1. Keluar sesuatu dari lubang depan dan lubang Belakang kecuali Air
Mani Air Mani tidak membatalkan wudhu Tetapi harus mandi wajib
2. Hilang Akal seperti :
Gila
Pingsan
Tidur, kecuali dalam posisi duduk biarpun menyandar
Maka tidak batal wudhu nya.
2
Contoh Anggota kecil : Jari, Mata dan Hidung.
7. Lompat atau berpindah tempat dengan grusah-grusuh
8. Memukul sesuatu dengan serius /keras.
9. Menambah Rukun Fi’ili dengan sengaja
10.Mendahului Imam dengan 2 rukun fi’li
Mendahului 1 rukun fi’li tidak batal sholatnya
Membarengi iman makruh
11.Ketinggalan 2 rukun Fi’li tidak ada udzur
Contoh : jika karena ada udzur seorang makmum tetap sah sholatnya
Selagi belum ketinggalan 2 rukun panjang maka tidak ada
masalah
12.Niat memotong sholat / membatalkan
13.Mengerjakan sesuatu yang Membatalkan puasa dengan sengaja
14. Ragu-ragu
1. Niat
penjelasan :
Niat ada 3
1) Menyengaja(qasydu) mengerjakan seperti mengerjakan sholat di
hadirkan Di dalam hati.
2) Menentukan ta’yin (nama sholat)
3) menyebutkan Ke fardhunya (fardliyah)
catatan
diwajibkan pada saat niat mengerjakan sholat wajib dalam
ketiga niat tersebut
3
kalau sholat sunah yang di batasi seperti sholat sunah
Rawatib atau sholat sunah yang mempunyai sebab seperti
sholat istiqo atau sholat gerhana Maka dalam niat wajib
dua Hal yaitu : Menyengaja (qasydu) dan ta’yin (nama
sholat)
kalau sholat sunah mutlak (waktu bebas) maka diwajibkan
di dalam niatnya satu saja yaitu niat mengerjakan (qasydu)
Bagi makmum wajib berniat sebagai Makmum (Ma’muman)
4
Contoh : sedangkan sholat sunah boleh di kerjakan dalam keadaan
duduk meskipun mampu “Shalatlah dengan berdiri, jika tidak mampu
maka duduklah. Jika tidak mampu duduk, maka tidur lah”. Hadits
yang diriwayatkan Imam al-Bukhari.
4. Membaca Al-Fatihah
I. Syarat Al-Fatihah ada 11
1. Tartib artinya dibaca secara urut sesuai dengan urutan ayat-
ayat yang ada du dalam surat Al-Fatihah.
2. Antara ayat dengan ayat harus sambung artinya segera tidak
boleh berhenti kecuali hanya untuk ambil 1 nafas saja
3. Tidak boleh dikasih jeda sesuatu yang tidak ada hubungannya
dengan sholat artinya jika kita membaca al fatihah tidak boleh
menyela nyelai bacaan dzikir lain di tengah-tengah bacaan al
fatihah kecuali dzikir yang ada kaitannya dengan kemaslahtan
sholat contoh : bacaan Aamiin bila makmum sedang
berjamaah
Catatan Jika seseorang makmum sedang membaca al
fatihah kemudian ingin memberitahu kelanjutan Ayat saat
imam nya lupa maka hal yang demikian itu tidak di anggap
memotong surat al fatihah
Seumpama Al-Fatihah tiba-tiba bersin lalu mengucapkan
“alhamdulillâh” sebagaimana disunahkan di luar shalat, maka
bacaan hamdalah tersebut telah memotong berturut-turutnya
bacaan Al-Fatihah. Bila terjadi demikian maka bacaan Al-Fatihah
mesti diulang lagi dan shalatnya tidak batal. Demikian juga bila di
tengah-tengah membaca Al-Fatihah secara sengaja
mengucapkan bacaan seperti shalawat, tasbih atau lainnya,
maka harus diulang bacaan Fatihahnya. Namun bila semua itu
terucapkan karena lupa maka tidak dianggap memotong
berturut-turutnya bacaan surat Al-Fatihah sehingga tidak perlu
mengulang dari awal.
4. Menjaga huruf-huruf yang terdapat dalam surat al fatihah tidak
boleh dibuang
5. Menjaga bacaan tasydid yang ada di huruf surat al fatihah
Di dalam surat Al-Fatihah ada 14 (empat belas) tasydid. Tasydid-tasydid itu
merupakan bentuk dari huruf-huruf yang bertasydid yang karenanya maka
keempat belas tasydid tersebut harus dijaga dalam pembacaannya. Dengan
5
menjaga tasydid-tasydid itu sama saja dengan menjaga huruf Surat Al-
Fatihah yang juga wajib hukumnya untuk dijaga.
6. tidak boleh diam panjang diam panjang itu lebih dari 1 nafas atau
diem pendek 1 nafas kalau niatnya untuk memotong bacaan itu
tidak boleh
7. membaca seluruh ayat-ayat yang ada di dalam surat al fatihah
termasuk basmallah karena itu bagian dari surat al fatihah.
8. Kesalahan merubah makna kalau sengaja batal dan dosa.
9. Di baca waktu berdiri
10.Seorang dapat mendengarkan seluruh bacaanya dari awal sampai
akhir oleh diri sendiri
11.Harus pakai bahasa Arab.
6
Shiratal-Ladzina.
Ketiga belas, membaca tasydid huruf Dhad yang ada dalam kalimat
An’amta ‘alaihim ghayril maghdhubi ‘alaihim walad-dzallin.
Keempat belas, membaca tasydid huruf Lam yang ada dalam kalimat
An’amta ‘alaihim ghayril maghdhubi ‘alaihim walad-dzallin.
5. Ruku
Adalah membungkukan badan sampai sekiranya kedua telapak
tangan nyampai kelutut biarpun tidak harus sampai memegang lutut.
Kesempurnaan ruku
Merunduk hingga punggung dan kepala itu lurus jika ada nampa di
atasnya tidak akan tumpah
Syarat Ruku
Merunduk hingga di perkiraan tangan bisa menyentuh lutut
Bersengaja untuk Ruku
6. tuma’ninah (diam dan bersahaja) dalam ruku
Pada saat tuma’ninan, seseorang disunahkan membaca subhana
rabbiya al-‘adhim wa bihamdihi (maha suci Tuhanku yang maha
agung) minimal satu kali bacaan, dan lebih baiknya dibaca sebanyak
tiga kali bacaan.
7. I’tidal
Artinya kembali ke posisi sebelum ruku
Tidak boleh berlama-lama seperti lamanya membaca al fatihah
8. tuma’ninah dalam i’tidal
yaitu diam dan bersahaja berdiri sambil disunahkan membaca doa
“Rabbana laka al-hamdu mil’us-samawati wa mil’ul-ardhi wa mil’u ma
sy’tha min syai’in ba’dhu” (Tuham kami, hanya bagiMu segala puji
yang memenuhi langit, bumi, dan segala sesuatu yang telah Engkau
inginkan).
9. Sujud 2 kali
adalah meletakkan jidat ketempat sholat
Syarat sujud
1) bagian pinggul harus berada di atas kepala
2) tidak sujud sesuatu yang bergerak bersama gerakannya dalam
sholat
7
3) Sujud harus dengan 7 anggota badan yaitu :2 telapak kaki, 2
lutut, 2 telapak tangan, 1 jidat ( hidung sunah).
Keterangan poin ke 3
Ada yang wajib di buka dan ada yang wajib di tutup dan ada
yang boleh dibuka
Bagi laki-laki yang wajib di buka hanya jidat yang wajib di
tutup kedua lutut yang boleh dibuka telapak tangan dan kaki
keduanya lebih baik dibuka di tutup juga tidak apa-apa.
Bagi wanita yang wajib dibuka jidat dan yang wajib ditutup
lutut dan kaki yang boleh dibuka dan ditutup yaitu telapak
tangan.
4) Berniat untuk sujud tidak boleh ada niatan lain selain sujud
5) Kepala menempelkan ke tempat sujud sekiranya kalau ada
kapas itu kempes
10. Tuma’ninah di dalam sujud
Syarat nya
Niat untuk duduk
Tidak boleh panjang melebihi panjangnya bacaan bacaan
tasyahud
disunahkan membaca doa “Rabby ighfirly warhamny wajburny
warfa’ny warzuqny wahdhiny wa’afiny wa’fu ‘anny”
12. tuma’ninah dalam duduk di antara 2 sujud
13. Tasyahud akhir
14. Duduk dalam tasyahud
15. Membaca sholawat pada Nabi Muhammad SAW dalam
tasyahud
Syarat membaca tasyahud
Harus memperdengarkan oleh diri sendiri
Harus segera tidak boleh di potong-potong
Membaca saat duduk
Dengan bahasa Arab bagi yang mampu
8
Tartib
16. Salam
Wajib salam itu satu kali sunah dua kali
17. Tartib atau urut-urut
TAMBAHAN
Disunahkan mengangkat kedua tangan di 4 tempat
Ketika Takbiratul Ihram
Ketika akan ruku
Ketika akan I’tidal
Ketika bangun dari tasyahud pertama
Catatan :setiap berdiri yang di dahului oleh duduk, sunah untuk mengangkat
tangan
Dan di sunnahkan semua jari menghadap ke kiblat.
1) Islam
2) Tamyiz (cukup umur dan berakal)
dengan dua syarat :
Mencapai umur 7 tahun Hijriyah
Mandiri
3) Suci dari haidh dan nifas
Saat haidh dan niaf tidak boleh berwudhu kalau berwudhu nanti
haram
4) Lepas dari segala hal dan sesuatu yang bisa menghalangi air sampai
ke kulit
9
catatan
semua benda cair tidak menghalangi air biarpun kelihatannya
menghalangi air contoh minyak tanah.
hukum tato
yang masuk kedalam kulit tidak menghalangi air maka orang bertato
hukumnya sah wudhunya. Namun hukum memasang tato adalah
Haram
5) Tidak ada sesuatu di salah satu anggota wudhu yang merubah
keaslian air
Jika anggota melekat sesuatu yang najis hendaknya di hilangkan
terlebih dahulu
6) Mengetahui bahwa hukum wudhu tersebut adalah wajib
Air yang uSebab wudhu merupakan syarat sah bagi ibadah yang
menuntut kesucian dari hadas kecil
7) Tidak boleh beryakinan bahwa salah satu dari fardhu-fardhu wudhu
hukumnya sunnah (tidak wajib) tetapi kalau sebaliknya yang sunah
di anggap wajib maka wudhu nya sah.
8) Kesucian air wudhu
Air yang di gunakan untuk wudhu mesti suci dan mensucikan
9) Masuk waktu sholat
Untuk dua orang : pertama wanita yang kena istihadoh dan yang
kedua orang yang kena Beser(terus menerus kencing).
10) Muwalah atau terus menerus maksudnya basuhan antara
anggota wudhu tidak boleh terlalu lama.
1. Niat
Niat di hadirkan di dalam hati ketika membasuh wajah,niat
harus dibarengi dengan pekerjaan.
2. Membasuh wajah
10
Batasan wajah dari tempat tumbuhnya rambut sampai
dagu, lebarnya antara telinga dan telinga dan semua yang
ada di wajah harus di basuh.
Jika perempuan tumbuh rambut maka wajib di basuh
sampai ke kulitnya.
Jika laki-laki jika jenggot nya tebal tidak di basuh
dalamnya cuman di luarnya saja.
3. Membasuh kedua tangan
Dimulai dari ujung jari sampai ujung siku atau sebaliknya
Di lebihkan sunah.
4. Mengusap sebagian kepala
Diperbolehkan hanya mengusap rambut walaupun satu
rambut asalkan rambut yang di usap tidak melebihi dari
bagian kepala, seperti ujung rambut panjang wanita.
5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
Diwajibkan mengalirkan air dari ujung jari kaki sampai
sampai ke mata kaki atau sebaliknya.
Di lebihkan sedikit di atas mata kaki di tinggikan
separuh betis maka itu sunah
6. Tartib
Tartib artinya teratur seperti membasuh muka terlebih
dahulu baru tangan tidak boleh sebaliknya sesuai yang di
ajarkan Allah dalam ayat dan hadis Rasulullah SAW bahwa
beliau tidak berwudhu kecuali dengan tartib.
12
7. Jangan gunakan air yang di simpan di tempat yang terbuat dari tembaga
atau Kuningan.
Air
(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)
Air ada dua ada air sedikit dan ada air banyak
Air sedikit yaitu air yang tidak mencapai 2 kulla
Air banyak yaitu air yang mencapai 2 kulla atau lebih
bila di ukur dengan liter yaitu 216 L kurang lebih
bila di ukur dengan wadahnya yaitu 60Cm panjang x 60cm lebar x 60cm
dalem
penjelasan
Jika air itu sedikit yakni kurang dari 2 kulla maka air tersebut jika
kejatuhan najis maka spontan langsung air itu menjadi najis (mutanajis)
biarpun tidak berubah dan air tetap jernih.
Jika air itu banyak air yang lebih dari 2 kulla kejatuhan najis maka air
tersebut baru akan di sebut najis(mutanajis) kalau ada perubahan dari
salah satu sifat-sifat air
13
Najis
(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)
Najis itu adalah jika nempel di badan dan baju kita akan menjadi sebab tidak
sahnya sholat kita
14
Macam-macam air dan pembagianya ada 4
(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)
penjelasan
1. Air yang suci dan mensucikan
yaitu air yang asli turun dari langit dan keluar dari bumi
- Yang belum di gunakan untuk bersuci
- Tidak tercampur dengan sesuatu yang lain yang merusak Sifat-
sifat air
- Tidak tercampur dengan najis
2. Air suci tetapi tidak untuk mensucikan ada 2
- Yang pertama air mustamal yaitu air yang sudah di gunakan untuk
bersuci
- Yang kedua air yang suci mensucikan yang telah bercampur
dengan selain air contoh : tepung, kopi, susu dll...
15
Penjelasan
- Air mustamal untuk mengangkat hadas.
Hadas ada dua hadas besar dan hadas kecil maka air tersebut
akan disebut sebagai air mustamal dengan tiga syarat
1. Yang pertama adalah air itu sedikit atau air yang kurang dari
dua kulla
2. Kemudian air sedikit tersebut sudah digunakan untuk
membasuh basuhan yang wajib dalam wudhu basuhan yang
pertama yaitu membasuh wajah tetapi basuhan yang ke dua
tidak
3. Air yang terpisah anggota yang di basuh.
Air mustamal untuk menghilangkan najis ada 5 syarat
1. Air sedikit /kurang 2 kuliah
2. Air di datang kan
3. Air terpisah
4. Air tidak bertambah
5. Air tidak berubah
CATATAN
Dalam Mazhab Asy-Syafi’iyyah
Air musta’mal dalam pengertian mereka adalah air sedikit yang telah
digunakan untuk mengangkat hadats dalam fardhu taharah dari hadats. Air
itu menjadi musta’mal apabila jumlahnya sedikit yang diciduk dengan niat
untuk wudhu’ atau mandi meski untuk untuk mencuci tangan yang
merupakan bagian dari sunnah wudhu’.
Namun bila niatnya hanya untuk menciduknya yang tidak berkaitan dengan
wudhu’ maka belum lagi dianggap musta’mal Termasuk dalam air
musta’mal adalah air mandi baik mandinya orang yang masuk Islam atau
mandinya mayit atau mandinya orang yang sembuh dari gila. Dan air itu
baru dikatakan musta’mal kalau sudah lepas atau menetes dari tubuh.
16
Air musta’mal dalam mazhab ini hukumnya tidak bisa digunakan untuk
berwudhu’ atau untuk mandi atau untuk mencuci najis. Karena statusnya
suci tapi tidak mensucikan.
Sumber : Rumah fiqih
Air musyammas
Yaitu air yang terkena matahari ada 5 syarat
1. Air tersebut di tempat wadah yang terbuat dari benda tambang
Selain emas dan perak.
2. Di tempat atau di negeri yang beriklim cuaca panas
3. Di musim panas
4. Digunakan waktu panas panasnya
5. Air di gunakan di badan
Bab istinja
(Kitab Safinatun An-Najah Oleh Buya yahya)
Istinja adalah mensucikan diri dari sisa buang air kecil dan besar
Hukum istinja ada yang wajib, sunah, makruh, mubah dan haram
Wajib
Jika seseorang membuang air kecil atau besar jika sesuatu mengandung
bebasahan.
Sunah
Jika seseorang membuang sesuatu tidak mengandung bebasahan atau
kering
Makruh
Istinja membuang angin krana menimbulkan was was
Mubah (boleh boleh saja)
Jika wilayah lubang depan dan belakang terkena keringat sendiri
17
Haram
Yaitu alat untuk beristinja bukan milik sendiri contoh mencuri
- Paling utamanya istinja dengan dua alat batu dulu baru air
- Menggunakan air saja
- Menggunakan batu saja
CATATAN
Meskipun ada air kita boleh beristinja dengan batu bahkan boleh istinja nya
dengan batu wudhunya dengan air.
Penjelasan
Syarat alat
Benda padat
Kering
Bisa meresap
Suci
Tidak terhormat
Penjelasan
19
dihilangkan terebih dulu ‘ainiyah atau wujud najisnya. Dengan hilangnya
wujud najis tersebut maka secara kasat mata tidak ada lagi warna, bau dan
rasa najis tersebut. Namun secara hukum (hukmiyah) najisnya masih ada di
tempat yang terkena najis tersebut karena belum dibasuh dengan air.
Untuk benar-benar menghilangkannya dan menyucikan tempatnya barulah
dibasuh dengan air sebanyak tujuh kali basuhan dimana salah satunya
dicampur dengan debu sunahnya selain basuhan yang terakhir .
Pencampuran air dengan debu ini bisa dilakukan dengan tiga cara:
Pertama, mencampur air dan debu secara berbarengan baru kemudian
diletakkan pada tempat yang terkena najis. Cara ini adalah cara yang lebi
utama dibanding cara lainnya.
Kedua, meletakkan debu di tempat yang terkena najis, lalu memberinya air
dan mencampur keduanya, baru kemudian dibasuh.
Ketiga, memberi air terlebih dahulu di tempat yang terkena najis, lalu
memberinya debu dan mencampur keduanya, baru kemudian dibasuh.
Najis mutawassithah(sedang)
Selain najis mugholladzoh dan mukhofafah
Cara mensucikan
Yaitu dengan cara menghilangkan lebih dahulu najis ‘ainiyah-nya. Setelah
hilang warna, bau, dan rasa najis tersebut baru kemudian menyiram
keseluruh wilayah yang terkena najis dengan air yang suci dan menyucikan
Catatan : tidak harus menggunakan 3 kali basuhan cukup dengan satu kali
saja asalkan merata.
Pembagian di lihat dari bentuknya ada 2 yaitu Najis ‘ainiah dan hukmiah
catatan : pembedaan antara najis ‘ainiah dan najis hukmiah adalah untuk
membedakan cara mensucikanya.
Najis ‘ainiah adalah najis yang di temukan salah satu dari bentuk sifatnya yaitu
warna, bau, dan rasa
Catatan : untuk mengetahui rasa itu hanya sekedar di kira kira saja tidak di
anjurkan untuk menjilat najis.
20
Cara mensucikan najis ‘ainiah adalah menghilangkan bentuk najis sehingga hilang
Sifat-sifat nya lalu meratakan keseluruh yang terkena najis sehingga najisnya
hilang
Najis hukmiah adalah najis yang tidak di temukan salah satu bentuk sifatnya
Cara mensucikanya meratakan air dengan air suci dan mensucikan ketempat
najis.
penjelasan
Jika kita membersihkan najis lalu hingga susah di hilangkan, di ulang-ulang
di basuh tetap saja terlihat sifatnya, maka perlu di lihat sifat yang tertinggal.
Jika sifat berat seperti rasa atau bau dan warna yang tertinggal
kemudian di bersihkan berulang ulang maka tidak di maafakan
kecuali harus di sucikan sampai bersih dan jika tidak bersih tidak
akan di maafakan kecuali sampai batas ta’dzur(putus asa) untuk
membersihkannya dalam bayangan kita harus di potong.
Jika sifat ringan yaitu yang tersisa bau saja atau warna saja cukup kita
suci 1,2 atau 3 kali saja, kalo tidak hilang maka biarkan dan di
maafakan.
21
Hal-hal yang mewajibkan mandi besar
1. Bersenggama biar pun tanpa keluar mani
Baik dengan cara halal atau haram (zina)
Baik di jalur depan atau belakang
Baik manusia atau binatang
Ukuran bersenggama yang mewajibkan mandi bagi laki-laki normal jika kepala
kemaluan masuk biarpun belum semua hanya kepalanya saja Maka wajib
mandi tetapi kalau separuh kemaluan masuk maka tidak wajib mandi.
2. Keluar Mani biar pun tanpa senggama baik dengan cara halal atau haram
3. Melahirkan
Bayi atau bakal bayi
Dengan cara normal atau tidak normal
4. Haid
5. Nifas
Catatan : jika seorang dalam keadaan nifas darah masih keluar atau haid
darah masih keluar maka HARAM mandi besar.
6. Orang meninggal
22
Penyiraman kembali ini merupakan siraman yang masuk pada aktifitas mandi
besar mengingat dilakukan setelah penyiraman di bagian dada yang dibarengi
dengan niat. Lalu apa yang mesti diniatkan dalam melakukan mandi besar? Dalam
mandi besar bila yang melakukannya adalah orang yang junub
(karena keluar sperma atau bersetubuh) maka ia berniat mandi untuk
menghilangkan jenabat. Kalimatnya: ْت ال ُغسْ َل ل َِر ْف ِع ال ِج َنا َب ِة
ُ َن َويNawaitul ghusla li raf’il
janâbati “Saya berniat mandi untuk menghilangkan jenabat”
Sedangkan bagi bagi perempuan yang haid atau nifas ia berniat mandi untuk
menghilangkan haid atau nifasnya. Kalimatnya: ْض ِ ْت ْال ُغسْ َل ل َِر ْف ِع ْال َحي
ُ َن َويatau ل َِر ْف ِع
ِ ال ِّن َفNawaitul ghusla li raf’il haidli” atau “li raf’in nifâsi “Saya berniat mandi
اس
untuk menghilangkan haidl” atau “untuk menghilangkan nifas”
Atau baik orang yang junub, haid maupun nifas bisa berniat dengan kalimat-
kalimat sebagai berikut: ث اأْل َ ْك َب ِر َ ْت ْال ُغسْ َل ل َِر ْف ِع ْا
ِ َلحد ُ َن َوي Nawaitul ghusla li raf’il hadatsil
akbari “Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar”
Kedua, meratakan air ke bagian luar seluruh anggota badan. Bila ada sedikit saja
bagian tubuh yang belum terkena air maka mandi yang dilakukan belum dianggap
sah dan orang tersebut dianggap masih dalam keadaan berhadats sehingga
dilarang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak boleh dilakukan oleh orang
yang berhadats besar seperti shalat, thawaf, membaca, menyentuh dan
membawa Al-Qur’an dan lain sebagainya.
Bab Mahrom
Mahrom adalah orang yang haram untuk di nikahi
Mahrom ada dua yaitu mahrom selamanya dan mahrom sementara
1. Mahrom selamanya dibagi 3 yaitu
Mahrom karena Nasab
Mahrom karena susuan
Mahrom karena pernikahan
23
a. Mahrom karna nasab ada 5
Asal usul kita
Turunan kita
Saudara/i kita
Saudara ayah dan ibu
Anak saudara (ponakan)
b. Mahrom karena susunan
Syarat susunan
Bayi menyusu sebelum 2 tahun Hijriyah
Menyusui tidak kurang 5 kali susuan
Susu di ambil saat masi hidup
Catatan
Yang di maksud ayah susuan adalah ayah yang memiliki susu
ibu tersebut artinya ayah yang menjadi sebab sang ibu
mengeluarkan air susu
c. Mahrom karena pernikahan
Mertua
Menantu
Ibu tiri/ayah tiri
Anak tiri
d. Mahrom sementara
Saudari istri
Bibi istri
Catatan
mahrom sementara tetap membatalkan wudhu,haram
berduan dll. Artinya dia adalah tetap seperti wanita yang
bukan mahrom kecuali di dalam pernikahan dia tidak boleh
dinikahi selagi suami bersama saudarinya.
24
25
26