Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN FARMASI YANG

ADA DI RUMAH SAKIT


ANUNTALOKO PARIGI

Dibuat oleh :
Nama : Nuraisyah
Kelas : XII Farmasi
PERENCANAAN PERBEKALAN FARMASI
1. Pengambilan data berdasarkan informasi pemakaian perbekalan farmasi
tahun sebelumnya ( Metode Konsumsi ) 6 bulan
2. Data direkap untuk selanjutnya di susun sesuai dengan tabel yang sudah
ada
3. Laporan perencanaan disampaikan kepada kepala instalasi untuk diperiksa
ulang sebelum dikoreksi oleh kepala saksi pengendalian mutu penunjang
medik
4. Selanjutnya berkas diserahkan kepada bagian penunjang medik untuk di
tindak lanjuti.
PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI
1. Apoteker bagian pengadaan membuat perencanaan kebutuhan barang berdasarkan
data stok Gudang dan permintaan/ order dari apotek/instalasi pemakai untuk
diusulkan kepada pejabat pengadaan di penunjang medik.
2. Pejabat pengadaan kemudian membuat pesanan berdasarkan perencanaan yang
diusulkan dari instalasi farmasi dan selanjutnya memesan perbekalan farmasi
tersebut ke distributor.
3. Ketentuan khusus untuk order OKT ( Obat Keras Tertentu ), Narkotika, Surat
pesanan harus ditandatangani oleh apoteker penanggung jawab dengan persetujuan
kepala bidang penunjang medik/Direktur
PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI DARI PBF

1. Barang farmasi dikirim dari PBF ke Rumah sakit setelah melakukan


pemesanan perbekalan farmasi.
2. Ketika perbekalan farmasi telah sampai, petugas Gudang atau tim penerima
barang wajib memeriksa :
a. Cek alamat yang dituju
b. Cek Jumlah Koli
3. Apabila alamat dan jumlah kolinya telah diperiksa dan semua sesuai/ tepat
tim penerima
barang menandatangani SJ ( Surat Jalan )
4. Setelah surat jalan di tanda tangani oleh petugas Gudang dan setelah
pengantar perbekalan farmasi telah pergi, selanjutnya akan dilakukan
pemeriksaan Kembali atau cek kesesuaian SP ( Surat Pesanan) dengan Faktur.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengertahui apakah surat pesanan dengan faktur
sama atau tidak. Pada pengecekkan ini juga akan di cek seperti :
a. Nomor faktur
b. Expired Date ( Kadaluarsa )
c. Nomor Batch
d. Bentuk sediaan
e. Jumlah barang
f. Bonus
5. Apabila Faktur sesuai dan tepat, kemudian akan di tanda tangani oleh
kepala Gudang farmasi. Apabila ada kesalahan pada faktur maka
akan di konfirmasi pada sales PBF yang bersangkutan.
6. Melakukan pengambilan dokumentasi, bahwa barang telah di terima.
7. Simpan faktur sesuai dengan PBF yang bersangkutan dan di simpan
sesuai tanggal.
PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

1. Petugas penerima barang meneliti barang yang datang dari distributor


2. Penerima barang membukukan barang masuk dibuku penerimaan barang/
kartu stok
3. Penerima obat di sesuaikan dengan bentuk sediaan dan jenisnnya, suhu
penyimpanan dan stabilitasnya, sifat bahan dan ketahanan terhadap cahaya/
obat disusun secara alfabetis, dan sesuai prinsip FIFO ( First In First Out )
dan FEFO ( First Expired First Out )
4. Obat – obatan dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat
diberi label, isi, tanggal kadaluwarsa dan peringatan
5. Elektrolit pekat konsentrat dilarang disimpan di unit pelayanan
6. Obat high Allert dilengkapi SPO khusus mencegah penatalaksanaan yang
kurang hati hati
7. Obat high alert diberi stiker High Allert, obat LASA diberi stiker LASA
8. Obat Narkotika disimpan dalam lemari khusus dengan pintu ganda dan
terkunci
9. Bahan berbahaya dan mudah terbakar disimpan dalam tempat terpisah,
sedangkan APAR/ pemadam api dan diberi label sesuai dengan klasifikasi
B3
10. Produk – produk nutrisi sediaan jadi disimpan dilemari tersendiri
PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DARI GUDANG FARMASI KE DEPO
PELAYANAN FARMASI, RUANG PERAWATAN DAN UNIT LAINNYA.

1. Depo pelayanan farmasi/ Ruang perawatan/ poli pemeriksaan/ pihak lain yang
bermaksud mengamprah ( meminta ) obat/ bmhp di Gudang farmasi harus membawa
buku amprah/ surat permintaan barang.
2. Didalam buku amprah/ surat permintaan barang tertuang tanggal, nama barang,
jumlah barang yang diminta, jumlah barang yang diberikan, tanda tangan petugas
Gudang farmasi
3. Gudang farmasi akan meneriama buku amprahan/ surat permintaan barang yang
kemudian akan di catat SBBK ( Surat Bukti Barang Keluar ) yang ada digudang
farmasi
4. Item barang dan jumlah yang diberikan akan disesuaikan dengan permintaan/
ketersediaan barang yang ada digudang farmasi, atau serta kondisi yang ada.
5. Setelah barang disiapkan, petugas dari ruang perawatan, poli pemeriksaan/
pihak lainnya akan memeriksa barang yang telah disiapakan, jika sesuai lalu
menandatangani SBBK.
6. Petugas Gudang farmasi melengkapi buku amprah/ surat penerimaan barang
dengan tanda tangan
7. Sedangkan untuk depo pelayanan farmasi obat yang diamprah akan di
antarkan langssung ke depo pelayanan oleh petugas farmasi.
8. Setelah barang amprahan depo farmasi di antar, petugas depo akan
memeriksa barang amprahan jika sudah sesuai akan menandatangani SBBK
dan petugas Gudang farmasi akan menandatangani buku amprah.
PEMUSNAHAN SEDIAAN FARMASI YANG RUSAK DAN KADALUARSA

1. Sediaan farmasi yang sudah rusak/ kadaluarsa disisihkan dan dikumpulkan di IFRS
dan ditempatkan dalam tempat terpisah, dan dipacking agar obat tersebut aman dan
tidak disalah gunakan
2. Sediaan farmasi tersebut dicatat dalam lembar daftar sediaan farmasi yang kadaluarsa
3. Selanjutnya dibuat berita acara, dimana untuk keperluan internal rumah sakit
4. Sebelum dilakukan pemusnahan petugas Gudang farmasi melakukan pengecekkan
Kembali meliputi nama dan jumlah obat di sesuaikan dengan daftar catatan yang telah
dibuat sebelumnya .
5. Jika telah sesuai dengan daftar sediaan farmasi tersebut dimusnahkan sesuai dengan
tata cara yang berlaku.
Sekian dari saya Terima
Kasih 

Anda mungkin juga menyukai