Anti-trombotik, termasuk:
1. Antikoagulan Warfarin,LMWH(low- molecular-weight
heparin), unfractionated heparin IV
Fondaparinux
2. Inhibitor faktor Xa Argatroban, bivalrudin, dabigatran
3. Direct thrombin inhibitors etexilate, lepirudin
Digoksin IV
Opium tincture
Oksitosin IV
Prometazin IV
Kalsium intravena
antikonvulsan benzodiazepine
Contoh Obat High
Alert
8
di RSI AR RASYID
DAFTAR OBAT HIGH ALLERT
A. ELEKTROLIT E. ADRENERGIK
PEKAT AGONIS
- NaCl 3% - EPINEPHrine
- KCl injeksi - Norepinephrine
B.NARKOTIKA F. ANASTESI
INJEKSI INJEKSI
- Pethidine - Propofol
- FentaNYL - Ketamin
C.SEDATIF INJEKSI G. ANTI ARITMIA
: - Lidocain
- Midazolam H. NARKOTIKA TABLET
D.I NSULIN -Morfin , Codein
- Novorapid , J. PSIKOTROPIKA TABLET
Novomix, Levemir -Clobazam , Diazepam, Merlopam dll
dll
Contoh Label
Label bisa menggunakan pembeda
Label dibuat dengan sistem huruf-KAPITAL pada
mencolok kasus LASA
LAS
A
HIGH ALERT
MEDICATION
Label harus ada pada paket Label menempel pada vial atau
produk ampul
Penyimpanan Obat High Alert
10
LASA / NORUM Emergency
Kit
Pada rak atau lemari obat di bagian farmasi
rumah sakit juga harus berisi keterangan
“OBAT KEWASPADAAN TINGGI”.
• Harus dicek dua kali sebelum disiapkan,
disalurkan, dan diberikan ke pasien. Sistem
harus disiapkan untuk ini.
•
Petugas farmasi harus dibantu petugas farmasi
lainnya memverifikasi obat sebelum
disalurkan.
•
Setiap perubahan merk/warna/persiapan
obat harus disampaikan kepada pengguna
ASAP.
•
Semua peralatan yang digunakan dalam
•
menyiapkan
Semua dan/atau
staf yang pemberian
terlibat harus
dalam menangani
dikalibrasi
obat harus dan dirawat
dididik sesuai
mengenai dengan“OBAT
panduan SPO. KULKA
KEW ASPADAAN TINGGI”. S
PROSEDUR
1.Obat LASA disimpan pada tempat yang jelas
perbedaannya, terpisah / diantarai dengan 1
(satu) item / obat lain
2.Beri label dengan tulisan obat yang jelas pada setiap
kotak penyimpanan obat dan menampilkan
kandungan aktif dari obat tersebut
3.Obat LASA diberi stiker warna biru dengan tulisan
LASA warna hitam dan ditempelkan pada kotak
obat 4. Farmasis tidak diperkenankan menerima
permintaan obat LASA by phone
5. membaca resep yang mengandung obat LASA
dengan cermat dan jika tidak jelas
dikonfirmasikan kembali kepada penulis resep
. Farmasis menyiapkan obat sesuai dengan
yang tertulis pada resep
8.Sebelum menyerahkan obat pada pasien, farmasis
mengecek ulang / membaca kembali kebenaran
resep dengan obat yang akan diserahkan
9.Perawat membaca etiket obat sebelum
memberikan kepada pasien
10.Etiket obat harus dilengkapi dengan : - Tanggal
resep - Nama, tanggal lahir dan nomor RM pasien
- Nama obat - Aturan pakai - Tanggal kadaluarsa
obat
Penyimpanan Narkotika Psikotopika
1. Dalam wadah asli dari produsen
2. terpisah dari produk lain dan terlindung
dari dampak yang tidak diinginkan akibat
paparan cahaya matahari, suhu,
kelembaban atau faktor eksternal lain
3. Memperhatikan kemiripan penampilan dan
penamaan Obat (LASA, Look Alike Sound
Alike) dengan tidak ditempatkan
berdekatan dan harus diberi penandaan
khusus untuk mencegah terjadinya
kesalahan pengambilan Obat
4. Narkotika dan Psikotropika harus disimpan
dalam lemari khusus . Lemari khusus
penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
harus mempunyai 2 (dua) buah kunci yang
berbeda, satu kunci dipegang oleh Apoteker
Penanggung Jawab dan satu kunci lainnya
dipegang oleh pegawai lain yang
dikuasakan
5. Penyimpanan Narkotika, Psikotropika
dan/atau Prekursor Farmasi harus
TUJUAN
•
Gunakan formulir standar untuk pesanan tertulis akan obat-obat
sitotoksik dan nutrisi parenteral.
•
Jangan menggunakan singkatan saat meresepkan.
•
Tulis dosis spesifik, rute dan laju infus untuk peresepan.
•
Resepkan obat-obat cairan per oral dengan dosis spesifikasik
dalam miligram.
•
Jangan mungkinan koma NOL dalam peresepan (misal 5,0 mg bisa
salah dibaca sebagai 50 mg).
•
Gunakan penulisan resep terkomputerisasi sepenuh mungkin, guna
menghilangkan tulisan tangan yang tidak terbaca dan kesalahan
interpretasi. Fitur keamanan harus ditanamkan dalam sistem
komputer.
Penyaluran / Suplai / Dispensing
•
Semua wadah obat kewaspadaan tinggi, termasuk paket produk,
dan vial/ampul tunggal yang diminta ke bangsal/unit harus dilabeli
sebagai “OBAT KEWASPADAAN TINGGI”.
•
Obat kewaspadaan tinggi yang disalurkan kepada pasien harus
dilabeli sebagai “OBAT KEW ASPADAAN TINGGI”
•
Obat kewaspadaan tinggi sebelum disalurkan harus
dilakukan pengontrolan dengan pemeriksaan.
•
Obat kewaspadaan tinggi akan diperiksa saat diterima oleh
petugas pelayanan kesehatan.
Pemberian
•
Hal-hal berikut harus diperiksa dua kali secara terpisah terhadap
resep atau daftar obat pada catatan pasien oleh dua orang yang
layak sebelum pemberian obat:
•
Nama pasien dan identifikasi unik (misal nomor RM)
•
Nama dan kekuatan obat
•
Dosis
•
Jalur dan laju
•
Tanggal kedaluwarsa
•
Beri label pada akhiran distal semua jalur akses untuk membedakan
jalur intravena dan epidural.
•
Pastikan tidak ada hambatan/gangguan selama pemberian
obat ke pasien dengan menggunakan pencegahan khusus (misal
dengan mengenakan APD).
•
Kembalikan semua penyiapan resep khusus yang tidak
digunakan atau yang tersisa ke farmasi ketika tidak diperlukan
lagi.
•
Pastikan pemberian intratekal, obat sitotoksik, analgesia epidural,
dan nutrisi parenteral dilakukan oleh petugas terlatih dan
kompeten.
•
Hindari meminta obat kewaspadaan tinggi secara verbal / oral.
Jika dalam situasi darurat, permintaan per telepon harus diulangi
dan diverifikasi.
Pemantauan
•
Pantau secara seksama tanda vital, data laboratorium, respons
pasien sebelum dan sesudah pemberian obat kewaspadaan tinggi.
•
Sediakan selalu antidotum dan peralatan resusitasi di setiap bangsal
/ unit yang memberikan obat kewaspadaan tinggi.
Pelatihan
•
Semua petugas harus dilatih untuk menangani Obat
Kewaspadaan Tinggi dan staf dokumentasi harus dilatih untuk
mencegah kesalahan
/ kekeliruan yang mungkin terjadi, dan membuat mereka
mampu merespons dengan segera ketika kesalahan memang
terjadi.
TERIMA KASIH