Diterbitkan Juni 3, 2008 Artikel , Gaya Hidup , Health , Informasi , Kedokteran , Kesehatan , Reviews
42 Comments
Tag:Artikel, Gaya Hidup, Hamil, Health, Informasi, Kedokteran, Kesehatan, Obat, Reviews, Wanita
Pada umumnya para ibu hamil akan memberitahu dokter saat berobat
bahwa dirinya hamil sekian bulan. Demikian pula jika berobat saat
menyusui (ASI bayinya. Informasi tersebut diberikan si ibu dengan harapan
dokter akan memberikan obat yang aman bagi janin yang dikandungnya.
Itupun tak jarang si ibu masih mananyakan kepada dokter apakah obat yang
dgunakan benar-benar aman. Hal ini sangat wajar dan kita patut
menghargainya.
Di sisi lain, ketika seorang ibu hamil sakit adakalanya enggan ke dokter lantaran takut
menggunakan obat. Alhasil keluhannya makin bertambah dan akhirnya datang juga ke
dokter untuk berobat.
Seorang dokter tentu sangat paham bahwa saat memberikan(meresepkan) obat bagi
wanita hamil akan dipilihkan obat yang aman, baik dalam hal jenis obat (berdasarkan
indeks keamanan obat), dosis maupun lamanya penggunaan. Selain itu akan
dipertimbangkan pula aspek-aspek lain berdasarkan penyakitnya, misalnya: resiko
penularan kepada anggota keluarga lain, dan pertimbangan lain terkait kondisi janin
maupun si ibu sendiri.
Pun manakala seorang dokter dihadapkan pada 2 pilihan sulit yang menyangkut life
saving, aspek manfaat akan dikedepankan dibanding resiko yang bakal dihadapi baik bagi
janin maupun ibunya.
Sebagai contoh, seorang ibu hamil yang kebetulan menderita asma, justru seyogyanya
segera berobat agar tidak mengalami sesak berkepanjangan yang justru tidak baik bagi
janin karena beresiko terjadinya hipoksia (kekurangan oksigen) yang akan mempengaruhi
pasokan oksigen bagi janin.
Hingga kini kita di Indonesia masih menggunakan kriteria keamanan obat bagi ibu hamil
yang dilansir oleh FDA (Food and Drug Administration) sebagai pedoman dalam
memberikan obat pada ibu hamil.
Pada posting ini penulis hanya menampilkan garis-garis besar batasan keamanan obat
bagi ibu hamil yang tersusun dalam 5 kategori (kategori A, B, C, D dan X) beserta
contoh-contohnya agar diketahui khalayak dengan harapan dapat memberikan informasi
yang bermanfaat.
Kategori-kategori tersebut dibuat berdasarkan ada tidaknya (besar kecilnya) resiko
terhadap sistem reproduksi, efek samping dan manfaat yag diharapkan.
Obat Kategori A: adalah golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan
tidak menunjukkan resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester berikutnya. Obat
dalam kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi keselamatan janin.
Obat Kategori B: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi
binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil yang menunjukkan adanya efek samping, kecuali adanya penurunan
fertilitas pada kehamilan trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak
didapatkan bukti adanya resiko.
Obat Kategori C: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi
binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping bagi janin. Sedangkan pada
wanita hamil belum ada study terkontrol. Obat golongan ini hanya dapat dipergunakan
jika manfaatnya lebih besar ketimbang resiko yang mungkin terjadi pada janin.
Obat Kategoti D: adalah golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin.
Pada keadaan khusus obat ini digunakan jika manfaatnya kemungkinan lebih besar
dibanding resikonya. Penggunaan obat golongan ini terutama untuk mengatasi keadaan
yang mengancam jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman.
Obat Kategori X: adalah golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan
maupun pada manusia menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin. Obat golongan ini
tidak boleh dipergunakan (kontra indikasi) untuk wanita hamil, atau kemungkinan dalam
keadaan hamil.
Obat-obat kategori A (yang paling aman pada kehamilan) dan obat kategori X (kontra
indikasi pada kehamilan) sengaja ditulis lengkap agar dapat diketahui oleh khalayak.
*padahal alasan sebenarnya karena itemnya ga banyak* …sedangkan obat kategori B,
C dan D hanya ditulis sebagian kecil saja karena saking banyaknya item dan jenisnya.
PESAN-PESAN:
Bagi khalayak, penggunaan obat menyangkut jenis, dosis dan lamanya pemakaian
seyogyanya atas petunjuk dokter.
Tawaran obat (dengan jargon apapun) disertai klaim-klaim aduhai (seolah paling aman
dan paling ampuh) tanpa diketahui dengan jelas kandungan yang ada di dalamnya, patut
diwaspadai, … apalagi jika tidak mencantumkan efek samping, peringatan hati-hati pada
kondisi tertentu dan kontra-indikasi.
Obat hanya akan bermanfaat jika digunakan dengan tepat sesuai indikasi, dosis dan
lamanya pengobatan berlandaskan pengetahuan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Semoga bermanfaat.