KELOMPOK III:
FEBRIANI
SELVYANA TA’DUNG
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
sudah terkait dalam penyusunan tugas makalah ini karena telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk penyusunan makalah ini. Dengan segala kerendahan hati penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makakah ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penampilan mauppun kualitas penulisan. Oleh sebab itu , penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun jika terdapat kesalahan , kekurangan,
dan kata-kata yang kurang berkenan dalam makalah inii, dan tentu saja dengan kebaikan
bersama dan untuk bersama.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak dan pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep Evidence Based Practiced (EBP) pada awalnya berasal dari imu
kedokteran yang selanjutnya diadopsi dan disesuaikan dengan ilmu keperawatan.
Penggunaan EBP menjadi sangat penting akhir-akhir ini karena isu patient centred
care yang semakin banyak digaungkan di dunia Kesehatan dan keperawatan.
Proses keperawatan yang dimilki oleh perawat dan juga petugas kesehatan lainnya
berfokus hanya pada pasien dan semua keputusan yang berhubungan dengan
Kesehatan dan perawatan pasien hanya diletakkan di tangan pasien. Artinya,
pasien memiliki hak penuh untuk menentukan pelayanan Kesehatannya yang
berdasarkan hasil diskusi dengan tenaga Kesehatan yang professional.
Tujuan dari EBP adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan,
yang selalu mendahulukan keselamatan pasien dan pada akhirnya membantu
untuk menurunkan hospital costs. EBP bukan merupakan satu-satunya Langkah
atau metode untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas. Tapi,
EBP merupakan salah satu langkah yang dapat menjamin pelayanan keperawatan
yang diberikan oleh perawat adalah berkualitas, tepat sasaran dan memang
didasarkan oleh studi yang kredibel dan dapat dipercaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut :
1.Bagaimana konsep Evidence Based Practice dalam keperawatan?
2. Bagaimana Evidence Based Practice dalam Keperawatan Jiwa ?
C. Tujuan Penulisan
1. Analisis Jurnal
Judul Penelitian Hubungan Putus Pengobatan dan dukungan keluarga dengan kejadian
amuk pada pasien gangguan jiwa
Tahun 2022
Peneliti Maharani Elvia
Ringkasan Jurnal Pada Jurnal diatas dijelaskan bahwa pasien yang mengalami gangguan
jiwa merupakan bentuk gangguan dalam fungsi alam pikiran. Dan
salah satu bentuk gangguan jiwa adalah Skizofrenia yang memiliki ciri
sewaktu-waktu bisa menyebabkan pasein mengamuk, untuk itu
diperlukan dukungan keluarga dan pengawasan minum obat oleh
petugas Kesehatan hal ini didukung dengan hasil penelitian oleh
penulis menunjukan semakin lama putus pengobatan dan rendahnya
dukungan social akan meningkatkan resiko kejadian amuk pada pasien
dengan gangguan jiwa.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan antara putus
pengobatan dan dukungan keluarga dengan kejadian amuk pada pasien
dengan gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.
2.Pembahasan
a. Problem (P)
Karya Ilmiah ini dengan menggunakan desain analitik korelasional dengan pendekatan waktu
cross sectional.Tekhnik pengambilan sampel menggunkan nonprobability sampling :
consecutive sampling dengan jumlah sampel 30 keluarga. Uji statistic yang digunakan adalah
uji korelasi Kendall’s Tau dengan tingkat signifikasi p = 0.05.
b.Intervensi (I)
Tindakan keperawatan pada klien dengan pendekatan waktu di pasien jiwa dengan putus
pengobatan di rumah sakit jiwa menur Surabaya dilakukan Sebagian besar pasien dari segi
usia sebanyak 9 keluarga (30%) berusia 46-55 tahun.
c.Comparison (C)
d.Outcome (O)
Berdasarkan hasil uji statistic Kendall’s Tau putus pengobatab dengan kejadian amuk
pada pasien jiwa menunjukan nilai signifikan p – value = 0,002 sehingga ada hubungan
antara putus pengobatan dengan kejadian amuk pada pasien dengan gangguan jiwa.
Diharapkan dukungan keluarga mampu menjadi solusi dalam membantu mengurangi
kekambuhan pasien.