1/5
3. Petugas farmasi memisahkan obat berdasarkan sumber
penerimaan (IFK atau pengadaan sendiri), bentuk sediaan,
dan beberapa fungsi farmakologis tertentu yang digunakan
untuk program.
4. Obat disusun ke dalam rak secara alfabetis.
5. Petugas farmasi mengendalikan sirkulasi obat dan BMHP
mengikuti sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO
(First In First Out).
6. Petugas farmasi memberikan penandaan waktu kadaluwarsa
(Expired Date / ED) sesuai bulan dan tahun ED yang tertera
pada kemasan obat/BMHP dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Tahun ED 2023 = Label warna merah
- Tahun ED 2024 = Label warna kuning
- Tahun ED 2025 = Label warna hijau
- Tahun ED 2026 = Label warna biru
- Tahun ED 2027 atau lebih panjang = Label warna pink
7. Petugas farmasi menyimpan obat dengan kondisi
penyimpanan suhu dingin di dalam lemari es khusus obat
yang dipantau suhunya sebanyak 3 kali dalam sehari dan
dicatat pada formulir monitoring suhu (suhu yang sesuai: 2-
8ºC).
8. Petugas farmasi menyimpan vaksin di dalam lemari es
khusus vaksin yang suhunya dipantau sebanyak 3 kali
dalam sehari dan dicatat dalam formulir monitoring suhu
(suhu yang sesuai: 2-8ºC).
9. Petugas farmasi menyimpan obat dan BMHP dalam kemasan
besar diatas lantai yang didasari dengan pallet.
10. Petugas farmasi menempelkan label LASA pada Obat
dengan nama, rupa dan pengucapan mirip / Look Alike
Sound Alike (LASA) dan disimpan dengan diberi jarak 1 atau
2 obat diantaranya.
11. Petugas farmasi menempelkan label High Alert (HA) pada
obat yang termasuk dalam Daftar Obat High Alert dan
disimpan secara terpisah.
2/5
12. Petugas farmasi menyimpan obat golongan narkotika dan
psikotropika di dalam lemari khusus dengan kriteria:
a. Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah
dipindahkan
b. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh
umum
c. Memiliki 2 (dua) buah kunci yang berbeda
d. Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker
Penanggung Jawab dan tenaga kesehatan lain yang
ditunjuk.
13. Petugas farmasi menyimpan obat golongan prekursor farmasi
dan obat-obatan tertentu (OOT) yang sering disalahgunakan
di dalam lemari khusus yang aman dan terkunci. Kunci
dikuasai oleh Apoteker Penanggung Jawab.
14. Petugas farmasi memisahkan BMHP yang dikategorikan
sebagai Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan
menyimpannya pada tempat khusus yang aman dan diberi
label B3.
15. Petugas farmasi menyimpan obat dan BMHP yang termasuk
dalam Daftar Obat dan BMHP Emergensi di dalam kotak
emergensi yang tersegel (dengan segel yang mudah dibuka)
dan diletakkan di tempat yang aman pada Ruang
Pemeriksaan Umum, Ruang Pemeriksaan Gigi, Ruang KIA
dan di Puskesmas Pembantu. Persediaan di dalam Kotak
Emergensi dimonitoring dan dipastikan ketersediaannya
setiap setelah digunakan atau minimal setiap satu bulan
sekali apabila tidak digunakan.
16. Gudang farmasi dan ruang farmasi dilengkapi dengan air
conditioner, exhaust fan, dan thermohygrometer untuk
memantau suhu dan kelembaban di ruang tersebut.
17. Petugas farmasi melakukan monitoring suhu dan kelembaban
gudang farmasi, ruang farmasi dan sub unit lain yang
menyimpan obat dan BMHP sebanyak 3 kali sehari dan
dicatat pada formulir monitoring suhu dan kelembaban (suhu
yang sesuai 15 – 30 ºC / kelembaban yang sesuai 40 – 60%).
3/5
18. Petugas farmasi mencatat semua transaksi obat dan BMHP
baik penerimaan atau pemakaian ke dalam kartu stok sebagai
kartu kendali persediaan. Kartu stok diletakkan berdekatan
dengan obat / BMHP yang bersangkutan.
19. Petugas farmasi melakukan stock opname dan memeriksa
masa kadaluarsa obat secara berkala setiap akhir bulan.
20. Petugas farmasi melakukan pengamanan vaksin dan obat
yang harus disimpan pada kondisi dingin ketika listrik padam
dengan langkah-langkah berikut:
- Memeriksa suhu pada thermometer, pastikan masih
berada pada suhu yang diharapkan.
- Upayakan tidak membuka lemari es selama listrik
padam.
- Menghidupkan generator bila tersedia.
21. Apabila listrik padam lebih dari 4 jam, maka tambahkan
coolpack untuk mempertahankan suhu lemari es.
4/5
Rekaman Historis Perubahan
5/5