Rumah Sakit “X” adalah salah satu rumah sakit swasta terkemuka di Jakarta yang
dilengkapi dengan berbagai fasilitas berbasis teknologi terkini, seperti MSCT Scan 64
Slice, Green Light Prostat (Laser Prostat), ESWL, Ruang Perawatan Intensif untuk Bayi
(NICU), anak (PICU), dewasa (ICU) serta berbagai tindakan bedah minimal invasive. RS
Pluit memperoleh Sertifikasi Akreditasi Rumah Sakit dan Sertifikat ISO 9001:2008 untuk
Pada tahun 2017, Rumah Sakit “X” berhasil mencapai penilaian PARIPURNA yang
diberikan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Hal ini membuktikan bahwa kami
selalu berusaha untuk menyediakan pelayanan kesehatan terbaik berorientasi pada mutu
Instalasi farmasi dirumah sakit “X” terdiri dari gudang farmasi, instalasi farmasi
rawat jalan dan instalasi farmasi rawat inap, yang masing memiliki apoteker penanggung
jawab, adapun yang melayani semua pesanan obat di rumah sakit adalah gudang farmasi.
Rumah sakit “X” terletak di JL.Raya Pluit Selatan no.2 Penjaringan Jakarta Utara 14450
3.2 Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit Pluit
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
2. Memberikan pelayanan yang baik dan bermutu serta berorientasi pada keselamatan
pasien
Instalasi farmasi di Rumah Sakit “X” terdiri dari gudang farmasi, instalasi farmasi rawat
jalan dan instalasi farmasi rawat inap, dan masing-masing memiliki apoteker penanggung jawab,
adapun yang melayani semua pesanan obat di rumah sakit adalah gudang farmasi.
Adapun tugas Tenaga Teknis Kefarmasian di Rumah Sakit “X” adalah melakukan
perbekalan farmasi yang disimpan di ruangan harus dikelola dengan baik, untuk menjamin tidak
ada kerusakan, kekosongan sediaan, kadaluarsa dan kehilangan. Sebelum menyimpan Perbekalan
Farmasi, petugas mencatat terlebih dahulu sisa stok computer pada faktur. Perbekalan Farmasi
yang sudah diberi tanggal kedatangan dan stempel Rumah Sakit Pluit disimpan di rak masing-
masing sesuai abjad oleh petugas gudang dengan mencocokkan sisa barang dengan sisa
Pendistribusian obat, bahan obat dan bahan medis habis pakai dilakukan di rawat jalan
dan rawat inap. Untuk di rawat jalan, resep diterima dari pasien oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian, kemudian dilakukan telaah resep dan pemberian harga sesuai dengan yang tertera
pada resep. Selanjutnya obat/alat kesehatan disiapkan sesuai nama dan jumlah resep kemudian
Tenaga Teknis Kefarmasian memberikan etiket dan cara pakai obat, selanjutnya Apoteker yang
akan menjelaskan dan menyerahkan kepada pasien. Sedangkan untuk pendistribusian rawat inap,
resep setiap pagi ditulis oleh dokter jaga di ruang perawatan dan diantarkan ke farmasi rawat
inap oleh petugas penunjang keperawatan dari ruang perawatan. Kemudian di farmasi form resep
dimasukkan kedalam map masing-masing pasien untuk dilakukan pengisian jumlah obat yang
akan diberikan untuk pemakaian sehari. Setelah pengimputan harga oleh petugas dilakukan
penyiapan obat / alkes dan pemberian etiket kemudian dilakukan pengecekan oleh petugas yang
bertindak sebagai penanggung jawab. Kemudian obat diantarkan ke ruang perawatan oleh
petugas farmasi.
3.2.5.1 Pemilihan
Pemilihan merupakan proses menetapkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai. Persyaratan standarisasi untuk produk yang akan masuk formularium
rumah sakit yaitu memiliki rekomendasi dari dokter spesialis sesuai dengan indikasi
produknya, surat penawaran dari perusahaan dan dirapatkan oleh Panitia Farmasi dan Terapi.
Pemilihan berdasarkan buku formularium RS Pluit yang disusun oleh Panitia Farmasi dan
Terapi (PFT).
3.2.5.2 Perencanaan
Perencanaan adalah proses kegiatan pemilihan jenis danjumlah sediaan farmasi sesuai
dengan kebutuhan dan anggaran yang mengacu pada Buku Formularium RS Pluit. Farmasi
rawat inap / rawat jalan membuat perencanaan berdasarkan sediaan farmasi, alkes, dan bahan
medis habis pakai yang di resepkan / laku terjaul dan sisa stok, ditulis di formulir permintaan
sediaan farmasi, alkes, dan bahan medis habis pakai ke gudang farmasi. Selanjutnya, formulir
tersebut dievaluasi dan disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi, kemudian formulir
perencanaan diberikan ke bagian pembelian untuk dipesan ke supplier, untuk surat pemesanan
3.2.5.3 Pengadaan
Pengadaan merupakan suatu proses kegiatan pengadaan sediaan farmasi, alkes, dan
a. Pembelian
Pembelian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
berdasarkan surat pesanan (PO) atau buku defekta (buku yang berisi daftar pembelian
sediaan farmasi, alkes, bahan medis habis pakai yang dikelompokan perpemasok
tangani kepala seksi pengadaan, kepala instalasi farmasi, dan kepala bagian keuangan.
3.2.5.4 Penerimaan
a. Penerimaan pertama
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang dikirim oleh
distributor diterima di gudang farmasi. Barang datang diterima oleh petugas penerimaan
dan dilakukan pemeriksaan dengan buku defekta. Setelah itu dilakukan pengecekan
kesesuaian antara barang datang dengan faktur, meliputi: nama obat, jumlah, jenis
sediaan, kondisi, kemasan, dosis, expired date. Jika sesuai, maka faktur ditandatangani,
nama jelas, tanggal, dan stempel farmasi pada fraktur. Penerimaan obat narkotika dan
psikotropika diterima oleh apoteker atau asisten apoteker yang nama dan SIPA/SIKTTK
nya sudah didelegasikan dan terdaftar di distributor tersebut. Faktur ditandatangani oleh
petugas penerimaan dengan mencantumkan nama, tanggal dan stempel farmasi (jika
sesuai faktur). Faktur diambil untuk arsip farmasi dan bagian keuangan. Jika pesanan
tidak sesuai maka sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai akan
bagian teknik kemudian bagian teknik memeriksa kesesuaian antara barang datang dengan
gudang yang berbeda. Kegiatan penerimaan kedua meliputi : cek buku defekta, cek
kesesuaian faktur, nama obat, jumlah, bentuk sediaan, dosis, expired date, nomor batch,
label LASA, label High Alert, diberikan penandaan (tanggal barang datang) dan stempel
RS Pluit. Copy faktur yang sudah diperiksa di input ke komputer untuk di sesuaikan
3.2.5.5 Penyimpanan
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai disimpan
sesuai dengan sistem FIFO (First In First Out)/ FEFO (First Expired First Out).
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dibedakan
menurut:
b. Suhu penyimpanan :
15 – 30C suhu kamar (apabila tidak dinyatakan lain maka disimpan pada suhu kamar)
c. Obat Narkotika disimpan di lemari besi dengan 2 pintu dan kunci yang berbeda
e. Obat high alert disimpan di rak dengan label segi tiga merah dengan huruf putih
g. B3 (Bahan beracun dan berbahaya) disimpan di gudang yang berbeda sesuai kondisi
Untuk pemantauan suhu dan kelembaban ruangan dan suhu lemari pendingin,
dilakukan setiap hari oleh petugas masing-masing unit dan dipantau satu bulan sekali oleh
petugas farmasi.
3.2.5.6 Pendistribusian
Pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan
mencatat jumlah yang diberikan, sisa gudang dan konversi, serta menulis nama pada kolom
sentral di distribusikan ke farmasi rawat inap dan farmasi rawat jalan sesuai dengan surat
permintaan. Setelah dilakukan serah terima sediaan farmasi, maka pelaksana administrasi
gudang farmasi dan TTK (tenaga teknis kefarmasian) menulis nama pada kolom penyerahan
dan penerimaan. Pendistribusian Farmasi Rawat Jalan untuk pasien poliklinik baik asuransi,
jaminan perusahaan dan pribadi. Pendistribusian Farmasi Rawat Inap untuk pasien rawat inap,
Pemusnahan dilakukan untuk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai yang telah melewati batas kadaluarsa dan tidak dapat diretur ke distributor. Pemusnahan
disaksikan oleh kepala IFRS dan administrasi keuangan. Berita acara penghapusan dilaporkan
ke Direktur Medik Rumah Sakit Pluit. Penarikan dapat dilakukan oleh distributor dan industri
yang memproduksi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Penarikan
dilakukan terhadap produk yang izin edarnya habis masa berlaku / dicabut oleh BPOM / yang
3.2.5.8 Pengendalian
Pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dilakukan
pemantauan stok setiap bulan untuk membandingkan stok yang ada di komputer dengan
barang fisik yang ada di gudang dan memantau expiredate. Stok opname dilakukan setiap 3
bulan sekali dan stok obat emergensi dikelola setiap 1 bulan sekali oleh instalasi farmasi.
Kegiatan administrasi dan pelaporan yang ada di RS Pluit yaitu pencatatan dan
dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang meliputi perencanaan kebutuhan,
pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai. Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi dalam periode
b. Administrasi Penghapusan
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak terpakai karena kadaluwarsa,
rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai kepada pihak terkait sesuai