Anda di halaman 1dari 8

1.

Empat aspek pengembangan produk :


 Perlu adanya pengembangan produk
 Perlu adanya pengembangan budidaya
 Perlu adanya pengembangan teknologi farmasi
 Perlu adanya pengembangan metode pengujian

a. Konsep adanya pengembangan produk :


PRAFORMULASI
PENGEMBANGAN FORMULA
PENGEMBANGAN ANALISA
PENGEMBANGAN KEMASAN
UJI STABILITAS
UJI PRAKLINIS DAN / KLINIS
PROSES REGISTRASI
LAUNCHING PRODUK

Pengembangan

Teknologi
Pengembangan Farmasi

Agronomi
(Budidaya
Pengembangan
metode
pengujian
Preklinik dan
Klinik

b. Konsep adanya pengembangan budidaya :


Pengendalian budaya tanaman sampai menuju kestandarisasi bahan baku.
Pengendalian budaya :
Kultivasi :
 Pemilihan bibit yang berkualitas
 Proses pemeliharaan (insektisida, pupuk)
 Cara panen

Altitude/ketinggian tanah, MASA PANEN → KAPAN ?


Saat kandungan bahan aktif optimal

 Usia tanaman saat panen


 Periode Panen
Pasca panen :
Pencucian : digunakan dengan cara air mengalir
Perajangan : perajangan dilihat dari berapa centimeter pada saat melakukan
perajangan tanaman.
Pengeringan : lebih diperhatikan pada saat pengeringan karna supaya tidak terjadi
kontaminasi mikroba.

c. Pengembangan teknologi farmasi :


 Ekstraksi : mengembangkan proses ekstraksi yang reproducible untuk
mendapatkan senyawa yang diduga aktif dalam jumlah yang optimal
 Formulasi dan pengemasan : mengembangkan formula dan metode pembuatan
serta pengemasan produk yang optimal, stabil dan reproducible

d. Pengembangan metode pengujian


 Uji PRA-KLINIK
- Uji Toksisitas (Akut, Subkronis, Khusus)
- Uji Farmakodinamik Dan Kisaran Dosis

 Uji KLINIK
- Bekerja sama dengan Rumah Sakit
- Berdasarkan pada standar
- Pedoman uji klinik obat tradisional
- Deklarasi helsinky
- Randomized double blind control studi
- Single centre atau multicentre

2. a. Parameter standar mutu simplisia/ekstrak/produk


 Parameter Spesifik
 Nama sinonim tanaman asal
 Nama lokal tanaman asal
 Kadar sari larut pada pelarut tertentu (alkohol/air)
 Sifat organoleptik (bentuk, warna, bau, rasa)
 Karakter makroskopis
 Karakter mikroskopis
 Senyawa identitas
 Pola kromatografi
 → Stabilitas
 Ukuran partikel Produk
 Bahan tambahan

 Non Spesifik (kemurnian)


 Bobot jenis
 Kadar abu total
 Kadar abu tidak larut asam
 Kadar abu larut air
 Cemaran pestisida
 Kadar air
 Kadar logam berat
 Susut pengeringan
 Bahan organik asing
 Senyawa sintetis
 Aflatoksin
 Cemarang mikroba
 Residu pelarut organic → ekstrak
B. Makna dari parameter- parameter standarisasi
- bobot jenis terkait dengan kemurnian ekstrak dari kontaminasi agar khasiat yang kita
inginkan lebih optimal tanpa adanya gangguan kontaminasi pada ekstrak
- kadar air terkait dengan batasan minimal atau rentang besarnya kandungan air dalam
ekstrak agar tidak mudah dicemari mikroba
- kadar abu memberikan gambaran kandungan mineral dalam ekstrak untuk mengetahui
kemurnian ektrak dari kontaminasi
- sisa pelarut memberikan jaminan bahwa selama proses pembuatan ekstrak tidak
meninggalkan sisa pelarut yang seharusnya tidak boleh ada
- cemaran mikroba dan aflatoksin memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung
mikroba patogen dan tidak mengandung mikroba non patogen melebihi batas yang
ditetapkan
- cemaran logam berat memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung logam
berat tertentu (Hg, Pb, Cd, dll) melebihi batas aman yang telah ditetapkan

3. taxol yang merupakan obat kanker ovarium yang diisolasi dari kulit kayu Taxus brevifolia
yang ternyata hanya menghasilkan 0,01% dari pohon yang berumur 75-100 tahun. Hal ini
membahayakan kesinambungan suplai taxol, untuk itu peneliti mulai mencari cara untuk
mendapatkan suplai taxol yang cukup, yaitu dengan mensintesis baccatin III (derivatnya 10
deasetilbaccatin III) yang strukturnya mirip dengan taxol yang diambil dari daun Taxus
baccata pada umur pohon 8-10 tahun melalui kultur sel T. chinensis dengan sedikit
modifikasi dengan hidrolisis ester oleh enzim dan mikroba untuk meningkatkan efek 10
deasetilbaccatin III.

4. Kegunaan bahan alam dalam produk farmasi :

• Raw material(Bahan baku)


• Excipient material(Bahan tambahan)
• Dosage form (Sediaan)
Raw material (Produk Alam)
Untuk obat tradisional :
 Crude drug (Jamu, OHT, Fitofarmaka)
 Ekstrak (tolak angin, mastin ekstrak kulit manggis, )

Untuk obat Modern:

 Senyawa murniyang disintesis dari struktur kimia bahan alam (kodein dan heroin
yang disintesis dari morfin, phenylpropanolamin yang disintesis dari ephedrin,
dan taxol yang disintesis dari Baccatin III)
Excipient material (Bahan alam yang dijadikan Bahan Tambahan)
 Benzoinum (Styrax benzoin) sebagai pengawet atau anti tengik
 Gom akasia/arab (Acacia senegal) sebagai emulgator, suspending ,dan binding
agent
 Natrium alginat (Nacrocystis pyrifera) sebagai emulgator
 Amilum (zea mays, Oryza sativa) sebagai diluent agent, binder, dan disintegrant
 Sukrosa (Saccharum spp.) sebagai pemanis
 Vanili (vanilla planifolia) sebagai pengaroma

Dossage form (Sediaan bahan alam)


- Jamu
- Obat Herbal Terstandar
- Fitofarmaka
- Obat modern

Tipe-tipe ekstrak
Ekstrak total (ekstrak primer)
Terdapat senyawa aktif, senyawa pendamping dan senyawa tidak dikehendaki
Ekstrak terpurifikasi
Terdapat senyawa aktif dan senyawa pendamping
Ekstrak yang berkadar tetap
Ekstrak dengan kadar senyawa dibuat pasti
Dengan cara :
Penambahan ekstrak sejenis yang berkadar tertentu
Pengenceran dari bahan inert (aerosil, maltodekstrin, dekstrin dsb)

3. Parameter analisa standarisasi produk :


 Produk ruahan
Jenis parameter : Sesuai bentuk sediaan  pemerian, berat jenis, waktu hancur,
kadar air, kadar zat aktif, mikrobiologi
 Produk Akhir
Kemasan, uji stabilitas dan masa kadaluarsa
4. Klasifikasi obat bahan alam Indonesia ?

 BPOM2004 :
1. Jamu
2. OHT
3. FITOFARMAKA
4.
 Jamu : (bisa dari simplisia)
1. Aman. = tidak semua tanaman bisa, contoh, tapak dara
2. Empiris
3. persyaratan kualitas = kadar air, cemaran mikroba
 OHT (harus dari ekstrak)
1. Aman (diuji toksisitas)
2. Uji praklinik
3. Standarisasi bahan baku

 FITOFARMAKA : Maksimal komposisi dari herbal


1. Aman
2. Uji praklinik dan uji klinik
3. Standarisasi bahan baku
4. Komposisi tidak lebih dari 5 tanaman

Contoh obat fitofarmaka di Indonesia:

1. Nodiar (POM FF 031 500 361) Komposisi:


Attapulgite 300 mg Psidii Folium ekstrak 50 mg
Curcumae domesticae Rhizoma ekstrak 7,5 mg

2. Rheumaneer (POM FF 032 300 351) Komposisi:


Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg
Zingiberis Rhizoma ekstrak 85 mg
Curcumae Rhizoma ekstrak 120 mg
Panduratae Rhizoma ekstrak 75 mg
Retrofracti Fructus ekstrak 125 mg

3. Stimuno (POM FF 041 300 411, POM FF 041 600 421) Komposisi:
Phyllanthi Herba ekstrak 50 mg

4. Tensigrad Agromed ( POM FF 031 300 031, POM FF 031 300 041) Komposisi:
Apii Herba ekstrak 95 mg
5. X-Gra (POM FF 031 300 011, POM FF 031 300 021) Komposisi:
Ganoderma lucidum 150 mg
Eurycomae Radix 50 mg
Panacis ginseng Radix 30 mg
Retrofracti Fructus 2,5 mg
Royal jelly 5 mg

5. Arah pengembangan Obat

9. Tahapan Drug Discovery


 Tentukan target penyakit
 Tentukan target obat
 Identifikasi bioassay :
1. Invivo : didalam tubuh hewan uji ada faktor metabolisme
2. invitro
3. exvivo : dari jaringan atau organ

 Dapatkan lead compound : senyawa yang memiliki aktivitas terhadap targetnya.


 Tentukan struktur kimia :
1. Sintesis analog
2. Identifikasi struktur aktivitas (SAR’s)
3. Identifikasi pharmacophore sisa/bagian yang aktif
4. Optimasi untuk meningkatkan aktivitas target
5. Tentukan toksisitas, keamanan dan efikasi terhadap model hewan
6. Tentukan farmakodinamika apa yang dilakukan obat- kereseptor dan
farmakokinetika (proses ADME)
7. Daftarkan paten
8. Studi metabolisme
9. Studi toksisitas
10. Design proses manufacturing
11. Lakukan uji klinik
12. Pemasaran obat

10. Yang dimaksut dengan bahan alam?

→ Isolat murni → fungsi : PERAN ?

 SENYAWA AKTIF (ACTIVE COMPOUND)

 SENYAWA PENUNTUN (LEAD COMPOUND)

 SENYAWA MARKER (MARKER COMPOUND)

11. FUNGSI SENYAWA MARKER ?

 Sebagai pembanding dalam konfirmasi keberadan suatu ekstrak tanaman dalam produk obat
bahan alam

 Analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa marker dapat dijadikan indicator mutu obat herbal

 Identifikasi keaslian spesies maupun pencarian sumber baru

 Digunakan dalam proses optimasi metode ekstraksi dan purifikasi .

13. Ada 3 kelompok senyawa penanda ?


1. SENYAWA AKTIF SENYAWA YANG MEMPUNYAI AKTIVITAS FARMAKOLOGI NAMUN
KHASIATNYA BELUM DIBUKTIKAN SECARA KLINIS
2. SENYAWA PENANDA ANALITIK
• SENYAWA UNTUK DETERMINASI KUANTITATIF
• SENYAWA DENGAN FUNGSI INI DIMUNGKINKAN TIDAK MEMPUNYAI AKTIVITAS.
• UNTUK MEMBANTU IDENTIFIKASI POSITIF DARI BAHAN TANAMAN ATAU EKSTRAK
TUMBUHAN ATAU UNTUK TUJUAN STANDARISASI.
3. SENYAWA PENANDA NEGATIF
SENYAWA YANG MEMPUNYAI SIFAT NEGATIF (ALERGI, TOKSIK ATAU MENGGANNU
BIOAVALAIBILTAS)

14. NCE (New chemical entities) DEVELOPMENT ?


 Senyawa yang muncul dari proses penemuan obat
 Memiliki aktivitas menjanjikan terhadap sasaran biologis tertentu yang dianggap penting dalam
penyakit
 Masih sedikit diketahui tentang keamanan, toksisitas, farmakokinetik dan metabolisme NCE
pada manusia  parameter dalam pengembangan NCE

15. Alasan yang mendasari penemuan dan desain obat baru dari bahan alam ?
 OBAT HERBAL MENGANDUNG SEJUMLAH BESAR SENYAWA YANG BERBEDA
 BEBERAPA MEMILIKI AKTIVITAS BIOLOGI, TETAPI JUGA ADA YANG BERPOTENSI RESIKO ES DAN
TOKSISITAS
 KADAR SENYAWA AKTIF RENDAH, SEHINGGA AKIVITAS OBAT HERBAL DIPERKIRAKAN LEBIH
RENDAH DARI SENYAWA MURNINYA
 KURANGNYA PERESEPAN OBAT HERBAL DAN REGULASI YANG MENGONTROL
PENGGUNAANNYA

16. Apa yang dimaksud QSAR ?


 QSAR adalah hubungan matematis antara aktivitas biologis dari sistem molekuler dan
karakteristik geometris dan kimia.
 QSAR berusaha untuk menemukan hubungan yang konsisten antara aktivitas biologis dan
propertis molekuler, sehingga peraturan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitas
senyawa baru.
17. Sumber senyawa yang tidak aktif dapat dimodifikasi lebih ampuh ?
Contoh : obat kanker → Toxol semi sintesis → dari taxus berusia 75 tahun (toxol bacata) → inti
struktur sama dengan taxus yang mengandung toxol sebagai pengganti toxol → Bacatin III

Peran penting senyawa alami dalam pengobatan modern:


1. menjadi sumber obat-obat penting yang sulit dibuat secara sintetis. Contoh: glikosida jantung, alkalooid
ergot, alkaloid opium
2. Sumber senyawa dasar dengan sedikit modifikasi menjadi senyawa yang lebih aktif/kurang toksik. Contoh
: modifikasi morfin menjadi heroin dan kodein
3. Sumber senyawa prototype/model/penuntun untuk mensintesis obat dengan aktivitas yang mirip aslinya.
Contoh: ephedrin menjadi phenypropanolamin
4. Sumber senyawa tak aktif dengan sedikit modifikasi menjadi senyawa lebih ampuh. Contoh: Baccatin III
menjadi taxol

High Throughput Screening (HTS) adalah metode yang menggunakan keotomatisan dan
pemrosesan data skala besar untuk menguji secara cepat aktivitas biologi dan biokimia dari
sejumlah besar senyawa, protein atau gen. Tujuan HTS adalah Identifikasi suatu struktur molekul
yang berikatan secara selektif dan memodulasi untuk : menemukan ligan suatu reseptor, enzim,
kanal-ion atau target farmakologis tertentu, atau profil farmakologi jalur selular atau biokimia
yang menarik.

Anda mungkin juga menyukai