Achmad Alfiansyah
Dea Nur Aprilla
Diana Indriani
Ela Kamelia
Fitriyanti
Istiqomah Al-ulya
Nani Setyowati
Ridha Setyawati
Ruth Oktavinda
Sri Cahyo Yusuf Nugroho
*
Apotek swalayan adalah Apotek yang berkonsep
terbuka sehingga pasien dapat melihat secara langsung
apa yang sedang dikerjakan oleh para pegawai apotek.
Pasien atau pembeli pun dapat memilih dan
mengambil obat nya sendiri di etalase yang sudah
tertata rapih.
*
Apotek biasa adalah apotek yang berkonsep
langsung dan tidak terbuka, tenaga kerja
kefarmasian dan apoteker melayani pasien dan
pembeli secara langsung. Pasien tidak dapat
mengambil obat nya sendiri.
*
*
1. Ruang tunggu
Apotek memiliki dua pintu utama, satu pada bagian
depan dan satu pada bagian samping. Ruang tunggu terdapat di
bagian depan dan bagian samping pintu masuk. Ruangan ini
dilengkapi dengan berberapa baris bangku sebagai tempat
duduk untuk menunggu, televisi dan Air Conditioner (AC)
sehingga memberikan kenyamanan bagi pasien yang
menunggu. Ruang tunggu pada apotek swalayan dan apotek
biasa sama.
2. Swalayan Farmasi
Ruangan ini berada di depan ruang tunggu sehingga sangat mudah dilihat oleh pasien.
Ruangan ini terdiri atas rak rak untuk meletakan obat bebas, kosmetik, susu, minuman ,
perlengkapan bayi dan obat herbal.Penataan obat di swalayan farmasi disusun berdasarkan bentuk
sediaan dan farmakologi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah konsumen dalam mencari obat
yang diperlukan. Sedikit kendala dalam swalayan farmasi adalah konsumen masih tidak dapat
secara langsung melihat harga obat dan alat kesehatan karena tidak semua obat dan alat kesehatan
diberi label harga layaknya swalayan kebanyakan sehingga konsumen harus bertanya terlebih
dahulu kepada kasir untuk mengetahui harga dari obat atau alat kesehatan yang mereka butuhkan.
Tampilan depan swalayan farmasi apotek menunjukkan etalase yang berisi jajaran alat kesehatan.
Hal ini dilakukan untuk menginformasikan kepada konsumen, bahwa selain menjual obat-obatan
apotek juga menjual alat-alat kesehatan seperti kursi roda, alat timbangan, tabung oksigen, pispot.
Swalayan farmasi hanya terdapat di apotek swalayan dan tidak terdapat pada apotek biasa.
3. Tempat penerimaan, penyerahan resep dan ruang konseling
apoteker
Tempat penerimaan resep dibatasi oleh sebuah meja panjang
dengan tinggi sebatas pinggang, memiliki 2 komputer untuk kasir yang
dapat mempercepat proses penerimaan resep, sedangkan penyerahan resep
dilakukan disamping tempat penerimaan resep, memiliki 1 meja
penyerahan obat yang lebih rendah dari meja penerimaan resep, sehingga
komunikasi dan pemberian informasi tidak mengalami kendala, dan ruang
konseling untuk pasien yang akan dikonseling oleh apoteker. Tempat
penerimaan , penyerahan resep dan ruang konseling dokter pada apotek
swalayan dan apotek biasa sama.
4. Tempat peracikan
Ruangan ini terletak di bagian belakang dekat
dengan penyimpanan obat-obat khusus pelanggan ASKES,
suplemen, obat tetes, krim dan salep. Di ruangan ini
dilakukan penimbangan, peracikan, pencampuran dan
pengemasan obat-obat resep dokter. Ruangan ini dilengkapi
dengan fasilitas dan bahan peracikan seperti timbangan,
lumpang alu, pulverize, kertas perkamen, wadah piring,
sudip dan alat-alat untuk meracik sediaan pulveres, kapsul,
sediaan cair dan semi solid lainnya. Tempat peracikan pada
apotek swalayan dan apotek biasa sama.
5. Ruang praktek dokter
Apotek Kimia Farma Radio Dalam memiliki ruang
khusus praktek dokter antara lain : dokter umum, dokter
spesialis THT, spesialis anak, spesialis paru, spesialis mata,
spesialis kulit dan kelamin, spesialis penyakit dalam, spesialis
syaraf, spesialis kandungan dan spesialis jantung,mata dll.
Sedangkan di Apotek Mediko Farma terdiri dari dokter umum
dan dokter anak.
6. Ruang penunjang lainnya
Ruang ini terdiri dari toilet, ruang administrasi,
laboratorium klinis, optik dan mushola.
Ruang praktek dokter dan penunjang lain pada apotek swalayan
dan apotek biasa sama.
*
1. A. Perencanaan obat di Apotek Kimia Farma 47
Perencanaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan dalam
merencanakan pengadaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan Apotek
dan pada periode selanjutnya. Perencanaan ini dilakukan berdasarkan
kombinasi antara :
Pola Konsumsi
Yaitu perencanaan perbekalan farmasi yang sesuai hasil analisis
data konsumsi obat pada periode sebelumnya yang dapat dilihat dari
resep-resep yang masuk setiap hari. jika obat atau barang yang habis
atau laku keras maka dilakukan perencanaan pemesanan obat tersebut.
Pola Penyakit
Yaitu perencanaan perbekalan farmasi yang sesuai data jumlah
pengunjung dan jenis penyakit yang banyak di keluhkan atau di
konsultasikan dengan APA atau TTK di Apotek, hal ini juga dapat di lihat
dari data-data yang sesuai, contohnya data UPDS (Upaya Pengobatan
Diri Sendiri) atau data HV (Obat Bebas).
B.Perencanaan obat diapotek Mediko Farma
Perencanaan obat menggunakan metode konsumsi
yang diperoleh dari data periode lalu atau
penggunaan obat sebelumnya dan obat yang paling
banyak digunakan. Perencanaan pengadaan sediaan
farmasi dilakukan dengan mengumpulkan data obat
yang akan dipesan dan ditulis dalam buku defecta.
Selain itu perencanaan obat menggunakan metode
epidemiologi yaitu berdasarkan penyebaran penyakit
dan pola pengobatan dimasyarakat sekitar.
1. A. Pengadaan perbekalan Apotek Kimia Farma 47
untuk mendukung pelayanan di Apotek Kimia Farma 47 diajukan
oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada Pedagang Besar Framasi
(PBF) dengan menggunakan surat pesanan (SP), namun terdapat pula cara
lain dalam permintaannya, yaitu APA Kimia Farma 47 mengajukan daftar
pesanan obat atau yang disebut Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA)
yang diambil dari data defekta yang kemudian akan dikirim ke BM
(Bisnis Manager) Kimia Farma 44 yang terletak di Blok M yang
kemudian dari BM Kimia Farma 47 akan membuat surat pesanan (SP)
kepada PBF-PBF. Permintaan perbekalan farmasi yang melalui BM
dilakukan setiap dua kali dalam seminggu, yaitu setiap hari Senin dan
Kamis.
Kegiatan :
a. Permintaan melalui BM Kimia Farma 47 dilakukan setiap dua kali
seminggu pada hari Senin dan Kamis.