Anda di halaman 1dari 25

AIDA

FITERIYANA

ZULYA MAY DHEA


LINDA AGUSTINA

VIA FEBRIYANTI
OKTAVIANI PRIHARTINI

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN


 Rumah Sakit Jiwa  Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum terletak Sambang Lihum
di wilayah Kecamatan sebelumnya bernama
Gambut, Kabupaten Rumah Sakit Jiwa
Banjar dengan luas area ± Tamban, berlokasi di
10 hektar, berdiri diatas wilayah Kecamatan
lahan gambut dan jauh Tamban, Kabupaten
dari pemukiman Barito Kuala. Pada Tahun
penduduk. Rumah sakit 2007, rumah sakit
ini berada 600 meter dari dipindah ke lokasi yang
Jl. Gubernur Syarkawi Km baru dan namanya
3,9. Jalan Gubernur menjadi Rumah Sakit Jiwa
Syarkawi merupakan jalan Sambang Lihum
lintas Kalimantan Selatan
dan Kalimantan Tengah.
• “Menciptakan Rumah
Sakit yang selalu
bertindak, beradaptasi
serta bertransformasi
cepat, termasuk

Visi
melakukan kreasi serta
inovasi mendahului
dan selalu berada di
depan Rumah Sakit
lain, baik Rumah Sakit
Jiwa maupun Rumah
Sakit Umum diseluruh
Indonesia.”
MISI
• Kepemimpinan yang visioner, transformatif
1 dan penyayang.

• Kepengikutan yang bertanggung jawab hingga


2 menciptakan kepedulian dan empati.
• Pelayanan prima dengan kepatuhan total terhadap
ketentuan pelayanan, termasuk pencegahan korupsi,
3 kolusi dan nepotisme.

• Karyawan yang sejahtera dilandasi oleh


4 disiplin disertai harapan dan kebersamaan.

• Lingkungan yang lestari dengan pengolahan


5 limbah yang berkualitas
Pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Perbekalan Kesehatan

Seleksi Pelayanan Obat


Pelayanan
Perencanaan Informasi Obat

Pencatatan &
Pengadaan
Pelaporan
Pengelolaan Barang
Penerimaan Kadaluarsa dan Barang
Rusak

Penyimpanan Pemusnahan Obat yang


Telah Kadaluwarsa

Pengelolaan
Distribusi
Resep
1. SELEKSI 2. PERENCANAAN

Sistem Perencanaan sediaan


penyeleksian obat di farmasi di Instalasi
Instalasi Farmasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum dilakukan
Sambang Lihum. oleh Kepala Instalasi
Farmasi menggunakan
Sambang Lihum metode konsumsi.
didasarkan pada DOEN
(Daftar Obat Esensial Sumber data yang
digunakan dari jumlah
Nasional), anggaran yang tersedia
Formularium Nasional, (APBD dan BLUD), lead
Formularium Rumah time obat, sisa stok tahun
Sakit Jiwa Sambang lalu, data penggunaan/
Lihum, dan Daftar E- pemakaian periode yang
Catalog. lalu, dan rencana
pengembangan.
3. PENGADAAN

Pengadaan
E-purcasing E-lelang
langsung

Dilakukan untuk Dilakukan untuk obat-


E-purhcasing obat yang non e-
dilakukan pengadaan obat
katalog, dan obat
yang tidak masuk
untuk dalam daftar e-
reguler, serta BMHP
yang dibeli sesuai
pemesana katalog. Dasar kebutuhan karena
obat yang obat yang masih menunggu proses
masuk dalam digunakan adalah pengiriman stok obat e-
formularium katalog dan pemenang
e-katalog lelang
rumah sakit
4. PENERIMAAN

Penerimaan barang datang dari PBF resmi


dilakukan oleh apoteker penanggung jawab,
apoteker pendamping dan tenaga teknis
kefarmasiaan yang ditunjuk.
Penerimaan barang dilakukan dengan cara:

• Mengecek kesesuaian surat


1 pesanan/SP dengan faktur. Meliputi
nama PBF, nama barang dan jumlah.

• Jika poin 1 sudah sesuai, maka selanutnya


2 mengecek faktur dengan barang yang datang.
Meliputi: tanggal, nama barang, dosis sediaan,
bentuk sediaan, jumlah, ED, No batch.
• Setelah semuanya sesuai, maka di input ke dalam
aplikasi SIMRS dan dicatat pada buku barang datang dan
3 dimuat dalam kartu stok gudang.
• Meliputi: Tanggal datang, tanggal faktur, nama PBF,
nomor faktur, nama barang, No.batch, tanggal ED,
jumlah box, isi perbox, harga satuan.

4 • ED minimal yang diterima adalah 2 tahun.

• Khusus untuk narkotika, psikotropika,


prekursor, dan obat-obat tertentu, yang
5 menerima adalah apoteker penanggung
jawab.

Obat kemudian disusun berdasarkan


6 tempat penyimpanannya.
5. PENYIMPANAN
Sediaan farmasi dan alat
kesehatan disusun berdasarkan :
1. Obat generik, tersimpan berdasarkan alfabetis
dengan jeda LASA (look a like and sound a like)
dua item obat.
2. Obat bermerek, tersimpan alfabetis dengan jeda
Gudang e- LASA (look a like and sound a like) dua item
katalog obat.
3. Bentuk Sediaan (injeksi, sirup, obat luar, obat
dalam dan alkes)
4. Farmakologi (obat jiwa dan non jiwa).
5. Obat-obatan yang disimpan khusus dalam lemari
pendingin dengan suhu dingin (2–80 C), seperti
Gudang Gudang suppositoria, vaksin, serum, vitamin K dan lain-
BMHP. regular lain untuk mempertahankan kestabilan obatnya.
6. Obat narkotika disimpan dalam lemari khusus
dan dipisah dari obat-obat lainnya.
7. Obat high alert mempunyai lemari khusus.
8. Bahan berbahaya dan beracun (B3) di simpan
khusus di dalam lemari yang terbuat dari besi
karena mudah terbakar.
Sistem penyimpanan dan pengeluaran
obat di Rumah Sakit Jiwa Sambang
Lihum

FIFO (First In First


Out)
FEFO (First Expired
first out)
6. DISTRIBUSI
OBAT
Individual
Prescribing
(peresepan
individual)

ODD (one daily) UDD (unit dose


dispensing) dispensing)
Keluarga pasien menyerahkan resep dokter ke pelayanan
Rawat Jalan Instalasi Farmasi

Skrining resep (Administrasi, Farnasetika, Klinis)

Petugas farmasi menghitung tagihan resep melalui SIMRS


dan memberi harga pada resep

Petugas farmasi menanyakan persetujuan harga obat dan


menyerahkan nomor antrian

Keluarga pasien membayar di kasir

Kasir memberi tanda dengan stempel lunas pada resep

Keluarga pasien menyerahkan resep lunas


tersebut kepada petugas farmasi

Petugas farmasi menyiapkan obat sesuai resep

Apoteker memeriksa kembali kesesuaian nama, nomor


rekam medik, obat dan aturan pakai dari etiket obat yang
telah disiapkan dengan resep yang ada.

Apoteker menyerahkan obat disertai pemberian informasi


tentang obat kepada keluarga pasien.
Keluarga Pasien dari Poli Jiwa Rawat Jalan membawa resep ke Apotek rawat jalan Instalasi Farmasi

Petugas farmasi mengisi checklist skrining resep serta menuliskan nama dan tandatangan pada kolom skrining
resep.

Resep dilayani untuk 1 bulan pengambilan, kecuali untuk resep yang di dalamnya dituliskan obat olanzapine,
seroquel, abilify, dan escitalopram dilayani untuk 15 hari.

Resep dientry di SIMRS, dicetakkan nomor antrian, etiket dan tagihan obat untuk
pengklaiman resep

Petugas entry resep mengisikan nama dan tandatangan pada kolom entry dan dispensing.

Petugas farmasi menyerahkan no antrian kepada keluarga pasien.

Obat disiapkan sesuai dengan resep, dikemas sesuai bentuk sediaan, dan diberi label etiket sesuai penggunaannya, petugas yang
menyiapkan mengisikan nama dan tandatangan pada kolom penyiapan obat.

Obat yang tidak masuk dalam formularium nasional atau tidak tersedia di RSJD Sambang Lihum dikonsultasikan kepada dokter

Obat yang sudah disiapkan diperiksa kembali oleh Apoteker dengan mengisi checklist verifikasi dan
menuliskan nama serta tandatangan pada kolom verifikasi akhir.

Obat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien dengan memberikan informasi tentang aturan pakai, cara pakai
dan informasi lain yang diperlukan pasien

Salinan resep dan tagihan resep rangkap 2 diserahkan kepada Tim Pengendali BPJS/JKD/JKPROV.

Resep asli dan tagihan resep disimpan sebagai arsip


Alur Pelayanan Resep Pasien BPJS/
JAMKESDA/ JAMKESPROV Rawat Inap
Resep masuk

Skrining Resep (Lihat Resep dan CPO


double check oleh
Apoteker/AA

Racikan Non racikan

double check oleh Apoteker/AA

Obat Disiapkan untuk 7 hari dan diberikan etiket

Isi CPO ruangan

Resep di entry + di billing

Resep Asli + billing putih disimpan


Obat + billing + CPO ruangan diserahkan keperawat di Apotek

Perawat mengisi buku penyerahan obat


Alur Pelayanan Resep Pasien Umum Rawat
Inap
Pelayanan Resep Pasien IGD
Umum (ODD)
Rawat Inap dari IGD

Resep Masuk

Skrining rerep + billing

Bayar ke kasir

Obat disiapkan

Double check oleh


Apoteker/AA

Isi CPO Rekonsiliasi

CPO + Obat diserahkan ke pasien untuk


diserahkan ke perawat

Resep Asli + billing disimpan di Apotek


Alur Pelayanan Resep pasien BPJS/
JAMKESDA/ JAMKESPROV Rawat Inap (UDD)
Resep masuk untuk 1 minggu

Skrining Resep (Lihat Resep dan CPO

Racikan Non racikan


Double check
oleh
Apoteker/AA
Obat Disiapkan untuk 7 hari, disimpan di kotak obat
masing-masing pasien untuk 1 hari berikutnya

Double check
oleh
Apoteker/AA

Disiapkan di kotak obat masing-masing pasien dan


diberikan etiket per sekali minum

Isi CPO UDD

Resep di entry + di billing


Resep Asli + billing
putih disimpan di
Obat + Billing + CPO diserahkan keperawat Apotek

Perawat menandatangani CPO UDD sebagai


bukti serah terima obat
7. PELAYANAN
OBAT

. menerima
1 2. menyiapkan
dan obat yang
diperlukan
menganalisa berdasarkan resep
resep yang ditulis

4. Penyerahan obat
3. pemberian kepada pasien disertai
etiket atau cara pemberian informasi
pakai obat mengenai obat yang
dibutuhkan pasien.

waktu tunggu bagi


pasien yang ada di
rumah sakit jiwa
sambang lihum adalah
20 menit untuk obat
Non racikan dan 40
Menit untuk obat yang
racikan.
8. PELAYANAN
INFORMASI OBAT

Nama
obat Bentuk
Efek samping
yang mungkin dan
timbul dengan
cara jenis
mengatasinya.
Cara sediaan
penyimpanan

Penyerahan
obat disertai
dengan
indika penjelasan Cara
si tentang: penyimpan
an
obat

Jumlah
dan
Dosis aturan
pakai
9. PENCATATAN
DAN PELAPORAN

Pencatatan di Gudang
Farmasi Sambang Lihum Petugas gudang membuat laporan
pemakaian sediaan farmasi sesuai
dilakukan setiap hari, setiap jenis pelayanan untuk setiap
barang yang keluar dicatat bulannya kepada Kepala Instalasi
oleh petugas gudang Farmasi. Laporan tersebut
kemudian dicatat di kartu digunakan untuk perencanaan dan
stok dan buku barang keluar pengadaan perbekalan farmasi
selanjutnya dan kemudian
sesuai jenis pelayanan yang diarsipkan.
dilakukan.
• Laporan narkotika dan psikotropika
dilaporkan setiap 1 bulan dengan tembusan
dalam 3 rangkap yakni ke Dinas Kesehatan
PELAPORAN Provinsi Kalimantan Selatan, Balai Besar
YANG ADA Pengawasan Obat dan Makan, dan sebagai
DI Arsip
INSTALASI • Laporan Pembelian Perbulan
FARMASI • Laporan Stok Akhir Bulan
RSJ
SAMBANG • Laporan Pemakaian Sediaan Farmasi
LIHUM • Laporan Penggunaan Obat Generik dan
Obat Non Generik
• Laporan Omzet dan Jumlah Resep Sesuai
Jenis Pelayanan
10. Pengelolaan
Barang Kadaluarsa
dan Barang Rusak

Obat-obat yang mendekati tanggal kedaluwarsa di informasikan ke


distributor disertai surat serah terima barang retur dan faktur
asli, kemudian obat-obat tersebut diganti sejumlah/senilai
dengan barang yang di retur.
Pemusnahan obat dilakukan pelaporan dengan isi sebagai berikut:

Tanggal Nilai
Nomor Nama barang
expired date persediaan

Keterangan
11. Pemusnahan
Obat yang Telah
Kadaluwarsa

• Ditumbuk
Ampul

• Dipotong dan dikeluarkan dari kemasan


Blister

• Isi dikeluarkan, botol dikumpulkan dan


Sirup ditumbuk

• Disobek dan dikeluarkan dari wadahnya,


BMHP kemudian dibakar
12. Pengelolaan
Resep

Resep Umum

• Ditimbang, apabila resep tidak banyak dapat


dibuat daftar dan diadministrasikan

Resep Psikotropik dan atau Narkotik

• Diadministrasikan, kemudian dihitung jumlah


resepnya lalu dibakar yang disaksikan oleh saksi
dari BPOM, Dinas Kesehatan dan Kepala
Seksi/Kepala Bidang RSJ Sambang Lihum,
dengan Kepala IFRS sebagai pemohon untuk
melakukan pemusnahan dan meminta saksi.
Pemusnahan harus disertai dokumen pemusnahan
yang ditandatangani oleh saksi dan Kepala IFRS.

Anda mungkin juga menyukai