Anda di halaman 1dari 26

Yang Membatalkan Wudhu ada 4

(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya )

1. Keluar sesuatu dari lubang depan dan lubang Belakang kecuali Air
Mani Air Mani tidak membatalkan wudhu Tetapi harus mandi wajib
2. Hilang Akal seperti :
Gila
Pingsan
Tidur, kecuali dalam posisi duduk biarpun menyandar
Maka tidak batal wudhu nya.

3. Menyentuh kemaluan atau lubang dubur Anak Adam dengan perut


jemari dan Telapak tangan Baik kemaluan sendiri atau orang lain.
Untuk laki-laki menyentuh batang kemaluan itu Batal
Rasulullah bersabda: ْ‫ض أ‬َّ ‫ َمنْ َمسَّ َذ َك َرهُ َف ْل َي َت َو‬Artinya: “Barangsiapa yang
memegang kelaminnya maka berwudhulah.” (HR. Ahmad)
Wudhu menjadi batal dengan menyentuh kelamin atau lubang dubur
manusia, baik yang disentuh masih hidup ataupun sudah mati, milik
sendiri atau orang lain, anak kecil atau besar, menyentuhnya secara
sengaja atau tidak sengaja, atau kelamin yang disentuh telah
terputus.

4. Bersentuhan kulit Laki-laki dan kulit perempuan yang sampai tumbuh


besar. Minimal 7 tahun dan bukan mahromnya dengan tanpa
penghalang.
Catatan
Perlu diketahui bahwa jika sentuhan yang terjadi
adalah menyentuh kuku, gigi dan rambut wanita
maka wudhunya tidak batal.

Yang wajib dalam sholat Ada 5


1
1. Takbiratul ihrom
2. Membaca Surat Al Fatihah
3. Membaca Thayiat Akhir sampai kalimat syahadat
4. Sholawat
5. Salam

Yang Membatalkan sholat ada 14


(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)

1. Karena ada Hadas


2. Terjatuh Najis Baik di Tubuh maupun di Baju jika Najis itu tidak segera di
buang
Tanpa harus membawa dan menyentuh, Terkena Najis basah batal
sholat nya
3. Terbuka Aurat tanpa langsung menutupnya, terbuka aurat karena manusia
Maka batal sholatnya.
4. Mengucapkan Kalimat 2 Huruf meskipun tidak bisa di pahami maka batal
sholatnya
Catatan
Kalau tidak sengaja maka tidak batal sholatnya
Contoh Latah
Mengucapkan dzikir dalam sholat maka tidak membatalkan
5. Makan dengan sengaja, tetapi makan banyak meskipun lupa maka batal
sholatnya
6. Melakukan 3 Gerakan Anggota Besar berturut-turut
Contoh Anggota Besar : Lengan, kepala, kaki dan badan.
Jika anggota kecil tidak membatalkan sholat biarpun lebih 3 kali
gerakan
Kecuali dengan tujuan main-main

2
Contoh Anggota kecil : Jari, Mata dan Hidung.
7. Lompat atau berpindah tempat dengan grusah-grusuh
8. Memukul sesuatu dengan serius /keras.
9. Menambah Rukun Fi’ili dengan sengaja
10.Mendahului Imam dengan 2 rukun fi’li
Mendahului 1 rukun fi’li tidak batal sholatnya
Membarengi iman makruh
11.Ketinggalan 2 rukun Fi’li tidak ada udzur
Contoh : jika karena ada udzur seorang makmum tetap sah sholatnya
Selagi belum ketinggalan 2 rukun panjang maka tidak ada
masalah
12.Niat memotong sholat / membatalkan
13.Mengerjakan sesuatu yang Membatalkan puasa dengan sengaja
14. Ragu-ragu

Rukun-Rukun Sholat ada 17


(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)

1. Niat
penjelasan :
Niat ada 3
1) Menyengaja(qasydu) mengerjakan seperti mengerjakan sholat di
hadirkan Di dalam hati.
2) Menentukan ta’yin (nama sholat)
3) menyebutkan Ke fardhunya (fardliyah)

catatan
 diwajibkan pada saat niat mengerjakan sholat wajib dalam
ketiga niat tersebut
3
 kalau sholat sunah yang di batasi seperti sholat sunah
Rawatib atau sholat sunah yang mempunyai sebab seperti
sholat istiqo atau sholat gerhana Maka dalam niat wajib
dua Hal yaitu : Menyengaja (qasydu) dan ta’yin (nama
sholat)
 kalau sholat sunah mutlak (waktu bebas) maka diwajibkan
di dalam niatnya satu saja yaitu niat mengerjakan (qasydu)
 Bagi makmum wajib berniat sebagai Makmum (Ma’muman)

2. Takbiratul Ihram (Allahu Akbar)


Ada 16 Syarat
1. Dikumandangkan pada saat berdiri tegak
2. Diucapkan takbir dengan bahasa Arab
3. Harus dengan kalimat Allah seperti biasa diucapkan Allahu Akbar
4. Harus menggunakan kalimat Allahu Akbar
5. Kedua kalimat Allah dan Akbar harus diucapkan tartib(urut)
6. Tidak boleh membaca panjang huruf Hamzah dari kalimat jalalah.
7. Tidak boleh membaca panjang huruf Ba Kalimat Akbar
8. Tidak boleh membaca tasydid huruf Ba Kalimat Akbar
9. Tidak boleh menambahkan huruf wawu baik tidak berharokat
atau tidak Diantara keduanya Allah dan Akbar
10.Tidak boleh menambahkan huruf wawu sebelum kalimat jalalah
11.Tidak boleh berhenti lama atau sebentar
12.Kalimat Allahu Akbar harus dapat di dengar oleh telinganya
sendiri
13.Memasuki waktu sholat baik sholat fardhu 5 waktu dan sholat
sunah di tentukan waktunya
14.Harus menghadap ke kiblat
15.Tidak boleh merusak salah satu huruf yang terdapat dalam
kalimat Takbiratul Ihram
16.Makmum tidak boleh barengi imam maka tidak sah sholatnya
atau makmum Mendahului Imam.
3. Berdiri bagi orang yang mampu bagi sholat wajib

4
Contoh : sedangkan sholat sunah boleh di kerjakan dalam keadaan
duduk meskipun mampu “Shalatlah dengan berdiri, jika tidak mampu
maka duduklah. Jika tidak mampu duduk, maka tidur lah”. Hadits
yang diriwayatkan Imam al-Bukhari.
4. Membaca Al-Fatihah
I. Syarat Al-Fatihah ada 11
1. Tartib artinya dibaca secara urut sesuai dengan urutan ayat-
ayat yang ada du dalam surat Al-Fatihah.
2. Antara ayat dengan ayat harus sambung artinya segera tidak
boleh berhenti kecuali hanya untuk ambil 1 nafas saja
3. Tidak boleh dikasih jeda sesuatu yang tidak ada hubungannya
dengan sholat artinya jika kita membaca al fatihah tidak boleh
menyela nyelai bacaan dzikir lain di tengah-tengah bacaan al
fatihah kecuali dzikir yang ada kaitannya dengan kemaslahtan
sholat contoh : bacaan Aamiin bila makmum sedang
berjamaah
Catatan Jika seseorang makmum sedang membaca al
fatihah kemudian ingin memberitahu kelanjutan Ayat saat
imam nya lupa maka hal yang demikian itu tidak di anggap
memotong surat al fatihah
Seumpama Al-Fatihah tiba-tiba bersin lalu mengucapkan
“alhamdulillâh” sebagaimana disunahkan di luar shalat, maka
bacaan hamdalah tersebut telah memotong berturut-turutnya
bacaan Al-Fatihah. Bila terjadi demikian maka bacaan Al-Fatihah
mesti diulang lagi dan shalatnya tidak batal. Demikian juga bila di
tengah-tengah membaca Al-Fatihah secara sengaja
mengucapkan bacaan seperti shalawat, tasbih atau lainnya,
maka harus diulang bacaan Fatihahnya. Namun bila semua itu
terucapkan karena lupa maka tidak dianggap memotong
berturut-turutnya bacaan surat Al-Fatihah sehingga tidak perlu
mengulang dari awal.
4. Menjaga huruf-huruf yang terdapat dalam surat al fatihah tidak
boleh dibuang
5. Menjaga bacaan tasydid yang ada di huruf surat al fatihah
Di dalam surat Al-Fatihah ada 14 (empat belas) tasydid. Tasydid-tasydid itu 
merupakan bentuk dari huruf-huruf yang bertasydid yang karenanya maka
keempat belas tasydid tersebut harus dijaga dalam pembacaannya. Dengan
5
menjaga tasydid-tasydid itu sama saja dengan menjaga huruf Surat Al-
Fatihah yang juga wajib hukumnya untuk dijaga.
6. tidak boleh diam panjang diam panjang itu lebih dari 1 nafas atau
diem pendek 1 nafas kalau niatnya untuk memotong bacaan itu
tidak boleh
7. membaca seluruh ayat-ayat yang ada di dalam surat al fatihah
termasuk basmallah karena itu bagian dari surat al fatihah.
8. Kesalahan merubah makna kalau sengaja batal dan dosa.
9. Di baca waktu berdiri
10.Seorang dapat mendengarkan seluruh bacaanya dari awal sampai
akhir oleh diri sendiri
11.Harus pakai bahasa Arab.

II. Tasydid pada Al-Fatihah ada 14

Pertama, membaca tasydid huruf Lam yang ada dalam kalimat


Bismil-Lah.
Kedua, membaca tasydid huruf ra’ yang ada dalam kalimat ar-
Rahman.
Ketiga, membaca tasydid huruf ra’ yang ada dalam kalimat ar-rahim.
Keempat, membaca tasydid Lam jalalah yang ada dalam kalimat
Alhamdulil-lah.
Kelima, membaca tasydid huruf ba’ yang ada di dalam kalimat
Rabbil-‘alamin.
Keenam, membaca tasydid huruf ra’ yang ada dalam kalimat ar-
rahman.
Ketujuh, membaca tasydid huruf ra’ yang ada dalam kalimat ar-
rahim.
Kedelapan, membaca tasydid huruf dhal yang ada dalam kalimat
Maliki yaumid-din.
Kesembilan, membaca tasydid hurud ya’ yang ada dalam kalimat
iyyaka na’budu.
Kesepuluh, membaca tasydid huruf ya’ yang ada dalam kalimat
iyyaka nasta’in.
Kesebelas, membaca tasydid huruf shad yang ada dalam kalimat
Ihdinas-shirat al-mustaqim.
Kedua belas, membaca tasydid huruf Lam yang ada dalam kalimat

6
Shiratal-Ladzina.
Ketiga belas, membaca tasydid huruf Dhad yang ada dalam kalimat
An’amta ‘alaihim ghayril maghdhubi ‘alaihim walad-dzallin.
Keempat belas, membaca tasydid huruf Lam yang ada dalam kalimat
An’amta ‘alaihim ghayril maghdhubi ‘alaihim walad-dzallin.

5. Ruku
Adalah membungkukan badan sampai sekiranya kedua telapak
tangan nyampai kelutut biarpun tidak harus sampai memegang lutut.
Kesempurnaan ruku
Merunduk hingga punggung dan kepala itu lurus jika ada nampa di
atasnya tidak akan tumpah
Syarat Ruku
 Merunduk hingga di perkiraan tangan bisa menyentuh lutut
 Bersengaja untuk Ruku
6. tuma’ninah (diam dan bersahaja) dalam ruku
Pada saat tuma’ninan, seseorang disunahkan membaca subhana
rabbiya al-‘adhim wa bihamdihi (maha suci Tuhanku yang maha
agung) minimal satu kali bacaan, dan lebih baiknya dibaca sebanyak
tiga kali bacaan.
7. I’tidal
Artinya kembali ke posisi sebelum ruku
Tidak boleh berlama-lama seperti lamanya membaca al fatihah
8.  tuma’ninah dalam i’tidal
 yaitu diam dan bersahaja berdiri sambil disunahkan membaca doa
“Rabbana laka al-hamdu mil’us-samawati wa mil’ul-ardhi wa mil’u ma
sy’tha min syai’in ba’dhu” (Tuham kami, hanya bagiMu segala puji
yang memenuhi langit, bumi, dan segala sesuatu yang telah Engkau
inginkan).
9. Sujud 2 kali
adalah meletakkan jidat ketempat sholat
Syarat sujud
1) bagian pinggul harus berada di atas kepala
2) tidak sujud sesuatu yang bergerak bersama gerakannya dalam
sholat

7
3) Sujud harus dengan 7 anggota badan yaitu :2 telapak kaki, 2
lutut, 2 telapak tangan, 1 jidat ( hidung sunah).
Keterangan poin ke 3
Ada yang wajib di buka dan ada yang wajib di tutup dan ada
yang boleh dibuka
 Bagi laki-laki yang wajib di buka hanya jidat yang wajib di
tutup kedua lutut yang boleh dibuka telapak tangan dan kaki
keduanya lebih baik dibuka di tutup juga tidak apa-apa.
 Bagi wanita yang wajib dibuka jidat dan yang wajib ditutup
lutut dan kaki yang boleh dibuka dan ditutup yaitu telapak
tangan.
4) Berniat untuk sujud tidak boleh ada niatan lain selain sujud
5) Kepala menempelkan ke tempat sujud sekiranya kalau ada
kapas itu kempes
10. Tuma’ninah di dalam sujud

11. Duduk diantara 2 sujud

Syarat nya
 Niat untuk duduk
 Tidak boleh panjang melebihi panjangnya bacaan bacaan
tasyahud
disunahkan membaca doa “Rabby ighfirly warhamny wajburny
warfa’ny warzuqny wahdhiny wa’afiny wa’fu ‘anny”
12. tuma’ninah dalam duduk di antara 2 sujud
13. Tasyahud akhir
14. Duduk dalam tasyahud
15. Membaca sholawat pada Nabi Muhammad SAW dalam
tasyahud
Syarat membaca tasyahud
 Harus memperdengarkan oleh diri sendiri
 Harus segera tidak boleh di potong-potong
 Membaca saat duduk
 Dengan bahasa Arab bagi yang mampu

8
 Tartib
16. Salam
Wajib salam itu satu kali sunah dua kali
17. Tartib atau urut-urut

TAMBAHAN
Disunahkan mengangkat kedua tangan di 4 tempat
 Ketika Takbiratul Ihram
 Ketika akan ruku
 Ketika akan I’tidal
 Ketika bangun dari tasyahud pertama
Catatan :setiap berdiri yang di dahului oleh duduk, sunah untuk mengangkat
tangan
Dan di sunnahkan semua jari menghadap ke kiblat.

Syarat-syarat wudhu ada 10


(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)

1) Islam
2) Tamyiz (cukup umur dan berakal)
dengan dua syarat :
 Mencapai umur 7 tahun Hijriyah
 Mandiri
3) Suci dari haidh dan nifas
Saat haidh dan niaf tidak boleh berwudhu kalau berwudhu nanti
haram
4) Lepas dari segala hal dan sesuatu yang bisa menghalangi air sampai
ke kulit

9
catatan
semua benda cair tidak menghalangi air biarpun kelihatannya
menghalangi air contoh minyak tanah.
hukum tato
yang masuk kedalam kulit tidak menghalangi air maka orang bertato
hukumnya sah wudhunya. Namun hukum memasang tato adalah
Haram
5) Tidak ada sesuatu di salah satu anggota wudhu yang merubah
keaslian air
Jika anggota melekat sesuatu yang najis hendaknya di hilangkan
terlebih dahulu
6) Mengetahui bahwa hukum wudhu tersebut adalah wajib
Air yang uSebab wudhu merupakan syarat sah bagi ibadah yang
menuntut kesucian dari hadas kecil
7) Tidak boleh beryakinan bahwa salah satu dari fardhu-fardhu wudhu
hukumnya sunnah (tidak wajib) tetapi kalau sebaliknya yang sunah
di anggap wajib maka wudhu nya sah.
8) Kesucian air wudhu
Air yang di gunakan untuk wudhu mesti suci dan mensucikan
9) Masuk waktu sholat
Untuk dua orang : pertama wanita yang kena istihadoh dan yang
kedua orang yang kena Beser(terus menerus kencing).
10) Muwalah atau terus menerus maksudnya basuhan antara
anggota wudhu tidak boleh terlalu lama.

Fardhu-fardhu Wudhu ada 6


(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)

1. Niat
Niat di hadirkan di dalam hati ketika membasuh wajah,niat
harus dibarengi dengan pekerjaan.
2. Membasuh wajah

10
Batasan wajah dari tempat tumbuhnya rambut sampai
dagu, lebarnya antara telinga dan telinga dan semua yang
ada di wajah harus di basuh.
 Jika perempuan tumbuh rambut maka wajib di basuh
sampai ke kulitnya.
 Jika laki-laki jika jenggot nya tebal tidak di basuh
dalamnya cuman di luarnya saja.
3. Membasuh kedua tangan
Dimulai dari ujung jari sampai ujung siku atau sebaliknya
Di lebihkan sunah.
4. Mengusap sebagian kepala
Diperbolehkan hanya mengusap rambut walaupun satu
rambut asalkan rambut yang di usap tidak melebihi dari
bagian kepala, seperti ujung rambut panjang wanita.
5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
Diwajibkan mengalirkan air dari ujung jari kaki sampai
sampai ke mata kaki atau sebaliknya.
 Di lebihkan sedikit di atas mata kaki di tinggikan
separuh betis maka itu sunah
6. Tartib
Tartib artinya teratur seperti membasuh muka terlebih
dahulu baru tangan tidak boleh sebaliknya sesuai yang di
ajarkan Allah dalam ayat dan hadis Rasulullah SAW bahwa
beliau tidak berwudhu kecuali dengan tartib.

A. Sunah-sunah di dalam wudhu


1. Memakai siwak atau menggosok gigi sebelum berwudhu
2. Membaca basmallah, di mulai dari pertama mencuci kedua telapak
tangan
3. mencuci kedua telapak tangan jangan lupa sela-sela jari di bersihkan.
4. Berkumur tiga kali
5. Memasukan air ke hidung dan mengeluarkan nya.
6. Mengusap seluruh kepala dari depan ke belakang tiga kali.
11
7. Mengusap kedua telinga luar dan dalamnya dengan air baru
8. Membasuh jenggot yang tebal atau memasukkan air wudhu ke dalam
sela-sela jenggot dengan jari tangan.
9. Mencuci sela-sela tangan dan kaki.
10.Mendahulukan yang kanan sebelum yang kiri
11.Membasuh dan mengusap semua anggota wudhu tiga kali.
12.Melebihi pengusapan kepala, begitu pula kedua tangan sampai ke atas
siku dan kaki sampai di atas mata kaki
13.Membaca doa setelah selesai wudhu

B. 7 hal yang harus di hindari dalam berwudhu


1. Jangan menghabiskan tangan hingga menyebabkan air memercik
kemana-mana.
2. Jangan menamparkan air ke muka dan kepalamu
3. Jangan berbicara selama berwudhu
4. Jangan membasuh anggota wudhu lebih dari tiga kali
5. Jangan terlalu menumpahkan air tanpa ada keperluan hanya karena
menuruti was-was.
6. Jangan berwudhu dengan menggunakan air panas yang tersengat
matahari (musyamas) hukumnya makruh kalau kena badan

12
7. Jangan gunakan air yang di simpan di tempat yang terbuat dari tembaga
atau Kuningan.

(sumber :kitab bidayatul hidayah karya imam al gozali)

Air
(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)

Air ada dua ada air sedikit dan ada air banyak
 Air sedikit yaitu air yang tidak mencapai 2 kulla
 Air banyak yaitu air yang mencapai 2 kulla atau lebih
bila di ukur dengan liter yaitu 216 L kurang lebih
bila di ukur dengan wadahnya yaitu 60Cm panjang x 60cm lebar x 60cm
dalem

penjelasan
 Jika air itu sedikit yakni kurang dari 2 kulla maka air tersebut jika
kejatuhan najis maka spontan langsung air itu menjadi najis (mutanajis)
biarpun tidak berubah dan air tetap jernih.
 Jika air itu banyak air yang lebih dari 2 kulla kejatuhan najis maka air
tersebut baru akan di sebut najis(mutanajis) kalau ada perubahan dari
salah satu sifat-sifat air

Sifat-sifat air ada 3


 Baunya
 Warnanya
 Rasanya

13
Najis
(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)

Najis itu adalah jika nempel di badan dan baju kita akan menjadi sebab tidak
sahnya sholat kita

Najis itu ada 7 (imam syafi’i)


1. Segala yang keluar dari lubang depan dan lubang Belakang
baik daru manusia atau binatang, baik di darat dan di laut
kecuali air mani bagi manusia
2. Muntahan
3. Darah segar atau darah busuk (nana) baik dari manusia atau
binatang kecuali dua darah yang tidak najis sekaligus halal
di makan yaitu hati dan limpah dari binatang halal yang di
sembelih.
4. Bangkai adalah binatang yang
 Mati tanpa di sembelih dari binatang yang halal di
makan
 Binatang yang mati dari yang tidak halal di makan
biarpun di sembelih

Kecuali ada bangkai suci atau tidk najis


 Belalang
 Ikan
 Manusia
5. Minuman atau cairan yang memabukan (khomer) dan
beraneka ragam berkembang khomer
6. Anjing dan keturunannya
7. Babi dan keturunannya

14
Macam-macam air dan pembagianya ada 4
(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)

1. Air yang suci dan mensucikan


2. Air suci tetapi tidak mensucikan
3. Air yang najis
4. Air makruh

penjelasan
1. Air yang suci dan mensucikan
yaitu air yang asli turun dari langit dan keluar dari bumi
- Yang belum di gunakan untuk bersuci
- Tidak tercampur dengan sesuatu yang lain yang merusak Sifat-
sifat air
- Tidak tercampur dengan najis
2. Air suci tetapi tidak untuk mensucikan ada 2
- Yang pertama air mustamal yaitu air yang sudah di gunakan untuk
bersuci
- Yang kedua air yang suci mensucikan yang telah bercampur
dengan selain air contoh : tepung, kopi, susu dll...

Perubahan air dengan perubahan yang parah


Untuk mengetahui bercampur nya parah atau tidaknya adalah
datangkan orang yang tidak tahu apa yang dicampurkan itu,
kemudian suruh liat kalau orang tersebut langsung, tahu maka
campuran nya parah kalau masi mikir-mikir maka belum parah

Air mustamal ada dua


1. Air mustamal untuk mengangkat hadas yaitu wudhu dan
mandi besar
2. Air mustamal untuk mengangkat najis atau membersihkan
najis

15
Penjelasan
- Air mustamal untuk mengangkat hadas.
Hadas ada dua hadas besar dan hadas kecil maka air tersebut
akan disebut sebagai air mustamal dengan tiga syarat
1. Yang pertama adalah air itu sedikit atau air yang kurang dari
dua kulla
2. Kemudian air sedikit tersebut sudah digunakan untuk
membasuh basuhan yang wajib dalam wudhu basuhan yang
pertama yaitu membasuh wajah tetapi basuhan yang ke dua
tidak
3. Air yang terpisah anggota yang di basuh.
Air mustamal untuk menghilangkan najis ada 5 syarat
1. Air sedikit /kurang 2 kuliah
2. Air di datang kan
3. Air terpisah
4. Air tidak bertambah
5. Air tidak berubah

CATATAN
Dalam Mazhab Asy-Syafi’iyyah
Air musta’mal dalam pengertian mereka adalah air sedikit yang telah
digunakan untuk mengangkat hadats dalam fardhu taharah dari hadats. Air
itu menjadi musta’mal apabila jumlahnya sedikit yang diciduk dengan niat
untuk wudhu’ atau mandi meski untuk untuk mencuci tangan yang
merupakan bagian dari sunnah wudhu’.
Namun bila niatnya hanya untuk menciduknya yang tidak berkaitan dengan
wudhu’ maka belum lagi dianggap musta’mal Termasuk dalam air
musta’mal adalah air mandi baik mandinya orang yang masuk Islam atau
mandinya mayit atau mandinya orang yang sembuh dari gila. Dan air itu
baru dikatakan musta’mal kalau sudah lepas atau menetes dari tubuh.

16
Air musta’mal dalam mazhab ini hukumnya tidak bisa digunakan untuk
berwudhu’ atau untuk mandi atau untuk mencuci najis. Karena statusnya
suci tapi tidak mensucikan.
Sumber : Rumah fiqih

Air musyammas
Yaitu air yang terkena matahari ada 5 syarat
1. Air tersebut di tempat wadah yang terbuat dari benda tambang
Selain emas dan perak.
2. Di tempat atau di negeri yang beriklim cuaca panas
3. Di musim panas
4. Digunakan waktu panas panasnya
5. Air di gunakan di badan

Bab istinja
(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)

Istinja adalah mensucikan diri dari sisa buang air kecil dan besar
Hukum istinja ada yang wajib, sunah, makruh, mubah dan haram

Penjelasan hukum istinja

 Wajib
Jika seseorang membuang air kecil atau besar jika sesuatu mengandung
bebasahan.
 Sunah
Jika seseorang membuang sesuatu tidak mengandung bebasahan atau
kering
 Makruh
Istinja membuang angin krana menimbulkan was was
 Mubah (boleh boleh saja)
Jika wilayah lubang depan dan belakang terkena keringat sendiri

17
 Haram
Yaitu alat untuk beristinja bukan milik sendiri contoh mencuri

ALAT UNTUK BERISTINJA ADA DUA


1. Air suci dan mensucikan
2. Batu atau yang sepdan

- Paling utamanya istinja dengan dua alat batu dulu baru air
- Menggunakan air saja
- Menggunakan batu saja
CATATAN
Meskipun ada air kita boleh beristinja dengan batu bahkan boleh istinja nya
dengan batu wudhunya dengan air.

Syarat istinja dengan batu ada 3


1. Syarat yang berkenaan dengan alatnya atau batunya
2. Syarat yang berkenaan dengan tempat yang akan dibersihkanya
3. Syarat yang berkenaan dengan cara membersihkan nya

Penjelasan

Syarat alat
 Benda padat
 Kering
 Bisa meresap
 Suci
 Tidak terhormat

Syarat tempat yang akan dibersihkan


 Sebelum keringnya tempat
 Kotoran tidak kemana mana
 Tidak kemasukan sesuatu apapun

Syarat yang berkenaan dengan caranya


18
 Harus dengan 3 kali usapan minimal
 Harus bersih

Bab Pembagian najis

Pembagian najis ada 3 yaitu


1. Najis Mugholladzoh. (Berat)
2. Najis Mukhofafah (Ringan)
3. Najis Mutawassithah (Sedang)

Penjelasan

Najis mukhofafah (ringan) jika terpenuhi 3 syarat


1. Kencing anak laki
2. Umur nya belum mencapai 2 tahun
3. Sang bayi belum makan kecuali Air susu ibu
Cara mensucikan
Dengan cara memercikkan air ke tempat yang terkena najis. Cara
memercikkann air ini harus dengan percikan yang kuat dan air mengenai
seluruh tempat yang terkena najis.

Najis mugholladzoh(berat) ada dua


1. Anjing dan keturunannya
2. Babi dan keturunannya
Catatan : sekujur tubuh anjing dan babi adalah najis bukan sekadar air
liurnya aja.
Cara mensucikan
yaitu membasuhnya dengan air sebanyak tujuh kali basuhan di mana salah
satunya dicampur dengan debu. Namun sebelum dibasuh dengan air mesti

19
dihilangkan terebih dulu ‘ainiyah atau wujud najisnya. Dengan hilangnya
wujud najis tersebut maka secara kasat mata tidak ada lagi warna, bau dan
rasa najis tersebut. Namun secara hukum (hukmiyah) najisnya masih ada di
tempat yang terkena najis tersebut karena belum dibasuh dengan air.
Untuk benar-benar menghilangkannya dan menyucikan tempatnya barulah
dibasuh dengan air sebanyak tujuh kali basuhan dimana salah satunya
dicampur dengan debu sunahnya selain basuhan yang terakhir .
Pencampuran air dengan debu ini bisa dilakukan dengan tiga cara:
Pertama, mencampur air dan debu secara berbarengan baru kemudian
diletakkan pada tempat yang terkena najis. Cara ini adalah cara yang lebi
utama dibanding cara lainnya.
Kedua, meletakkan debu di tempat yang terkena najis, lalu memberinya air
dan mencampur keduanya, baru kemudian dibasuh.
Ketiga, memberi air terlebih dahulu di tempat yang terkena najis, lalu
memberinya debu dan mencampur keduanya, baru kemudian dibasuh.

Najis mutawassithah(sedang)
Selain najis mugholladzoh dan mukhofafah

Cara mensucikan
Yaitu dengan cara menghilangkan lebih dahulu najis ‘ainiyah-nya. Setelah
hilang warna, bau, dan rasa najis tersebut baru kemudian menyiram
keseluruh wilayah yang terkena najis dengan air yang suci dan menyucikan
Catatan : tidak harus menggunakan 3 kali basuhan cukup dengan satu kali
saja asalkan merata.

Pembagian di lihat dari bentuknya ada 2 yaitu Najis ‘ainiah dan hukmiah
catatan : pembedaan antara najis ‘ainiah dan najis hukmiah adalah untuk
membedakan cara mensucikanya.
Najis ‘ainiah adalah najis yang di temukan salah satu dari bentuk sifatnya yaitu
warna, bau, dan rasa
Catatan : untuk mengetahui rasa itu hanya sekedar di kira kira saja tidak di
anjurkan untuk menjilat najis.

20
Cara mensucikan najis ‘ainiah adalah menghilangkan bentuk najis sehingga hilang
Sifat-sifat nya lalu meratakan keseluruh yang terkena najis sehingga najisnya
hilang
Najis hukmiah adalah najis yang tidak di temukan salah satu bentuk sifatnya
Cara mensucikanya meratakan air dengan air suci dan mensucikan ketempat
najis.

Najis yang sulit di hilangkan


Sifat warana najis ada dua yaitu berat dan ringan

1. Sifat berat adalah


rasa saja atau jika berkumpul antara bau dan warna
2. Sifat ringan adalah
warna saja atau bau saja

penjelasan
Jika kita membersihkan najis lalu hingga susah di hilangkan, di ulang-ulang
di basuh tetap saja terlihat sifatnya, maka perlu di lihat sifat yang tertinggal.
 Jika sifat berat seperti rasa atau bau dan warna yang tertinggal
kemudian di bersihkan berulang ulang maka tidak di maafakan
kecuali harus di sucikan sampai bersih dan jika tidak bersih tidak
akan di maafakan kecuali sampai batas ta’dzur(putus asa) untuk
membersihkannya dalam bayangan kita harus di potong.
 Jika sifat ringan yaitu yang tersisa bau saja atau warna saja cukup kita
suci 1,2 atau 3 kali saja, kalo tidak hilang maka biarkan dan di
maafakan.

21
Hal-hal yang mewajibkan mandi besar
1. Bersenggama biar pun tanpa keluar mani
 Baik dengan cara halal atau haram (zina)
 Baik di jalur depan atau belakang
 Baik manusia atau binatang
Ukuran bersenggama yang mewajibkan mandi bagi laki-laki normal jika kepala
kemaluan masuk biarpun belum semua hanya kepalanya saja Maka wajib
mandi tetapi kalau separuh kemaluan masuk maka tidak wajib mandi.
2. Keluar Mani biar pun tanpa senggama baik dengan cara halal atau haram
3. Melahirkan
 Bayi atau bakal bayi
 Dengan cara normal atau tidak normal

4. Haid
5. Nifas
Catatan : jika seorang dalam keadaan nifas darah masih keluar atau haid
darah masih keluar maka HARAM mandi besar.
6. Orang meninggal

Dalam mandi janabah ada dua rukun.


Pertama, niat mandi besar mesti dilakukan berbarengan dengan saat pertama
kali menyiramkan air ke anggota badan. Anggota badan yang pertama kali di
siram ini boleh yang manapun, baik bagian atas, bawah ataupun tengah. Bila
pada saat pertama kali meyiramkan air ke salah satu anggota badan tidak
dibarengi dengan niat, maka anggota badan tersebut harus disiram lagi
mengingat siraman yang pertama tidak dianggap masuk pada aktifitas mandi
besar tersebut. Sebagai contoh, pada saat memulai mandi besar Anda pertama
kali menyiram bagian muka namun tidak disertai dengan niat. Setelah itu Anda
menyiram bagian dada dengan disertai niat. Dalam hal ini muka yang telah basah
dengan siraman pertama tersebut dianggap belum disiram karena
penyiramannya dianggap tidak termasuk dalam aktifitas mandi besar sebab
belum ada niatan. Oleh karenanya bagian muka mesti disiram kembali.

22
Penyiraman kembali ini merupakan siraman yang masuk pada aktifitas mandi
besar mengingat dilakukan setelah penyiraman di bagian dada yang dibarengi
dengan niat. Lalu apa yang mesti diniatkan dalam melakukan mandi besar? Dalam
mandi besar bila yang melakukannya adalah orang yang junub
(karena keluar sperma atau bersetubuh) maka ia berniat mandi untuk
menghilangkan jenabat. Kalimatnya: ‫ْت ال ُغسْ َل ل َِر ْف ِع ال ِج َنا َب ِة‬
ُ ‫ َن َوي‬Nawaitul ghusla li raf’il
janâbati “Saya berniat mandi untuk menghilangkan jenabat”
Sedangkan bagi bagi perempuan yang haid atau nifas ia berniat mandi untuk
menghilangkan haid atau nifasnya. Kalimatnya: ‫ْض‬ ِ ‫ْت ْال ُغسْ َل ل َِر ْف ِع ْال َحي‬
ُ ‫ َن َوي‬atau  ‫ل َِر ْف ِع‬
ِ ‫ ال ِّن َف‬Nawaitul ghusla li raf’il haidli” atau “li raf’in nifâsi “Saya berniat mandi
‫اس‬
untuk menghilangkan haidl” atau “untuk menghilangkan nifas”
Atau baik orang yang junub, haid maupun nifas bisa berniat dengan kalimat-
kalimat sebagai berikut: ‫ث اأْل َ ْك َب ِر‬ َ ‫ْت ْال ُغسْ َل ل َِر ْف ِع ْا‬
ِ َ‫لحد‬ ُ ‫ َن َوي‬  Nawaitul ghusla li raf’il hadatsil
akbari “Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar”
Kedua, meratakan air ke bagian luar seluruh anggota badan. Bila ada sedikit saja
bagian tubuh yang belum terkena air maka mandi yang dilakukan belum dianggap
sah dan orang tersebut dianggap masih dalam keadaan berhadats sehingga
dilarang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak boleh dilakukan oleh orang
yang berhadats besar seperti shalat, thawaf, membaca, menyentuh dan
membawa Al-Qur’an dan lain sebagainya.

Bab Mahrom
Mahrom adalah orang yang haram untuk di nikahi
Mahrom ada dua yaitu mahrom selamanya dan mahrom sementara
1. Mahrom selamanya dibagi 3 yaitu
 Mahrom karena Nasab
 Mahrom karena susuan
 Mahrom karena pernikahan

23
a. Mahrom karna nasab ada 5
 Asal usul kita
 Turunan kita
 Saudara/i kita
 Saudara ayah dan ibu
 Anak saudara (ponakan)
b. Mahrom karena susunan
Syarat susunan
 Bayi menyusu sebelum 2 tahun Hijriyah
 Menyusui tidak kurang 5 kali susuan
 Susu di ambil saat masi hidup
Catatan
Yang di maksud ayah susuan adalah ayah yang memiliki susu
ibu tersebut artinya ayah yang menjadi sebab sang ibu
mengeluarkan air susu
c. Mahrom karena pernikahan
 Mertua
 Menantu
 Ibu tiri/ayah tiri
 Anak tiri
d. Mahrom sementara
 Saudari istri
 Bibi istri
Catatan
mahrom sementara tetap membatalkan wudhu,haram
berduan dll. Artinya dia adalah tetap seperti wanita yang
bukan mahrom kecuali di dalam pernikahan dia tidak boleh
dinikahi selagi suami bersama saudarinya.

24
25
26

Anda mungkin juga menyukai