Anda di halaman 1dari 52

Laporan Kasus

Individu Multiple
Fraktur
pembimbing : dr. abdurrahman yusuf habibi, Sp.OT
Galih hayyu salim prasetyawan
BAB 1 PENDAHULUAN

Multipl Fraktur merupakan terputusnya hubungan/kontinuitas struktur tulang atau


e tulang rawan bisa komplet atau inkomplet
fraktur
Kematian paling sering terjadi pada 1 4 jam pertama setelah trauma apabila
Kegaw tidak tertangani dengan baik
atan

SEKUNDE penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis.


R
FRAKTUR

Insiden per tahun dari patah tulang terbuka tulang panjang diperkirakan 11,5
Insiden per 100.000 penduduk dengan 40% terjadi di ekstrimitas bagian bawah.
si
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. Warmi
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 45 thn 8 bulan 16 hari
Alamat : Gayu RT 15 RW 5 Wanglu Kulon Tuban
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Anamnesis

KU: nyeri lengan kiri post KLL


RPS: Nyeri lengan kiri sejak 12 jam SMRS, nyeri terutama jika
digerakan. Nyeri disertai dengan tangan yang bengkak. Pasien
juga merasakan nyeri kepalanya, terasa cekot cekot, tidak mbliyur,
tidak mual, tidak muntah, BAK +, BAB +, Kentut +. Pasien post KLL .
MOI: Pasien dibonceng dengan anaknya menggunakan
kendaraan bermotor tidak menggunakan helm, kemudian mau
menghindari lubang dan pasien terjatuh dari motor dengan posisi
duduk dan tangan kiri lurus menumpu badan yang terjatuh.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma sebelumnya -, DM-,
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
Riwayat Sosial
IRT
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 V5 M6
Vital sign
Tekanan darah : 120/67 mmHg
Nadi : 86 x / menit
Frekuensi nafas : 18 x / menit
Temperatur : 36.2 0C
Kepala/Leher
Inspeksi :anemia -, ictus -, sianosis -, dispsneu -, mata cowong -, KGB
-,JVP -, Thorax
Paru :
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris,
retraksi -
Palpasi : Thrill -, fremissment -, krepitasi -
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler/vesikuler
Rh -/-, Wh -/-
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis -, voussure cardiac -
Palpasi : -
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : S1S2 Tunggal, Murmur -, gallop
Abdomen :
Inspeksi : Flat
Palpasi : Soepel, nyeri tekan(-), hepar lien tidak teraba
Perkusi : Thympani
Auskultasi: BU + N
Extremitas
CRT < 2 detik, akral HKM
Status Lokalis Regio humerus Sinistra
L: deformitas +, angulasi+, edema+, jejas+, false movement+
F: tenderness, nyeri tekan+, gangguan saraf -, hipoestesi -
M: ROM terbatas nyeri
Status Lokalis wrist joint D
L: deformitas -, angulasi-, edema+, jejas+, false movement+
F: tenderness, nyeri tekan+
M: ROM terbatas nyeri
Pemeriksaan Lab
Hct: 31.6 (40-54)) Basofil : 0.8 (0-1)
Hb: 10.9 (14-18) Trombosit: 245 (150-450)
LED 1 : 28 (0-1) MCV : 83.60 (87-100)
LED 2 : 40 (1-7) MCH : 28.60 (28-36)
Eritrosit : 31.6 (3.80-5.30) MCHC : 34.20 (31-37)
Leukosit: 10.2 (4-11) RDW : 11 (10-16.5)
Neutrofil : 81.4 (49-67) MPV : 4 (5-10)
Limposit : 7.1(25-33) GDA: 105
Monosit : 4.7 (3-7)
Eosinofil : 6.0 (1-2)
Diagnosis :
Close fraktur humerus 1/3 proximal displaced
transversal sinistra
Close fraktur radius 1/3 medial displaced dextra

Planning Diagnosis
Foto brachii sinistra AP/L
Foto Manus dextra dan sinistra AP/L
Terapi

Infus Asering 1500 cc/24 jam


Inj. Ketorolac 3x30mg
Inj. Ranitidin 2x50mg
Inj. Ceftriaxon 3x1g iv
Imobilisasi spalk extermitas superior sinistra, dextra
PRO ORIF Fr. Humerus sinistra

Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad sanam : Ad bonam
Fungsional : Ad bonam
BAB 3 Tinjauan Pustaka
Fraktur

Definisi Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas

jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan

oleh ruda paksa. Trauma pada tulang bergantung pada jenis

trauma, kekuatan dan arahnya.


Fraktur terbagi

fraktur tertutup ( jika kulit diatas tulang yang fraktur masih utuh )
fraktur terbuka ( kulit diatasnya tertembus maka disebut fraktur
terbuka )
Patah tulang terbuka dibagi menjadi tiga derajat yang ditentukan
oleh berat ringannya luka dan serta ringannya patah tulang.
Derajat Luka Fraktur

I Laserasi <2 cm Sederhana, dislokasi

fragmen minimal

II Laserasi >2 cm, kontusi Dislokasi fragmen jelas

otot disekitarnya

III Luka lebar, rusak hebat, Kominutif, segmental,

atau hilangnya jaringan fragmen tulang ada yang

di sekitarnya hilang
Klasifikasi Fraktur terbuka menurut
Gustillo dan Anderson ( 1976 )
Tipe Batasan

I
Luka bersih dengan panjang luka < 1 cm

II
Panjang luka > 1 cm tanpa kerusakan jaringan lunak yang berat

III
Kerusakan jaringan lunak yang berat dan luas, fraktur segmental

terbuka, trauma amputasi, luka tembak dengan kecepatan tinggi,

fraktur terbuka di pertanian, fraktur yang perlu repair vaskuler dan

fraktur yang lebih dari 8 jam setelah kejadian.


Klasifikasi lanjut fraktur terbuka tipe III
(Gustillo dan Anderson, 1976) oleh
Gustillo, Mendoza dan Williams (1984)
Tipe Batasan

IIIA
Periosteum masih membungkus fragmen fraktur dengan kerusakan

jaringan lunak yang luas


IIIB
Kehilangan jaringan lunak yang luas, kontaminasi berat, periosteal

striping atau terjadi bone expose


IIIC
Disertai kerusakan arteri yang memerlukan repair tanpa melihat

tingkat kerusakan jaringan lunak.


Konfigurasi Fraktur
Luasnya Fraktur

Fr Komplet (patah total)

Fr Inkomplete (Mis :Greenstick Fr)


Garis Fracture
Etiologi

1. Kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis,


2. Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun didapat,
3. TIA kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, dan asites,
4. Kelemahan otot dinding perut usia,
5. Defisiensi otot,
6. Hancurnya jaringan penyambung oleh karena penuaan/ penyakit sistemik
- Neonatus (> 90 %) prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangkan pada bayi umur 1
tahun hanya 30 % prosesus vaginalis yang belum tertutup.
Patofisiologi
Trauma
Kerusakan fisik / mental akibat dari suatu
kekerasan (Violence)

Dua pertiga trauma pada tubuh adalah trauma


pada muskuloskeletal

Sifat trauma: High morbidity & Low


mortality.
Trauma paling sering

Tulang : Fraktur

Sendi : Dislokasi, Sprain Strain dll

Jar. Lunak : Luka ,Ruptur tendon dll


Kenapa Trauma Meningkat
Masalah Transportasi

Jumlah & kecepatan kendaraan

Jalan semakin sempit (Perampasan)


Jenis olah raga

Semakin berat

Jadi prestasi daerah / negara


Jumlah Lansia

Osteoporosis

Kesigapan yang menurun


Trauma Pada Muskuloskeletal
Kulit Jejas, luka, skin loss dll

Otot Memar, ruptur dll

Tendon Laserasi, ruptur dll

Syaraf Neuropraksia, Neurometsis, Axonometsis

Tulang Fissure, fraktur dll

Sendi Dislokasi
Gambaran Klinis dan Diagnosis

Nyeri kontinue/terus-menerus dan meningkat semakin berat sampai fragmen


tulang tidak bisa digerakkan.
Gangguan fungsi
Setelah terjadi fraktur ada bagian yang tidak dapat digunakan dan cenderung
menunjukkan pergerakan abnormal, ekstremitas tidak berfungsi secara teratur
karena fungsi normal otot tergantung pada integritas tulang yang mana tulang
tersebut saling berdekatan.
Deformitas/kelainan bentuk
Perubahan tulang pada fragmen disebabkan oleh deformitas tulang yang
diketahui ketika dibandingkan dengan daerah yang tidak luka.
Pemendekan
Pada fraktur tulang panjang terjadi pemendekan yang nyata pada
ekstremitas yang disebabkan oleh kontraksi otot yang berdempet di
atas dan di bawah lokasi fraktur.
Krepitasi
Suara detik tulang yang dapat didengar atau dirasakan ketika
fraktur digerakkan.
Bengkak dan perubahan warna
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi / Look
Deformitas : angulasi, rotasi, pemendekan,
pemanjangan, bengkak
Pada fraktur terbuka : klasifikasi Gustilo
Palpasi / Feel ( nyeri tekan (tenderness), Krepitasi)
Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu diperiksa.
Lakukan palpasi pada daerah ekstremitas tempat fraktur tersebut,
meliputi persendian diatas dan dibawah cedera, daerah yang
mengalami nyeri, efusi, dan krepitasi
Neurovaskularisasi bagian distal fraktur meliputi : pulsasi aretri, warna
kulit, pengembalian cairan kapler (Capillary refill test) sensasi
Gerakan / Moving
Dinilai apakah adanya keterbatasan pada pergerakan sendi yang
berdekatan dengan lokasi fraktur.
Radiologis untuk lokasi fraktur harus
menurut rule of two
2 gambaran, anteroposterior (AP) dan lateral
Memuat dua sendi di proksimal dan distal fraktur
Memuat gambaran foto dua ekstremitas, yaitu ekstremitas yang
cedera dan yang tidak terkena cedera (pada anak) ; dan dua kali,
yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
Pergeseran fragmen Tulang ada 4

Alignment : perubahan arah axis longitudinal, bisa membentuk


sudut
Panjang : dapat terjadi pemendekan (shortening)
Aposisi : hububgan ujung fragmen satu dengan lainnya
Rotasi : terjadi perputaran terhadap fragmen proksimal
Prinsip Penanganan Fraktur
Recognition
Reduction
4R Retaining
Rehabilitation
FIRST AID FOR LOWER EXTREMITY TRAUMA

Skin Traction for imobilization


90/90 balance suspension

Dunlaps traction

Russells traction Pelvic sling traction


Perkins traction
Short leg patella tendon bearing cast
Short arm thumb spica cast

Orthopaedic
surgeon
Hip spica cast Minerva jacket
Partially threaded pins eksternal Fixasi
Komplikasi

Gangguan perfusi jaringan


Oedem organ
Perforasi usus Abses Peritonitis
Strangulasi gangguan vaskularisasi Gangren
Inkarserata Ileus obstruktif paralitik maupun gangguan
keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa.
Indikasi OREF

Fraktur terbuka derajat III


Fraktur dengan kerusakan jaringan lunak yang luas
fraktur dengan gangguan neurovaskuler
Fraktur Kominutif
Fraktur Pelvis
Fraktur infeksi yang kontraindikasi dengan ORIF
Non Union
Trauma multiple
Indikasi ORIF

Fraktur yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis


tinggi, misalnya fraktur talus dan fraktur collum femur.
Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya fraktur avulse
dan fraktur dislokasi.
Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya
fraktur Monteggia, fraktur Galeazzi, fraktur antebrachii, dan
fraktur pergelangan kaki.
Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih
baik dengan operasi, misalnya : fraktur femur.
Penyembuhan (Union) Fractur.
1. Fase Hematoma ( 2-8 jam ssd trauma)

2. Fase Resorbsi hematoma (Sp 1 minggu)


Hematoma diisi oleh sel-sel tulang baru

3. Fase calus ( tulang muda) (ssd 3 minggu)


Osteoblasts membentuk spongy bone

4. Fase Konsolidasi ( 6-12 minggu)


Tulang spongiosa menjadi padat
5. Fase Remodelling (12-24 bulan)
Spongy bone berobah jadi tulang normal

Tak tampak lagi garis fraktur


Komplikasi Fraktur
1. Shock & Perdarahan

2. Sindroma Emboli Lemak

3. Compartment syndrome

4. Infeksi Osteomyelitis

5. Gangguan pertumbuhan Fr Epifisis

6. Kecacatan
Sindroma Compartmen
Ggn perdarahan bgh distal fr. krn bendungan akibat
peningkatan tekanan intra compartment sekitar fr

Penyebab Internal / Ekternal (balutan sangat ketat)

Gejala P5
1. Pulselessness (Nadi melemah)
2. Pain saat ektensi.
3. Pallor (pucat) (Slow capillary return).
4. Paresthesia.
5. Puffiness (edema).
Penanganan
Lepaskan spalk, Elevasi
Fasciotomi
Syndroma Emboli Lemak
(Fat Emboli Syndrome) (FES)
Lemak sumsum tl masuk p. darah & menyumbat
jantung, paru, otak kematian

Sering dari fraktur panggul atau fraktur femur

Gejala timbul ssd 12-36 jam dengan:

KU memburuk

Timbul bintik- bintik dikulit

Coma , hypoxia

Prognosa Jelek
Cacat
Ukuran pendek
Bentuk bengkok
Sendi kaku
Jalan pincang
Amputasi dll.
BAB 4 pembahasan

Dari anamnesis didapatkan pasien Ny. W 45 th nyeri Lengan kiri post


KLL, nyeri lengan kiri sejak 12 jam SMRS, nyeri terutama jika
digerakan. Nyeri disertai dengan tangan yang bengkak. Pasien
juga merasakan nyeri kepalanya, terasa cekot cekot, tidak mbliyur,
tidak mual, tidak muntah, BAK +, BAB +, Kentut +. Pasien post KLL.
Berdasarkan teori, nyeri yang dirasakan pasien dikarenakan trauma
yang menyebabkan fraktur yang terjadi pada tulang dapat
menyebabkan seseorang mempunyai keterbatasan gerak dan
ketidakseimbangan berat badan. Fraktur yang terjadi dapat
berupa fraktur tertutup ataupun fraktur terbuka. Fraktur tertutup
tidak disertai kerusakan jaringan lunak disekitarnya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Pada pasien ini hanya di lakukan
pemeriksaan penunjang berupa
Pemeriksaan foto rontgen
Humerus AP/L dextra
Wrist joint sinistra AP/L untuk memastikan fraktur yang terjadi pasien.

Anda mungkin juga menyukai