Anda di halaman 1dari 55

PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI GANGGUAN
MUSKULOSKELETAL

Iin Patimah
Materi Perkuliahan
• Osteosarcoma
• Osteomyelitis
• fraktur
OSTEOSARCOMA
Osteosarcoma
 Tumor ganas tulang primer pada regio metafise tulang

panjang dewasa muda

 Tumor terbentuk karena akumulasi pembentukan

osteoid (tulang muda ) langsung dari osteoblast (Sel

mesenchyme primitiv) tanpa melalui fase chondroblast.

(Dis: Osteogenic Sarcoma)


Insiden
 Tumor ganas primer terbanyak pada anak dan dewasa
muda

 Usia terbanyak 15-19 th, makin muda makin ganas.

 Urutan nomor 2 dari tumor ganas ssd multiple


myeloma (Plasma sel myeloma)

 Kejadian pada African-Americans >> kulit putih

 Pria > wanita

 Pada usia tua hanya sebagai komplikasi Paget disease


Lokasi Tumor
 Metafisis tl panjang atau pada tempat pertumbuhan

tulang aktif (Active epiphysis growth)

 50 % pada daerah lutut (Mendekati lutut dan menjahui

siku)

 Distal femur 52%

 Proksimal tibia fibula 39 %

 Proksimal humerus 9%
Etiology
 Masih unknown

 Diduga :

 Carsinogenic agent like : berylinnium oxyde

 Paparan Radiasi.

 Virus.

 Trauma.

 Paget disease  terutama dewasa


Diagnosa
 Riwayat Penyakit

 Pemeriksaan Fisis : Umum dan lokal

 Pemeriksaan penunjang

 Laboratorium

 Radiologi

 Biopsi
Riwayat Penyakit
 Keluhan utama: Bengkak dan Nyeri (Terutama malam

hari).

 Biasanya sering diketahui penderita (Famili) setelah

adanya trauma ringan.

 Pembesaran makin cepat apalagi kalau dimanipulasi

(diurut).

 Jarang datang dengan fraktur pathologis.


Pemeriksaan
 Umum : KU jelek pada Std akhir

 Lokal

 Pembengkakan dengan batas tidak tegas, venectasi


(+), kulit mengkilat (Shinny) dan bisa ada ulcus

 Perabaan lunak, panas dan sering ada bising


pembuluh darah

 Bisa disertai pembesaran kel lymfe regional.

 Bahagian distal : atrofi & ggn neurovaskuler


Radiologi
 Ada 3 kemungkinan gambaran

Rx
a. Osteolitik : terlihat gambaran destruksi tulang
b. Osteoblastik : terlihat gambaran tulang baru
c. Campuran Osteolitik dan Osteoblastik

 Pemeriksaan Radiologi lain


 Angiografi : Mendeteksi penyebaran
 CT Scan : Mendeteksi luas jar lunak yang terkena
 MRI : Mendeteksi syaraf dan p darah
Radiologi
Secara umum akan didapat kelainan berupa:

 Soft tissue swelling.

 Reaksi tulang : Osteolitik /osteoblastik

 Perforasi kortek tulang

 Elevasi periosteum (Codman triangle)

 Sunrays appereance (tumpukan osteoid sekitar p.darah

)
Codman's triangle
Proses Gambaran Radiologi
Metastase
 Metastase : Lebih banyak hematogen

 Metastase dapat ke :

 Hepar

 Paru (Coin Lesion): Diduga saat D/ ditegakkan

sudah ada mikrometastase ke Paru

 Tulang lain : pelvis, vertebra , cranium dll


DD
 Infection (Osteomyelitis Akut)

 Myosistis ossifican

 Ewing sarcoma

 Parosteal osteosarcoma (umur > 40 th)

 Chondrosarcoma
Pengobatan
 Umum : Perbaiki KU pasien :Gizi, Darah dll

 Pembedahan

 Wide eksisi

 Amputasi,

 Limb salvage procedure

 Terapi Adjuvant treatment.

 Imunoterapi

 Radioterapi

 Chemoterapi
Imunoterapi & Radioterapi
1. Imunoterapi

 BCG, & Allogenik Sarcoma cell vaccine im  1X 1-


2/ mg selama 2 th

2. Radioterapi

 Biasanya radioresistent, tapi minimal dapat


mengurangi lesi.

 Dosis 1000 – 1700 Rad pasca operasi.

 Standford Code Protocol  6500-7500 R selama 7


minggu kemudian tunggu 6 bulan. Jika tak ada
metastase ke paru  operasi
Chemoterapi
 Bekerja sebagai menghambat replikasi DNA sel tumor
sehingga pertumbuhannya terhenti.

 Obat Chemo

 Single Drug  MTX or adriamycin in high dose

 Multi Drug  Kombinasi Cyclophosphamid,


vancristine , adriamycin & phenillanamine mustrad.

 Dosis / Cara Pemberian

 0,5 -1mg/kgBW/days for 3 hari dextrose 5%


200cc with interval 4-6 weeks.(satu kali kur)

 Diberikan 6-7 Kur


Prognosa
 Jelek sekali

 5 years survival: 10-20%.

 If ptient still alive

 In one year, kemungkinan 90% free

 In 2 years may be free of the disease or wrong

diagnose
FRAKTUR
Trauma
 Kerusakan fisik / mental akibat dari
suatu kekerasan (Violence)
 Dua pertiga trauma pada tubuh adalah
trauma pada muskuloskeletal
 Sifat trauma: High morbidity & Low
mortality.
 Trauma paling sering
 Tulang : Fraktur
 Sendi : Dislokasi, Sprain Strain dll
 Jar. Lunak : Luka ,Ruptur tendon dll
Kenapa Trauma Meningkat
 Masalah Transportasi
 Jumlah & kecepatan kendaraan 
 Jalan semakin sempit (Perampasan)
 Political Will government 
 Jenis olah raga
 Semakin berat
 Jadi prestasi daerah / negara
 Jumlah Lansia 
 Osteoporosis
 Kesigapan yang menurun
Trauma Pada Muskuloskeletal
 Kulit  Jejas, luka, skin loss dll

 Otot  Memar, ruptur dll

 Tendon  Laserasi, ruptur dll

 Syaraf  Neuropraksia, Neurometsis, Axonometsis

 Tulang  Fissure, fraktur dll

 Sendi  Dislokasi
Fraktur Tulang
 Terjadinya diskontinuitas (Ketidak Sinambungan)

jaringan tulang / tulang rawan.

 Simbol fraktur  #

 Penyebab: Trauma

 Berat

 Ringan
Diagnosa Fraktur
1. Anamnesa

 Keluhan Utama  Tulang (Organ)


Bengkok, Bengkak, Pendek sesudah
trauma

 Mekanisme trauma (History of


accident)  Langsung / Tidak
langsung

 Riwayat Penyakit dahulu & Peny


keluarga  Untuk menjelaskan
penyakit dasar
Diagnosa Fraktur
2. Pemeriksaan

 Umum

 Berat : Bisa shock

 Trauma penyerta lain

 Lokal

 Deformitas

 Luka / Tidak

 Nyeri Tekan & Nyeri sumbu

 Bahagian acral/ distal : A, V, N


Diagnosa Fraktur
3. Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium

 Darah

 Urine

 Radiologis

 Rontgen Foto

 CT Scan

 MRI
Diagnosa Fraktur
Pemeriksaan Rontgen Foto

 Syarat Foto  Rule of two

 Two view (dua arah)  AP & Lateral

 Two Joint  Dua sendi

 Two Occasion / Time  Dua waktu

 Dari hasil radiologis dapat diklasifikasi

 Lokasi anatomi

 Konfigurasi

 Aligment garis fraktur


Konfigurasi Fraktur
 Luasnya Fraktur
 Fr Komplet (patah total)
 Fr Inkomplete (Mis :Greenstick Fr)
 Garis Fracture
Lokasi Anatomi #
 Klasifikasi Lokasi Anatomi
 Tulang Panjang 1/3 proximal, 1/3 tengah & 1/3 distal

 Tulang Pendek  Kaput, Batang, Basis

 Aligment Fr,  Aposisi garis Fraktur

 Contoh D/ Fraktur Cruris Sinistra terbuka dislokasi


adaxin cum kontractionum
Klasifikasi Fraktur
 Berdasarkan adanya luka

1. Fraktur tertutup : Tidak ada luka (Fragmen fr tidak


berhub dengan bhg luar)

2. Fraktur terbuka (Grade Gustilo)

 Grade I : Luka terbuka < 1 cm (Pin Point Fr)

 Grade II : Luka terbuka > 1 cm

 Grade III :
■ A  Luka yang masih bisa ditutup
■ B  Luka yang tidak bisa ditutup
■ C  Disertai kerusakan Neurovasculer
Penyembuhan (Union) Fractur.
1. Fase Hematoma ( 2-8 jam ssd trauma)

2. Fase Resorbsi hematoma (Sp 1 minggu)


 Hematoma diisi oleh sel-sel tulang baru

3. Fase calus ( tulang muda) (ssd 3 minggu)


 Osteoblasts membentuk spongy bone

4. Fase Konsolidasi ( 6-12 minggu)


 Tulang spongiosa menjadi padat
5. Fase Remodelling  (12-24 bulan)
 Spongy bone berobah jadi tulang normal

 Tak tampak lagi garis fraktur


Yang Mempengaruhi Union Frakture
1. Faktor Umum

 Umur

 Gizi

 Adanya peny. Sitemik / tidak

2. Faktor Lokal

 Posisi garis patah tulang

 Perdarahan

 Cara imobilisasi dll

 Adanya infeksi
Bentuk Penyembuhan (Union Fr)
1. Good Union  Menyambung sempurna

 Bentuk, Ukuran anatomis & Fungsi

kembali normal

2. Delayed union Menyambung lama

3. Non-union  Ssd 5 bl.

4. Malunion Salah sambung


Komplikasi Fraktur

1. Shock & Perdarahan

2. Sindroma Emboli Lemak

3. Compartment syndrome

4. Infeksi Osteomyelitis

5. Gangguan pertumbuhan  Fr Epifisis

6. Kecacatan
Sindroma Compartmen
 Ggn perdarahan bgh distal fr. krn bendungan akibat
peningkatan tekanan intra compartment sekitar fr

 Penyebab  Internal / Ekternal (balutan sangat ketat)

 Gejala P5
1. Pulselessness (Nadi melemah)
2. Pain  saat ektensi.
3. Pallor (pucat) (Slow capillary return).
4. Paresthesia.
5. Puffiness (edema).
 Penanganan
 Lepaskan spalk, Elevasi
 Fasciotomi
Syndroma Emboli Lemak
(Fat Emboli Syndrome) (FES)
 Lemak sumsum tl masuk p. darah & menyumbat
jantung, paru, otak  kematian

 Sering dari fraktur panggul atau fraktur femur

 Gejala timbul ssd 12-36 jam dengan:

 KU memburuk

 Timbul bintik- bintik dikulit

 Coma , hypoxia

 Prognosa Jelek
Cacat
 Ukuran pendek
 Bentuk bengkok
 Sendi kaku
 Jalan pincang
 Amputasi dll.
Osteomyelitis

Definisi :
Merupakan infeksi tulang dan sum-
sum tulang, yang dapat terjadi
secara akut atau kronik, yang
biasanya disebabkan oleh bakteri
Etiologi
• Bakteri : staphylococcus aurius, infeksi
bakteri dalam darah
(bakterimia)tulang
• Pernyebaran infeksi terdekat :
luka/trauma, prosedur operasi
• Sistem imun yang lemah
Epidemiologi
• ♂>♀
• Akut  anak-anak (hematogen)
• Kontak  remaja dan dewasa (trauma)
Berdasarkan tulang yang terlibat
 Tibia (50 %)
 Femur (30 %)
 Fibula
 Humerus
 Radius
 ulna
• Kuman  spongiosa(metafise) 
pus/abses  menjalar ke diafise dan
kortex  periosteal terangkat reaksi
periosteal
• Tulang-tulang nekrosis
• Bila a. nutrisia trombosisnekrosis
bertambah (sequester)
• Didalam tulang membentuk tulang
baru  pada cortex dan trabekula 
sklerotik (radioopaq)
• Kelainan tulang pada foto rontgen 
10-14 hari setelah infeksi
• Sebelumnya pembengkakan
• Perubahan pada anak-anaklebih
cepat
Pemeriksaan yang lain dengan :
• USG (ultrasonografi)
osteomyelitis akut
perubahan 1-2 hari
deteksi cairan , abses dan periostitis
• CT Scan (Tomografi komputer)
menggambarkan :
keadaan tulang dan jaringan lunak
kalsifikasi abnormal
baik untuk lokasi : vertebrae, pelvis, sternum
CT Scan
• CT Scan dapat menilai intregitas tulang, disrupsi
kortikal dan keterlibatan jaringan lunak. Selain itu
CT Scan juga dapat memperlihatkan adanya edema,
fistula intraoseus, dan defek kortikal yang mengarah
ke traktus sinus jaringan lunak.10

• Peran utama teknik ini dalam osteomielitis adalah


mendeteksi sequestra pada osteomielitis kronik,
berupa nekrosis tulang yang pada foto polos bisa
tertutupi osseous abnormal disekitarnya.
Gambar 2.4 pasien laki – laki umur 43 tahun dengan infeksi Staphilococcus aureus dalam
pemberian kontras IV- CT Scan enhanced dari femur distal menunjukkan rim – enhancing
abses (tanda panah kecil) pada jaringan lunak dan peningkatan dari synovium (tanda panah
besar) pada suprapatellar bursa. Peningkatan attenuation pada ruang medular bersamaan
dengan lokasi infeksi.11
• MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
Lebih cepat mendeteksi dan menentukan
daerah yang akan dioperasi
Sensitif : 90-100%
MRI
• MRI dapat mendeteksi dini osteomielitis dan menilai luasnya
keterlibatan serta aktivitas penyakit dalam kasus infeksi kronis
tulang.
• MRI dapat memperlihatkan luas dan lokasi osteomielitis sekaligus
perubahan patologi sumsum tulang dan jaringan lunak. MRI
memungkinkan deteksi dini osteomielitis dan menilai perluasan
dari keterlibatan dan aktivitas penyakit pada kasus kronik.
• MRI dipertimbangkan sebagai teknik pencitraan yang paling
bermanfaat untuk mengevaluasi pasien dengan suspek
osteomielitis karena kemampuannya untuk memperlihatkan
perubahan pada kandungan air di sumsum tulang dengan resolusi
struktur dan ruang yang sangat baik.
• MRI sangat sensitif untuk mendeteksi osteomielitis secara dini, 3 –
5 hari setelah onset infeksi.
Gambar 2.5 Osteomielitis Hematogen: Abses Brodie. (A, B) foto polos AP dan lateral dari tibia distal yang tampak
gambaran abses (tanda panah) berbentuk lingkaran, oval, dan lesi radiolusen dengan sklerosis disekelilingnnya
yang meluas hingga ke sendi terdekat. (C) T1 weighted axial pada MRI tampak lesi hipointens berlobulus di
intramedular dengan batas yang jelas. (D, E) T1 weighted coronal dan T2 fat suppressed menunjukkan
keterlibatan sumsum tulang. (F) T2 fat suppressed Sagital memperlihatkan lesi sirkular hiperintens dan berbatas
tegas.9
3 kategori utama penyebab

• Osteomyelitis hematogen akut


• Osteomyelitis kontak (direct
osteomyelitis)
• Osteomyelitis akibat insufisiensi
vaskuler
Osteomyelitis hematogen akut

• Melalui darah seperti streptococcus


• Anak-anak
• Bagian tulang yang tumbuh cepat dan
banyak pembuluh darah
Osteomyelitis kontak
(direct osteomyelitis)

• Etio :
kontak / langsung : trauma/ operasi 
kuman
Osteomyelitis akibat
insufisiensi vaskuler
Etio :
DM
tulang-tulang kecil
usia 35-70 tahun
didahului : ulserasi , selulitis
Staging Osteomielitis

Stage 1 : Melibatkan medular tulang dan biasanya


disebabkan oleh satu organisme.
Stage 2 : Melibatkan permukaan tulang dan bisa
terjadi dengan ulkus jaringan lunak dalam.
Stage 3 : Infeksi lokal tulang dan jaringan lunak yang
meluas yang sering merupakan hasil
dari infeksi multimikrobial
intramedular atau fraktur terbuka.
Stage 4 : Menunjukkan keterlibatan tulang dan lapisan
jaringan lunak yang multipel.

Anda mungkin juga menyukai