Anda di halaman 1dari 7

PENYIMPANAN OBAT PADA KONDISI

KHUSUS
No. Dokumen

No. Revisi

HALAMAN

SPO
(STADAR
PROSEDUR

Tanggal
terbit

OPERASIONAL)

PENGERTIAN

1. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahanbahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis,mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau
bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
2. Penyimpanan adalah upaya, pekerjaan dan
kegiatan meletakkan atau menyimpan material
ditempat yang memnuhi persyaratan dengan
maksud untuk mencegah dan melindungi dari
kerusakan, kebakaran, kebanjiran, kebocoran,
menggatur dan mengendalikan persediaan, serta
mencegah kehilangan.
3. Penyimpanan obat pada kondisi khusus adalah
upaya pekerjaan dan kegiatan meletakkan atau
menyimpan obat dengan perlakuan khusus
terkait sifat fisika-kimia bahan obat, atau karena
rekomendasi pabrikan.

TUJUAN Sebagai panduan penyimpanan obat dalam kondisi


khusus

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Kebijakan Kepala Rumah Sakit Tk II Moh. Ridwan


meuraska tentang Pelayanan Farmasi

1. Obat yang memiliki sifat fisika kimia ataupun


atas rekomendasi pabrikan harus disimpan pada
suhu tertentu dan dimonitor
2. Penyimpanan harus terdokumentasi dengan
dimonitor, dicatat dan dilaporkan secara periodic
3. Obat disusun berdasarkan alfabetis atau kelas
terapi bentuk sediaan (basah,kering)
4. Obat yang memiliki sifat fisikaa kimia atau atas
rekomendasi pabrikan harus disimpan khusus
pada suhu tertentu, maka penyimpanan harus
mengikuti rekomendasi atau petunjuk yang ada
5. Ketentuan tempat penyimpanan obat :
- Suhu kamar terkendali : 15 derajat C 30
derajat C
- Suhu dingin : tidak lebih dari 8 derajat C
- Lemari pendingin : 2 derajat C 8 derajat C
- Lemari pembeku : -20 s.d 10 dejarat C
- Sejuk : 8 dejarat C 15 derajat C
- Suhu hangat : 30 derajat C 40 derajat C
6. Disamping ketentuan tersebut, penyimpanan
obat harus dilakukan pada tempat kering,

terhindar dari sinar matahari langsung


7. Apabila rumah sakit belum memiliki tempat
penyimpanan khusus/lemari obat dengan suhu
terkontrol / drug refrigerator, sambil menunggu
pengadaan lemari khusus, obat dapat disimpan
pada lemari pendingin yang dilengkapi pengatur
suhu
8. Petugas harus mengontrol suhu penyimpanan
minimal 2 kali dalam sehari (pagi dan sore)
9. Lemari penyimpanan harus dalam keadaan
tertutup untuk menjaga stabilitas suhu yang
diinginkan
10.
Setiap obat sebelum disimpan petugas
harus membaca dengan teliti rekomendasi
pabrikan yang tertera pada etiket, leaflet atau
sumber informasi lain tentang prosedur/tata cara
penyimoanan obat
11.
Untuk obat yang kemasannya sudah dibuka
baik dalam keadaan utuh maupun terpakai
sebagian, cara penyimpanannya harus betulbetul memperhatikan sifat fisika-kimia serta
stabilitas obat setelah terbuka. Pemakaian
kembali obat harus tetap memperhatikan
minimal perubahan fisik obat (warna, bau, rasa)
12.
Obat yang sebagian dipakai, harus ditulis
tanggal pertama kali digunakan, kadaluarsa, dan
ditutup kembali dengan menggunakan parafilm
13.
Obat digudang penyimpanan farmasi harus
dilengkapi kartu stock untuk mencatat keluar
masuknya obat

PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA DAN


PSIKOTROPIKA

No. Dokumen

SPO
(STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)

PENGERTIAN

No. revisi

Halaman

Tanggal terbit

Oktober 2014

1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
2. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau sintetis,
bukan narkotika yang berkhasiat psikoatif melalui pengaruh
selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas aktivitas mental dan perilaku.

TUJUAN

1. Sebagai paduan dalam penyimpanan sediaan narkotik dan


psikotropik
2. Mencegah terjadinya kehilangan dan penyalahgunaan narkotik
atau psikotropik
3. Menjamin ketersediaan narkotika untuk keperntingan
pelayanan kesehatan dari pengembangan ilmu pengetahuan
4. Memastikan keselamatan dan keamanan pasien

KEBIJAKAN

Kebijakan Kepala Rumah Sakit Tk. II Moh. Ridwan Meuraska tentang


pelayanan farmasi

1. Sediaan narkotika harus disimpan ditempat khusus yang


memenuhi syarat
2. Sediaan narkotika hanya boleh disimpan di Instalasi Farmasi
UGD, ICU dan OK
3. Tempat penyimpanan narkotika harus diberi lambing atau
gambar narkotika

4. Tempat penyimpanan harus seluruhnya terbuat dari kayu atau


bahan yang kuat lainnya
5. Harus memiliki kunci yang kuat
6. Lemari mempunyai dobel pintu masing masing kiri dan kanan
serta atas dari bawah dengan kunci yang berlainan
PROSEDUR

7. Kunci lemari dipegang oleh dua orang berbeda yang


bertanggung jawab terhadap lemari narkotika tersebut dimana
dalam membuka pintu lemari harus saling mengetahui (satu
orang memegang kunci dalam kirim dan luar kanan, dan satu
orang lagi sebaliknya)
8. Lemari dibagi menjadi dua bagian bagian atas sebelah kanan
dipakai untuk menyimpan morphin, pethidin, dan garam
garamnya, serta persediaan narkotika, sedangkan bagian
bawahnya dipakai menyimpan narkotika lainnya yang dipakai
sehari-hari
9. Untuk priskotropika disimpan disebelah kiri, dengan bagian

atas untuk penyimpaanan, dan bagian bawah untuk


pemakaian sehari hari
10.Apabila lemari tersebut berukuran kurang dari 40 x 80 x 100
cm maka lemari tersebut harus dibuat ditembok atau lantai
11.Selama penyimpanan lemari harus dikunci dengan baik dengan
kunci yang kuat, disimpan atau digantung dileher apoteker
penanggung jawab dan atau asisten apoteker senior yang
ditunjuk. Apabila penanggung jawab tidak ada ditempat, kunci
diserah terimakan kepada petugas yang ditunjuk dengan bukti
serah terima kunci
12.Lemari tidak boleh menyimpan barang lain, selain sediaan
narkotika osikotropika dan administrasi yang berkaitan
dengannya
13.Lemari harus ditaruh ditempat aman dan tidak terlihat oleh
umum
14.Penerimaan dan pengeluaran narkotika harus atas dasar
permintaan resep dokter atas indikasi yang jelas. Dokter
penulis resep harus menyertakan surat ijin praktek dan
indentitas pasien lengkap
15.Terdapat kartu stock didalam lemari untuk memantau jumlah
pemasukan dan pengeluaran obat
16.Setiap membuka dan menutup lemari petugas harus menulis
dibuku narkotika mengenai jam buka dan tutup, obat yang
diambil atau disimpan, jumlah, nama petugas
17.Untuk penempatan narkotika dikamar operasi, obat narkotika
diserah terimakan dengan petugas anastesi yang disertai buku
serah terima (tanggal, jam, jumlah obat yang diserahterimakan
nama petugas yang menerima obat narkotika, tanda tangan
petugas farmasi dan petugas anestesi
18.Pemakaian obat narkotika parenteral harus diserahkan kembali
ampul kosong ke instalasi farmasi
19.Apabila ada sisa pemakaian obat parenteral dimasukkan
kedalam spuit dengan diberi label yang jelas yaitu nama obat,
jumlah ml, tanggal pemakaian. Apabila setelah 24 jam tidak
dipergunakan maka obat tersebut harus dibuang ke saluran air
dengan air mengalir dan disaksikan oleh minimal 2 petugas
yang berbeda profesi dengan disertai buku berita acara
20.Penerimaan dan penggunaan dilaporkan sesuai ketentuan
undang undang yaitu ke Dinas Kesehatan Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi, BPOM

1. Instalasi Farmasi
2. UGD
UNIT TERKAIT

3. ICU
4. OK

Anda mungkin juga menyukai