a. Mencatat Kebutuhan pada Buku Defekta Buku defekta adalah buku pencatatan persediaan obat yang mendekati habis atau habis yang akan dipesan pada PBF. Buku defekta di Apotek Ciremai mencantumkan nama obat dan tanggal. Penulisan obat di buku defekta berdasarkan tanggal yang kemudian akan digunakan sebagai dasar pembelian oleh Penanggung Jawab Pengadaan untuk dibeli pada PBF. b. Mengusulkan Kebutuhan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Pengusulan kebutuhan farmasi di Apotek Ciremai berdsarkan ada atau tidaknya permintaan dari dokter sebagai penulis resep. Apabila adanya obat yang tidak ada di apotek dan ingin diusulkan, petugas farmasi c. Mencari Data Distributor/PBF d. Memesan Perbekalan farmasi Perbekalan Farmasi yang mendekati habis dan atau sudah habis dipesan oleh Penanggung Jawab Pengadaan. Alur yang ditempuh yaitu PJ Pengadaan menulis obat atau perbekalan farmasi pada Surat Permintaan berdasarkan buku defekta, kemudian SP tersebut dikirimkan kepada PBF yang akan dituju, kemudian PBF akan menindaklanjuti perimntaan dari apotek. Namun ada bebrapa PBF memiliki kebijakan pemesanan yang berbeda seperti pemesanan dapat melalui pesan di sosial media atau melakukan pemesanan pada e-commerce milik PBF tersebut. e. Menerima Sediaan dan Memeriksa Kesesuai dengan Pesanan Penerimaan obat dan perbekalan farmasi yaitu kegiatan menerima obat dan perbekalan farmasi dari Pedagang Besar Farmasi yang selanjutnya akan digunakan dalam pelayanan di apotek. Penerimaan sediaan farmasi oleh PBF dilakuakan setelah apotek menyerahkan permintaan obat atau perbekalan farmasi. Penerimaan obat di Apotek Ciremai berbeda pintu dengan pintu pelayanan agar tidak mengganggu proses pelayanan di Apotek. Pintu penerimaan obat langsung terhubung dengan apotek sehingga memudahkan dalam penyimpanan. Setiap penerimaan, petugas farmasi melakukan pengecekan seperti : 1) Mengecek kesesuaian SP dengan faktur dari PBF, apakah obat yang diminta sesuai jumlah, merk, dan bentuk sediaan. 2) Setelah itu, dilakukan pengecekan kesesuaian merek obat, jenis dan jumlah, nomor batch, tanggal kedaluwarsa dan spesfikasi pada faktur dan kemasan obat. 3) Apabila semua aspek sudah sesuai, maka petugas farmasi yang menerima obat menandatangani faktur. 4) Melakukan transaksi pembayaran. Setelah obat diterima, dilakukan penyimpanan obat di rak obat dan dicatat pada kartu stock. Sebelum menyimpan obat, petugas farmasi menghitung sisa jumlah obat terlebih dahulu baru memasukkan obat yang baru datang. Kartu stock berisi tanggal penerimaan/pengeluaran, untuk/dari, jumlah pengeluaran, jumlah pemasukan, harga, nomor batch dan tanggal kedaluwarsa. f. Membuat Bukti Penerimaan g. Penyimpanan Obat Obat yang sudah diterima selanjutnya disimpan di apotek sesuai dengan kondisi dan suhu penyimpanan. Penyimpanan bertujuan agar mutu sediaan farmasi dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan sehingga dikeluarkan mutu yang baik untuk pelayanan. Penyimpanan obat di Apotek Ciremai dibedakan berdasarkan kelas terapi obat : 1) Obat antibiotic yang kemudian dibedakan lagi berdasarkan bentuk sediaan seperti solid dan sirup. 2) Obat generik 3) Obat paten 4) Obat BPJS 5) Obat topical seperti salep, cream, gel dll. 6) Narkotika 7) Psikotropika 8) Obat fast moving 9) Obat mata dan telinga setelah dibedakan seperti diatas, penyimpanan obat berdasarkan alfabetis, dengan menerapkan prinsip FEFO dan FIFO di mana obat yang baru datang ditempatkan di baris belakang dan obat yang mendekati kedaluwarsa dikeluarkan dahulu. Dalam satu rak terdapat dua jenis obat yang berbeda, apabila terdapat obat LASA maka penyimpanan dibedakan raknya. Selain itu, obat disimpan dalam wadah asli dari pabrik sehinggga informasi obat sesuai. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika dibedakan lemarinya. Lemari penyimpanan kedua golongan obat tersebut paten dan sulit dipindahkan namun belum menerapkan sistem double lock. Setiap obat diambil dan diterima, lemari selalu dikunci dan kunci disimpan ditempat yang tidak mudah ditemukan. h. Pencatatan dan Pengarsipan Dokumen Pencatatan dan pelaporan sediaan farmasi dan BMHP merupakan bagian dari pengelolaan sedian farmasi. Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan mulai dari sediaan tersebut diterima, disimpan, hingga digunakan dalam pelayanan di apotek. Tujuan dari pencatatan dan pelaporan adalah sebagai dokumentasi mengenai kegiatan yang sudah dilakukan dan sebagai pengendalian persediaan. Kegiatan pencatatan 2. Pelayanan Farmasi Klinik kepada Pasien dan Proses Adminstrasi di Apotek Ciremai