Anda di halaman 1dari 10

SHALAT BERJAMA’AH DAN

MA’MUM MASBUQ
TUGAS MATKUL PRAKTIKUM IBADAH DAN QIRA’AT

DISUSUN OLEH :
SARAH HALABIAH (D.21.24257)
MUHAMMAD BADRUSSALAM (D.21.24254)
ARIS NUGRAHA (D.21.24247)

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMDARUL ARQAM MUHAMMADIYAH GARUT

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Shalat jama’ah dan
ma’mum masbuq” ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun dan
dibuat berdasarkan materi dan sumber yang ada. Mudah-mudahan dengan
memperlajari makalah ini , dapat memahami tentang materi praktikum ibadah
dan qira’at. Dan dengan harapan semoga mampu berinovasi dan berkreasi
dengan potensi yang dimiliki , harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini
kami akui masih banyak kekurangan karna pengalaman dan keilmuan yang
kami miliki masih sangat kurang.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
bapak Cecep Saepurohman,S.Ag.,M.Ud. , kami mengucapkan terimakasih
banyak kepada bapak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang telah
kami tekuni.

Oleh karna itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya menjadi lebih baik

Garut, oktober 2021

Penulis
BAB I

Pendahuluan

A.latar belakang

Sebagai muslim kita memiliki kewajiban terhadap Sang Pencipta yakni


Allah SWT, yang dimana salah satu kewajiban yang paling utama adalah
melaksanakan shalat fardu atau shalat wajib yang 5 waktu, yang mana
pelaksaan shalat fardu terbagi atas 2 yakni secara sendirian dan secara
bersama- sama atau berjama’ah, serta bagaimana hukum pelaksanaan shalat
fardu secara sendiri atau berjama’ah

Oleh karna itu disini kami akan membahas hal tersebut sebagai salah
satu tugas kami dan juga untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan kami
seputar shalat berjama’ah dan kita akan membahas apa dan bagaimana
menjadi ma’mum masbuq

B.Tujuan masalah

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi persyaratan nilai mata


kuliah praktikum ibadah dan qira’at dan juga untuk menambah wawasan
keilmuan tentang apa itu dan bagaimana shalat berjama’ah dan menjadi
ma’mum masbuq

C. Rumusan maslah

1.pengertian ,hukum dan kelebihan shalat jama’ah serta tata cara shalat
berjama’ah

2.pengertian ma’mum masbuq dan cara menjadi ma’mum masbuq


BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian shalat berjama’ah

Shalat berjama’ah menurut Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm adalah


ketika beberapa orang yang melaksankan shalat dipimpin oleh imam. Atau
menurut pengertian dan pengetahuan kami adalah shalat yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih secara bersama-sama dan dipimpin oleh satu orang yang
disebut imam.

Shalat berjama’ah memiliki banyak keutamaan yang mana diantaranya


adalah memiliki ganjaran 27 derajat dibanding dengan orang yang shalat
sendiri, shalat secara berjama’ah juga adalah amalan atau ibadah yang sangat
dicintai oleh Allah SWT, dikutip dalam hadist :

dari Ubai bin Ka’ab , Ia berkata : telah bersabda Rasulullah SAW: “Shalat
seseorang bersama seseorang lebih baik daripada shalatnya sendirian dan
shalatnya bersama dua orang lebih baik daripada shalatnya bersama seseorang
dan bila ada lebih banyak , maka yang demikian lebih disukai oleh Allah Azza
Wa Jalla (HR. Abu Dawud)

namun shalat berjama’ah bukanlah sesuatu yang diwajibkan karna


melihat banyaknya pendapat dan juga kondisi umat tertentu , tapi hukum dari
pada shalat berjma’ah adalah sunnah mu’akkad bagi pria yang tidak ada
halangan , yang berarti menjadi hal yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan ,.
Adapun bagaimana dengan wanita ? apakah shalat berjama’ah menjadi sama
hal nya dengan pria ? jawabannya adalah tidak , karna sebaik baik tempat
wanita dalam melaksanakan shalat adalah didalam rumah nya dan di dalam
rumahnya adalah didalam kamarnya , mengapa demikian ? karna wanita
adalah sumber fitnah yang besar maka sunnah bagi perempuan adalah untuk
tidak menampakkan diri diluar rumah ,

berdasarkan hadist Rasulullah SAW yang bersabda: “ Sebaik-baik masjid


bagi kaum perempuan adalah rumah mereka” (HR.Ahmad dari Ummu Salamah
RA)
Adapun syarat shalat berjama’ah :

1. Berniat mengikuti imam


Dari Ali bin Abi Thalib ia berkata telah bersabda Rasulullah SAW :
apabila seseorang daripadamu datang kepada shalat , sedang imam
didalam suatu keadaan maka hendaklah ia berbuat sebagaimana
imamnya berbuat (HR.Tirmidzi dengan Isnad yang lemah)
2. Tahu tingkah laku imam
3. Tidak mendahului imam
4. Apabila jama’ah dietmpat selain mesjid , antara imam dan ma’mum
tidak boleh lebih dari 120m
5. Tidak ada dinding antara imam dan ma’mum
6. Tempat ma’mum tidak boleh depan imam
7. Sesuai antara shalat imam dan ma’mum
8. Ma’mum harus mengikuti imam dalam semua rukun-rukunnya dan
sunnah-sunnahnya

Lain dari pada itu :

1. Laki-laki, perempuan dan banci boleh berma’mum kepada laki-laki


2. Perempuan boleh berma’mum kepada perempuan atau banci
3. Hamba sahaya boleh berma’mum kepada orang merdeka dan begitu
pula sebaliknya
4. Orang dewasa boleh berma’mum kepada anak yang hampir dewasa

Adapun yang tidak boleh diikuti atau dima’mumi :

1. Laki-laki tidak boleh berma’mum kepada wanita dan banci


2. Banci tidak boleh berma’mum kepada banci atau perempuan
3. Orang pandai membaca atau baik bacaanya tidak boleh ma’mum kepada
orang yang banyak salah dalam bacaannya
Adapun sunnah dalam berjama’ah adalah :

1. Menyerukan adzan
2. Iqamah
3. Amin setelah bacaan Al-Fatihah
4. Sunnah bagi imam untuk mambaca surah-surah pendek
Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW telah bersabda “ Apabila
seseorang dari kamu meng-imami manusia, hendaklah ia
meringankannya (jangan terlalu panjang atau lama ) karna diantara
mereka ada yang kecil dan yang tua dan yang lemah dan yang
mempunyai keperluan tetapi apabila ia bershalat sendirian, maka
bolehlah ia shalat sebagaimana ia sukai (Muttafaqun Alaihi)
5. Merapatkan barisan
6. Berdiri di shaff yang dekat pada imam
7. Imam sunnah mengeraskan bacaan Allahu Akbar dan Sami’allahu Liman
Hamidah
8. Ma’mum melemahkan suaranya dan semua bacaannya

Adapun syarat yang menjadi imam adalah :

1. Yang lebih baik bacaannya


2. Lebih baik ilmunya
3. Lebih tua umurnya
4. Laki laki diutamakan

Dari Ibnu Mas’ud ia berkata telah bersabda Rasulullah SAW mengimami


ma’mum hendaknya orang yang lebih biasa membaca Kitabullah (lebih banyak
menghafaz) Ta’ala, jika mereka sama tentang bacaan , maka yang lebih
mengetahui sunnah , jika mereka sama tentang sunnah, maka yang lebih
dahulu hijrah , jika mereka sama tentang hijrah, maka yang lebih dulu Islam ,
tetapi didalam satu riwayat yang lebih berumur , dan janganlah sekali-kali
seseorang mengimami seseorang didalam melainkan kekuasannya dan
janganlah ia duduk di tempat kehormatannya melainkan dengan idzinnya.
(HR.Muslim)
5. Baligh
6. Berdiri pada posisi paling depan
7. Tidak sedang bermakmum kepada orang lain
8. Mengetahui syarat dan rukun shalat serta perkara yang membatalkan
shalat

Berikut ini adalah halangan dalam melakukan shalat jama’ah :

1. Terjadi badai atau cuaca lain yang tidak memungkinkan


2. Terjadi hujan sehingga sulit untuk ke masjid
3. Ketika sakit
4. Merasa ingin buang air kecil atau air besar
5. Ketika bahaya mengancam
6. Dating bulan/haid/nifas pada perempuan
7. Ketika lapar da nada hidangan yang telah tersedia

Adapun syarat menjadi ma’mum :

1. Makmum berniat mengikuti imam


2. Mengetahui gerakan shalat imam
3. Berada dalam satu tempat dengan imam
Ma’mum Masbuq

Adalah apabila ada seseorang yang datang shalat berjama’ah sebagai


ma’mum dan imam telah mengerjakan sebagian dari shalat itu , maka orang
yang hendak ma’mum tersebut disebut masbuq yang berarti orang yang telah
didahului

Menurut An-Nawawi, Minhaj At-Thlibin hal 42 vol.1 disebutkan


bahwa,”seseorang masbuk hendaknya tidak menyibukkan diri dengan
melakukan sunnah dalam shalat setelah dia bertakbiratul ihram , akan tetapi
cukup saja membaca surah Al-Fatihah saja, kecuali jika dia yakin mampu
mengerjakannya.

Bagi orang yang masbuq itu hendaklah mulai shalat dengan takbiratul
ihram beserta niat ma’mum kemudian terus mengikuti perbuatan imamnya,
meskipun imamnya sedang rukuk atau sujud atau semacamnya ,

Apabila ma’mum masbuq itu dapat rukuk bersama imamnya maka


dihitung ia mendapatkan raka’at pada waktu itu, namun apabila dia mengikuti
imam sesudah imam rukuk maka tidaklah dihitung mendapat raka’at itu

Kewajiban ma’mum masbuq adalah menyempurnakan shalat yang


kurang sesudah imam memberi salam menyudahi shalat atau di akhir shalat,
jadi umpamnya ia hanya dapat mengikuti imam sebanyak 2 raka’at dalam
shalat magrib, maka sesudah imam mengucapkan salam selesai shalat , ia
harus berdiri menambah satu raka’at lagi, sesudah itu barulah ia
menyelesaikan shalatnya dengan salam.

Orang yang masbuq terdiri dari :

1. Ma’mum yang tertinggal sebagian surah Al-Fatihah


2. Ma’mum yang tertinggal keseluruhan Al-Fatihah
3. Ma’mum yang tertinggal sebagian sura-surah Al-Qur’an
4. Ma’mum yang tertinggal surah-surah Al-Qur’an keseluruhan
5. Ma’mum yang tertinggal ruku’nya bersama imam
6. Ma’mum yang mendapati imam sedang ruku’, I’tidal, sedang sujud
atau sedang duduk diantara dua sujud
Cara mengikuti imam saat ma’mum masbuq :

1. Jika ma’mum masbuq, ma’mum langsung mengikuti barisan jama’ah lalu


bertakbiratul ihram
2. Langsung mengikuti perbuatan imam (sedang berdiri, ruku’, sujud atau
duduk)
3. Tidak perlu menyelesaikan bacaannya sendiri dulu supaya menyamakan
dengan imam
4. Jika ma’mumnya ada beberapa orang dan sudah dibelakang imam ,
maka tinggal mengisi barisan ma’mum yang sudah ada. Jika ma’mumnya
baru satu orang, ma’mum lain ditarik kebelakang atau mungkin
imamnya maju kedepan, tapi orang yang sedang shalat sendiri
(munfarid) maka langsung berdiri disebelah kanannya imam
5. Biasakan untuk mengubah posisi ma’mum jika ma’mumnya bertambah,
jika shaff depan sudah penuh ,tarik satu orang kebelakang untuk
menemani, jangan berdiri sendirian dalam shaff
6. Jika ternyata bacaan Al-Fatihah atau surah Al-Qur’an belum selesai,
dipotong saja dan langsung mengikuti gerakan Imam untuk ruku’.
KESIMPULAN

Shalat berjama’ah adalah shalat yang sangat dianjurkan oleh Nabi


Muhammad SAW kepada para umatnya , karna kecintaan Beliau terhadap
umatnya agar mendapatkan cinta dari Allah SWT, shalat adalah bentuk rasa
syukur kita kepada Allah SWT yang telah banyak memberi karunia dan nikmat
yang tak terhingga hingga detik ini , maka dari itu mari kita menggapai Ridho
Ilahi dengan banyak melakukan amalan yang Allah cintai .

Sementara untuk menjadi ma’mum masbuq kita harus menguasai ilmu


berjama’ah hingga dimana ketika kita menjadi ma’mum yang masbuq kita akan
bias melaksanakan shalat dengan baik dan sempurna , karna Allah SWT hanya
menerima amal yang disertai dengan ilmu.

Daftar pustaka :

Buku Fiqih 1 Gontor

Mbah Google

Terjemah Bulughul Maram

Anda mungkin juga menyukai