 dan ke-4 (sehingga tidak ada
kondisi diam didalam shalat)
5. Kemudian Takbir untuk masuk pada rukun
berikutnya yaitu ruku
- Yang diwajibkan ketika ruku
a. Ukuran jongkok bagi orang yang shalat
sambil berdiri adalah sampai telapak tangan
(bukan jarinya) bisa menyentuh lutut
b. Adapun bagi orang yang shalat sambil
duduk, minimalnya rukuk adalah jongkok
sehingga posisi jidat berada didepan lutut,
bagusnya (afdolnya) jidat sejajar dengan
tempat sujud (pantat diangkat)

c. Disyaratkan ketika ruku’, tuma’ninah, yaitu


diam tidak bergerak setelah semua anggota
shalat berada pada tempatnya masing
masing seukuran waktu bisa membaca
subhanalloh
- Yang disunnahkan ketika ruku
a. Sebelum ruku sunnah membaca takbir
sambil mengangkat tangan, membaca takbir
dimulai ketika posisi sedang berdiri dan
berakhir ketika tangan menyentuh lutut
b. Posisi kepala dan punggung sejajar (lurus)
kepala tidak tertalu tegak juga tidak terlalu
menunduk, pandangan fokus ketempat
sujud atau ke ibu jari kaki sebelah kanan
c. Sunnah jari jari tangan sedikit direnggangkan
sambil memegang lutut serta meghadapkan
jari tangannya kearah kiblat, serta Jarak
antara kedua kaki kira kira satu jengkal,

d. Ketika ruku sunnah membaca tasbih


sebanyak 3 kali atau lebih

‫سبحان رىب العظيم وحبمده‬


e. Bagi wanita, ketika ruku dan sujud tangan
sunnah menempel pada dada (tidak
direnggangkan)
6. Kemudian rukun berikutnya I'tidal, yaitu posisi
bangun dari rukuk
- Yang wajib dilakukan ketika i’tidal
a. Adanya unsur kesengajaan untuk bangkit
dari posisi rukuk, adapun jika tidak sengaja
seperti berdiri karena kaget atau lupa maka
tidak syah (harus diulangi lagi dari posisi
rukuk)
b. Tumakninah
- Kesunnahan kesunnahan ketika i’tidal
a. Ketika bangkit dari ruku untuk i’tidal
sunnah mengangkat kedua tangan sambil
membaca “sami Allahu liman hamidah”
b. Ketika sudah berdiri tegak sunnah
membaca “robbana..”
c. Posisi tangan ketika I’tidal bisa diturunkan
ataupun boleh disedekapkan diatas dada
- Kesunnahan kesunnahan ketika membaca
qunut
1. Menggunakan redaksi dari Nabi saw (yang
sudah biasa dibaca)
2. Imam sunnah membaca seluruh qunut dari
awwal sampai akhir (termasuk bacaan
tsana dan shalawat) secara nyaring
3. Makmum membaca amin ketika imam
membaca doa dan shalawat
4. Ketika imam membaca pujian (tsana) maka
tidak diamini, tapi makmum ikut
membacanya secara pelan, atau cukup
menyimaknya
5. Mengangkat tangan setinggi pundak,
kemudian telapak tangan kanan
ditempelkan ketelapak tangan kiri,
pandangan melihat ketelapak tangan

6. Atau bisa juga kedua telapak tangan


direnggangkan dan pandangan fokus ke
tempat sujud

7. Ketika sampai doa meminta diangkatnya


bala “wa qina birohmatika...” telapak
tangan kearah bawah
7. Setelah melakukan i’tidal kemudian turun untuk
melakukan rukun berikutnya yaitu Sujud
- Yang wajib ketika sujud
a. Sujud pada 7 anggota sujud (kening, dua
lutut, dua telapak tangan, dan jari jari kedua
kaki)
b. Harus ada sebagian kening yang terbuka
(tidak tertutup semuanya oleh sesuatu
apapun)
c. Telapak Jari jari kaki (bukan ujungnya) harus
ada yang menempel pada tempat shalat
walaupun hanya sebagian (misalkan hanya
ibu dan telunjuknya saja)
d. Tumakninah
e. Tidak syah sujud diatas suatu benda yang
terbawa gerak ketika ia melakukan gerakan
gerakan shalat, seperti sujud diatas mukena,
ujung sorban, dll
f. Wajib sedikit menekankan kepala ketika
sujud
g. Posisi pantat harus lebih tinggi dari kepala
- Yang disunnahkan ketika sujud
a. Turun sambil membaca takbir tanpa
mengangkat tangan
b. Ketika turun simpan kedua telapak tangan
pada lutut, lalu turun kebawah
c. Yang paling dahulu turun dan menyentuh
tempat shalat adalah lutut
d. Kemudian simpan dahi dan hidung pada
tempat sujud
e. Selanjutnya simpan ketujuh anggota sujud
(dahi, kedua telapak tangan, tumit, dan
kedua ibu ibu jari kaki) pada tempat shalat,
sehingga mencapai tuma’ninah

- Posisi tangan ketika sujud


a. Simpan tangan pada sejajar dengan lutut
(tidak terlalu keluar atau kedalam)
b. Simpan tangan sekira kira ujung jari tangan
sejajar dengan bahu, jari jari tangan lurus
menghadap kiblat

- Posisi kaki ketika sujud


a. Posisi kaki direnggangkan sekiat satu jengkal,
telapak jari jari kaki menempel pada tempat
shalat, dan dihadapkan kearah kiblat
- Ketika sujud sunnah membaca tasbih sebanyak
3 kali atau sebanyak banyaknya jika waktunya
luang dan shalat sendirian (bukan sedang
menjadi imam) Contoh redaksi tasbihnya

‫ُسْب َحا َن َرِّب ْاْل َْعلَى َوِحبَ ْم ِد ِه‬


- Disunnahkan bagi selain imam memperbanyak
doa (dengan bahasa a’rab dan tanpa
mengandung khitob) untuk kebaikan dunia
ataupun akhirat
- Makaruh bagi laki laki shalat dengan memakai
kaus tangan atau kaus kaki, sehingga tangan
dan kaki tidak terbuka
8. Setelah sujud yang pertama rukun berikutnya
adalah Duduk diantara dua sujud
- Yang diwajibkan ketika duduk diantara dua
sujud
a. Ada unsur kesengajaan untuk bangkit dari
sujud
b. Ketika makmum bangkit lebih dahulu dari
imam dengan sangkaan bahwa imam sudah
bangkit maka ia boleh kembali lagi sujud
(megikuti posisi imam) atau tetap duduk
(menunggu imam)
c. Tumakninah
- Yang disunnahkan ketika duduk diantara dua
sujud
a. Membaca doa duduk diantara diantara dua
sujud

‫اجبُ ْرِن َو ْارفَ ْع ِن َو ْارُزقِْن َو ْاى ِدِن‬ ِ ِ


ْ ‫رب ا ْغف ْر ِل َو ْارمحَِْن َو‬
ِ
ُ ‫َو َعاف ِن و‬
‫اعف َع ّن‬
- Posisi tangan ketika duduk diantara dua sujud
a. Simpan kedua tangan diatas paha dengan
cara dibuka (tidak dikepalkan)
b. Ujung ujung jari tangan sejajar dengan lutut
sambil dihadapkan kearah kiblat
c. Jari jari disatukan (tidak direnggangkan)

- Posisi kaki ketika duduk diantara dua sujud


a. Duduk diantara dua sujud dilakukan dengan
cara iftiras yaitu duduk diatas telapak kaki
kiri
b. Posisi kaki kanan ditekuk jari jarinya sambil
diarahkan kearah kiblat
9. Setelah selesai dari duduk diantara dua sujud
kemudian melaksanakan rukun shalat yang
berikutnya yaitu sujud yang kedua,
- Kesunnahan ketika selesai sujud yang kedua
a. Sebelum bangkit untuk berdidri, sunnah
duduk istirahat dengan posisi iftiras
seukuran membaca ubhanallah
b. Bertumpu pada kedua telapak tangan ketika
akan berdiri
c. Pada rakaat kedua (selain shalat subuh)
setelah sujud yang kedua, sunnah
melakukan tasyahud awwal
- Kesunnahan ketika tasyahud awwal
a. Membaca tasyahud

َّ ‫ات لِلَّ ِو‬


‫الس َال ُم‬ ُ َ‫ات الطَّيِب‬
ُ ‫الصلَ َو‬
َّ ‫ات‬
ُ ‫ات الْ ُمبَ َارَك‬
ِ
ُ َّ‫التَّحي‬

َّ ُ‫َِّب َوَر ْمحَةُ اللَّ ِو َوبََرَكاتُو‬


‫الس َال ُم َعلَْي نَا َو َعلَى‬ ُّ ِ‫ك أَيُّ َها الن‬
َ ‫َعلَْي‬
َّ ‫ني أَ ْش َه ُد أَ ْن ََل إلَوَ َّإَل اللَّوُ َوأَ ْش َه ُد أ‬
‫َن‬ ِِ َّ ‫ِعب ِاد اللَّ ِو‬
َ ‫الصاحل‬ َ
‫ص ِل َعلَى سيدنا ُزلَ َّم ٍد‬ ِ ُ ‫ُزل َّم ًدا رس‬
َ ‫ول اللَّو اللَّ ُه َّم‬ َُ َ

- Posisi tangan ketika tasyahud awwal


a. Untuk tangan kanan, jari jari dikepalkan
b. Jempol tangan kanan dan telunjuknya
disatukan sehingga membentuk angka 5
(atau bulat)
c. Ketika sampai pada bacaan Illallah jari
telunjuk diangkat jempol kanan menempel
pada pinggir jari telunjuk

- Posisi kaki ketika tasyahud awwal sama seperti


ketika duduk diantara dua sujud

Catatan
- Bagi imam atau munfarid yang lupa
mengerjakan tasyahud awwal, kemudian baru
ingat sesudah ia berdiri tegak, ia tidak boleh
kembali untuk melakukan tasyahud awwal
- Selesai tasyahud awwal, ketika bangkit untuk
berdiri sunnah bertumpu pada telapak tangan
(dan hal ini tidak dianggap membatalkan
shalat)
10. Kemudian masuk para rukun berikutnya, yaitu
Tasyahud akhir
- Yang wajib ketika tasyahud akhir
a. Dilakukan sambil duduk kecuali ada udur
b. Terdengar oleh dirinya sendiri
c. Dengan bahasa arab
d. Berturut turut (tidak terpisah oleh bacaan
yang lain
e. Menjaga huruf, mahraj dan tasydidnya
- Sunnah sunnah ketika tasyahud akhir
a. Membaca tasyahud dengan redaksi seperti
ini

‫ك أَيُّ َها‬ َّ ‫ات لِلَّ ِو‬


َ ‫الس َال ُم َعلَْي‬ ُ َ‫ات الطَّيِب‬
ُ ‫الصلَ َو‬
َّ ‫ات‬
ُ ‫ات الْ ُمبَ َارَك‬
ِ
ُ َّ‫التَّحي‬
ِِ َّ ‫الس َالم علَي نَا وعلَى ِعب ِاد اللَّ ِو‬ ِ
‫ني‬
َ ‫الصاحل‬ َ َ َ ْ َ ُ َّ ُ‫ِب َوَر ْمحَةُ اللَّو َوبََرَكاتُو‬
ُّ َِّ‫الن‬
‫ول اللَّ ِو‬ َّ ‫أَ ْش َه ُد أَ ْن ََل إلَوَ َّإَل اللَّوُ َوأَ ْش َه ُد أ‬
ُ ‫َن ُزلَ َّم ًدا َر ُس‬

b. Duduk ketika tasyahud akhir, dengan cara


tawaruk, caranya hampir sama seperti
duduk iftiras, hanya saja telapak kaki kiri
tidak diduduki, namun dimasukan kebawah
kaki kanan

c. Makmum masbuq atau yang akan


melakukan sujud sahwi, maka duduk dengan
cara iftiras
d. Posisi tangan seperti ketika tasyahud awwal
tanpa ada perbedaan
11. Setelah selesai membaca tasyahud akhir kemudian
lanjutkan pada rukun berikutnya yaitu membaca
sholawat,
- Yang wajib ketika membaca shalawat
b. Terdengar oleh dirinya sendiri
c. Sambil duduk kecuali ada udur
d. Dengan bahasa arab
e. Berturut turut (tidak terpisah oleh bacaan
yang lain)
f. Menjaga huruf, mahraj dan tasydidnya
g. Minimalnya membaca “sollahu ala
Muhammad”
- Yang disunnahkan ketika membaca shalawat
a. Pada dasarnya membaca shalawat boleh
dengan segat shalawat apa saja, hanya saja
yang paling utama adalah dengan shalawat
Ibrahimiyyah yaitu

‫صلَّْيت‬ ٍ ِ ٍ
َ ‫اللَّ ُه َّم‬
َ ‫ص ِل َعلَى ُزلَ َّمد َو َعلَى آل زلَ َّمد َك َما‬
‫يم َوبَا ِرْك َعلَى ُزلَ َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ ِ
َ ‫يم َو َعلَى آل إبْ َراى‬
ِ
َ ‫َعلَى إبْ َراى‬
‫يم‬ ِ ِ ِ ٍ ِ
َ ‫يم َو َعلَى آل إبْ َراى‬
َ ‫آل ُزلَ َّمد َك َما بَ َارْكت َعلَى إبْ َراى‬
‫محي ٌد َِرلي ٌد‬
َِ ‫إنَّك‬

b. Segat shalawat ini adalah Afdolu shalawat


secara umum (baik didalam ataupun diluar
shala) artinya shalawat terbaik, yang secara
langsung dipilih oleh baginda Nabi saw yang
keutamaannya berada diatas redaksi
shalawat shalawat yang lainya
c. Membaca shalawat kepada keluarga Nabi
saw
d. Menambah kata sayyidina, sebagai bentuk
penghormatan kepada Rasulullah saw baik
didalam shalat ataupun diluar shalat
e. Memperbanyak doa ketika tasyahud, dan
dilakakukan setelah selesai membaca
shalawat
h. Bacaan doa setelah selesai tasyahud akhir
boleh menggunakan redaksi apa saja, dan
boleh meminta apa saja baik untuk kebaikan
dunia ataupun akhirat dengan syarat, harus
menggunakan bahasa arab dan tidak
mengandung unsur khitob kepada mahluk
12. Rukun shalat selanjutnya adalah Salam pertama
- Yang wajib ketika membaca salam
a. Membaca salam dengan redaksi

‫السالم عليكم‬

b. Terdengar oleh dirinya sendiri


c. Dilakukan sambil duduk kecuali ada udur
d. Berturut turut (tidak terpisah oleh bacaan
yang lain)
e. Menjaga huruf, mahraj dan tasydidnya
fatihah
- Yang disunnahkan ketika salam
a. Membaca salam yang kedua, adapun salam
yang pertama hukumnya adalah wajib
a. Tidak disunnahkan dilanjutkan dengan
ucapan Wabarakatuh Kecuali ketika shalat
jenazah, Menurut pendapat yang lain tetap
disunnahkan membaca Wabarakatuh
walapun diluar shalat jenazah
b. Membaca salam dilakukan dengan agag
cepat, tidak dibaca mad
c. Disunnahkan ketika mengucap salam yang
pertama menoleh kearah kanan, sampai
batasan kira kira pipi kanan bisa terlihat oleh
orang dibelakangnya
d. Menoleh kesebelah kanan dimulai ketika
selesai mengucap mimnya lafad
assalamu’alaikum

e. Makruh jika menoleh berbarengan dengan


salam, dan membatalkan jika dada sampai
ikut berpaling dari arah qiblat
f. Membaca kedua salam sambil bermaksud
mendoakan keselamatan bagi orang yang
didepan dan kanan atau kiri kita
g. Kemudian mengusap wajah sambil
membaca doa syahadat

‫أشهد أن َل إلو إَل ىو الرمحن الرحيم اللهم أذىب عن اذلم‬

‫واحلزن‬
13. Rukun shalat yang terakhir adalah Tertib, artinya
semua rukun rukun tersebut harus dilakukan
secara berurutan, sesuai dengan apa yang sudah
disebutkan
- Yang disunnahkan ketika selesai shalat
a. Disunnahkan bagi imam berpindah posisi
menghadap kesebelah makmum bagian
kanan, kemudian dilanjutkan dengan
berdzikir, baik secara jahr, ataupun secara
sirr, tergantung pada kondisi masing masing,
b. al Imam As Suyuti r.a dalam kitab al Hawi lil
fatawa menjelaskan secara panjang lebar
akan sunnahnya berdikir secara berjamaah
dan jahr (dibaca nyaring)
c. Kemudian sunnah berdoa, bahkan dalam
hadist dikatakan bahwa waktu setelah shalat
termasuk salah satu waktu terbaik untuk
berdoa
d. Disunnahkan mengangkat tangan yang suci
ketika berdoa, adapun caranya diantaranya
mengangkat tangan setinggi pundak sambil
kedua telapak tangan dirapatkan, dan
mengusapkan kepada wajah setelah selesai
berdoa
e. Disunnahkan pula memulai dan meakhiri
doa dengan hamdalah, makmum cukup
mengamini doa imam jika doanya terdengar

Wallohu a’lam bi showab

Anda mungkin juga menyukai