Anda di halaman 1dari 52

PKPA RS UDAYANA

TUGAS I
OLEH

Esterlita Jesuina Boavida (20-01)


Olivia Santavena Goncalves Rangdi (20-02)
Ni Putu Wulanda Evayanti (20-03)
Ni Ketut Tria Purnamisari (20-04)
Zigela L. Corvelo Sarmento (20-05)
Ni Made Ari Ginarsih (20-06)
Ni Made Irma Febby Prasasti Dewi (20-07)
I Made Adnyana Partha Wijaya (20-08)
Ni Putu Ruscita Anggreni (20-09)
Putu Rika Jesika Putri (20-10)
Kadek Kartika Dwi Yani (20-11)
Nurhidayatullah (20-12)
Ni Made Atika Saraswati (20-13)
01
PENGELOLAAN
PERBEKALAN FARMASI
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

Perencanaa
Pemilihan kebutuhan Pengadaan Penerimaan

11 32 53 47
5 6 7 8 9

Penyimpanan Pendistribusian Pemusnahan dan Pengendalian Administrasi


penarikan
A. PEMILIHAN
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ini
berdasarkan:

1. Formularium dan standar pengobatan/pedoman


diagnosa dan terapi;
2. Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang telah ditetapkan;
3. Pola penyakit;
4. Efektifitas dan keamanan;
5. Pengobatan berbasis bukti;
6. Mutu;
7. Harga; dan
8. Ketersediaan di pasaran.
Tahapan proses penyusunan Formularium
Rumah Sakit:
Membuat rekapitulasi usulan Obat dari masing- Menetapkan daftar Obat yang masuk ke dalam
masing Staf Medik Fungsional (SMF) Formularium Rumah Sakit;
berdasarkan standar terapi atau standar
pelayanan medik;
Menyusun kebijakan dan pedoman
Mengelompokkan usulan Obat
berdasarkan kelas terapi; untuk implementasi; dan

Membahas usulan tersebut dalam rapat


Komite/Tim Farmasi dan Terapi, jika
diperlukan dapat meminta masukan dari
pakar;

Melakukan edukasi mengenai


Mengembalikan rancangan hasil pembahasan Formularium Rumah Sakit kepada staf
Komite/Tim Farmasi dan Terapi, dikembalikan ke masing- dan melakukan monitoring
masing SMF untuk mendapatkan umpan balik;
Membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF;
B. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk
menentukan jumlah dan periode pengadaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria
tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.

Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan Obat dengan


menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-
dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi,
epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia

Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:


❑ Anggaran yang tersedia;
❑ Penetapan prioritas;
❑ Sisa persediaan;
❑ Data pemakaian periode yang lalu;
❑ Waktu tunggu pemesanan; dan
❑ Rencana pengembangan
.
C. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan
kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang
tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pengadaan dapat dilakukan melalui:
pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
❑ Pembelian
dan Bahan Medis Habis Pakai antara lain:
❑ Bahan baku Obat harus disertai Sertifikat Analisa
❑ Produksi Sediaan Farmasi
❑ Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data ❑ Sumbangan/Dropping/Hibah
Sheet (MSDS)
❑ Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai harus mempunyai Nomor Izin Edar.
❑ Masa kadaluarsa (expired date) minimal 2 (dua) tahun kecuali
untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai tertentu (vaksin, reagensia, dan lain-lain), atau
pada kondisi tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan.
D. PENERIMAAN
TUJUAN
Menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu
penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.

Hal yang harus diperhatikan


Dilakukan oleh - Semua sediaan farmasi dan BMHP harus ditempatkan dalam
Apoteker atau tempat persediaan
TTK - Segera setelah diterima, sediaan farmasi dan BMHP harus
segera disimpan dalam tempat penyimpanan sesuai standar
- Sediaan farmasi dan BMHP yang diterima harus sesuai dengan
dokumen pemesanan
- Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS), untuk
bahan berbahaya.
- Khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai Certificate of
Origin.
- Sertifikat Analisa Produk
- Khusus vaksin dan enzim harus diperiksa cool box dan catatan
pemantauan suhu dalam perjalanan.
E. Penyimpanan

Komponen yang harus diperhatikan


Persyaratan kefarmasian yang harus
dipenuhi:
✓ persyaratan stabilitas dan keamanan a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk
✓ sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi mempersiapkan Obat diberi label yang secara jelas
terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan
✓ penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus.
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai b. Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit
perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis yang
penting.
c. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit
perawatan pasien dilengkapi dengan pengaman, harus
diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang
dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah
penatalaksanaan yang kurang hati-hati.
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang dibawa oleh pasien harus disimpan
secara khusus dan dapat diidentifikasi.
e. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan
kontaminasi.
Metode penyimpanan
Metode penyimpanan
dapat dilakukan
berdasarkan :
• kelas terapi Sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP disusun
• bentuk sediaan secara alfabetis dengan menerapkan prinsip
• jenis Sediaan First Expired First Out (FEFO) dan First In
Farmasi First Out (FIFO) disertai sistem informasi
manajemen.
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alkes dan
BMHP yang penampilan dan penamaannya
mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak
ditempatkan berdekatan dan harus diberi
penandaan khusus untuk mencegah
terjadinya kesalahan pengambilan Obat.
Pengelolaan Obat emergensi
● Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar
Obat emergensi yang telah ditetapkan
● Tidak boleh bercampur dengan persediaan
Obat untuk kebutuhan lain
● Bila dipakai untuk keperluan emergensi
harus segera diganti
● Dicek secara berkala apakah ada yang
kadaluwarsa
● Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan
lain.
F. Pendistribusian

TUJUAN
menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin
mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.

• Distribusi oleh IFRS di ruangan untuk memberikan pelayanan


Floor Stock kefarmasian dengan cepat
• Contoh : persediaan obat di UGD

Individual • Berdasarkan resep perorangan/pasien rawat jalan dan


rawat inap melalui Instalasi Farmasi.
Prescription
• UDD (Unit Daily Dose) : satu unit dosis penggunaan
Sistem Unit Dose • ODD (Once Daily Dose) : dosis satu hari

• Sistem pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan


Sistem Kombinasi Medis Habis Pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan
kombinasi a+b atau b+c atau a+c.
G. Pemusnahan dan
Penarikan
● Penarikan sediaan farmasi yang tidak
memenuhi standar/ketentuan peraturan
perundang-undangan ada 2 yaitu :
a. Mandatory recall : Penarikan dilakukan
oleh pemilik izin edar berdasarkan
perintah penarikan oleh BPOM
b. Voluntary recall : Penarikan berdasarkan
inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar Pemusnahan dilakukan bila :
dengan tetap memberikan laporan a. Produk tidak memenuhi persyaratan
kepada Kepala BPOM. mutu
b. Telah kadaluwarsa
c. Tidak memenuhi syarat untuk
dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu
pengetahuan
d. Dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan terdiri dari :
a. Membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan
b. Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan
c. Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat
pemusnahan kepada pihak terkait
d. Menyiapkan tempat pemusnahan
e. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan
bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku.
H. Pengendalian
Tujuan pengendalian persediaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai adalah untuk :
a. Penggunaan Obat sesuai dengan Cara untuk mengendalikan
Formularium Rumah Sakit
b. Penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis
persediaan Sediaan Farmasi,
dan terapi Alkes, dan BMHP adalah :
c. Memastikan persediaan efektif dan efisien a. Melakukan evaluasi persediaan yang
atau tidak terjadi kelebihan dan kekurangan jarang digunakan (slow moving)
atau kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, b. Melakukan evaluasi persediaan yang
dan kehilangan serta pengembalian pesanan tidak digunakan dalam waktu tiga bulan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan berturut-turut (death stock)
Medis Habis Pakai. c. Stok opname yang dilakukan secara
periodik dan berkala.
G. ADMINISTRASI
Kegiatan administrasi terdiri dari:

Pencatatan dan Pelaporan Administrasi Keuangan Administrasi Penghapusan


• Pencatatan dan pelaporan • Administrasi keuangan • Administrasi penghapusan
terhadap kegiatan pengelolaan merupakan pengaturan merupakan kegiatan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, anggaran, pengendalian dan penyelesaian terhadap Sediaan
dan Bahan Medis Habis Pakai analisa biaya, pengumpulan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
yang meliputi perencanaan informasi keuangan, penyiapan Bahan Medis Habis Pakai yang
kebutuhan, pengadaan, laporan, penggunaan laporan tidak terpakai karena
penerimaan, pendistribusian, yang berkaitan dengan semua kadaluwarsa, rusak, mutu tidak
pengendalian persediaan, kegiatan Pelayanan Kefarmasian memenuhi standar dengan cara
pengembalian, pemusnahan dan secara rutin atau tidak rutin membuat usulan penghapusan
penarikan Sediaan Farmasi, Alat dalam periode bulanan, Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
Kesehatan, dan Bahan Medis triwulanan, semesteran atau dan Bahan Medis Habis Pakai
Habis Pakai. Pelaporan dibuat tahunan. kepada pihak terkait sesuai
secara periodik yang dilakukan dengan prosedur yang berlaku.
Instalasi Farmasi dalam periode
waktu tertentu (bulanan,
triwulanan, semester atau
pertahun).
02
SYARAT GUDANG
PERBEKALAN FARMASI
REGULASI
Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit

Syarat dari ruang penyimpanan Sediaan Farmasi,


Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Rumah Sakit

• disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan


• memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,
sinar/cahaya, kelembaban, ventilasi, pemisahan
untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas
Kondisi Ruang Penyimpanan/
Gudang Farmasi
Kondisi umum untuk Kondisi khusus untuk
ruang penyimpanan ruang penyimpanan
✓ Obat jadi ✓ Obat termolabil
✓ Obat produksi ✓ Bahan laboratorium dan
✓ Bahan Baku Obat reagensia
✓ Alat Kesehatan ✓ Sedian farmasi yang mudah
terbakar
✓ Obat/bahan obat berbahaya
(narkotik, psikotropika)
Komponen yang Harus Diperhatikan

• Obat dan bahan kimia diberi pelabelan secara jelas (nama, tanggal
pertama kemasan dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus)
• Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan
kecuali untuk kebutuhan klinis yang penting, dan dilengkapi
pengaman. Disimpan pada area terbatas
• Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP yang dibawa oleh pasien
harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi.
• Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
Persyaratan Penyimpanan Obat yang merupakan
Produk Rantai Dingin/ Cold Chain Product (CCP)
Persyaratan Penyimpanan
Narkotika dan Psikotropika
03
LAYOUT GUDANG
PERBEKALAN FARMASI
LAYOUT
Keterangan:
A. Meja Kepala Gudang dan Staf
Gudang
B. Lemari Obat Golongan Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor
C. Lemari Obat High Alert
D. Lemari Obat Suhu Dingin (2°C -
8°C)
E. Lemari Obat Suhu Beku (-15°C - -
25°C)
F. Rak Obat Hibah
G. Rak Obat Sediaan Liquid
H. Rak Obat Sediaan Solid Generik
I. Rak Obat Sediaan Solid Non
Generik
J. Rak Obat Topikal
K. Rak Obat Injeksi
L. Rak BMHP
M. Rak BMHP
Daftar Obat Narkotika
Nama Obat Jenis Sediaan Peresepan Maksimal
Fentanil Injeksi 0,05 mg/mL (I.M./I.V.) 5 ampul/kasus
Patch 12,5 mcg/jam 10 patch/bulan
Patch 25 mcg/jam 10 patch/bulan
Hidromorfon Tablet lepas lambat 8 mg 30 tab/bulan
Tablet lepas lambat 16 mg 30 tab/bulan
Kodein Tablet 10 mg 30 tab/bulan
Tablet 20 mg 30 tab/bulan
Morfin Tablet 10 mg Intial dosis 3-4 tab/hari
Tablet lepas lambat 10 mg 60 tab/bulan
Tablet lepas lambat 15 mg 60 tab/bulan
Tablet lepas lambat 30 mg 60 tab/bulan
Injeksi 10 mg/mL (I.M./I.V./S.K.) Infus per 24 jam
Daftar Obat Narkotika (cont…)
Nama Obat Jenis Sediaan Peresepan Maksimal
Oksikodon Kapsul 5 mg 60 kaps/bulan
Kapsul 10 mg 60 kaps/bulan
Kapsul 20 mg 60 kaps/bulan
Tablet lepas lambat 10 mg 60 tab/bulan
Tablet lepas lambat 15 mg 60 tab/bulan
Tablet lepas lambat 20 mg 60 tab/bulan
Injeksi 10 mg/mL 2 ampul/hari
Petidin Injeksi 50 mg/mL 2 ampul/hari
(I.M./I.V.)
Sufentanil Injeksi 5 mcg/mL (I.V.) 3 vial/kasus
Daftar Obat Psikotropika
Antiansietas
Nama Obat Jenis Sediaan Peresepan
Maksimal Antiepilepsi
Alprazolam Tablet 0,25 mg 2 minggu/kasus, Nama Obat Jenis Sediaan Peresepan
Tablet 0,5 mg 30 tab/bulan Maksimal
Tablet 1 mg Diazepam Injeksi 5 mg/mL 10 amp/kasus,
Diazepam Tablet 2 mg 30 tab/bulan kecuali untuk
Tablet 5 mg kasus di ICU
Injeksi 5 mg/mL
Enema 5 mg/2,5 mL 2 tube/hari, bila
Klobazam Tablet 10 mg 60 tab/bulan
kejang.
Lorazepam Tablet 0,5 mg
Tablet 1 mg Enema 10 mg/2,5
30 tab/bulan mL
Tablet 2 mg
Fenobarbital Tablet 30 mg 120 tab/bulan
Prosedur Tablet 100 mg 60 tab/bulan
Operatif Injeksi 50 mg/mL 40 mg/kgBB
Nama Obat Jenis Sediaan Peresepan Injeksi 100 mg/mL
Maksimal Klonazepam Tablet 2 mg 30 tab/bulan
Diazepam Injeksi 5 mg/mL
Midazolam Injeksi 1 mg/mL (i.v.) Dosis rumatan: 1
Injeksi 5 mg/mL (i.v.) mg/jam (24
mg/hari)
Dosis
premedikasi: 8
vial/kasus
Daftar Obat High Alert
LASA/NORUM

Elektrolit
konsentrasi
tinggi

Obat emergensi
Penjelasan Umum LASA
Termasuk obat High Alert
LASA/NORUM

Obat yang nampak mirip dalam


hal bentuk, tulisan, warna, dan
pengucapan
Harus ada pedoman/standar
untuk menghindari dampak yang
tidak diinginkan
NO NAMA OBAT
Penggolongan LASA
. Ucapan Mirip (Sound Alike)
1 AlloPURINOL HaloPERIDOL
2 LaSIX LoSEC
3 AmiTRIPTILIN AmiNOPHILIN
4 ApTOR LipiTOR
5 Asam MEFENAmat Asam
TRANEKSAmat
6 AmineFERON AmioDARON
7 AlpraZOLAM LoraZEPAM
8 Propranolol BisoPROLOL
9 AZITROmycin ERITROmycin
10 CefEPIM CefTAZIDIM
11 CefoTAXIME CefoROXIME
12 EFEDrin EFINefrin
13 HISTApan HEPTAsan
14 ErgoTAMIN ErgoMETRIN
15 FasTALGIN ForTELYSIN
16 DoPAMIN DobuTAMIN
17 FARgesic FORgesic
18 TRIOfusin TUTOfusion
19 PheniTOYN VenTOLIN
20 PIRAcetam PARAcetamol
Penggolongan LASA
Kemasan Mirip (Look Alike)
No. NAMA OBAT
1 Histapan Heptasan
2 Bio ATP Pehavral
3 Tomit Tab Trifed Tab
4 Omeprazole inj Ceftizoxime inj
5 Rhinos sirup Rhinofed sirup
6 Tilflam tab Vaclo tab
7 Ubesco tab Imesco tab
8 Ikalep sirup Lactulac sirup
9 Iliadin drop Iliadin spray
10 Mertigo tab Nopres tab
Penggolongan LASA
Nama Obat Sama Kekuatan Berbeda
NO. NAMA OBAT
1 Amalodipin 5 mg Amlodipin 10mg
2 Neurotam 800mg Neurotam 1200mg
3 Acyclovir 200mg Acyclovir 400mg
4 Ludiomil 10mg Ludiomil 50mg
5 Divask 5mg Divask 10mg
6 Somerol 4 mg Somerol 16mg
7 Lyrica 50mg Lyrica 75mg
8 Flamar 25 Flamar 50mg
9 Amoksisilin 250mg Amoksisilin 500mg
10 Na. Diklofenak 25mg Na. Diklofenak 50mg
11 Captopril 12,5mg Captopril 25mg
12 Allopurinol 100mg Allopurinol 300mg
13 Cefat sirup Cefat forte sirup
14 Stesolid 5mg Stesolid 10mg
15 Metformin 500mg Metformin 850mg
Obat Elektrolit Konsentrasi Tinggi
No. Nama Obat Kekuatan Sediaan Kemasan
1 Magnesium Sulfat Magnesium Sulfat 10 Injeksi Vial 25 ml
40% g
2 Magnesium Sulfat Magnesium Sulfat 5 g Injeksi Vial 25 ml
20%
3 NS (Normal Natrium Klorida 30 mg Infus Flabot
Saline) Natrium 5,133 mm/ml 500 ml
Natrium Klorida
4 Meylon 84-BP Natrium Bikarbonat 84 Injeksi Vial 25 ml
mg
Natrium 1 mm
Bikarbonat 1 mm

5 KCl Kalium Klorida 7,46% Injeksi Vial 25 ml


Kalium 1 meq/ml
Klorida 1 mg/mg

6 Dekstrose 40% Dekstrose 10 gram Injeksi Vial 25 ml


Obat Emergensi No.
1
Nama Obat
Diazepam inj 5mg/ml
2 Deksametahason inj 5mg/ml
3 Difenilhydramin HCl inj 10mg/ml
4 Dextrose infuse 5%
5 Efinefrin (adrenalin) inj 0,1%
6 NaCl infuse 0,9%
7 Stesolid rectal 5mg/ml
8 Ringer Laktat infuse
9 Lidocain inj
10 Heparin Inj
11 Dopamin inj
12 Atropin Sulfat inj
13 Aminofilin inj
14 Luminal inj
15 Magnesium Sulfat inj
16 Morfin inj
17 Furosemida inj
Daftar BMHP
• Arm Sling Comfort • Fixomul Stretch • Oxygen Nasal Cannula

• Blood Lancets • Glucotest • Percutaneous


Nephrostomy Set
• Blood Tranfusion • Guedel Airway • Pharmafix
• Breathing Circuit • Gypsona • Prolene
• Central Venous Catheter • Handscoon • Silk

• Coated Vicryl • Infussion Set • Soffban


• Comprinet Pro • Injectomat Line • Spinocan
• Corolene • IV Canula • Sterile Surgical Blades

• Cotton swab • Kapas • Stomach Tube


• Cuticell • Kertas Puyer • Suction Catheter
• Disposable Needle • Laryngeal Mask • Surgical Sutures
• Disposable Transducer with • Latex Foley Catheter • Syringe : 1, 3,5, 20,50
Easyvent cc/mL
• ECG Electrode • Nasal Canula • T-Chromic
• Endoscopic Rotating Multiple • Nasal Tracheal Tube • Tracheal Tube
Clip Applier
• Endotracheal Tube • Nasopharyngeal Airway • Umbilical catheter

• Endotracheal Tube Holder • Nassal Oxygen Canulla • Ureteral Stent Set


Oxygen
• Epidural Minipack • Needle • Urine Bag
• Feeding Tube • Oxygen Mask • Vacum Needle
04
PENGADAAN OBAT
SECARA E-PURCHASING
Pengadaan obat secara e-
purchasing
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 5 Tahun
2019, pembelian secara Elektronik (E-Purchasing) tata cara pembelian
barang/jasa melalui sistem Katalog Elektronik. Katalog Elektronik adalah
sistem informasi elektronik yang memuat informasi berupa daftar, jenis,
spesifikasi teknis, tingkat komponen dalam negeri, produk dalam negeri,
produk standar nasional indonesia, produk industri hijau, negara asal,
harga, Penyedia, dan informasi lainnya terkait barang/jasa.

E-Purchasing obat merupakan tata cara pembelian barang/jasa


sesudah sistem E-Catalogue terbangun.
Cont...
 Pengadaan obat oleh satuan kerja di bidang kesehatan baik pusat maupun
daerah dan fasilitas kesehatan tingkat pertama atau fasilitas kesehatan rujukan
tingkat lanjutan pemerintah diatur berdasarkan pasal 110 Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 70
Tahun 2012, dimana pada dasarnya obat termasuk dalam kriteria barang/jasa
khusus karena jenis, jumlah dan harganya telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
sehingga dapat dilakukan pengadaan melalui penunjukan langsung.

Pengadaan obat oleh Satuan Kerja di bidang kesehatan baik Pusat maupun Daerah dan
FKTP atau FKRTL dapat dilaksanakan dengan sebagai berikut :
▪ Pengadaan obat yang tersedia dalam daftar E-Catalogue Portal Pengadaan Nasional
dilakukan dengan prosedur E-Purchasing.
▪ Pengadaan obat yang belum ada dalam E-Catalogue menggunakan proses
pengadaan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah
diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
(Kemenkes RI, 2014)
Cont...
 Pengaturan perencanaan dan pengadaan obat berdasarkan
Katalog Elektronik bertujuan untuk menjamin transparansi,
efektifitas, dan efisiensi proses perencanaan dan pengadaan obat
melalui E-purchasing berdasarkan Katalog Elektronik

Institusi Pemerintah Institusi Swasta


• Satuan kerja bidang kesehatan • FKRTL milik swasta yang
di pemerintah; bekerja sama dengan BPJS
• Dinas kesehatan pemerintah Kesehatan;
daerah
provinsi/kabupaten/kota;
• FKTP milik swasta yang
• FKTP milik pemerintah dengan
bekerja sama dengan BPJS
pola pengelolaan keuangan Kesehatan; dan
badan layanan umum; dan • Apotek yang bekerja sama
• FKRTL milik pemerintah. dengan BPJS Kesehatan
untuk PRB.
Kemenkes RI, 2019
Tahapan dalam melakukan pengadaan obat menggunakan
prosedur E-Purchasing

Perencanaan

Setiap institusi pemerintah dan institusi swasta wajib


menyampaikan RKO kepada Menteri. Penyampaian RKO
dilaksanakan paling lambat bulan April pada tahun
sebelumnya. Penyampaian menggunakan E-Monev Obat

Kemenkes RI,
2019
05
DESAIN STIKER LASA
DAN HIGH ALLERT
06
MANAJEMEN RISIKO
DEFINISI
Aktivitas pelayanan kefarmasian yang dilakukan untuk
identifikasi, evaluasi, dan menurunkan risiko terjadinya
kecelakaan pada pasien, tenaga kesehatan dan keluarga
pasien, serta risiko kehilangan dalam suatu organisasi.

TUJUAN
✓ meningkatkan mutu layanan
✓ meningkatkan keselamatan pasien
✓ meminimalkan kerugian

MANFAAT RS
Pasien ✓ perlindungan reputasi
✓ mendapatkan dan kepercayaan
pelayanan yang ✓ mengurangi komplain
bermutu dan tuntutan
✓ meningkatnya ✓ menghindari kerugian
keselamatan finalsial
TAHAPAN

Identifikasi Analisis Risiko Evaluasi Risiko Pengendalian


Risiko terjadinya Risiko
Sumber Risiko : Membandingkan risiko a. Melakukan sosialisasi terhadap
✓ Laporan medication yang telah dianalisis kebijakan pimpinan Rumah Sakit
error dengan kebijakan b. Mengidentifikasi pilihan tindakan
✓ Komplain Dilakukan secara pimpinan Rumah Sakit
untuk mengatasi risiko
✓ Hasil audit c. Menetapkan kemungkinan
✓ kualitatif, (contoh peraturan
✓ Hasil survey perundangundangan,
pilihan (cost benefit analysis)
✓ Capaian indikator ✓ semi d. Menganalisa risiko yang
Standar Operasional mungkin masih ada
✓ Medical Record Review e.
✓ Hasil ronde/tracer
kuantitatif, Prosedur, Surat Keputusan Mengimplementasikan rencana
Direktur) serta tindakan, meliputi menghindari
✓ FMEA (Failure Mode ✓ kuantitatif menentukan prioritas risiko, mengurangi risiko,
and Effect Analysis) memindahkan risiko, menahan
masalah yang harus segera
✓ RCA (Root Cause diatasi.
risiko, dan mengendalikan risiko
Analysis
DAFTAR PUSTAKA
• Kemenkes RI, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengadaan Obat Dengan Prosedur E-Purchasing Berdasarkan E-Catalogue, Jakarta, Peraturan Menteri
Republik Indonesia.
• Kemenkes RI, 2019, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Perencanaan dan
Pengadaan Obat berdasarkan Katalog Elektronik, Jakarta, Peraturan Menteri Republik Indonesia.
• Menkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pengadaan Obat
Berdasarkan Katalog Elektronik (E-Catalogue). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
• Menkes RI. 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
• Menkes RI. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/813/2019 Tentang
Formularium Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
• Permenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
• Presiden RI. 1997. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
• Rusli. 2016. Bahan Ajar Farmasi: Farmasi Klinik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
• Rusli. 2018. Bahan Ajar Farmasi Klinik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
THANKS

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai