DISUSUN OLEH
KELOMPOK U1-D
ANGGOTA :
VIA QURROTA A’YUN (051811133004)
UNIVERSITAS AIRLANGGA
PRESKRIPSI 2019/2020
A. PENGADAAN DAN PENYIMPANAN OBAT
I. PENGADAAN OBAT
1. TAHAP PEMILIHAN
Fungsi dari pemilihan atau penyeleksian adalah untuk menentukan apakah sediaan
farmasi tersebut benar−benar diperlukan dan sesuai dengan jumlah penduduk serta pola
penyakit. Pengadaan obat yang baik diperoleh dengan diawali dasar−dasar seleksi
kebutuhan obat diantaranya sebagai berikut.
Obat merupakan kebutuhan untuk sebagian besar populasi penyakit.Obat
memiliki keamanan, kemanjuran yang didukung dengan bukti ilmiah.
Obat memiliki manfaat yang maksimal dengan risiko yang minimal.
Obat mempunyai mutu yang terjamin baik ditinjau dari segi stabilitas maupun
bioavaibilitasnya.
Biaya pengobatan mempunyai rasio antara manfaat dengan biaya yang baik.
Apabila pilihan lebih dari satu, maka dipilih yang paling baik, banyak diketahui dan
farmakokinetiknya yang paling menguntungkan.
Pada tahap seleksi sediaan farmasi harus pula dipertimbangkan dampak administratif,
biaya yang ditimbulkan, kemudahan dalam mendapatkan, kemudahan dalam
penyimpanan, kemudahan untuk didistribusikan, dosis yang sesuai dengan kebutuhan
terapi, sediaan farmasi yang dipilih sesuai dengan standar terjamin. Guna menghindari
risiko yang dapat terjadi harus pula mempertimbangkan kontra indikasi, peringatan dan
perhatian juga efek samping dari sediaan farmasi yang dipilih.
Gambar A.2 : Surat pesanan Prekursor Gambar A.3 : Surat pesanan Narotika
2) Penerimaan dan pengecekan barang datang
Penerimaan sediaan farmasi harus dilakukan oleh petugas yang bertanggung
jawab. Petugas yang dilibatkan dalam penerimaan harus terlatih baik dalam
tanggung jawab dan tugas mereka, serta harus mengerti sifat penting dari
perbekalan farmasi. Dalam tim penerimaan harus ada tenaga farmasi.
a. Penerimaan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras
Obat yang datang dari PBF diterima bersama dengan fakturnya.
Dilakukan pengecekan antara pesanan obat yang dipesan dengan obat
yang datang.
Pengecekan yang dilakukan berupa ED, jumlah, jenis dan kondisi fisik
obat yang datang.
Surat pesanan ditandatangi dan di cap stempel apotek
b. Penerimaan obat prekursor, psikotropika dan narkotika
Penerimaan obat prekursor, psikotropika dan narkotika dari pedagang
besar farmasi harus diterima oleh apoteker pengelola apotek atau
dilakukan dengan sepengetahuan APA
Obat yang datang dari pedagang besar farmasi diterima bersama dengan
fakturnya.
Dilakukan pengecekan antara pesanan obat yang dipesan dengan obat
yang datang.
Pengecekan yang dilakukan berupa ED, jumlah, jenis dan kondisi fisik
obat yang datang.
Surat pesanan ditandatangi dan di cap stempel apotek
1) Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
2) Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih
pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan magnesium sulfat
=50% atau lebih pekat).
3) Obat-Obat sitostatika
Gambar A.7-A.11 : Penyimpanan Obat
Pencatatan yang digunakan dalam sebuah apotek juga dapat dilakukan secara elektronik.
Sesuai peraturan perundang-undangan yang ada, apabila pencatatan dilakukan secara
elektronik, maka:
1. a) Harus tervalidasi, mampu telusur dan dapat ditunjukkan pada saat diperlukan;
2. b) Harus mampu tertelusur informasi mutasi sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
terakhir;
3. c) Harus tersedia sistem pencatatan lain yang dapat dilihat setiap dibutuhkan. Hal ini
dilakukan bila pencatatan secara elektronik tidak berfungsi sebagaimana seharusnya.
4. d) Harus dapat disalin/copy dan/atau diberikan cetak/print out
Tanpa Resep
A. ASSESSMENT
Untuk penyerahan obat kepada pasien, Nama Pasien akan disebutkan dan
pasien diperkenankan menuju meja Counselling.
C. COUNSELLING
D. MONITORING
E. DOCUMENTATION
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahunn 2017 Bab
II Bagian Keempat sarana prasarana dan peralatan. Bangunan Apotek sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi:
a. Penerimaan resep
b. Pelayanan Resep dan Peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
c. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
d. Konseling
e. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
f. Arsip
1. Tempat Parkir
Untuk menempatkan kendaraan pengunjung Apotek
2. Ruang tunggu
Ruang tunggu terdapat di dekat pintu masuk apotek. Ruangan ini dilengkapi dengan
beberapa baris bangku sebagai tempat duduk untuk menunggu, dilengkapi juga
dengan Air Conditioner (AC) dengan tujuan
memberikan kenyamanan bagi pengunjuk
apotek.
3. Swalayan farmasi
Swalayan farmasi terletak didepan ruang tunggu
dan disebelah ruang penerimaan resep sehingga
sangat mudah dilihat dan dijangkau oleh
pengunjung apotek. Swalayan farmasi terdiri
dari rak-rak untuk meletakkan obat bebas,
kosmetik , makanan, perlengkapan bayi, madu,
obat herbal, minuman. Penataan di swalayan
farmasi disusun berdasarkan efek farmakologi, sediaan, dan alfabetik, hal ini
bertujuan untuk mempermudah konsumen dalam mencari barang yang dibutuhkan.
Ada sedikit kendala yaitu pengunjung apotek tidak dapat melihat secara langsung
harga barang yang tersedia di swalayan farmasi dikarenakan tidak semua barang yang
ada di swalayan farmasi diberi label harga.
4. Area pelayanan
Di area pelayanan ini terdapat rak untuk obat non OTC seperti obat keras dan juga
obat bebas terbatas.
Area pelayanan terdiri dari :
a. Area penerimaan resep
Area penerimaan resep terletak disebelah
swalayan farmasi . Area penerimaan resep
dibatasi oleh meja panjang berbentuk L,
memiliki 2 komputer untuk mempercepat
proses administratif
b. Area penyerahan obat
Area ini berupa konter penyerahan obat
yang digabungkan dengan area
penerimaan resep
5. Area konseling
Area konseling sekurang kuragnya memiliki satu set meja dan kursi.Area ini
digunakan sebagai tempat konsultasi antar apoteker dengan pasien terkait obat yang
diresepkan dengan harapan agar tidak terjadi kesalahan informasi mengenai obat
tersebut.
j. Resep
Resep merupakan surat permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker, dalam
bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
7. Ruang penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur, kelembapan,
dan vertilisasi, untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas. Ruang
penyimpanan dilengkapi dengan rak/lemari obat, Air Conditioner (AC), lemari
pendingin, lemari khusus narkotika dan psikotropika , dan lemari penyimpanan obat
khusus. Adapun penggolongan tempat penyimpanan obat, meliputi :
a. Berdasarkan kegunaan
b. Berdasarkan golongan
c. Berdasarkan bentuk sediaan
d. Berdasarkan stabilitas (suhu)
LAYOUT APOTEK FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
: Tempat parkir
: Pintu masuk
: Ruang tunggu
: Swalayan farmasi
: Area Pelayanan
: Area konseling
1. Resep
Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016, Resep adalah Resep
adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk
paper maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan yang berlaku. Resep merupakan bentuk komunikasi antara dokter dan apoteker.
Bagi apoteker, resep merupakan bentuk pertanggungjawaban dalam peyerahan obat yang
diresepkan oleh dokter kepada pasien. Resep bagi pasien merupakan bukti bahwa obat
tersebut berhak diterima sesuai dengan yang dibutuhkan sesuai dengan resep dokter. Oleh
karena itu resep merupakan salah satu dokumen penting dan harus disimpan dengan rapi di
Apotek. Dalam resep harus memuat
1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, atau dokter hewan
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi
obat
6. Data pasien yaitu nama, berat badan, jenis kelamin, dan tempat tinggal.
2. Patient Medication Record (PMR)
3. Surat Pesanan
Surat pesanan merupakan salah satu dokumen legal dalam pengadaan obat dan bahan
obat dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) kepada apoteker sebagai persyaratan. Surat pesanan
terdiri dari tiga jenis yaitu :
Setiap surat pesanan narkotika hanya dapat memuat satu jenis obat narkotika saja dan
penyaluran narkotika hanya dapat dilakukan berdasarkan surat pesanan dari Apoteker
penanggung jawab. Surat pesanan narkotika dibuat sekurang-kurangnya sebanyak 3 (tiga)
rangkap. Pada umumnya surat pesanan narkotika memiliki 4 (empat) rangkap surat.
Surat pesanan psikotropika hanya dapat memuat beberapa jenis obat yang
mengandung psikotropika. Surat pesanan psikotropika dibuatsekurang-kurangnya sebanyak 3
(tiga) rangkap. Surat pesanan ini juga harus ditandatangani oleh apoteker penanggung jawab.
Surat pesanan prekursor memiliki rangkap 2 yang digunakan sebagai dokumen apotek
dan juga sebagai dokumen PBF
Surat pesanan OOT merupakan surat pesanan selain narkotika, psikotropika, dan precursor
5. Kartu stok apotek
Kartu stok memiliki banyak fungsi bagi kelancaran operasional apotek. Kartu ini secara
umum digunakan untuk mengetahui jumlah obat yang dimiliki oleh apotek.
Fungsi utama kartu stok apotek adalah pencatatan mutasi obat mulai dari penerimaan,
pengeluaran, hilang, rusak, dan kedaluwarsa. Catatan mutasi satu jenis obat yang berasal dari
satu sumber dana yang sama, harus dicantumkan dalam satu kartu stok.
Penyusunan laporan
Data yang terdapat pada kartu stok juga akan digunakan untuk menyusun laporan,
perencanaan pengadaan dan distribusi obat, serta pembanding keadaan fisik obat dalam
tempat penyimpanannya. Pembuatan kartu stok apotek ini harus dilakukan setiap hari karena
mutasi obat juga terjadi setiap hari ketika ada pembelian maupun penjualan.
Mengapa demikian? Sudah pasti karena kartu stok berfungsi untuk mengetahui jumlah dan
jenis obat yang masih dimiliki oleh apotek. Jadi, setiap ada pembelian dalam jumlah yang
sedikit pun harus dilakukan pencatatan dan perhitungan pada stok yang dimiliki.
Tak hanya ketika melakukan penjualan,penambahan jumlah obat juga harus dimasukkan pada
kartu stok apotek.Kartu ini di akhir bulan akan menjadi data untuk mengetahui penjualan dan
pembelian yang dilakukan. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui mana obat yang
pergerakannya cepat dan lambat.
6. Faktur
Hal hal yang terdapat dalam faktur adalah Nomor faktur, tanggal faktur, termin
pembayaran, syarat pengangkutan, nama barang, kuantitas, harga satuan, harga total, total
pajak, potongan, diskon, denda keterlambatan, pihak pihak yg bertanda tangan.
Daftar pustaka
Peraturan BPOM Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan
Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian