Anda di halaman 1dari 7

FITOFARMAKA

Kelompok :II

Nama Anggota :1. Isdalia

2. Najwa Azkia

3. Mahesa Ditya Putra

4. Nuri Hidayah

5. Nesa Yulyannafiah

6. Meilani Anggi N.R

SMK KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA


DAFTAR ISI

A. Definisi Fitofarmaka ...................................................................................................... 2

B. Kritetia Fitofarmaka............…………........................................................................... 2

C. Tahapan-Tahapan Pengembangan dan Pengujian Fitofarmaka ..................................... 2

D. Keuntungan Fitofarmaka ............................................................................................... 2

E. Jenis Uji Fitofarmaka ..................................................................................................... 2

F. Bentuk Sediaan Fitofarmaka........................................................................................... 3

G. Produk Fitofarmaka di Pasaran ...................................................................................... 3

H. 10 Soal Fitofarmaka ....................................................................................................... 4


A. Defenisi Fitofarmaka

Fitofarmaka merupakan obat tradisional dari bahan alami yang pembuatannya


terstandarkan dan memenuhi kriteria ilmiah. Pengembangan fitofarmaka didasarkan atas
ketersediaan bahan baku alam yang banyak diversitasnya di Indonesia.

B. Kriteria Fitofarmaka

Fitofarmaka harus memenuhi kriteria :

a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

b. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik.

c. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.

d. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

C. Tahapan-Tahapan Pengembangan dan Pengujian Fitofarmaka

1. Tahap seleksi

Proses pemilihan jenis bahan alam yang akan diteliti sesuai dengan skala prioritas sebagai
berikut:

1. Jenis obat alami yang diharapkan berkhasiat untuk penyakit-penyakit utama


2. Jenis obat alamai yang memberikan khasiat dan kemanfaatan berdasar pengalaman
pemakaian empiris sebelumnya
3. Jenis OA yang diperkirakan dapat sebagai alternative pengobatan untuk penyakit-
penyakit yang belum ada atau masih belum jelas pengobatannya.

2. Tahap biological screening, untuk menyaring :

 Ada atau tidaknya efek farmakologi calon fitofarmaka yang mengarah ke khasiat
terapetik (pra klinik in vivo)
 Ada/ tidaknya efek keracunan akut (single dose), spectrum toksisitas jika ada, dan
sistem organ yang mana yang paling peka terhadap efek keracunan tersebut (pra klinik, in
vivo)
3. Tahap penelitian farmakodinamik

 Untuk melihat pengaruh calon fitofarmaka terhadap masing-masing sistem biologis


organ tubuh
 Pra klinik, in vivo dan in vitro,
 Tahap ini dipersyaratkan mutlak, hanya jika diperlukan saja untuk mengetahui
mekanisme kerja yang lebih rinci dari calon fitofarmaka.

4. Tahap pengujian toksisitas lanjut (multiple doses)

1. Toksisitas Subkronis
2. Toksisitas akut
3. Toksisitas khas/ khusus

5. Tahap pengembangan sediaan (formulasi)

Mengetahui bentuk-bentuk sediaan yang memenuhi syarat mutu, keamanan, dan


estetika untuk pemakaian pada manusia.

D. Keuntungan Fitofarmaka

Keuntungan Fitofarmaka adalah tergolong ke dalam obat tradisional seperti halnya


jamu dan obat herbal terstandar. Keamanan dan khasiat fitofarmaka dibuktikan secara ilmiah
melalui uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produknya telah distandardisasi.

E. Jenis Uji Fitofarmaka

1. Uji Toksisitas

Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat pada sistem
biologi dan untuk memperoleh data dosis-respon yang khas dari sediaan uji.

2. Uji Praklinik

Uji praklinik dilakukan secara in vitro dan in vívo melihat: toksisitas (menilai
keamanan OT yang diuji dan menetapkan spektrum efek toksik) dan efek
farmakodinamik (informasi tentang khasiat)

3. Uji Klinik

Uji klinik adalah suatu pengujian khasiat obat baru pada manusia, dimana sebelumnya
diawali oleh pengujian pada binatang atau uji pra klinik. Pada dasarnya uji klinik
memastikan efektivitas, keamanan dan gambaran efek samping yang sering timbul pada
manusia akibat pemberian suatu obat.
F. Bentuk Sediaan Fitofarmaka

1. Sediaan oral terdiri dari serbuk, rajangan, kapsul (ekstrak), Pil (ekstrak), sirup dan
sediaan terdispersi.

2. Sediaan topical terdiri dari salep/krim (ekstrak), Suppositoria (ekstrak), Linimenta


(ekstrak) dan bedak.

G. Produk Fitofarmaka di Pasaran

1. Tensigard

Tensigard merupakan produk fitofarmaka produksi Agromed (PT Phapros) yang


diformulasikan sebagai anti hipertensi dengan komposisi ekstrak seledri (Apium
graveolens) 75 persen dan ekstrak kumis kucing (Orthosiphon stamineus) 25 persen.
Selain digunakan untuk membantu meringankan tekanan darah tinggi, tensigard juga
digunakan untuk kolesterol.

2. Nodiar

Nodiar merupakan obat herbal produksi BUMN Farmasi, Kimia Farma. Secara tradisional
ekstrak Psidii Folium dan ekstrak Curcuma domestica rhizoma digunakan untuk
menyembuhkan diare. Ekstrak Psidii Folium memiliki efek farmakodinamik yang bekerja
pada otot polos usus sedangkan tanin yang terkandung meliputi mukosa usus terutama
pada kolon melalui penyerapan toksin dan pengendapan protein. Curcuma domestica
rhizoma bekerja dengan efek spasmolitiknya sebagai antipropulsi oleh antagonis
nonkompetitif pada reseptor asetilkolin. Komposisi diperkuat dengan Attapulgite, yang
melindungi usus dan menyerap racun bakteri dan meningkatkan konsistensi feses dengan
penyerapan cairan di lumen usus.

3. Rheumaneer

Rheumaneer yang diproduksi PT Nyonya Meneer digunakan sebagai obat nyeri sendi
arthralgia ringan hingga sedang, melancarkan peredaran darah, menghangatkan dan
menyegarkan badan. Mengandung Curcumae domesticae rhizoma (kunyit), ekstrak
Zingiberis rhizoma (jahe), ekstrak Curcumae xanthorrhiza (temulawak), ekstrak
Panduratae rhizoma (temu kunci) dan ekstrak Retrofracti fructus (cabe Jawa).

4. Nodiar

Attapulgite 300 mg, Psidii Folium Extract 50 mg, Curcuma domestica Rhizoma Extract
7.5 mg.
5. Stimuno

menggunakan bahan tunggal Phyllanthus niruri (MENIRAN) yang dapat memperbaiki


daya tahan tubuh agar bekerja optimal.

H. Soal

1. Uji yang harus dilakuka pada Fitofarmaka adalah…

Jawab : Uji toksisitas, uji praklinik, dan uji klinik

2. Suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat adalah…

Jawab : Uji Toksisitas

3. Fungsi Obat Tensigard adalah…

Jawab : Hipertensi dan Kolesterol

4. Uji Praklinik dapat dilakukan secara…

Jawab : In vivo dan In Vitro

5. Uji yang merupakan prasarat formal keamanan calon Fitofarmaka untuk pemakaian
pada manusia di sebut…

Jawab : Uji Klinik

6. Sakah satu kandungan dari Rheumaneer yaitu…

Jawab : Ekstrak zingiberis rhizoma

7. Sebutkan sediaan oral fitofarmaka!

Jawab : Sediaan oral terdiri dari serbuk, rajangan, kapsul, Pil, sirup dan sediaan
terdispersi.

8. Salah satu contoh obat golongan fitofarmaka yang dapat memperbaiki daya tahan tubuh
adalah…

Jawab : Stimuno

9. Sebutkan 5 tahapan dalam pengembangan dan pengujian Fitofarmaka!

Jawab : Tahap seleksi, tahap biological screening, tahap penelitian farmakodinamik,


tahap pengujian toksisitas, dan dan tahap pengembangan sediaan (formulasi).

10. Salep termasuk sediaan fitofarmaka yang digunakan dibagian…

Jawab : luar/topikal

Anda mungkin juga menyukai