Anda di halaman 1dari 30

UNIVERSITAS KADIRI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


STATUS TER AKREDITASI BAN-PT
Program Studi : 1. Ners, 2. Ilmu Keperawatan (S.1), 3. Kebidanan (D.III), Bidan Pendidik (D.IV)
Sekretariat : Jl. Selomangleng No. 1 Kediri Telp. (0354) 775074/771846, Fax (0354) 775074

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.D DENGAN


DIAGNOSA MEDIS “FRAKTUR” DI RUANG BEDAH RSUD
WAMENA KOTA

OLEH :
ACMAR LIU
NIM : 202106040166

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITS
KADIRI
TAHUN 2022
BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR

A. Definisi
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut,keadaan tulang, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi
itu lengkap atau tidak lengkap. (Price & Wilson, 2006)

B. Etiologi
Klasifikasi Fraktur: (Chairuddin)
Klasifikasi etiologis
1. Fraktur traumatic
2. Fraktur patologis terjadi pada tulang karena adanya kelainan atau
penyakit yang menyebabkan Kelemahan pada tulang (infeksi, tumor,
kelainan bawaan)dapat terjadi secara spontan atau akibat trauma ringan
3. Fraktur stress terjadi karena adanya stress yang kecil dan berulang-ulang
pada daerah tulang yang menopang berat badan. Fraktur stress jaringan
sekali ditemukan pada anggota gerak atas
Klasifikasi Klinis
1. Fraktur tertutup (Simple fraktur), bila tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar
2. Fraktur terbuka (Compoun fraktur), bila terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar. Karena adanya perlukaan dikulit
3. Fraktur dengan komplikasi, missal malunion, delayed, union non-union,
infeksi tulang
Klasifikas Radiologis
1. Lokalisasi : Diafisal, metafisial, intra-artikuler, fraktur dengan dislokasi
2. Konfigurasi : F.transfersal, F.oblik, F.SPIRAL, f.z, f. segmental,
F.komunitif (lebih dari deafragmen), F.baji biasa pada vertebra karena
trauma, F.AVULSE, F.defresi, F.pecas, F.epifisis
3. Menurut ekstensi : F.total, F.tidak total, F.buckle,atau torus, F.garis
rambut, F.green stick
4. Menurut hubungan atara fragmen dengan fragmen lainnya: tidak
bergeser, bergeser (bersampingan, angulasi, rotasi, distraksi, over-
riding,implikasi)
Fraktur terbuka terbagi atas 3 derajat (menurut R. Gustino), yatu:
Derajat I :
- Luka <1cm
- Kerusakan jaringan lunank sedikit, tidak ada tanda luka remuk
- Fraktur sederhana, transversal, atau kominutif ringan
- Komtaminasi minimal
Derajat II :
- Laserasi >1cm
- Kerusakan jarinagn lunak,tidak luas, flap / avulsi
- Fraktur komunitif sedang
- Kontaminasi sedang
Derajat III :
- Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot, dan
neurovaskuler sertan kontaminasi derajat tinggi
Fraktur dapat dikategorikan berdasarkan :

1. Jumlah garis
a. Simple fraktur : Terdapat satu garis fraktur
b. Multiple fraktur : Lebih ari sat ugaris fraktura
c. Comminutive fraktur : Lebih banyak garis fraktur dan patah
menjadi fragmen kecil
2. Luas garis fraktur
a. Fraktur inkomplit : Tulang tidak terpotong secara total
b. Fraktur komplikasi : Tulang terpotong total
c. Hair line fraktur : Garis fraktur tidak tampak
3. Bentuk fragmen
a. Green stick : Retak pada sebelah sisi dari tulang (sering
pada anak-anak)
b. Fraktur transversal : Fraktur fragmen melintang
c. Fraktur obligue : Fraktur fragmen mering
d. Fraktur spinal : Fraktur fragmen melingkar

C. Manifestasi Klinis
1. Tidak dapat menggunakan anggota gerak
2. Nyeri pembengkakan
3. Terdapat trauma (kecelakaan lalu lintas, jauh dari ketinggian atau jatuh
dikamar mandi pada orang tua, penganiyaan, tertimpa benda berat,
kecelakaan kerja, trauma olah raga)
4. Gangguan fungsio anggota gerak
5. Deformitas
6. Kelainan gerak
7. Krepitasi atau dating dengan gejala-gejala lain
Perkiraan penyembuhan fraktur pada orang dewasa

Lokalisasi Waktu penyembuhan

Falang/metacarfal/metatarsal/kosta 3-6 minggu

Distal radius 6 minggu

Diafisis ulna dan radius 12 minggu

Humerus 10-12 minggu

Klavikula 6 minggu

Panggul 10-12 minggu


Femur 12-16 minggu

Kondilus femur/tibia 8-10 minngu

Tibia/fibula 12-16 minggu

Vertebra 12 minggu

Sumber : Pengantar ilmu bedah ortopedi hal: 371

D. Pemeriksaan Penunjang
1. X-ray: menentukan lokasi/luasnya fraktur
2. Scan tulang: memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi
kerusakan jaringan lunak
3. Arteriogram: dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan
vaskuler
4. Hitung darah lengkap: hemokonsentrasi mungkin meningkat, menurun
pada perdarahan;peningkatan lekosit sebagai respon terhadap peradangan
5. Kritinin: trauma otot meningkatkan beban kretinin untuk klirens ginjal
6. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse
atau cedera hati

E. Penatalaksanaan
Prinsip penanganan fraktur
1. Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada
kesejajarannya dan rotasi anatomis. Reduksi tertutup, mengembalikan
fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungmya saling berhubungan)
dengan manipulasi dan traksi manual. Alat yang digunakan biasanya
traksi, bidai dan alat yang lainnya. Reduksi terbuka, dengan pendekatan
bedah. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku.
2. Imobilisasi
Imobilisasi dapat dilakukan dengan metode eksterna dan interna
mempertahankan dan mengembalikan fungsi status neurovaskuler selalu
dipantau meliputi peredaran darah, nyeri, perabaan, gerakan. Perkiraan
waktu imobilisasi yang dibutuhkan untuk penyatuan tulang yang
mengalami fraktur adalah selama 3 bulan.

F. Masalah yang Lazim Muncul


1. Nyeri akut b.d agen injuri fisik, spasme otot, gerak fragmen tulang, edema,
cedera jaringan lunak, pemasangan traksi
2. Ketidakefekstifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah
kejaringan
3. Kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen,
kawat, sekrup)
4. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan rangka neuromuscular, nyeri,
terapi restriktif (imobilisasi)
5. Resiko infeksi b.d trauma, imuitas tubuh primer menurun, prosedur
invasive (pemasangan traksi)
6. Resiko syok (hipovolemik) b.d kehilangan volume darah akibat trauma
(fraktur)

G. Discharge Planning
1. Meningkatkan masukan cairan
2. Dianjurkan untuk diet lunak terlebih dahulu
3. Dianjurkan untuk istirahat yang adekuat
4. Control sesuai jadwal
5. Minum obat seperti yang telah diresepkan dan segera periksa jika ada
keluhan
6. Menjaga masukan nutrisi yang seimbang
7. Aktifitas sedang dapa dilakukan untuk mencegah keletihan karena
mengalami kesulitan nafas
8. Hindari trauma ulang
H. Patofisiologi

Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis

Fraktur

Diskontinuitas tulang Pergeseran frakmen tulang Nyeri akut

Perub jaringan sekitar Kerusakan frakme tulang

Tek sumsum tulg lebih


Pergeseran frakmen tulang Spame otot tinggi dari kapitel

Deformitas Peningkatan tek kapitel Melepaskan katekolamin

Ggn fungsi ekstremitas Pelepasan histamin Metabolisme asam lemak

Hambatan mobilisasi fisik Protein plasma hilang Bergabung dgn trombosit


Edema Emboli
Laserasi kulit

Penekanan pembuluh darah Emboli

Putus vena/arteri Kerusakan integritas kulit Ketidakefektifan fungsi


Resiko infelksi jaaringan perifer

Putus vena/arteri Kehilangan volume cairan Resiko syok


(hipervolemik)
BAB II

LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS FRAKTUR FEMUR DEXTRA

A. Pengkajian Pre-op
Tanggal pengkajian : 07 januari 2023
Jam pengkajian : 16:00 WIT
Diagnosa medis : Fraktur Femur Dextra

1. Identitas
a) pasien
Nama : Tn. D
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Status : Belum Menikah
Pendidikan : SMA
Alamat : Wamena
Pekerjaan :-
b) Penanggung Jawab
Nama : Tn. J
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Wamena
Hubungan dengan pasien : Ayah kandung pasien
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama: Sulit bergerak karena fraktur
b) Riwayat penyakit sekarang
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan dirinya jatuh pada
tanggal 28 November 2022 karena dirinya terserempet mobil dan kaki
pasien tertimpa motor. Setelah itu pasien dilarikan ke rumah sakit
(UGD) dan langsung digips dan setelah dilakukan rontgen, dokter
mengatakan pasien menderita fraktur kominutif pada 1/3 distal os.
Femur dextra. Pasien mengatakan dirinya dilakukan operasi
pemasangan pen pada area frakturnya tanggal 29 November 2022, dan
jenis operasinya tertutup (close-surgery). Di rumah sakit, pasien
mendapat perawatan luka post-op. Pasien rawat inap selama tiga hari
dan pulang tanggal 02 Desember 2022, pasien mengatakan setelah
pulang dari rawat inap di rumah sakit tanggal 30 Desember 2022, pasien
sangat sulit bergerak, pasien hanya bisa tiduran dan duduk karena
balutan luka jahitan bekas operasi pada femur kanannya belum dibuka.
Pada tanggal 5 Januari 2023 setelah balutan luka jahitannya dibuka,
pasien lebih bisa bergerak namun tetap sulit, karena kakinya belum bisa
menapak dan harus menggunakan alat bantu krug. Pasien mengatakan
dia hanya bergerak menggunakan krug di saat mendesak saja, seperti
BAB dan mandi. Pasien juga mengeluh nyeri saat kakinya ditekuk atau
diregangkan.
c) Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat maupun makanan, pasien
juga tidak pernah menderita penyakit hepatitis, TBC, dan lain-lain.
Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
3. Pola Aktivitas dan Kemandirian
a. Klien mengatakan sulit bergerak karena keadaan kakinya yang fraktur
b. Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas normal seperti biasanya
karena fraktur tersebut
c. Klien mengatakan kesulitan berpindah dari berdiri ke duduk
d. Klien tampak kesulitan saat bergerak atau berpindah
e. Klien tampak lambat saat bergerak
f. Klien tampak kesulitan membolak-balik posisi
4. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan/keadaan umum : Tampak lemah / compos mentis
2. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 130/100 mmHg
2) Nadi : 90 x/menit (teratur dan kuat)
3) Pernapasan : 18 x/menit (teratur dan kuat)
4) Suhu : 38 ⁰C
3. Pengukuran antropometri : TB : 170 cm BB : 60 kg BB ideal :
70Kg IMT : 20,7
4. Kepala : Bulat simetris, tidak ada luka
1) Rambut : Hitam, agak ikal, tebal, agak kotor
2) Mata : Mampu melihat jelas pada jarak
normal (6m), ukuran pupil kecil dan keduanya bereaksi terhadap
cahaya (kanan dan kiri), konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, tidak memakai alat bantu penglihatan dan tidak ada sekret
pada mata.
3) Hidung : Bersih, tidak ada sputum deviasi,
tidak ada sekret, tidak ada epistaksis, tidak ada polip, tidak ada
nafas cuping hidung, dan tidak menggunakan oksigen
4) Telinga : Mampu mendengar dengan jelas
pada jarak yang normal, tidak ada nyeri, tidak ada sekret telinga,
tidak ada pembengkakan, tidak menggunakan alat bantu
5) Mulut : Selaput mukosa lembab dan
berwarna merah muda, bersih, gigi utuh, agak kuning, dan bersih,
gusi tidak bengkak, tidak ada bau mulut, bibir lembab dan
berwarna merah kehitaman
6) Leher dan Tenggorokan : Posisi trakea simetris, tidak ada
benjolan pada leher, tidak ada alat yang terpasang, tidak ada nyeri
waktu menelan, tidak ada pembesaran tonsil, vena jugularis tidak
menonjol, tidak ada obstruksi jalan nafas
7) Ekspresi wajah : Tidak menunjukkan ekspresi wajah
nyeri, tetapi saat kakinya ditekuk/diregangkan, ekspresi wajah
pasien tampak meringis/mengernyit menahan nyeri.
5. Dada dan Thorak : Bentuk simetris, pergerakan simetris
dan sama kanan-kiri, tidak ada luka, dan tidak menggunakan otot
bantu pernapasan
1. Paru-Paru
1) Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris, tidak ada
luka, tidak ada jejas, nafas teratur
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan,
taktil fremitus kanan dan kiri simetris
3) Perkusi : Bunyi sonor
4) Auskultasi : Tidak ada suara nafas tambahan
2. Jantung
1) Inspeksi : Simetris, tidak ada luka, tidak ada memar
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan,
ictus cordis teraba di SIC ke-5, midclavicula sinistra
3) Perkusi : Bunyi redup, tidak ada pelebaran dinding
jantung
4) Auskultasi : Suara irama jantung teratur, terdengar S1 &
S2 normal, tidak ada bunyi jantung tambahan.
3. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada asites
2) Auskultasi : Terdengar bunyi peristaltik usus 10x/menit
3) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan,
tidak teraba massa
4) Perkusi : Terdengar bunyi timpani
6. Genital : Bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda
infeksi, tidak terpasang kateter dan tidak ada hemoroid
7. Ekstremitas
1) Inspeksi Kuku : Warna merah muda pucat, bersih, utuh
2) Capillary Refill : Cepat (< 2 detik)
3) Kemampuan berfungsi : (mobilitas dan keamanan) untuk semua
ekstremitas
8. Kulit : Kulit bersih, warna sawo matang, lembab, turgor elastis, tidak
ada edema. Terdapat luka bekas jahitan sepanjang ±20 cm di femur
kanan superior, luka sudah mulai kering, tidak ada tanda infeksi,
balutan luka sudah dibuka.
5. Data Penunjang
a. Hasil Pemeriksaan Penunjang (Hasil rontgen)
Hasil rontgen di daerah femur dextra ap-lat menunjukkan tampak
fraktur kominutif pada 1/3 distal os. Femur dextra dengan aposisi dan
aligment kurang baik, tak tampak lusensi soft tisue, tampak soft tisue
swelling
b. Diit yang diperoleh : TKTP, tiga kali sehari satu porsi

B. Analisa Data
Pengelompokan Data
1. Data Subyektif
a. Pasien mengatakan dirinya dilakukan operasi pemasangan pen pada area
frakturnya
b. Klien mengatakan sulit bergerak karena keadaan kakinya yang fraktur
c. Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas normal seperti biasanya karena
fraktur tersebut
d. Klien mengatakan belum bisa menapakkan telapak kaki kanannya
e. Klien mengatakan kesulitan berpindah dari berdiri ke duduk
f. Klien mengatakan takut jatuh karena jalannya yang tidak seimbang
2. Data Obyektif
a. pasien menderita fraktur kominutif pada 1/3 distal os. Femur dextra
b. Klien tampak kesulitan saat bergerak atau berpindah
c. Klien tampak lambat saat bergerak
d. Klien tampak kesulitan membolak-balik posisi
e. Klien tampak tidak nyaman dengan keadaannya
f. Klien tidak seimbang saat berjalan dan tampak kesulitan
TGL/JAM Data Fokus Masalah Etiologi
07-01-2023 DS: Hambatan Gangguan
16.00 WIT a. Klien mengatakan Mobilitas Fisik muskuloskeletal
sulit bergerak
karena fraktur pada
femur kanannya
b. Klien mengatakan
tidak bisa
beraktivitas normal
seperti biasanya
karena fraktur
tersebut
c. Klien mengatakan
belum bisa
menapakkan
telapak kaki
kanannya
d. Klien mengatakan
kesulitan berpindah
dari berdiri ke
duduk
DO:
a. pasien menderita
fraktur kominutif
pada 1/3 distal os.
Femur dextra
b. Klien tampak
kesulitan saat
bergerak atau
berpindah
c. Klien tampak
lambat saat
bergerak
d. Klien tampak
kesulitan
membolak-balik
posisi
07-01-2023 DS: Klien mengatakan Resiko Jatuh Penggunaan alat
16.0 0 WIT takut jatuh karena bantu (krug)
jalannya yang tidak
seimbang
DO: Klien tidak
seimbang saat berjalan
dan tampak kesulitan

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1 : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musku
loskeletal dibuktikan dengan klien kesulitan bergerak
Diagnosa 2 : Resiko jatuh berhubungan dengan penggunaan alat bantu (krug)

D. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Prioritas Rasional
Keperawatan
Hambatan mobilitas Masalah tersebut yang
Prioritas Sedang
fisik berhubungan paling mengganggu
dengan gangguan klien dan menghambat
muskuloskeletal penyembuhan klien, jika
ditandai dengan klien tidak teratasi maka klien
kesulitan bergerak akan terganggu
pergerakan dan
aktivitasnya, masalah
tersebut jika tidak
teratasi maka masalah
lain juga tidak bisa
teratasi
Resiko jatuh akan
Resiko jatuh teratasi dengan
berhubungan dengan sendirinya jika masalah
Prioritas Rendah
penggunaan alat bantu dengan prioritas sedang
(krug) (hambatan mobilitas
fisik) teratasi

E. Rencana Tindakan Keperawatan


Tujuan &
Dx. Kep. Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Hambatan Setelah Kaji kemampuan Sebagai data dasar
mobilitas dilakukan pasien dalam untuk melakukan
fisik tindakan mobilisasi intervensi
berhubunga keperawatan selanjutnya
n dengan selama 3 x 1
gangguan pertemuan, Bantu klien untuk Memudahkan
muskuloske diharapkan menggunakan pasien dalam
letal hambatan tongkat saat mobilisasi
ditandai mobilitas fisik berjalan dan
dengan klien dapat
klien teratasi, cegah terhadap
kesulitan dengan kriteria cedera
bergerak hasil : Menambah
a. Klien Ajarkan pasien pengetahuan pasien
mampu tentang teknik dan pasien dapat
meningkat ambulasi kooperatif
dalam
aktivitas Agar menambah
fisik Ajarkan pasien pengetahuan pasien
b. Klien bagaimana dan pasien dapat
mampu merubah posisi kooperatif
berjalan dan berikan
dengan bantuan jika
langkah diperlukan
yang
efektif
dengan alat
bantu
c. Klien
mampu
bergerak
dengan
mudah
Setelah Identifikasi Mengetahui
Resiko jatuh dilakukan perilaku dan seberapa besar
berhubunga tindakan faktor yang resiko pasien akan
n dengan keperawatan mempengaruhi mengalami jatuh
penggunaan selama 3 x 1 risiko jatuh
alat bantu pertemuan, Menghindari atau
(krug) diharapkan Identifikasi meminimalisir
klien tidak karakteristik faktor lingkungan
beresiko jatuh, lingkungan yang yang dapat
dengan kriteria dapat meningkatkan
hasil : meningkatkan potensi pasien jatuh
a. Perilaku potensi untuk
penecgaha jatuh Menurunkan resiko
n jatuh: jatuh klien
tindakan Sarankan
individu perubahan dalam
atau gaya berjalan Menambah
pemberi pasien pengetahuan
asuhan anggota keluarga
untuk Didik anggota pasien dan anggota
meminimal keluarga tentang keluarga pasien
kan faktor faktor risiko yang dapat kooperatif
resiko yang berkontribusi
dapat terhadap jatuh dan
memicu bagaimana
jatuh di mereka dapat
lingkungan menurunkan
individu resiko tersebut
b. Tidak ada
kejadian
jatuh

F. Implementasi Keperawatan
No.
Dx. Tgl./Jam Tindakan Respon Pasien Paraf
Kep.
S: Pasien mengatakan
otot kaki kanannya
belum kuat untuk
menopang berat
badan, berjalan masih
kesulitan, masih
kesulitan berpindah
07-01-
Mengkaji kemampuan dari duduk ke berdiri
1 2023
pasien dalam mobilisasi maupun sebaliknya
16.00 WIT
O: Pasien tampak
masih kesulitan dalam
bergerak dan berjalan,
pasien membutuhkan
tenaga lebih untuk
menggerakkan kaki
kanannya
S: Pasien mengatakan
sering hampir jatuh
saat dirinya latihan
berjalan, dan pasien
Mengidentifikasi menggunakan dinding
07-01- perilaku dan faktor yang sebagai pegangannya
2 2023 mempengaruhi risiko selain dari alat bantu
16.10 WIT jatuh jalannya
O: Saat latihan, pasien
tampak tidak
seimbang saat berdiri
dan berpotensi untuk
jatuh
S: Pasien mengatakan
sering hampir jatuh
saat dirinya berjalan
menggunakan alat
Mengidentifikasi bantu karena lantai
07-01- karakteristik lingkungan rumah yang agak licin,
2 2023 yang dapat terkhusus di kamar
16.20 WIT meningkatkan potensi mandi
untuk jatuh O: Lantai rumah
pasien tampak licin
dan berpotensi untuk
meningkatkan resiko
jatuh pasien
S: Pasien mengatakan
paham dan
mengetahui setelah
08-01- diajarkan materi
Mengajarkan pasien
1 2023 tersebut
tentang teknik ambulasi
16.30 WIT O: Pasien dapat
mendemonstrasikan
apa yang telah
diajarkan
S: Pasien mangatakan
paham dan tahu
Mengajarkan pasien
08-01- terhadap apa yang
bagaimana merubah
1 2023 disampaikan
posisi dan berikan
16.45 WIT O: Pasien dapat
bantuan jika diperlukan
mengikuti apa yang
diajarkan
S: Pasien mengatakan
dirinya dirumah sudah
mencoba
menggunakan tongkat
Membantu klien untuk pembantu (krug) untuk
08-01-
menggunakan tongkat berjalan
1 2023
saat berjalan dan cegah O: Pasien dapat
17.00 WIT
terhadap cedera menggunakan alat
bantu jalan, tetapi
belum mengetahui
cara menggunakannya
dengan benar
S: Pasien mengatakan
akan mengikuti apa
yang telah disarankan
09-01- Menyarankan
O: Gaya berjalan
2 2023 perubahan dalam gaya
pasien masih tampak
16.30 WIT berjalan pasien
sama seperti
sebelumnya, belum
ada perubahan
S: Pasien mengatakan
sudah bisa berjalan
menggunakan alat
Membantu klien untuk bantu dengan mudah
09-02-
menggunakan tongkat dan tidak sesulit
1 2023
saat berjalan dan cegah kemarin
16.35
terhadap cedera O: Pasien tampak
berjalan menggunakan
alat bantu dengan
langkah yang sudah
tidak tertatih-tatih,
namun belum efektif
S: Anggota keluarga
Mendidik anggota mengetahui dan
keluarga tentang faktor paham terhadap apa
risiko yang yang disampaikan
09-01-
berkontribusi terhadap O: Ekspresi muka
2 2023
jatuh dan bagaimana anggota keluarga
16.45 WIT
mereka dapat pasien tampak paham
menurunkan resiko dan tidak
tersebut menunjukkan
kebingungan

G. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Tujuan & Catatan
Tgl./Jam Paraf
Keperawatan Kriteria Hasil Perkembangan
Setelah S: Pasien mengatakan
Hambatan
dilakukan masih kesulitan untuk
mobilitas fisik
tindakan bergerak dan berjalan,
berhubungan
keperawatan 07-01- masih sulit berpindah
dengan
selama 3 x 1 2023 posisi
gangguan
pertemuan jam, 16.30 O: Pasien tampak masih
muskuloskelet
diharapkan WIT kesulitan untuk
al ditandai
hambatan bergerak, menggunakan
dengan klien
mobilitas fisik tenaga lebih untuk
kesulitan
klien dapat menggerakkan kaki
bergerak
teratasi, kanannya
dengan kriteria A: Masalah hambatan
hasil : mobilitas fisik belum
a. Klien teratasi
mampu P: Lanjutkan intervensi:
meningkat a. Ajarkan pasien
dalam tentang teknik
aktivitas ambulasi
fisik b. Ajarkan pasien
b. Klien bagaimana
mampu merubah posisi
berjalan dan berikan
dengan bantuan jika
langkah diperlukan
yang c. Bantu klien
efektif untuk
dengan alat menggunakan
bantu tongkat saat
c. Klien berjalan dan
mampu cegah terhadap
bergerak cedera
dengan S: Pasien mengatakan
mudah sudah mulai paham
teknik ambulasi yang
diajarkan dan mulai bisa
08-01-
berpindah posisi dengan
2023
mudah, namun masih
17.15
kesulitan untuk berjalan
WIT
O: Pasien tampak lebih
kooperatif dengan apa
yang diajarkan, yaitu
teknik ambulasi dan
merubah posisi. Pasien
juga sudah mulai bisa
berjalan menggunakan
alat bantu dengan benar,
namun jalannya masih
tertatih-tatih.
A: Masalah hambatan
mobilitas fisik belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Bantu klien untuk
menggunakan tongkat
saat berjalan dan cegah
terhadap cedera
S: Pasien mengatakan
sudah latihan berjalan
keliling ruangan
didalam rumah dan
berjalannya sudah tidak
sesulit kemarin
09-01- O: Pasien tampak
2023 berjalan dan bergerak
17.00 dengan lebih mudah,
WIT sudah tidak terlalu
menggunakan
tenaganya untuk
menggerakkan kaki
kanannya, namun belum
bisa berjalan dengan
langkah yang efektif
A: Masalah hambatan
mobilitas fisik sebagian
teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Bantu klien untuk
menggunakan tongkat
saat berjalan dan cegah
terhadap cedera
Setelah S: Pasien mengatakan
dilakukan sering hampir jatuh saat
tindakan latihan karena lantai
keperawatan rumahnya yang licin,
selama 3 x 1 terkhusus lantai kamar
pertemuan, mandi
diharapkan O: Pasien tampak tidak
klien tidak seimbang saat berjalan
beresiko jatuh, dan berpotensi untuk
Resiko jatuh
dengan kriteria jatuh jika tidak
berhubungan 07-01-
hasil : menggunakan alat bantu
dengan 2023
c. Perilaku saat berjalan
penggunaan 16.30
penecgaha A: Masalah resiko jatuh
alat bantu WIT
n jatuh: belum teratasi
(krug)
tindakan P: Lanjutkan intervensi:
individu a. Sarankan
atau perubahan
pemberi dalam gaya
asuhan berjalan pasien
untuk b. Didik anggota
meminimal keluarga tentang
kan faktor faktor risiko
resiko yang yang
dapat berkontribusi
memicu terhadap jatuh
jatuh di dan bagaimana
lingkungan mereka dapat
individu menurunkan
d. Tidak ada resiko tersebut
kejadian S: Pasien mengatakan
jatuh selama sakit ini belum
pernah terjatuh tapi
sering mengalami resiko
jatuh (hampir jatuh),
pasien sudah lebih
berhati-hati dalam
latihan berjalan dan saat
di kamar mandi
O: Pasien masih belum
seimbang gaya
08-01-
berjalannya, dan tampak
2023
akan jatuh, namun
17.15
pasien sudah lebih
WIT
berhati-hati dalam
latihan berjalan
A: Masalah resiko jatuh
sebagian teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
a. Sarankan
perubahan
dalam gaya
berjalan pasien
b. Didik anggota
keluarga tentang
faktor risiko
yang
berkontribusi
terhadap jatuh
dan bagaimana
mereka dapat
menurunkan
resiko tersebut
S: Pasien mengatakan
sudah mengetahui dan
paham perilaku/faktor
dan kondisi lingkungan
yang dapat
meningkatkan potensi
untuk jatuh, sudah tidak
pernah merasa hampir
jatuh, dan keluarga
pasien sudah kooperatif
09-01-
untuk meminimalisir
2023
faktor resiko jatuh
17.00
pasien
WIT
O: Pasien dan keluarga
pasien sudah tampak
kooperatif, dan gaya
berjalan pasien sudah
seimbang, pasien sudah
sepenuhnya berhati-hati
dalam berjalan demi
keselamatannya
A: Masalah resiko jatuh
teratasi
P: Hentikan intervensi

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU ILMIAH
1. Hardhin,Amri. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 2

B. WEBSITE
2. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https:// www.
academia.edu/37578096/ASUHAN_KEPERAWATAN_KLIEN_DENG
AN_FRAKTUR&ved=2ahUKEwjsgPmRgqfiAhUUheYKHa2hAK8QFj
ACegQIBhAI&usg=AOvVaw3ILYxoRV_kw1OhnWXAlYkC

Anda mungkin juga menyukai