Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

PEMBAHASAN

Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUD dr. H. Andi abdurrahman Noor

baik dari Gudang Farmasi, Depo Rawat Jalan, Depo OK dan Depo IGD semuanya

sama, baik dari pemilihan sampai administrasi. Adapun kegiatan pengelolaan

perbekalan farmasi adalah sebagai berikut:

4.1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Pengelolaan perbekalan farmasi adalah suatu proses kegiatan dimulai dari

pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian, pemusnahan, pencatatan dan pelaporan.

a. Pemilihan

Pemilihan obat di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

dilaksanakan melalui rapat Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang

juga melibatkan unsur tenaga medis/dokter, tenaga

kefarmasian/apoteker, tenaga keperawatan, dan manajemen yang

termasuk dalam panitia farmasi dan terapi untuk melakukan pemilihan

obat, yang akan diresepkan dan digunakan di rumah sakit dalam

bentuk Formularium Rumah Sakit. Pemilihan sediaan farmasi dan

BMHP berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh pemerintah

(Formularium Nasional).

Pemilihan Sediaan Farmasi dan BMHP di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor berdasarkan :

1) Standar yang dikeluarkan oleh pemerintah (Formularium

128
129

Nasional).

2) Penggunaan atau pemakaian obat terbanyak.

3) Pola penyakit.

4) Efektifitas dan keamanan.

5) Mutu

6) Harga

7) Ketersediaan di pasaran.

b. Perencanaan

Perencanaan obat di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor, mengacu

kepada Formularium Nasional dan Formularium Rumah Sakit. Perencanaan

dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan

kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi. Metode kombinasi berupa

perhitungan kebutuhan obat atau alat kesehatan yang mana telah mempunyai

data konsumsi yang jelas namun kasus penyakit cenderung berubah (naik

atau turun). Alur perencanaan obat di Rumah Sakit sebagai berikut:

Permintaan tertulis dari dokter, ruangan perawatan dan poliklinik

Membuat perencanaan kebutuhan untuk tahun yang akan datang dengan


perhitungan sisa stok yang tersedia

Pengumpulan data

Hasil perencanaan (spesifikasi) diserahkan ke kepala seksi / kepala


bidang penunjang
Perhitungan jumlahmedis
kebutuhan

Hasil spesifikasi diususlkan ke subbag perencanaan


Perhitungan jumlah sisa stok dari pengadaan sebelumnya
130

Bagain 4.1 Alur Perencanaan Obat di Rumah Sakit

c. Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan perencanaan

kebutuhan dan harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang

tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Kegiatan

pengadaan sediaan farmasi dan BMHP di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen

yang telah diberikan kuasa kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

(PPTK) dan bekerja sama dengan Instalasi Farmasi pada bagian

perencanaan. Pengadaan sediaan farmasi dan BMHP di BMHP di

RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor berdasarkan obat yang

tercantum dalam formularium dan apabila obat yang tidak tercantum

dalam formularium maka hanya dapat dilakukan setelah memperoleh

rekomendasi dari Panitia Farmasi dan Terapi serta disetujui oleh

Komite Medik dan Direktur RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman

Noor. Hal-hal yang diperhatikan dalam pengadaan Sediaan Farmasi,

Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor antara lain :

1) Bahan baku Obat harus disertai Sertifikat Analisa.

2) Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet

(MSDS)

3) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

harus mempunyai Nomor Izin Edar.


131

4) Masa kadaluwarsa (Expired Date) minimal 2 (dua) tahun kecuali

untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai tertentu (vaksin, reagensia, dan lain-lain), atau pada

kondisi tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan.

Peminjaman atau pembelian obat dapat dilakukan ke apotek, klinik

dan rumah sakit rekanan apabila mengalami kondisi tertentu atau

ketika ketidaktersediaan stok/stok kosong pada sediaan farmasi, Alkes

dan BMHP di RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor.

Hal-hal yang diperhatikan dalam pembelian Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan BMHP di RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor

antara lain:

1) Kriteria Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai, yang meliputi kriteria umum dan kriteria mutu Obat.

2) Persyaratan pemasok.

3) Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.

4) Pemantauan rencana pengadaan sesuai jenis, jumlah dan waktu.

d. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis

sediaan, spesifikasi, jumlah, kekuatan sediaan farmasi dan BMHP dan

bentuk sediaan yang dipesan dan harga yang tertera pada faktur

pembelian. Proses penerimaan semua pengadaan perbekalan farmasi

di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor, dilaksankan oleh Panitia


132

Pemeriksa Barang dengan SK Nomor 800.05/004/I-2017/RSUD.

Bagian pemeriksa barang membuat berita acara obat/BMHP yang

diterima. Hal-hal yang diperhatikan dalam kegiatan penerimaan

sediaan farmasi dan BMHP di RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor

antara lain :

1) Nama obat

2) Jenis sediaan

3) Jumlah

4) Keadaan fisik

5) Tanggal kadaluwarsa

6) Mutu obat

7) Nomor batch

Setelah sediaan farmasi dan BMHP yang datang sesuai berdasarkan

surat pesanan/faktur pembelian maka bagian pemeriksa barang

membuat berita acara serah terima obat atau BMHP yang telah

diterima.

Adapun alur penerimaan barang adalah sebagai berikut:

Barang datang dari PBF

Barang dicek dengan surat pesanan dan faktur

Dicek kesesuaian fisik, No. Bets dan kadaluarsa


133

Hitung harga obat

Cek faktur pada buku penerimaan barang

Bagan 4.2 Alur Penerimaan Barang di Rumah Sakit

e. Penyimpanan

Kegiatan penyimpanan dilakukan di dalam sebuah gudang instalasi

farmasi. Area penyimpanan dan pelayanan perbekalan kesehatan tidak

boleh dimasuki oleh selain petugas farmasi atau dibawah pengawasan

petugas farmasi dan dilengkapi dengan CCTV pada gudang farmasi.

Obat disimpan dalam kondisi sesuai stabilitas produk.

Penyimpanan obat di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor,

berdasarkan First In First Out (FIFO) dimana obat yang datang

pertama dikeluarkan lebih dahulu atau First Expired First Out (FEFO)

dimana obat yang dekat kadaluwarsa dikeluarkan terlebih dahulu.

Penyusunan obat dan BMHP berdasarkan alfabetis, bentuk sediaan

dan tahun pengadaan. Penyimpanan obat dan BMHP harus dilakukan

sesuai persyaratan dan standar kefarmasian untuk menjamin

stabilitas dan keamananya serta memudahkan dalam pencarian

dalam rangka memprcepat pelayanan. Penyimpanan dikontrol dengan

dokumentasi, dimonitor, dicatat dan dilaporkan secara periodik.

Seluruh tempat penyimpanan obat dilakukan inspeksi secara periodik

untuk memastikan obat disimpan secara benar.

Untuk bahan B3 disimpan terpisah dalam rak besi dan disertai label
134

bahaya. Obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari dua

pintu dengan masing- masing lemari memiliki kunci yang yang

berbeda dan dipegang oleh Apoteker. Setiap depo rumah sakit

memiliki lemari penyimpanan narkotika dan psikotropika. Untuk

penyimpanan eletrolit konsentrat hanya boleh disimpan diruang

Instalasi Farmasi atau sesuai dengan indikasi terapi seperti ICU.

Dan penyimpanan obat Hight Alert diruang unit perawatan disimpan

dalam lemari khusus terpisah dengan obat lainnya. Sedangkan untuk

obat dengan tampilan mirip dan bunyi mirip Look Alike Sound Alike

(LASA) atau NORUM disimpan dengan penanda dan diberi jarak antar

obatnya. Penyimpanan obat emergency disimpan dalam box atau

trolley emergency dan diberi segel plastik di bagian luar, trolley

emergency diletakkan di tempat yang mudah diakses oleh petugas.

Obat emergensi harus disimpan sesuai dengan suhu penyimpananya

suhu ruang (15° C – 25° C), atau suhu almari pendingin (2° C – 8° C)

untuk obat emergency sendiri terdapat di depo IGD dan depo Rawat

Inap. Ketentuan tempat penyimpanan obat dan sediaan farmasi

lainnya di RSUD dr.H. Andi Abdurrahman Noor antara lain :

1)Almari pembeku : (-20°C) - (-10ºC)

2)Suhu dingin : Tidak lebih dari 8°C

3)Almari pendingin : 2°C -8°C

4)Sejuk : 8°C -15°C

5)Suhu kamar terkendali : 15°C -25°C


135

6)Suhu hangat : 30°C -40°C

Ruang penyimpanan perbekalan farmasi di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor terbagi menjadi 3 ruangan yaitu :

1) Ruangan penyimpanan vaksin

Contoh vaksin yang ada di rumah sakit yaitu:

2) Ruangan penyimpanan BMHP

Contoh BMHP yang ada di rumah sakit yaitu: kasa steril, hypafix,

surflo, spuit, handscoon, masker, urine bag, transfusion set, infuset

pump, nasal canule, folley cateter, suction cateter, IV dressing, dan

lain-lain.

3) Ruangan penyimpanan obat dengan bentuk besar/koli

Contoh obat dalam bentuk besar atau koli seperti infus dan alat

kesehatan.

Ruangan penyimpanan perbekalan farmasi di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor sudah dilengkapi AC, Ruangan terhindar dari

sinar matahari langsung dan memiliki ventilasi udara dan dikontrol

secara rutin dengan didokumentasi, dimonitor, dicatat (suhu ruangan

dicatat 2 kali sehari yaitu pagi dan sore) serta dilaporkan secara

periodik dan seluruh tempat penyimpanan obat dilakukan inspeksi

secara periodik untuk memastikan obat disimpan secara benar.

f. Distribusi

Kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi di RSUD Dr. H. Andi


136

Abdurrahman Noor dilakukan secara rutin dan merata oleh gudang

instalasi farmasi dengan menggunakan system sentralisasi,

Pendistribusian bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi

dan BMHP di depo rawat jalan, depo rawat inap, depo IGD, depo OK

dan unit penunjang lainnya dengan melampirkan amprahan mutasi obat

dan BMHP secara komputerisasi di SIM RS pada waktu yang telah

dijadwalkan.

Distribusi obat dan BMHP untuk pasien rawat inap dilakukan oleh

petugas farmasi (apoteker atau tenaga teknis kefarmasian). Pelayanan

untuk pasien rawat jalan, IGD, OK, dan ICU menggunakan system

resep perorangan/individual sedangkan pelayanan untuk pasien rawat

inap dengan menggunakan system ODDD (One Daily Dose

Dispensing) adalah sistem distribusi obat dimana obat diberikan untuk 1

hari pemakaian dan diserahkan kepada perawat oleh pihak farmasi. .

Untuk pasien rawat inap petugas farmasi mengambil resep atau lembar.

Catatan Pemberian Obat Pasien (CPOP) dan Catatan Pemberian Bahan

Medis Habis Pakai (CPBMHP) kemudian menyiapkan dan melakukan

distribusi obat ke unit perawatan selain itu di rawat inap juga

menggunakan sistem Floor Stock atau persediaan lengkap di ruangan.

Untuk Unit Gawat Darurat juga menggunakan sistem Floor Stock.

Adapun alur distribusi obat di Rumah Sakit yaitu:

Kepala Instalasi ruangan melakukan permintaan melalui LPLPO ke


Gudang Farmasi Rumah Sakit
137

Tim Gudang Farmasi RS merekap permintaan obat dan alat kesehatan

Obat dan alat kesehatan disiapkan sesuai dengan permintaan

Setelah disiapkan obat dan alkes diperiksa lagi untuk menghindari


kesalahan saat diserahkan ke depo

Obat dan alkes diserahkan ke depo dan diperiksa oleh tim


yang terdapat di depo tersebut

Bagan 4.3 Alur Pendistribusian Obat di Rumah Sakit

g. Pemusnahan

Pemusnahan obat di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor, yang

Membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang


rusak atau kadaluwarsa

tidak digunakan lagi karena rusak atau kadaluwarsa disimpan di

gudang instalasi farmasi didata dan ditempatkan dalam wadah

tersendiri untuk dilakukan pemusnahan setiap satu tahun sekali

Tahapan pemusnahan terdiri dari:

Menyiapkan berita acara pemusnahan

Tim Tim BPKAD


BPKAD memeriksa
mengatur obat
tanggal, yangdan
tempat akanmetode
dimusnahkan
pemusnahan
Pemusnahan dilakukan sesuai dengan bentuk sediaan obat
138

Bagan 4.4 Alur Pemusnahan Sediaan Farmasi dan BMHP di Rumah


Sakit

h. Pengendalian

Kegiatan pengendalian perbekalan farmasi di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan

dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai. RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor pada penggunaan

obat menyesuaikan dengan Formularium Nasional, Formularium

Rumah Sakit, diagnosis dan terapi serta memastikan persediaan efektif

dan efisien, sehingga tidak terjadi kelebihan dan

kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan dan

pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan

Medis Habis Pakai. Langkah-langkah pengendalian Sediaan Farmasi,

Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor antara lain :

1) Melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (Slow

Moving).

2) Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam

waktu tiga bulan berturut-turut (Death Stock).

3) Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.

i. Administrasi ( Pencatatan dan Pelaporan)

Admnistrasi merupakan kegiatan Pencatatan dan pelaporan terhadap

kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan

Medis Habis Pakai yang meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan,


139

penerimaan, pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian,

pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai.

di RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor terdapat beberapa

pencatatan dan pelaporan yakni :

Pencatatan :

1) Pencatatan kartu stok

2) Pencatatan obat rusak dan kadaluwarsa

3) Pencatatan penerimaan obat, alat kesehatan dan BMHP

4) Pencatatan pengeluaran obat, alat kesehatan dan BMHP

5) Pencatatan penggunaan obat narkotika dan psikotropika

Pelaporan :
1) Stok opname

2) Aset

3) Pelayanan kefarmasian

4) Obat generik dan non generik

5) Narkotika dan psikotropika

Kegiatan pencatatan dan pelaporan di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor dilakukan secara periodik dalam periode tertentu

(bulanan, triwulan dan pertahun). Pada penggunaan narkotika dan

psikotropika di RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilaporkan

secara akurat kepada Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat

Kesehatan secara online melalui program SIPNAP (Sistem Pelaporan


140

Narkotika dan Psikotropika). Untuk pengelolaan sediaan farmasi di

unit kefarmasian RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor tidak

memiliki perbedaan yang signifikan, hanya saja memiliki

perberbedaan di bagian pelayanan resep.

4.2. Pelayanan Farmasi Klinis

Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan

Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan

meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan

keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality

of life) terjamin. Pelayanan farmasi klinik di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor meliputi pelayanan resep yang dilakukan pada setiap

depo rawat jalan, depo IGD, dan depo OK/kamar operasi

a. Pengkajian dan pelayanan resep

Pengkajian dan pelayanan resep di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor meliputi pasien dari BPJS dan UMUM, setelah

mendapatkan resep dari pasien maka dilakukan skrining resep yaitu

sebagai berikut:

1) Skrining Administratif

Skrining administrasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui

kelengkapan informasi – informasi yang menunjang dalam peresepan.

Skrining administratif di RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor

selalu dilakukan pengecekan tentang kelengkapan administrasinya

yang meliputi Nama pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien, berat
141

badan pasien, tinggi badan pasien, nama dokter, nomor ijin, alamat

dokter, paraf dokter, tanggal resep dan ruangan/unit asal resep.

2) Skrining Farmasetis

Skrining farmasetis di RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor

meliputi Nama obat, bentuk, kekuatan sediaan, dosis, jumlah obat,

stabilitas, aturan dan cara penggunaan obat. Skrining farmasetis di

RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan bertujuan apabila

terdapat hal – hal yang kurang tepat pada keterangan farmasetik pada

resep, maka apoteker/TTK mengkonfirmasikan kepada dokter yang

meresesepkan.

3) Skrining Klinis

Skrining klinis di RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor meliputi

pengecekan terkait ketepatan indikasi, dosis, waktu penggunaan obat,

duplikasi pengobatan, alergi, reaksi obat yang tidak dikehendaki,

kontraindikasi dan interaksi obat. Apabila terdapat hal yang kurang

tepat mengenai hal tersebut maka Apoteker atau TTK dapat

mengkomfirmasikan kepada dokter yang meresepkan. Pada tahap ini

merupakan tahap akhir dalam skrining resep, kemudian dilanjutkan

dengan penyiapan obat serta pemberian etiket, putih untuk obat

dalam/oral dan biru untuk obat luar. Apoteker atau TTK kemudian

menyerahkan obat disertai dengan pemberian informasi obat meliputi

nama obat, indikasi, aturan pakai obat, dan cara pemakaian.

Adapun alur pelayanan resep adalah sebagai berikut :


142

a) Depo Rawat Jalan:

Resep dibuat oleh dokter dan diserahkan untuk diberi


nomor dan harga

Skrining resep Tidak Lengkap

Obat disiapkan Konfirmasi ke dokter


1. Racikan 10 sampai 60 menit

2. Non racikan 10 sampai 30


menit

Obat diberi etiket dan diperiksa kesesuaiannya

Obat diserahkan kepada pasien bersamaan


dengan PIO

Bagan 4.5 Alur Pelayanan Resep di Depo Rawat Jalan

b) Depo Rawat Inap/ OK:

Masing – masing ruangan mengirimkan permintaan obat ke


depo rawat inap/OK melalui resep elektronik (CPOP)

Dilakukan pemeriksaan atau skrining resep

Resep eletronik di print

Obat disiapkan
143

Dilakukan double check

Obat diantar ke masing – masing ruangan yang


mengirimkan resep

Bagan 4.6 Alur Pelayanan Resep di Depo Rawat Inap/OK

c) Depo Instalasi Gawat Darurat:

Perawat mengambil obat dan alkes ke apotek IGD

Obat dan alkes disiapkan serta diberi etiket

Obat dan alkes diserahkan ke perawat

Resep diserahkan setelah pasien selesai ditangani

Bagan 4.7 Alur Pelayanan Resep di Depo IGD

b. Penelusuran Riwayat Obat

Kegiatan penelusuran riwayat penggunaan Obat di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor dilakukan secara rutin untuk mendapatkan informasi

mengenai seluruh Obat/Sediaan Farmasi lain yang pernah dan sedang

digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data

rekam medik/pencatatan penggunaan Obat pasien.

Kegiatan penelusuran riwayat penggunaan obat di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor yaitu :


144

1) Penelusuran riwayat penggunaan Obat kepada pasien/keluarganya

2) Melakukan penilaian terhadap pengaturan penggunaan Obat pasien.

Tahapan penelusuran riwayat penggunaan Obat di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor yaitu :

a) Membandingkan riwayat penggunaan obat dengan data rekam

medik/pencatatan penggunaan obat untuk mengetahui perbedaan

informasi penggunaan obat;

b) Melakukan verifikasi riwayat penggunaan obat yang diberikan oleh

tenaga kesehatan lain dan memberikan informasi tambahan jika

diperlukan;

c) Mendokumentasikan adanya alergi dan reaksi obat yang tidak

dikehendaki (ROTD);

d) Mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat;

e) Melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan

obat;

f) Melakukan penilaian rasionalitas obat yang diresepkan;

g) Melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap obat yang

digunakan;

h) Melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan obat;

i) Melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan obat;

j) Memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan alat bantu

kepatuhan minum obat (Concordance Aids);

k) Mendokumentasikan obat yang digunakan pasien sendiri tanpa


145

sepengetahuan dokter;

l) Mengidentifikasi terapi lain, misalnya suplemen dan pengobatan

alternatif yang mungkin digunakan oleh pasien.

c. Rekonsiliasi Obat

Rekonsiliasi obat di RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan

secara rutin untuk membandingkan instruksi pengobatan dengan obat

yang telah didapat pasien yang bertujuan untuk mencegah terjadinya

kesalahan obat (Medication Error) seperti obat tidak diberikan,

duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi obat.

Prosedur pengisian formulir rekonsiliasi obat di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor yaitu :

1) Isi formulir rekonsiliasi obat yang telah dibawa pasien dari rumah saat

pasien masuk rumah sakit, pasien pindah rawat antar unit pelayanan

dan sebelum pasien pulang dalam status/rekam medis pasien.

2) Tulis nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir pasien, tanggal

pasien di rawat di ruangan, nama obat yang dibawa dari luar rumah

sakit, dosis, rute pemberian dan aturan pemakaian.

3) Petugas akan mengkonsultasikan obat yang dibawa oleh

pasien/keluarga pasien dari luar rumah sakit kepada dokter jaga.

4) Petugas akan memberikan informasi obat mana yang tetap dilanjutkan

dengan aturan pakai sama, aturan pakai berbeda dan distop

5) Lakukan dokumentasi pada from rekonsiliasi.

Langkah-langkah rekonsiliasi obat paada pasien di RSUD Dr. H. Andi


146

Abdurrahman Noor yaitu :

1) Semua obat yang dibawa oleh pasien baik obat yang diresepkan dari

fasilitas kesehatan lain.

2) Identifikasi obat yang dibawa pasien dilakukan dengan prosedur

rekonsiliasi obat.

3) Rekonsiliasi obat awal dilakukan oleh perawat pada saat masuk rawat

inap (untuk pasien datang dari poliklinik), oleh perawat IGD (pasien

yang masuk dari IGD) dan menjadi bagian dari pengkajian awal rawat

inap.

4) Dalam hal ada obat yang dibawa pasien maka perawat akan

menghubungi petugas farmasi untuk menilai kelayakan obat dari

aspek kualitas sediaan serta aspek duplikasi dan interaksi dengan obat

yang sedang diminum di rumah sakit.

5) Keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan obat yang dibawa

pasien ada pada DPJP atau dokter jaga yang bertugas di IGD sebagai

clinical leader memperhatikan masukan dari tim asuhan pasien

lainnya.

d. Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayaanan yang

dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat,

tidak bias, dan terkini kepada dokter, Apoteker, perawat, profesi

kesehatan dan pasien agar dapat menggunakan obat dengan baik dan

mencegah terjadi efek samping dari obat. Kegiatan PIO di RSUD Dr. H.
147

Andi Abdurrahman Noor dilaksanaakan baik secara aktif maupun pasif,

salah satu kegiatan PIO secara aktif yaitu melakukan penyuluhan bagi

pasien rawat jalan dan rawat inap. Sedangkan kegiatan PIO secara pasif

yaitu pembuatan leaflet , brosur, maupun poster terkait informasi obat.

e. Konseling

Kegiatan konseling di RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan

di ruangan khusus/ruang tempat konseling yang dilengkapi dengan Alat

bantu konseling (kartu pasien/catatan konseling). Kegiatan konseling di

RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor yang dilakukan untuk pasien

rawat jalan dan rawat inap. Pada pasien rawat jalan kegiatan

konseling/edukasi dilakukan saat memberikan obat kepada pasien

sedangkan untuk pasien rawat inap kegiatan konseling/edukasi

dilakukaan pada saat pasien akan pulang yang diisi pada form edukasi

pasien pulang. Kegiatan konseling bertujuan untuk mengoptimalkan hasil

terapi, meminimalkan risiko reaksi Obat yang tidak dikehendaki

(ROTD), dan meningkatkan cost-effectiveness yang pada akhirnya

meningkatkan keamanan penggunaan Obat bagi pasien (patient safety).

Kegiatan konseling obat yang dilaksanakan di RSUD Dr. H. Andi

Abdurrahman Noor meliputi :

1) Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien.

2) Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan

obat melalui Three Prime Questions.

3) Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada


148

pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat.

4) Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan

masalah pengunaan obat.

5) Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman


pasien.

6) Dokumentasi.

Kriteria-kriteria pasien yang diperhatikan dalam konseling obat di

RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor meliputi :

1) Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginjal,

ibu hamil dan menyusui.

2) Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (TB, DM,

epilepsi, dan lain lain)

f. Visite

Kegiatan visite di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan

kunjungan kepada pasien rawat inap yang dilakukan Apoteker secara

mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi

klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait Obat,

memantau terapi Obat dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki

(ROTD), meningkatkan terapi Obat yang rasional, dan menyajikan

informasi Obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya

Apoteker melakukan pemantauan terapi obat (PTO) pada kasus-kasus

tertentu, diantaranya:

1) Pasien dengan kasus Hipertensi, Strok, Hernia, Diare, Sectio


Caesarea.
149

2) Pasien dengan penyakit kronis dan polifarmasi.

3) Pasien dengan resiko tinggi terjadi Drug Related Problem.

4) Pasien yang direkomendasikan dokter atau perawat.

g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Kegiatan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan

pemantauan setiap respon terhadap Obat yang tidak dikehendaki, yang

terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan

profilaksis, diagnosa dan terapi.

Kegiatan pemantauan dan pelaporan ESO di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor yaitu :

1) Mendeteksi adanya kejadian reaksi Obat yang tidak dikehendaki

(ESO).

2) Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai risiko

tinggi mengalami ESO.

3) Mengevaluasi laporan ESO dengan algoritme Naranjo.

4) Mendiskusikan dan mendokumentasikan ESO di Tim/Sub

Komite/Tim Farmasi dan Terapi.

5) Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.

Proses monitoring efek samping obat di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman

Noor yaitu :

1) Dilakukan secara kolabroratif baik antar tenaga kesehatan (dokter,

perawat, apoteker) maupun antara petugas dengan pasien dan

keluarganya
150

2) Kejadian efek samping obat dan ADR (Adverse Drug Reaction) yang

terjadi pada pasien harus dicatat dalam formulir pemantauan efek

samping obat dalam rekam medis.

3) Efek samping obat yang terjadi direkap oleh petugas farmasi dan

dilaporkan sesuai peraturan perundangan.

4) Pelaporan kejadian efek samping direkap dan dilaporkan ke KFT

setiap 3 bulan.

5) KFT membahas kejadian efek samping, melakukan Analisa dan

melaporkan kepada Direktur.

6) Kesalahan obat (Medication Error) dilaporkan oleh petugas yang

menemukan kepada Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan

Pasien (KPMKP) dalam format laporan insiden keselamatan pasien

dalam waktu maksimal 2x 24 jam sejak insiden terjadi.

7) Kesalahan obat yang dilaporkan meliputi kejadian tak diharapkan

(KTD), kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian potensial cedera

(KPC).

8) Kejadian kesalahan obat dibahas dalam KPMKP sesuai jenis grading

risk-nya dan dibuat Laporan kepada Direktur dan KFT.

9) KFT menggunakan laporan kejadian kesalahan obat untuk

memperbaiki proses penggunaan obat termasuk mengevaluasi

kebijakan dan prosedur pengelolaan dan penggunaan obat di rumah

sakit.
151

h. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)

Kegiatan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor telah dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif

dengan memperhatikan indikator peresepan, indikator pelayanan dan

indikator fasilitas. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) bertujuan

mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan Obat,

membandingkan pola penggunaan obat pada periode waktu tertentu,

memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan Obat dan menilai

pengaruh intervensi atas pola penggunaan Obat.

i. Dispensing Sediaan Steril

Kegiatan dispensing sediaan steril di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman

Noor telah dilaksanakan dengan teknik aseptik untuk menjamin sterilitas

dan stabilitas produk serta melindungi petugas dari paparan zat

berbahaya dan menghindari terjadinya kesalahan pemberian Obat.

Kegiatan dispensing sediaan steril di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman

Noor meliputi :

1) Pencampuran Obat Suntik

a) Mencampur sediaan intravena ke dalam cairan infus.

b) Melarutkan sediaan intravena dalam bentuk serbuk dengan pelarut

yang sesuai.

c) Mengemas menjadi sediaan siap pakai.

Kegiatan dispensing sediaan steril Pencampuran Obat Suntik di RSUD

dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan dengan ruangan khusus.


152

1) Penyiapan Nutrisi Parenteral

a) Mencampur sediaan karbohidrat, protein, lipid, vitamin, mineral

untuk kebutuhan perorangan

b) Mengemas ke dalam kantong khusus untuk nutrisi.

Kegiatan dispensing sediaan steril penyiapan nutrisi parenteral di RSUD

dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan dengan tim yang terdiri dari

dokter, Apoteker, perawat dan ahli gizi, ruangan khusus, lemari

pencampuran Biological Safety Cabinet dan kantong khusus untuk

nutrisi parenteral.

j. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)

Pemantauan Kadar Obat dalam Darah merupakan interpretasi hasil

pemeriksaan kadar Obat tertentu atas permintaan dari dokter yang

merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan dari Apoteker

kepada dokter. PKOD bertujuan untuk mengetahui kadar obat dalam

darah dan memberikan rekomendasi kepada dokter yang merawat.

Namun kegiatan Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD) di

RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor belum terlaksana karena belum

tersedia sarana dan peralatan.

Pertimbangan pedoman perencanaan di RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman

Noor yaitu:

1) Anggaran yang tersedia.

2) Penetapan prioritas.

3) Sisa persediaan
153

4) Data pemakaian periode tahun lalu.

5) Waktu tunggu pemesanan.

Anda mungkin juga menyukai