Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR KONSEP EVIDENCE BASED

MEDICINE DAN FARMASI

Apt. Yenny Sri Wahyuni, M.Farm


PENGERTIAN EBM
Evidence based medicine tersusun atas 3 kata yaitu
evidence, based dan medicine, dimana secara harfiah
dikatakan sebagai medikasi berdasarkan bukti ilmiah.
Menurut seorang pakar epidemiologi yang bernama Saccet
(1990) EBM adalah the “ Conscientious, explicit and judicious
use of current best evidence in making decisions about individual
patients”. This means “ integrating individual clinical expertise
with the best available external clinical evidence from systematic
research.

Pengertian lain EBM adalah “ the integration of the best


research evidence with clinical expertise and patient value “
(keterpaduan antara bukti ilmiah terbaik, keahlian klinis serta
keunikan individu pasien)
Gambar 1.
Komponen atau pilar penyusun evidence based medicine.
Pilar 1 adalah bukti ilmiah (evidence), pilar kedua adalah pengalaman klinis dan pilar ke tiga adalah
nilai-nilai kekhasan setiap individu pasien
Aplikasi EBM didasarkan pada 3 prinsip
utama

1 ●
Informasi / pustaka berkualitas

2 ●
Herarki evidence (bukti ilmiah)

3 Pertimbangan klinik dan keinginan,



persepsi atau karakteristik pasien


URGENSI DAN MANFAAT EBM

Terkait evidence atau bukti ilmiah dalam evidence based


medicine paling tidak ada 3 pertanyaan dasar yang harus
diajukan terhadap informasi yang disajikan dalam pustaka
obat atau jurnal, yaitu
1) Apakah informasi atau evidence yang disajikan dalam
jurnal tersebut benar atau valid? Dan bagaimana memilah
informasi yang benar dari yang salah ?
2) Apakah informasi atau evidence yang valid tersebut
penting? Dan bagaimana memilah informasi yang benar
dan penting dari informasi yang benar tetapi tidak penting?
3) Apakah informasi atau evidence yang benar dan penting
tersebut bermanfaat? Dan bagaimana memilah
Perubahan paradigma pelayanan kesehatan
dari opinion – based health care dari system
pelayanan kesehatan kovensional menjadi
evidence – based health care dari sistem
pelayanan kesehatan baru diharapkan
mampu menurunkan kejadian medication
error dan berlakunya pelayanan kesehatan
dengan kualitas terbaik
Patients’ values
And expectations

EVIDENCE CHOICE DECISION

Baseline risk

Alur pengambilan keputusan klinis pada pasien oleh klinisi. Pengambilan


keputusan klinis didahului oleh adanya tahapan “memilih” dari banyak alternative
yang membutuhkan dasar pertimbangan atau asumsi-asumsi yang logis atau
rasional dan sedekat mungkin didasarkan pada bukti-bukti yang bersifat scientific
bukan saja didasarkan pada pengalaman klinis semata
TAHAPAN UMUM EBM

Secara umum ada 5 tahapan dalam mempraktekan EBM


meliputi :
1) Menyusun rumusan permasalahan yang sesuai masalah yang sedang
dihadapi atau yang akan diselesaikan (Asking answerable clinical
question) dalam penyusunan PICO. PICO merupakan akronim dari P =
problem atau patients, I = intervention, C = comparation dan O =
outcome.
2) Mencari bukti-bukti ilmiah / scientific sesuai permasalahan.
3) Melakukan kajian kritis terhadap bukti-bukti ilmiah yang telah diperoleh.
4) membuat keputusan berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang telah didapat
disesuaikan dengan karakteristik individual permasalahan / pasien.
5) Melakukan evaluasi terhadap hasil penerapan dari keputusan dilangkah 4.
Model paling sederhana adalah model 4 tahapan aplikasi EBM .
Pada model 4 tahapan EBM, maka tahapan-tahapan itu sering
disingkat menjadi FIRE.
F = Formulation an answerable question ( menyusun pertanyaan
dalam PICO)
I = Information search (mencari pustaka atau informasi)
R = review of information and critical appraisal ( melakukan
review dan kajian kritis informasi
E = employ the results in your clinical practice ( menggunakan
atau menerapkan informasi hasil review
Step 1 : Step 2 : Step 3 : Step 4 :
Formulate an Information Review of information Employ the resulths in
S search and critical appraisal your clinical practice
Answerable question

Tahapan dalam evidence based medicine


Jenis Tahapan Proses EBM
Jumlah tahapan EBM Prosedur Keterangan

4 tahapan EBM (FIRE) Formulasi, searching Tahap evaluasi, tahap


informasi review / appraisal evaluasi masuk dalam
dan aplikasi langkah 4
5 Tahapan EBM Formulasi, Searching Tahapan umum EBM
evidence, appraisal, aplikasi
dan evaluasi
6 Tahapan EBM Formulasi, searching Tahapan ini sering
evidence, appraisal, digunakan EB- praktis .
aplikasi, Ada tambahan 1 tahapan
yaitu tahap 1 didahului
dengan tahap assessment
sebelum formulasi
Peluang Manfaat EBM
dibidang Farmasi
No Jenis pekerjaan bidang kefarmasian Potensi manfaat EBM
1 Penemuan dan pengembangan obat baru Seleksi senyawa aktif
potensial dan pemilihan
metode isolasi / skrining
2 Farmasi rumah sakit dan komunitas Penyusunan formularium
rumah sakit dan pedoman
standar terapi
3 Perlindungan konsumen dan pasien dari risiko Health technoology
penggunaan obat dan tekhnology kesehatan assessment berbasis bukti
4 Menajemen farmasi dan pengambilan kebijakan Evidence based management
and decision making
5 Asuhan kefarmasian Model evidence based
pharmaceutical care
Sistem 5 tahap EBM untuk
Farmasi
Permasalahan kesehatan/klinis Cari sumber pustaka alternatif

Menyusun rumusan masalah/ PICO Menyusun strategi searching

Merancang sumber pustaka yang sesuai Menyimpulkan hasil

Menyusun strategi searching


Menerapkan bukti ilmiah
Dalam praktek

Menyimpulkan hasil/bukti ilmiah Belum

Menerapkan bukti
ilmiah Gambar . Langkah – langkah penelusuran pustaka obat di internet
sesuai kaidah EBHC (Evidence Based Health Care)
EBM dan Kesalahan Medikasi
Telah menjadi bukti sejarah bahwa dokter, farmasi dan tenaga kesehatan
lainnya merupakan ujung tombak dalam system pelayan kesehatan di
masyarakat terutama dalam proses penyembuhan penyakit.
Sebelum era EBM dasar untuk menentukan terapi obat untuk penyakit yang
dialami pasien diserahkan sepenuhnya kepada kemapuan, keahlian dan
pendapat dokter.
Pada era opinion based medicine ini ilmu kedokteran dipandang sebagai
sesuatu yang uniq yaitu sebagai ilmu pengetahuan ilmiah tetapi sekaligus ilmu
seni.
Sebagai antithesis terhadap opinion based medicine maka lahirlah era
evidence based medicine seiring dengan meningkatnya publikasi ilmiah
kedokteran dan kesehatan dengan kemajuan dibidang teknologi informatika,
pada akhir abad ke 20 (tahun 1980 an) pakar-pakar epidemiologi klinik
menggulirkan era EBM
Lanjutan

Suatu era pengobatan atau terapi obat yang didasarkan pada bukti ilmiah hasil
riset yang dikombinasikan dengan keahlian klinis dokter serta nilai-nilai
keunikan setiap individu pasien, bukan hanya didasarkan pada keahlian
perorangan.
Salah satu faktor yang melatar belakangi lahirnya EBM adalah masih
maraknya kejadian Medication error di masyarakat meskipun riset dan biaya
belanja obat sudah berlipat-lipat dikeluarkan.
Kejadian ADR (adverse drug reaction) di RS bahkan di RS pendidikan pun
masih tinggi. Kenyataan tersebut menggugah kesadaran bersama dan
memunculkan komitmen untuk memanfaatkan data-data hasil riset dalam
praktek klinik dengan harapan hasilnya akan lebih baik dan mengurangi
medication error dan munculnya ADR.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai