SEDIAAN FARMASI,
ALAT KESEHATAN
DAN BAHAN MEDIS
HABIS PAKAI
farmasi
klinik, Pemantauan
Terapi Obat (PTO)
Dispensing
meliputi : Pelayanan
Pelayanan
Kefarmasian di
Informasi Obat
rumah (home
(PIO)
pharmacy care)
Konseling
Perencanaan Metode Min Max adalah metode
perencanaan pemesanan barang
berdasarkan data penjualan barang 90 hari
• Dalam membuat perencanaan sebelumnya.
pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis Barang-barang akan di data secara otomatis
habis pakai di apotek perlu pada sistem, barang yang jumlahnya kurang
diperhatikan pola penyakit, pola dari total minimal maka secara otomatis
konsumsi, budaya dan masuk ke data barang yang harus dipesan.
kemampuan masyarakat.
• Metode perencanaan di Apotek Sebaliknya jika barang melebihi total jumlah
Kimia Farma, yaitu menggunakan maksimal maka data akan masuk ke data
metode Min Max. barang yang overstock
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka
pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. Pengadaan rutin
a. Sistem Min Max (Forecasting) adalah sistem pengadaan barang dengan membaca hasil
penjualan barang 90 hari sebelumnya, kemudian sistem akan menarik data hasil Min Max
yang akan di kelola oleh bagian pengadaan Business Manager (BM). Bagian pengadaan dari
BM akan merekapitulasi kebutuhan apotek dan membuat Surat Pesanan (SP) yang ditujukan
kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF). BM akan mengirim SP melalui email. Pengadaan
dilakukan satu bulan dua kali pada minggu pertama dan minggu ketiga.
b. Pengadaan Autospreading adalah sistem pengadaan barang yang pengadaannya
antar apotek kimia farma yang lainnya. Bertujuan agar barang di seluruh apotek kimia farma
tidak ada barang kosong maupun barang yang overstock. Pengadaan dilakukan satu bulan
dua kali pada minggu kedua dan minggu keempat.
2. Pengadaan non rutin
1. Insidental/Cito 4. Dropping
Pengadaan barang diluar jadwal pemesanan. Pengadaan Pengadaan ini dilakukan antar apotek kimia farma, yang
ini tetap dilakukan dengan persetujuan BM. Apotek akan dilakukan apabila barang yang diminta tidak ada dalam
membuat pesanan ke bagian pengadaan BM, lalu bagian persediaan dan hal ini dilakukan untuk menghindari
pengadaan BM akan membuat SP dan mengirimkannya ke terjadinya penolakan resep.
PBF dan apotek. Pihak PBF akan mengirimkan barang
secepat mungkin. 5. Konsinyasi
Pengadaan dengan melakukan kerjasama antara apotek
2. Risk Selling
kimia farma dengan pihak ketiga.
Pengadaan yang dilakukan untuk item-item dalam
kebutuhan banyak dan permintaan satu waktu saja. 6. Pembelian Khusus (BPJS, prekursor, narkotika,
dan psikotropika)
3. Pembelian Mendesak
Pengadaan BPJS dilakukan melalui e-purchasing. Bagian
Pengadaan yang bersifat mendesak diperbolehkan. Tetapi BM melihat dari sistem sehingga bagian pusat yang akan
untuk obat yang diminta pasien saja, yang mana stok memesankan. Pengadaan narkotika dan psikotropika
barang sedang kosong di semua apotek kimia farma dan serta prekursor tetap masuk forcasting, tetapi surat
tidak dapat dilakukan pengadaan insidental sehingga pesanannya manual.
mengharuskan untuk membeli barang ke apotek swasta
selain apotek kimia farma.
Penerimaan
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan
pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran.
Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik cara manual atau elektronik.
Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama sediaan farmasi, tanggal kadaluwarsa, jumlah
pemasukkan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
Pengendalian yang dilakukan di Apotek Kimia Farma, adalah stock opname dilakukan setiap tiga bulan,
uji petik, dan kartu stok untuk pencatatan mutasi obat mulai dari penerimaan serta pengeluaran obat.
Pencatatan
Pencatatan
dilakukan pada pengadaan (surat pesanan, faktur)
setiap proses
pengelolaan penyimpanan (kartu stok)
sediaan
farmasi, alat
kesehatan, dan penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
bahan medis
habis pakai
meliputi : pencatatan lainnya yang disesuaikan
Pelaporan
Pelaporan Internal Pelaporan Eksternal
Pelaporan internal adalah pelaporan
yang digunakan untuk kebutuhan Pelaporan eksternal adalah pelaporan yang
manajemen apotek meliputi : keuangan, dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai
barang dan laporan lain. dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pelaporan internal di Apotek Kimia
Farma meliputi : Pelaporan eksternal di Apotek Kimia Farma
a. Laporan keuangan (Laporan Ikhtisar meliputi pelaporan :
Penjualan Harian, Bukti Setoran Kas)
b. Laporan inventory (pembelian
mendesak, penerimaan barang,
dropping, dan lain-lain) Narkotika Psikotropika
c. Laporan penjualan (transaksi, retur
penjualan dan lain-lain).
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan
administrasi sediaan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan
yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika dilakukan secara online melalui
website SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika) yakni :
https://sipnap.kemkes.go.id/ kepada Kementerian Kesehatan.
Laporan yang dikirim berisi data berupa : nama obat narkotika dan psikotropika, bentuk
sediaan dan kekuatannya, stok awal, jumlah yang diterima, jumlah obat yang keluar (untuk
resep dan sarana lain), jumlah yang dimusnahkan, nomor dan tanggal berita acara
pemusnahan dan stok akhir.
Pencatatan