Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehtan dan Bahan Medis Habis

Pakai

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis

Pakai harus dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku (Permenkes No. 73, 2016). Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat

kesehatan dan bahan medis habis pakai di Apotek Kimia Farma 404 meliputi :

1. Perencanaan

Perencaan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma Mitra Batik

berdasarkan pola konsumsi, pola penyakit (epidemiologi), budaya dan

kemampuan masyarakat. Pola konsumsi yaitu perencanaan berdasarkan data

konsumsi obat yang paling banyak dibeli oleh pasien pada periode

sebelumnya. Data tersebut dihasilkan dari analisis resep yang masuk setiap

hari dan obat atau barang yang sering terjual. Pola Penyakit yaitu

perencanaan perbekalan farmasi berdasarkan data jumlah pengunjung dan

jenis penyakit yang banyak di keluhkan atau di konsultasikan dengan APA

atau TTK di Apotek, selain itu dapat di lihat dari data UPDS (Upaya

Pengobatan Diri Sendiri) dan data HV (Obat Bebas).

2. Pengadaan
Kegiatan pengadaan barang yang dilakukan secara pasti tidaklah

menentu untuk waktu pengadaanya, pengadaan tersebut dengan mencatat di

buku defekta terlebih dahulu sebelum stok barang habis dan menuliskannya

kembali pada Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA). BPBA ini dikirim

secara online ke bagian BM (Business Manager). Sedangkan pemesanan

untuk obat golongan prekursor, psikotropik dan narkotik tidak melalui

BPBA, namun dibuat surat pesanan langsung ke distributor. Lembar surat

pesanan narkotika hanya untuk satu item obat saja, sedangkan untuk surat

pesanan prekursor dan psikotropika untuk satu golongan obat yang terdiri

dari satu item atau lebih. Terdapat pengadaan lainnya yaitu pengadaan just

in time yaitu permintaan ke Business Manager yang dilakukan apabila ada

resep cito atau urgent. Adapula Pengadaan Konsinyasi, pengadaan

konsinyasi adalah perbekalan kesehatan yang di titipkan kepada apotek.

Konsinyasi mempunyai jangka waktu tertentu misalnya dalam kurun waktu

2 - 3 bulan. Apabila obat atau perbekalan farmasi tersebut habis terjual

maka pihak apotek harus membayar dan difakturkan oleh distributor yang

menitipkan obat atau perbekalan kesehatan tersebut.

Penerimaan Barang yang telah dipesan, kemudian akan dikirim oleh

distributor ke apotek secara langsung beserta fakturnya, untuk obat-obat

prekursor, psikotropik, dan narkotik pun sama seperti obat lainnya. Setelah

barang datang di apotek, petugas akan mencocokkan barang dengan faktur

seperti nama barang, jumlah barang, tanggal kadaluarsa, dan kondisi fisik

barang. Jika sudah sesuai selanjutnya barang akan dimasukkan ke tempat


masing-masing dan dicatat pada kartu stok masing-masing, namun untuk

barang- barang swalayan dan OTC barang yang masuk tidak ditulis di kartu

stok. Namun jika terdapat barang yang diterima tidak sesuai pesanan atau

terdapat kerusakan fisik maka bagian pembelian akan membuat nota

pengembalian barang dan mengembalikan ke distributor untuk ditukar

dengan barang yang sesuai.

3. Penyimpanan

Barang yang telah diterima kemudian disimpan sesuai dengan

tempatnya, untuk alkes, vitamin, makanan ringan, dan obat-obat golongan

OTC disimpan di bagian swalayan farmasi. Obat-obat lainnya disimpan

berdasarkan kelas terapi dan kemudian diberi label yang berbeda, ditandai

dengan perbedaan warna dari tiap kelas terapi, kemudian obat-obat yang

berada dalam kelas terapi diurutkan secara alfabetis dan berdasarkan

kekuatan obat dan dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan. Obat yang

tidak stabil pada suhu ruangan disimpan di lemari pendingin seperti

suppositoria, ovula dan insulin. Obat golongan psikotropik disimpan di

lemari khusus yang selalu terkunci. Obat golongan ini hanya dapat ditebus

oleh pasien yang memiliki resep. Obat golongan narkotika juga disimpan

dalam lemari khusus dengan pintu ganda yang selalu terkunci. Obat

golongan ini hanya dapat ditebus oleh pasien yang membawa resep asli.

Penyimpanan ini ditujukan agar apoteker maupun asisten apoteker yang

melakukan pelayanan resep dapat dengan mudah mencari dan mengambil


obat-obat yang dibeli oleh pasien, sehingga waktu pelayanan resep menjadi

lebih efisien.

4. Pemusnahan

Pemusnahan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 404 yaitu

dengan dipisahkan antara barang kadaluarsa, rusak dengan barang yang

masih bagus. Pemusnahannya tersebut disesuaikan dengan jenis dan bentuk

sediaan. Proses pemusnahan untuk obat mengandung narkotika atau

psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika

dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang

memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja. Resep yang telah disimpan

melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan

Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya

petugas lain di apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang

dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep dan selanjutnya

dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

5. Pengendalian

Pengendalian di Apotek Kimia Farma 404 yaitu dengan penandaan

obat-obat yang tersedia di Apotek meliputi tahun kadaluarsa obat.

Penandaan ini dilakukan dengan penempelan stiker yang memiliki warna

tertentu untuk menunjukkan tahun daluarsa obat. Penandaan ini

dimaksudkan untuk menjamin bahwa obat yang diserahkan kepada pasien


memenuhi persyaratan. Pengawasan persediaan obat atau barang dilakukan

dengan mencatat barang atau obat yang disimpan dan masuk pada kartu

stok. Setiap kotak penyimpanan obat atau barang dilengkapi dengan kartu

stok yang berisi tanggal disimpan atau diambil, nomor dokumen, jumlah

yang disimpan atau diambil, jumlah sisa obat atau barang, paraf, tanggal

kadaluarsa obat atau barang, dan nomor batch obat atau barang. Pencatatan

barang masuk dan barang keluar (dibeli oleh pasien) dicatat di kartu stok.

6. Pencatatan dan Pelaporan

Proses pelaporan di Apotek Kimia Farma Mitra Batik untuk sediaan

Obat bebas, Bebas Terbatas, dan Keras dilakukan secara komputerisasi

tercatat di kantor Business Manager Apotek Kimia Farma. Apotek Kimia

Farma hanya menyiapkan hard copy laporan sediaan sebagai bukti pada saat

monitoring. Pelaporan obat psikotropik dan narkotik yang dilakukan

apoteker telah sesuai dengan standar bahwa untuk narkotika dan

psikotropika dilakukan setiap bulan secara online melalui SIPNAP (Sistem

Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Laporan meliputi laporan

penggunaan narkotika dan psikotropika pada bulan bersangkutan.

B. Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan

Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan

dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien (Permenkes No. 73, 2016). Adapun Pelayanan Farmasi Klinik di Apotek

Kimia Farma 404 pelayanan resep. Pelayanan resep di Apotek Kimia Farma

404 terdiri dari pelayanan penjualan bebas, resep dokter, resep tunai, resep

kredit, dan swamedikasi yang dikenal sebagai Upaya Penyembuhan Diri

Sendiri (UPDS). Pada pelayanan resep kredit, untuk pembelian dan

pembayarannya berdasarkan kerjasama serta perjanjian yang disetujui antara

apotek dengan instansi atau perusahaan tertentu, seperti resep BPJS. Apotek

Kimia Farma 404 dengan beberapa Rumah Sakit tertentu seperti Rumah Sakit

Umum Daerah, Rumah Sakit Prasetya Bunda, Rumah Sakit Jasa Kartini dalam

pelayanan resep kredit. Sedangkan resep tunai adalah resep yang dibayarkan

langsung oleh pasien yang berasal dari berbagai rumah sakit atau praktik

dokter.

Alur pelayanan resep di Apotek Kimia Farma 404 yaitu resep yang dibawa

oleh pasien diterima asisten apoteker atau apoteker, kemudian resep di

skrinning untuk melihat persyaratan administrasi berupa nama dokter, alamat

praktek dokter, paraf dokter, nama pasien, umur, obat yang diminta, signa dan

lain-lain, kesesuaian farmasetik yang meliputi bentuk sediaan, dosis, potensi

dan lain-lain, dan pertimbangan klinis yang meliputi interaksi, alergi, efek

samping dan lain-lain. Setelah dinyatakan resep sah dan lengkap, selanjutnya

dilakukan pengecekan terhadap persediaan dan diketahui jumlah harga obat

yang dibutuhkan, kemudian asisten apoteker atau apoteker menanyakan kepada

pasien terkait harga yang harus dibayar jika pasien telah setuju, maka obat

langsung disiapkan. Salah satu cara untuk meminimalisasi kesalahan dalam


pelayanan resep, maka dilakukan proses pemeriksaan obat lebih dari satu orang

sebelum diserahkan ke pasien. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan

nama obat, jumlah, penandaan etiket, permintaan salinan resep dan kuitansi

sehingga pasien menerima obat sesuai dengan yang diresepkan baik jenis,

sediaan, jumlah, maupun aturan penggunaannya. Tahap selanjutnya adalah

penyerahan obat oleh apoteker bersamaan dengan informasi obat berupa obat

yang diberikan, aturan pakai, waktu minum, durasi, efek samping, interaksi

obat dan waktu penyimpanan obat.


BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan penerapan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai maupun dalam pelayanan farmasi

klinik di Rumah Sakit selama Praktik Kerja Lapangan sudah sesuai .

Anda mungkin juga menyukai