Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM KERJA

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT
PERMATA BUNDA
CIBITUNG – BEKASI 2023

RS SENTRA MEDIKA CIKARANG


Jl. Raya Industri Pasirgombong, Cikarang, Bekasi
Telp. (021) 8904160-64 Fax. (021) 8904159
PROGRAM KERJA
INSTALASI FARMASI RS PERMATA BUNDA CIBITUNG - BEKASI
TAHUN 2022

I. Pendahuluan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit atau
bagian dari suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu
oleh beberapa orang Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang memenuhi
persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara professional,
tempat, atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh
pekerjaan serta pelayanan kefarmasian di rumah sakit.

II. Latar Belakang


Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi,
mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait Obat. Tuntutan pasien dan
masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan adanya
perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented)
menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan
filosofi pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care).
Dalam meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit perlu diterapkan suatu standar
pelayanan. Mutu pelayanan di rumah sakit dapat dinilai dengan cara melihat
kegiatan pelayanan yang diberikan dan dicatat dalam dokumen rekam medis
sebagai bukti proses pelayanan yang dilakukan oleh tenaga medis, paramedis, dan
tenaga non medis sejak pendaftaran sampai dengan pasien keluar rumah sakit.
Untuk mewujudkan sebagai bukti proses pelayanan, maka penyelenggaraan
Instalasi Farmasi pun harus dilaksanakan sesuai prosedur.
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dipengaruhi oleh faktor-
faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengelolaan yang
baik dari kelima faktor tersebut, akan memberikan kepuasan kepada pelanggan
baik internal maupun eksternal. Instalasi Farmasi sebagai salah satu unit pelayanan
di rumah sakit juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Program kerja farmasi yang terencana dengan baik merupakan salah satu cara
untuk dapat menjalankan sistem pengelolaan perbekalan farmasi yang efektif dan
efisien, sehingga memperlancar kegiatan pelayanan kepada pasien rawat jalan atau
rawat inap, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Program kerja Instalasi Farmasi untuk Tahun 2023 disusun berpedoman pada:
1. Kebijakan, pedoman dan standar prosedur operasional (SPO) yang berlaku.
2. Program mutu dan keselamatan pasien Instalasi Farmasi.
3. Hasil evaluasi program kerja tahun sebelumnya (2022).
4. Rencana Re survey akreditasi yang akan dilaksanakan pada tahun 2023

III. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus


A. Tujuan Umum
1. Terciptanya sistem dan prosedur pelayanan Instalasi Farmasi yang dapat
dijalankan dan dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam meningkatkan
mutu pelayanan Instalasi Farmasi.
2. Memastikan terciptanya manajemen farmasi yang efektif dan efisien serta
dapat memberikan hasil yang optimal dalam pemenuhan kebutuhan barang
atau suatu jasa di RS Permata Bunda Cibitung - Bekasi melalui serangkaian
kegiatan yang terdiri dari perencanaan kebutuhan, permintaan pembelian,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian dan penghapusan,
pencatatan serta pelaporan, dan monitoring yang dilakukan secara
berkesinambungan dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
B. Tujuan Khusus
1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien
maupun fasilitas yang tersedia
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
3. Meningkatkan pelayanan farmasi yang mencerminkan visi dan misi Rumah
Sakit Permata Bunda Cibitung - Bekasi
4. Meningkatkan kepuasan dan menurunkan keluhan pelanggan baik internal
maupun eksternal (unit kerja lain atau suplier).
5. Meningkatkan pemenuhan sasaran keselamatan pasien (International Patient
Safety Goals) melalui prosedur dan pengawasan yang tepat terhadap
keamanan penyimpanan barang-barang umum sesuai dengan ketentuan.
6. Meningkatkan kompetensi SDM (sumber daya manusia) Instalasi Farmasi
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada.
7. Meningkatkan ketepatan administrasi bagian.
8. Menghilangkan kinerja pelayanan yang substandar.

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


Kegiatan pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Permata Bunda Cibitung -
Bekasi yang dilakukan adalah :
A. Kegitan Pokok
a. Pengetatan Pemakaian Farmalkes untuk pasien BPJS
1) Membatasi Pemakaian Obat diluar Fornas
2) membatasi jumlah/Budget Pasien BPJS di depo Farmasi rawat jalan
dan IGD sebesar Rp 70.000
b. Peningkatan Pelayanan
Meningkatkan respon time pemberian obat tunggal kurang dari 30 menit
dan Racikan kurang dari 60 menit.
c. Peningkatan Mutu
d. Peningkatan Sumber daya manusia
1) Orientasi pegawai baru
2) Pelatihan
3) Penilaian /evaluasi kerja
e. Keselamatan Pasien
f. Keselamatan Kerja
g. Rapat bulanan

B. Rincian Kegiatan
a. Pengetatan Pemakaian Farmalkes untuk pasien BPJS
1) Membatasi Pemakaian Obat diluar Fornas
2) membatasi jumlah/Budget Pasien BPJS di depo Farmasi rawat jalan
dan IGD sebesar Rp 70.000
b. Peningkatan Pelayanan
Meningkatkan respon time pemberian obat tunggal kurang dari 30 menit
dan Racikan kurang dari 60 menit.
c. Peningkatan Mutu
1) Indikator Mutu
Instalasi Farmasi melaksanakan upaya peningkatan mutu dengan cara
melakukan pengukuran indikator mutu serta pengendalian risiko di unit
kerja.
Indikator mutu Instalasi Farmasi 2023 :
a. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Bagi RS
Provider BPJS
b. Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan Obat Non Racikan ≤
30 Menit
c. Ketepatan Pemberian Obat Rawat Inap sesuai resep
d. Peresepan Obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit
(Non BPJS)
e. Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan Obat Racikan ≤ 60
Menit
f. Tangkapan Resep
g. High Alert medications adalah obat-obatan yang memiliki
resiko lebih tinggi untuk menyebabkan / menimbulkan
adanya komplikasi / membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis,
interval, dan pemilihannya).
2. Manajemen risiko
Kesalahan peresepan obat
d. Peningkatan sumber daya manusia
1) Orientasi pegawai baru
a. Orientasi umum
Orientasi umum yakni orientasi tentang rumah sakit, peningkatan
mutu dan keselamatan pasien, dan budaya kerja.
b. Orientasi khusus
Pada orientasi khusus, pegawai baru akan mendapat pembekalan
mengenai uraian tugas dan tanggung jawab di Instalasi Farmasi.
2) Pelatihan
Pelatihan Ekternal dan Internal
3) Penilaian/evaluasi kinerja
Evaluasi Kinerja dilakukan di akhir tahun
e. Keselamatan pasien
Kegiatan dilaksanakan berorientasi pada keselamatan pasien,
pencatatan rutin insiden keselamatan pasien di Instalasi Farmasi.
f. Keselamatan kerja
Melakukan pencatatan kejadian kecelakaan kerja pegawai di Instalasi
Farmasi.
g. Rapat Bulanan
Melakukan rapat bulanan di instalasi farmasi

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


a. Pengetatan Pemakaian Farmalkes untuk pasien BPJS
1) Membatasi Pemakaian Obat diluar Fornas
2) membatasi jumlah/Budget Pasien BPJS di depo Farmasi rawat jalan
dan IGD sebesar Rp 70.000
b. Peningkatan Pelayanan
Meningkatkan respon time pemberian obat tunggal kurang dari 30 menit
dan Racikan kurang dari 60 menit.
c. Peningkatan Mutu
1. Indikator Mutu
Dilakukan pencatatan dalam buku laporan, selanjutnya kejadian dicatat
secara rutin dalam lembar sensus harian dan sismadak. Pada setiap awal
bulan berikutnya, data direkap dan diserahkan kepada Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dan disimpan sebagai arsip
dokumen unit kerja.
2. Manajemen risiko
Pengelolaan risiko Instalasi farmasi dilakukan dengan cara
melaksanakan rencana kegiatan yang telah ditetapkan pada awal tahun
pada saat menentukan program manajemen risiko unit kerja. Kegiatan
dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi setiap bulan. Setiap akhir bulan
dicatat dalam formulir risk register dalam dua rangkap. Satu lembar
diserahkan ke komite manajemen risiko dan satu lembar untuk arsip
unit kerja.
d. Peningkatan Sumber Daya Manusia
1) Orientasi Pegawai Baru
a. Orientasi Umum
Orientasi umum yakni orientasi tentang rumah sakit, peningkatan
mutu dan keselamatan pasien, dan budaya kerja.
b. Orientasi Khusus
Pada orientasi khusus, pegawai baru akan mendapat pembekalan
mengenai uraian tugas dan tanggung jawab di Instalasi Farmasi.
2) Pelatihan
a. Pelatihan Internal
Pelatihan internal dikelola oleh Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan,
dan Pengembangan, dan dilakukan di lingkungan rumah sakit.
Setiap pegawai yang ada di lingkungan Instalasi farmasi yang
mengikuti pelatihan internal, berdasarkan surat penugasan dari
Direktur Rumah Sakit.
b. Pelatihan Eksternal
Pelatihan eksternal dilaksanakan melalui usulan instalasi atau
disposisi dari pimpinan untuk mengikuti pelatihan yang
diselenggarakan di luar rumah sakit.
3) Penilaian/evaluasi kinerja
Evaluasi Kinerja dilakukan di akhir tahun
e. Keselamatan Pasien
Petugas selalu memantau, mencatat, dan melaporkan insidens keselamatan
pasien, yang mencakup :
1) Pasien Jatuh
2) Pasien Lari
3) Pasien Perilaku Kekerasan
4) Kesalahan Identifikasi
5) Tulisan Tangan Tidak Terbaca
6) Pelayanan Tertunda / Gagal
f. Keselamatan kerja
1. Membudayakan cuci tangan dengan benar setiap kali akan dan
sesudah melakukan tindakan
2. Pemakaian masker untuk menghindari resiko tertular penyakit yang
ditularkan lewat udara
3. Memantau sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan
harian .
4. Melaporkan sarana dan prasarana yang sudah tidak memadai dan
membahayakan bagi pasien dan karyawan
5. Melakukan pembersihan di ruang kerja termasuk di dalamnya
kebersihan lantai, dinding, plafon dan pembersihan alat-alat medis
6. Mengidentifikasi adanya resiko infeksi di lingkungan instalasi Farmasi
g. Rapat Bulanan
Melakukan rapat bulanan di instalasi farmasi
Rincian Pembiayaan Kegiatan
No
Kegiatan Volume Harga Satuan Jumlah
.
Pengetatan Pemakaian
1 Farmalkes untuk pasien
BPJS
2 Peningkatan Pelayanan
3 Peningkatan Mutu
Peningkatan Sumber
4
Daya Manusia
5 Keselamatan Pasien
6 Keselamatan Kerja

7 Rapat Bulanan

VI. Sasaran
a. Pelayanan instalasi farmasi oleh Apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian dan
Admin Farmasi
b. Pelayanan instalasi farmasi dilengkapi fasilitas ruangan dan alat pendukung
c. Pelayanan instalasi farmasi terstandar, memiliki indikator mutu minimal

VII. Schedule (Jadwal) Pelaksanaan Kegiatan


Terlampir
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan
Evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting di setiap organisasi,
termasuk di Instalasi Farmasi. Oleh karena itu evaluasi dilakukan setiap saat.
Evaluasi harian dilakukan dengan melihat pendokumentasian hasil pelayanan.
Evaluasi bulanan dituangkan dalam laporan bulanan dan evaluasi tahunan
dituangkan dalam laporan tahunan. Evaluasi yang dilakukan melalui rapat bersama
Kepala Instalasi Farmasi, dicatat dalam bentuk notulensi rapat disertakan daftar
hadir.
IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
a. Notulensi dan Rekomendasi Rapat Bulanan
Setiap rapat pertemuan bulan, Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian/Admin
Farmasi memberikan notulensinya disertai dengan rekomendasi hasil rapat,
ditujukan kepada Direktur dengan tembusan Kepala Penunjang Medis dan
Wakil Direktur Medis
b. Publikasi Data Indikator Mutu Instalasi Farmasi
Dalam Laporan Bulanan Instalasi Farmasi, dilampirkan data pencapaian
Indikator Mutu Instalasi Farmasi RS. Permata Bunda Cibitung - Bekasi yang
telah diolah dalam bentuk siap dipublikasikan dalam bentuk media cetak
untuk dipasang pada papan-papan pengumuman di lingkungan internal rumah
sakit dan bentuk digital untuk diunggah ke dalam website rumah sakit.
Bekasi, Januari 2023

apt. Aji Gumelar, S.Farm.


Ka. Instalasi Farmasi
Mengetahui,

Ka.Bid Penunjang Medis Wadir Medis


Disetujui oleh,

dr. M Arif Saefullah, MARS


Direktur

Anda mungkin juga menyukai