Anda di halaman 1dari 60

PENYIMPANAN OBAT

DI PUSKESMAS
Tim Tutor Pelatihan Pelayanan Kefarmasian
Bagi Tenaga Kefarmasian di Puskesmas
Berbasis e-Learning
Setelah Melakukan
Penerimaan obat, Kegiatan
selanjutnya adalah Penyimpanan..
yuk kita mulai pembahasan
Penyimpanan Obat di Puskesmas...
PENYIMPANAN
OBAT …..

adalah suatu kegiatan pengaturan


terhadap obat yang diterima agar aman
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan
fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan Contoso
Pharmaceuticals
Apoteker perlu
melakukan kegiatan
penyimpanan obat
yang baik agar …
1. Mutu obat yang
tersedia dapat
dipertahankan
sesuai dengan 2. Menghindari
persyaratan yang penggunaan yang
ditetapkan. tidak
bertanggungjawab
dan menjaga
ketersediaan
3. memudahkan
pencarian dan
pengawasan.
Setelah mempelajari pokok
bahasan ini diharapkan:

Secara umum, peserta mampu


melakukan Pengelolaan Obat
dan BMHP di Puskesmas.

Secara khusus, peserta mampu


melakukan Penerimaan Obat di
Puskesmas
Materi yang akan
dibahas ada 5, yaitu:

1. Aspek 2. 3. 4. 5.
Umum Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan
Penyimpanan Narkotika, obat High obat vaksin
Obat Psikotropika, Alert dan kegawatdaru-
Prekursor & LASA ratan medis
OOT

Yuk kita Bahas Satu Persatu


1. ASPEK
UMUM DALAM
PENYIMPANAN
OBAT
Secara umum, hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat adalah …

• 1 Obat disimpan dalam lemari, rak, dan/atau palet

• 2 Suhu ruang harus sesuai syarat penyimpanan


3
Sediaan farmasi dalam jumlah besar disimpan diatas pallet,
teratur dengan memperhatikan tanda-tanda khusus


4
Penyimpanan sesuai alfabet atau kelas terapi dengan sistem, First
Expired First Out (FEFO), high alert dan life saving (obat emergency).

5. Narkotik dan psikotropik disimpan dalam lemari terkunci & kuncinya


dipegang oleh apoteker
Secara umum, hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat (lanjutan) …

• 6 Sediaan yang mudah terbakar, disimpan di tempat khusus dan terpisah


dari obat lain

• Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu yang


7 disertai dengan alat pemantau dan kartu suhu yang diisi sekurang
kurangnya 2x sehari

• 8 Tersedia Genset/ Listrik Cadangan untuk obat obatan Prioritas

• 9 Melakukan Pengendalian Penyimpanan untuk Kadaluarsa obat

10. Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat penyimpanan


obat
• NARKOTIKA,PSIKOTROPIKA,
PREKURSOR, dan OBAT OBAT
TERTENTU

• OBAT HIGH ALERT, LASA

• OBAT KEGAWAT DARURATAN MEDIS

• VAKSIN HEAT SENSIITIVE

• VAKSIN FREEZE SENSITIVE

When scaling, group all elements to be scaled. Scale as needed. Use the “Increase Font Size,”
“Decrease Font Size” buttons or manually change the font size for the editable text.
2.
PENYIMPANAN
NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA,
PREKURSOR,
DAN OOT
Penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
Golongan
Contoh Obat Lemari Khusus Ketentuan Kunci Ketentuan Lain
Obat
terbuat dari bahan yang kuat; dikuasai oleh Apoteker Tempat penyimpanan
Kodein, tidak mudah dipindahkan, penanggung jawab/Apoteker Narkotika dilarang digunakan
Narkotika Metadon mempunyai 2 (dua) buah yang ditunjuk dan pegawai lain untuk menyimpan barang
kunci yang berbeda yang dikuasakan selain Narkotika

terbuat dari bahan yang kuat; dikuasai oleh Apoteker Tempat penyimpanan
Diazepam, tidak mudah dipindahkan, penanggung jawab/Apoteker Psikotropika dilarang
Psikotropika Fenobarbital mempunyai 2 (dua) buah yang ditunjuk dan pegawai lain digunakan untuk menyimpan
kunci yang berbeda yang dikuasakan barang selain Psikotropika

terbuat dari bahan yang kuat; dikuasai oleh Apoteker


tidak mudah dipindahkan, penanggung jawab/Apoteker
Prekursor Ergotamin
mempunyai 2 (dua) buah yang ditunjuk dan pegawai lain
kunci yang berbeda yang dikuasakan

Lengkapnya silakan pelajari PMK Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi yaa…
Penyimpanan Obat-Obat Tertentu (OOT) yang Sering Disalahgunakan

Contoh Obat Ketentuan Penyimpanan

pembatasan akses personil,


diletakkan dalam satu area dan
Ergotamin tempat penyimpanan mudah diawasi
secara langsung oleh
penanggungjawab

Lengkapnya silakan pelajari Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengawasan
Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yaa…
3.
PENYIMPANAN
OBAT HIGH
ALERT DAN
LASA
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti elektrolit Pekat
demikian pula obat-obat yang tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/ LASA)
Penyimpanan Obat
LASA dijeda selang
seling dan ditempel
stiker LASA di Rak
Penyimpanan

Contoh Obat LASA dengan bentuk sediaan Contoh penyimpanan dan label Obat LASA
berbeda (sirup & drop)

elektrolit konsentrasi
tinggi dan obat risiko
tinggi diberi stiker High MgSo4 20%,
Alert sampai ke unit MgSo4 40%
terkecil obat dan
diletakan terpisah dari
obat lainnya Contoh label High Alert Contoh obat High Alert
4.
PENYIMPANAN
OBAT
KEGAWAT-
DARURATAN
MEDIS
Obat kegawatdaruratan medis digunakan hanya pada saat
emergensi dan ditempatkan di ruang pemeriksaan, kamar
suntik, poli gigi, ruang imunisasi, ruang bersalin dan di
Unit Layanan Gawat Darurat.
Penetapan jenis obat kegawatdaruratan medis termasuk
antidot harus disepakati bersama antara Apoteker, dokter
dan perawat

Kunci disposable

1. Anafilaktik syok kit

2. Emergency kit

3. Kit Kegawatdaruratan Persalinan


Penyimpanan Obat Kegawat Daruratan Medis
Kunci disposable
1. Simpan pada box/tas khusus dan terkunci, kunci harus mudah dipatahkan
dan tidak dapat digunakan lagi hal ini untuk menjaga keutuhan kit agar
obat selalu tersedia

2. Segera lakukan penggantian obat yang terpakai segera setelah digunakan


dan dikunci kembali

3. Lakukan pengecekan suhu, waktu kedaluwarsa, no bets, dan kondisi


kualitas organoleptis pada obat kegawatdaruratan medis secara berkala
5.
PENYIMPANAN
VAKSIN
Nah terkait penyimpanan vaksin ini
pembahsannya agak sedikit
panjang ya.. Karena ada banyak
faktor yang terkait..
Yuk kita mulai bahas…
Penggolongan Vaksin

berdasarkan sensitivitas terhadap


berdasarkan asal antigen suhu

Bibit penyakit Bibit penyakit Tidak tahan Tidak tahan


yang dilemahkan yang dimatikan Recombinant: beku panas
(live attenuated) (inactivated) Hept B
(Freeze Sensitive) (Heat Sensitive)
Vaksin Berdasarkan Asal Antigen

Bibit penyakit yang Bibit penyakit yang


dilemahkan dimatikan Recombinant
(live attenuated) (inactivated)

❖ Virus : IPV (Inactivated ❖Hepatitis B


Polio Vaccine), Rabies
❖Virus : Polio(OPV),
Campak, Yellow Fever ❖ Basis protein : Subunit
pertusis
❖Bakteri: BCG
❖ Toxoid : Dipteri dan
tetanus
Vaksin Berdasarkan Sensitivitas Terhadap Suhu

Golongan Vaksin Definisi Contoh

◼Hepatitis B

FS Gol. vaksin yang akan rusak


terhadap suhu dingin <00C
◼Td

◼DPT-HB-Hib

(Freeze Sensitive) ◼DT


(beku)
◼TT
Tidak Tahan Beku
◼IPV

HS Gol. vaksin yang akan rusak


terhadap paparan panas yang
◼BCG

◼POLIO
(Heat Sensitive) berlebih (>340C) ◼CAMPAK
Tidak Tahan Panas
Paparan
vaksin
terhadap
panas

Monitoring Masa
Vaksin dan kedaluwarsa
logistik vaksin

Ketentuan
dalam
pemakaian
vaksin
Penanganan
vaksin dalam Waktu
kondisi pendistribusian
tertentu / penerimaan

Pemakaian
sisa vaksin
Semua vaksin disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C pada vaccine refrigerator.
Khusus vaksin Hepatitis B, pada bidan desa disimpan pada suhu ruangan,
terlindung dari sinar matahari langsung.

Contoso
Pharmaceuticals
PEMAKAIAN
SISA VAKSIN

Sisa Vaksin masih bisa digunakan selama :


 VVM dalam kondisi A atau B
 Belum melewati waktu kedaluwarsa
 Tidak terendam air selama penyimpanan
 Disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C
 Belum melampaui masa pemakaian
Khusus untuk vaksin Polio,
jika dalam 2 Minggu setelah dibuka ternyata terjadi
perubahan warna akibat perubahan Ph, maka vaksin
Polio belum tentu boleh digunakan kembali.
Perhatikan gambar berikut…
PAPARAN
TERHADAP
PANAS

Vaksin yang telah mendapatkan paparan


panas lebih banyak (yang dinyatakan dengan
perubahan kondisi Vaccine Vial
Monitor/VVM A ke kondisi B) harus
digunakan terlebih dahulu meskipun masa
kedaluwarsanya masih lebih panjang.

Vaksin dengan kondisi VVM C dan D tidak


boleh digunakan.

Indikator VVM pada Vaksin


MASA
KEDALUWARSA
VAKSIN

Apabila kondisi VVM vaksin sama, maka


digunakan vaksin yang lebih pendek masa
kedaluwarsanya (First Expire First Out/FEFO).

WAKTU
PENERIMAAN
VAKSIN

Vaksin yang terlebih dahulu diterima sebaiknya


dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan
asumsi bahwa vaksin yang diterima lebih awal
mempunyai jangka waktu pemakaian yang lebih pendek
KERUSAKAN VAKSIN

Terhadap panas / sinar Terhadap pembekuan Pelarut tidak boleh


matahari dibekukan

Semua vaksin rusak bila terkena sinar matahari langsung

Ultra violet dapat merusak vaksin BCG


Dalam pengelolaan
(penyimpanan) vaksin,
Apoteker perlu
mengenal dan
melakukan Shake Test..

Bagaimana maksudnya?

Yuk lihat slide


berikutnya…
SHAKE TEST

Dilakukan terhadap vaksin FS


yang dicurigai beku Dibandingkan dengan jenis vaksin
• Suhu thermometer < 0oC yang sama yg sengaja dibekukan.
• Freeze tag : Tanda X

Non-homogeneous
Sub-zero temperature effect
Frozen Vial
SHAKE TEST
SHAKE TEST
PENYIMPANAN PELARUT

Simpan disuhu ruangan, terlindung dari sinar


matahari langsung

Tidak boleh tertukar antar pelarut vaksin →


penyimpanan terpisah

Sehari sebelum pelayanan, simpan pelarut dalam


Refrigerator

PELARUT VAKSIN TIDAK BOLEH SALING TERTUKAR


Sarana Penyimpanan Vaksin
tingkat Puskesmas
Vaccine Refrigerator adalah tempat menyimpan vaksin BCG,
Td, DT, Hepatitis B, Campak, IPV dan DPT-HB-Hib, pada
suhu yang ditentukan +2°C s.d. +8°C dapat juga difungsikan
untuk membuat kotak dingin cair (cool pack).

Freezer adalah untuk menyimpan vaksin polio pada suhu


yang ditentukan antara -15oC s/d -25oC atau membuat kotak
es beku (cold pack).
Bentuk pintu vaccine refrigerator/freezer ada
2 yakni Front Opening dan Top Opening.
Berikut kelebihan dan kekurangan Vaccine
Refrigerator berdasarkan letak pintu :
Lemari es RCW 50 EK
tingkat Puskesmas.
PENATAAN VAKSIN
Thermostat. Thermometer

Freeze watch.
▪ 2 Kompartemen: kanan dan
kiri suhu+2°C s.d +8°C
▪ Bagian tengah freezer
Atau.

Atau. DPT BCG BCG


TT
DPT BCG Polio
TT
Hept B Polio
Campak DT

Hept. B Campak Polio DT


Volume untuk
vaksin = 24 Lt.
Freeze Tag.

Grapik kartu suhu.

Vaksin Heat Sensitive. Vaksin freeze Sensitive.


Harus selalu berdekatan Cool pack. Cold pack.
Harus selalu berjauhan
dengan evaporator. dengan evaporator.
Epi cold chain Okt 2003
PENATAAN VAKSIN
Lemari es RCW 42 EK
▪ 1 kompartemen Muller
Thermometer
tingkat Puskesmas. Grapik kartu suhu.

▪ Suhu dekat evaporator bisa <0°C


▪ Jauh dari evaporator +2°C s.d +8°C
Epi cold chain Okt 2003

Evaporator.
Freeze watch. 10 cm.

TT BCG
HB
Volume untuk
DT Polio Aluminiun
DPT vaksin = 18,2 Lt.
plat.

DPT DT Campak
Atau.
Freeze Tag. Cool pack
Cool pack Cold pack

Vaksin Heat Sensitive (HS)


Harus selalu berdekatan
dengan evaporator.

Jarak antar vaksin minimal 1-2 cm atau Sirkulasi udara.


Vaksin Freeze Sensitive (FS)
Harus selalu berjauhan dari
1 jari tangan EPI Cold chain. Jarak antar vaksin min 1- 2 cm evaporator.
BEBERAPA JENIS ALAT PEMANTAU SUHU VAKSIN

• Termometer Dial
Alat Pemantau Suhu • Termometer Muller
• Termometer Bulb

• Thermograph
Alat Pencatat Suhu • Fridge Tag
• Multidog

Alat Pemantau Paparan • Freeze Watch


Suhu Dingin • Freeze Tag

Alat Pemantau Paparan • VVM


Suhu Panas
ALAT
PEMANTAU
SUHU /
TERMOMETER
Muller Dial Bulb

ALAT
PENCATAT
SUHU
Thermograph Fridge-Tag Multilog
Alat Pemantau Paparan Suhu Dingin Alat Pemantau Paparan Suhu Panas

A vaksin ini dapat gunakan

B vaksin segera digunakan

C vaksin ini Jangan digunakan


Freeze-Tag

D vaksin ini Jangan digunakan

VVM

Freeze Watch
PENANGANAN VAKSIN
PADA KONDISI TERTENTU

Penanganan vaksin dalam keadaan tertentu


perlu dipahami oleh Apoteker Puskesmas,
mengingat vaksin sangat rentan terhadap
perubahan suhu sedangkan penyimpanan
vaksin pada tingkat puskesmas dianggap yang
paling rentan, karena power tidak stabil, daya
listrik terbatas, atau mungkin tidak ada listrik
MONITORING VAKSIN
DAN LOGISTIK

• Apoteker melakukan monitoring administrasi


dan fisik vaksin serta logistik lainnya setiap
akhir bulan.

• Hasil monitoring dicatat pada kartu stok dan


dilaporkan secara berjenjang bersamaan
dengan laporan cakupan Imunisasi.
Contoh Kartu Stok Vaksin
FORMAT PENCATATAN STOK VAKSIN KABUPATEN / KOTA
JENIS ANTIGEN :………………..

Kabupaten / Kota : …………………………. BULAN : ……………………………………


TAHUN : ……………………………………….

NO.SURAT PENGIRIMAN. JUMLAH


NO TANGGAL DITERIMA DARI DIPERGUNAKAN KE NO BATCH/LOT VVM TGL KADALUARSA SISA KETERANGAN
/ SBBK PENERIMAAN PENGELUARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PENGELOLA PROGRAM IMUNISASI / VAKSIN MENGETAHUI,


KEPALA DINAS KESEHATAN
KAB / KOTA

…………………………… ………………………………………………..
Selain Vaccine Refrigerator, Apoteker
perlu memahami sarana lain terkait sarana
penyimpanan vaksin di Puskesmas, yaitu
Alat Pembawa Vaksin dan Alat untuk
Mempertahankan Suhu
Alat Pembawa Vaksin, terdiri dari :

Kotak Dingin /
Vaccine carrier
Cold box
• adalah suatu alat untuk • adalah alat untuk
menyimpan sementara mengirim/membawa
dan membawa vaksin vaksin dari puskesmas ke
• umumnya memiliki volume posyandu atau tempat
pelayanan imunisasi
kotor 40 liter dan 70 liter
lainnya yang dapat
mempertahankan suhu
+2°C s/d +8°C
Alat Untuk Mempertahankan Suhu, terdiri dari :
Cold Pack

Cool Pack
Nah, agar kualitas vaksin dapat selalu
terjamin, maka Apoteker perlu
melakukan Pemeliharaan
Vaccine Refrigerator lho…
Seperti apakah bentuk kegiatannya?

Yuk kita lanjut belajarnya ….


Pemeliharaan
Harian

Pencairan Pemeliharaan
Pemeliharaan
bunga es Vaccine
Mingguan
(defrosting) Refrigerator

Pemeliharaan
Bulanan
page 52
Pemeliharaan Harian

Melakukan pengecekan suhu dengan Memeriksa apakah terjadi bunga es


menggunakan thermometer atau alat dan memeriksa ketebalan bunga es.
pemantau suhu digital setiap pagi Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm
dan sore, termasuk hari libur. lakukan pencairan bunga es

Melakukan pencatatan langsung


Memeriksa apakah terdapat cairan
setelah pengecekan suhu pada
pada dasar lemari es. Apabila
thermometer atau pemantau suhu
terdapat cairan harus segera
dikartu pencatatan suhu setiap pagi
dibersihkan atau dibuang.
dan sore
Pemeliharaan Mingguan
Selama membersihkan
Memeriksa steker badan vaccine Setelah selesai
jangan sampai kendor, refrigerator, jangan membersihkan badan
bila kendor gunakan membuka pintu vaccine vaccine refrigerator
obeng untuk refrigerator agar suhu colok kembali steker.
mengencangkan baut.
tetap terjaga 2°C - 8°C

Mengamati tanda-tanda
Mencatat kegiatan
steker hangus dengan Keringkan kembali
pemeliharaan mingguan
melihat perubahan warna badan vaccine
pada kartu
pada steker, jika itu refrigerator dengan lap
pemeliharaan vaccine
terjadi gantilah steker kering.
refrigerator.
dengan yang baru.

Agar tidak terjadi Lap basah, kuas yang


konsleting saat lembut/spon busa dan
membersihkan badan sabun dipergunakan
vaccine refrigerator, untuk membersihkan
lepaskan steker dari badan vaccine
stop kontak. refrigerator.
Pemeliharaan Bulanan
Membersihkan
Periksa kerapatan pintu dengan
Sehari sebelumnya, kondensor pada
saat melakukan menggunakan selembar kertas. bila
kondisikan cool pack vaccine refrigerator
pencairanbunga kertas sulit ditarik = karet pintu
dan vaccine carrier model terbuka
masih baik, sebaliknya bila kertas
es (defrosting), menggunakan sikat
atau cold box. lembut atau tekanan
mudah ditarik = karet sudah sudah
lepaskan steker mengeras. Olesi karet pintu dengan
Pindahkan vaksin ke udara. Pada model
dari stop kontak. bedak atau minyak goreng agar
dalamnya. tertutup hal ini tidak
kembali lentur.
perlu dilakukan.

Selama membersihkan
Mencatat kegiatan Setelah selesai badan vaccine Memeriksa steker
pemeliharaan bulanan membersihkan refrigerator, jangan jangan sampai kendor,
pada kartu badan vaccine membuka pintu bila kendor gunakan
pemeliharaan vaccine refrigerator colok vaccine refrigerator obeng untuk
refrigerator. kembali steker. agar suhu tetap mengencangkan baut.
terjaga 2°C-8°C.

Untuk vaccine refrigerator Untuk vaccine


dengan sumber tenaga surya, refrigerator dengan
dilakukan pembersihan panel sumber tenaga surya
surya dan penghalang sinar dan aki/accu, lakukan
apabila berdekatan dengan pemeriksaan kondisi
pepohonan. air aki.
Pencairan Bunga Es (defrosting)
Dilakukan minimal 1 bulan sekali atau ketika bunga es mencapai ketebalan 0,5 cm.

Sehari sebelum pencairan bunga es, kondisikan cool pack dan vaccine carrier / cold box.

Pindahkan vaksin ke dalam vaccine carrier / cold box yang telah berisi cool pack

Cabut steker saat ingin melakukan pencairan bunga es.

Defrosting dapat dilakukan dengan cara membiarkan hingga mencair atau menyiram dengan air hangat.

Gunakan lap kering untuk mengeringkan bagian dalam refrigerator termasuk evaporator saat bunga es mencair.

Pasang kembali steker dan jangan merubah thermostat hingga suhu Vaccine Refrigerator kembali stabil (2-8°C).

Susun kembali vaksin ke dalam Vaccine Refrigerator sesuai ketentuan, setelah suhu lemari es telah mencapai 2-8°C.

Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan


Bagaimana, menarik bukan pembahasan
tentang vaksin ini? Kalau masih penasaran,
Sejawat bisa pelajari lengkapnya di
Permenkes No 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi..

Nah, untuk materi Penyimpanan Obat di


Puskesmas kita cukupkan di sini ya…

Semoga bermanfaat!
Sekarang saya tahu

Apoteker memiliki peranan penting dalam melakukan penyimpanan obat


dan vaksin untuk menjamin mutu dan keamanan obat dan vaksin.

Ada beberapa jenis sediaan obat yang perlu menjadi perhatian khusus
dalam penyimpanannya, antara lain Narkotika, Psikotropika,
Prekursor,Obat-obat Tertentu yang sering disalahgunakan, obat High
Alert dan LASA, obat kegawatdaruratan medis, serta Vaksin
REFERENSI

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengawasan
Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian.
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia 2019
Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian Bagi
Tenaga Kefarmasian di Puskesmas, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 2020
TERIMA
KASIH…
TETAP
SEMANGAT!

Salam Apoteker Hebat!

Anda mungkin juga menyukai