0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan2 halaman
Syarat utama mengikuti imam (qudwah) adalah jarak antara imam dan ma'mum tidak lebih dari 150 meter dan tidak ada penghalang di antara mereka. Ma'mum harus mengikuti gerakan imam dengan niat jamaah. Bentuk shalat imam dan ma'mum harus sama. Ada 9 gambaran qudwah yang sah atau batal tergantung gender dan kedudukan imam dan ma'mum.
Syarat utama mengikuti imam (qudwah) adalah jarak antara imam dan ma'mum tidak lebih dari 150 meter dan tidak ada penghalang di antara mereka. Ma'mum harus mengikuti gerakan imam dengan niat jamaah. Bentuk shalat imam dan ma'mum harus sama. Ada 9 gambaran qudwah yang sah atau batal tergantung gender dan kedudukan imam dan ma'mum.
Syarat utama mengikuti imam (qudwah) adalah jarak antara imam dan ma'mum tidak lebih dari 150 meter dan tidak ada penghalang di antara mereka. Ma'mum harus mengikuti gerakan imam dengan niat jamaah. Bentuk shalat imam dan ma'mum harus sama. Ada 9 gambaran qudwah yang sah atau batal tergantung gender dan kedudukan imam dan ma'mum.
1. Imam dan ma’mum bersatu dalam masjid atau bukan masjid dengan jarak kurang lebih 300 zira’ Imam harus berkumpul dengan ma’mumnya begitupun dalam setiap shafnya dalam satu masjid atau di tempat lain selain masjid akan tetapi dengan jarak antara imam dan shaf pertama itu tidak lebih dari 300 zira’ atau sekitar 150 meter. Jika di masjid jarak tidak menjadi masalah begitu juga dengan dinding yang berlubang ataupun pintu tertutup antara imam dan ma’mum asal tidak dikunci atau dipaku, jika tidak ada kuncinya maka disyaratkan bisa akses ke tempat imam secara normal tidak apa-apa jika dengan membalikkan tubuh dengan punggung membelakang kiblat, namun jika di tempat selain masjid, jaraknya seperti yg sudah disebutkan dan antara imam dan ma’mum gak boleh ada penghalang untuk akses tempat ma’mu ke imam tanpa harus membelakangi kiblat. 2. Ma’mum harus niat untuk qudwah (mengikuti imam) atau niat jama’ah Jika niatnya di tengah shalat, sah tapi makruh dan dapat menghilangkan keutamaan jama’ah. Jika mengikuti ma’mum dengan sengaja tanpa niat jama’ah maka jika dia harus nunggu lama untuk ngikut gerakan imam, ini shalatnya batal, akan tetapi jika bersamaan, gak harus nunggu lama gerakan imam, atau lama tapi tidak mengikuti imam maka gak batal shalatnya. 3. Bentuk sholat imam dan ma’mum harus sama Bentuknya harus sama walaupun bilangan dan niatnya beda, jadi gak bisa kalo ma’mum shalat fardhu tapi imamnya shalat khusuf atau jama’ah karena bentuk shalatnya beda. Meurut ibnu hajar jika mengikuti imam yg shalat jenazah pada akhir takbir atau setelah sujud tilawah atau sujud sukur tidak apa2. Dan ibnu hajar serta Ramli juga mengatakan tidak masalah untuk mengikuti imam yang shalat khusuf di ruku yang kedua untuk rakaat kedua, bedanya menurut ibnu hajar tidak terhitung satu rakaat, menurut Ramli terhitung satu rakaat. 4. Tidak menyelisihi imam dalam sunnah dengan penyelisihan yang berat Misal imam sujud tilawah, ma’mum tidak; imam meninggalkan sujud tilawah, ma’mum sujud; imam meninggalkan tasyahud awal, ma’mum tasyahud, yang seperti itu batal shalatnya ma’mum. 5. Mengikuti imam dalam takbiratul ihram, artinya imam selesai dulu takbiratul ihram baru ma’mum takbiratul ihram, jadi ma’mum gak boleh beriiringan seluruhnya atau sebagaian dalam takbiratul ihram dengan imam.
Gambaran Qudwah (mengikuti imam) ada 9:
5 gambaran sah yaitu: 1. Laki-laki mengikuti imam laki-laki karena selevel 2. Khunsa mengikuti imam laki-laki karena imam lebih tinggi jika khunsa perempuan atau akan selevel dengan imam jika khunsa laki-laki 3. Perempuan mengikuti imam laki-laki karena imam lebih tinggi secara pasti 4. Perempuan mengikuti imam khunsa karena imam lebih tinggi jika imam laki-laki dan akan selevel jika imam perempuan 5. Perempuan mengikuti imam perempuan karena selevel 4 gambaran batal yaitu: 1. Laki-laki mengikuti imam perempuan karena imam lebih rendah dari ma’mum 2. Laki-laki mengikuti imam khunsa karena ada kemungkinan imam lebih rendah dari ma’mum jika khunsanya perempuan 3. Khunsa mengikuti imam perempuan karena ada kemunkinan imam lebih rendah dari ma’mum jika khunsanya laki-laki 4. Khusna mengikuti imam khunsa karena ada kemungkinan imam khunsa perempuan dan ma’mum khunsa laki-laki.