Anda di halaman 1dari 20

Sekilas Tentang High Alert

M edications Instalasi Farmasi RS


Petukangan
Pendahulua
n
Pendahuluan

Kesalahan obat adalah salah satu masalah penyelenggaraan
kesehatan yang sangat bermakna, dan sering kali sebenarnya
dapat dicegah.

Walau kebanyakan kesalahan obat tidak menyebabkan bahaya
yang mengancam bagi pasien; namun bisa menghasilkan kejadian
yang katastrofik (bencana) bagi hasil pengobatan.

Dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit BAB III – Sasaran
Keselamatan Pasien, Sasaran ke-III: Peningkatan Keamanan Obat
yang Perlu Diwaspadai, merupakan kunci standar peningkatan
mutu rumah sakit dalam hal mengelola obat-obat kewaspadaan
tinggi (high alert  medication).
Pendahuluan

Sejumlah obat memiliki batas keamanan yang sangat tipis, dan
berpotensi menyebabkan bahaya yang tinggi, sehingga
diimplikasikan sebagai kejadian yang tidak diinginkan dari sebuah
obat.

Konsekuensi kesalahan terkait dengan obat-obat ini bisa mengarah
terhadap kejadian cedera pada pasien, dan harus diawasi
pengelolaan secara ketat. Ini adalah obat kewaspadaan tinggi.

Saat ini, rujukan yang digunakan adalah ISMP  – Institute for Safe
Medication Practice, yang sudah memiliki 19 kategori dan 14
obat khusus pada daftar Obat Kewaspadaan Tinggi.
Defini
si
Pengertian

Obat-obat kewaspadaan tinggi adalah sejumlah obat yang
memiliki risiko mencederai pasien yang lebih tinggi dan serius
ketika obat tersebut digunakan secara keliru.

Meskipun kesalahan pemberian “Obat Kewaspadaan Tinggi” bisa
jadi dan bisa juga tidak lebih jamak dibandingkan obat lainnya,
namun konsekuensi yang mengikuti kekeliruan dengan obat-obat
ini dapat menjadi hal yang serius bagi pasien.
Katego
ri
Adrenergic agonist Adrenergic Agen anaestesi Antiarrythimia Antifibrinolytic,
(IV) antagonist (IV) (umum, hirup, dan IV) (IV) hemostatik.
(adrenaline, (lignocaine /
noradrenaline (propranolol, (propofol, lidocaine,
) labetalol) ketamine, amiodarone)
dexmedetomidine)
Agen Antibisa / Agen kemoterapi Desktrosa, Obat-obat epidural
antithrombotic antivenom (parenteral dan Hipertonik 20% atau dan intratekal
(warfarin, (ular laut, kobra, oral) lebih tinggi
heparin, viper)
tenecteplase,
streptokinase)
Injeksi Gliseril Obat-obat Insulin (subkutan Injeksi Agen
Trinitrat inotropik (IV) dan IV) magnesium nerom uscular 
sulfat blocking
(digoxin, (pancuronium
dobutamine, , atracurium,
dopamine) rocuronium,
vecuronium)
Opiat & Bahan Injeksi garam Larutan sodium Agen sedasi
Narkotik nutrisi potasium klorida (lebih tinggi sedang (IV)
parenteral dari 0,9% )
Faktor Risiko
Umum

Permintaan resep obat yang tulisannya sulit terbaca/dibaca.

Prosedur pengenceran yang keliru.

Kebingungan antara persiapan IM, IV, Intratekal, Epidural.

Kebingungan antara kekuatan yang berbeda dari obat yang sama.

Keambiguan pelabelan pada konsentrasi dan volume total obat.

Laju infus yang keliru.

Produk yang tampak atau terdengar sama, atau pemaketan
produk serupa (LASA / NORUM).
Mengelola Obat Kewaspadaan
Tinggi

Obat kewaspadaan tinggi harus diresepkan, disimpan, dan
diberikan sesuai yang terbukti aman.

Obat kewaspadaan tinggi harus diberikan label “HIGH ALERT
MEDICATION” atau “OBAT KEWASPADAAN TINGGI” (gunakan salah
satu saja) pada:

Rak / lemari obat

Kotak obat

Paket produk obat

Vial atau ampul tunggal.
Contoh
Label Label bisa menggunakan pembeda
Label dibuat dengan sistem huruf-KAPITAL pada
mencolok kasus LASA

LAS
A
HIGH ALERT
MEDICATION
Contoh
Label
Label harus ada pada paket Label menempel pada vial atau
produk ampul
Pada rak atau lemari obat di bagian farmasi
rumah sakit juga harus berisi keterangan
“OBAT KEWASPADAAN TINGGI”.
• Harus dicek dua kali sebelum disiapkan,
disalurkan, dan diberikan ke pasien. Sistem
harus disiapkan untuk ini.


Petugas farmasi harus dibantu petugas farmasi
lainnya memverifikasi obat sebelum
disalurkan.

Setiap perubahan merk/warna/persiapan
obat harus disampaikan kepada pengguna
ASAP.

Semua peralatan yang digunakan dalam

menyiapkan
Semua dan/atau
staf yang pemberian
terlibat harus
dalam menangani
dikalibrasi
obat harus dan dirawat
dididik sesuai
mengenai dengan“OBAT
panduan SPO. KULKA
KEW ASPADAAN TINGGI”. S
PROSEDUR
1.Obat LASA disimpan pada tempat yang jelas
perbedaannya, terpisah / diantarai dengan 1
(satu) item / obat lain
2.Beri label dengan tulisan obat yang jelas pada setiap
kotak penyimpanan obat dan menampilkan
kandungan aktif dari obat tersebut
3.Obat LASA diberi stiker warna biru dengan tulisan
LASA warna hitam dan ditempelkan pada kotak
obat 4. Farmasis tidak diperkenankan menerima
permintaan obat LASA by phone
5. membaca resep yang mengandung obat LASA
dengan cermat dan jika tidak jelas
dikonfirmasikan kembali kepada penulis resep
. Farmasis menyiapkan obat sesuai dengan
yang tertulis pada resep
8.Sebelum menyerahkan obat pada pasien, farmasis
mengecek ulang / membaca kembali kebenaran
resep dengan obat yang akan diserahkan
9.Perawat membaca etiket obat sebelum
memberikan kepada pasien
10.Etiket obat harus dilengkapi dengan : - Tanggal
resep - Nama, tanggal lahir dan nomor RM pasien
- Nama obat - Aturan pakai - Tanggal kadaluarsa
obat
Strategi Menghindari
Kesalahan
Bagaimana mengelola OBAT KEWASPADAAN TINGGI sehingga bisa
mengurangi kesalahan dan risiko yang muncul ketika meresepkan,
mengeluarkan, hingga memberikannya ke pasien.
Pembelian /
Penyediaan

Batasi kekuatan obat yang tersedia dalam formularium pada
setiap fasilitas layanan kesehatan.

Hindari perubahan merk atau warna yang terlalu sering. Beri
tahu pengguna akhir ketika ada perubahan.

Beri tahu semua petugas yang terkait mengenai daftar
OBAT KEWASPADAAN TINGGI terbaru di lingkungan rumah
sakit.

Mendorong pembelian peralatan dan bahan habis pakai
yang memiliki fitur keamanan bagi pemberian obat yang
aman.
Penyimpanan

Semua petugas harus membaca label “ O b a t Kewaspadaan Tinggi” secara
seksama sebelum menyimpan obat dan disimpan pada tempat yang
tepat.

Semua “O b a t Kewaspadaan Tinggi” harus disimpan dalam wadah yang
tersendiri dengan labelnya sendiri. Jika memungkinkan, hindari obat-
obat LASA atau yang berkuatan beda, disimpan berdampingan,
berjejeran.

Gunakan huruf-KAPITAL untuk menekankan perbedaan nama obat
(misal: DOPamine dan DOBUTamine).

Batasi stok obat di bangsal hingga ke kebutuhan standar. Kurangi
kuantitas dan variasi kekuatan/persiapan yang disimpan.

Labeli semua wadah yang digunakan untuk obat kewaspadaan tinggi
sebagai “OBAT KEWASPADAAN TINGGI” atau “HIGH ALERT MEDICATION”.
Peresepa
n

Gunakan formulir standar untuk pesanan tertulis akan obat-obat
sitotoksik dan nutrisi parenteral.

Jangan menggunakan singkatan saat meresepkan.

Tulis dosis spesifik, rute dan laju infus untuk peresepan.

Resepkan obat-obat cairan per oral dengan dosis spesifikasik
dalam miligram.

Jangan mungkinan koma NOL dalam peresepan (misal 5,0 mg bisa
salah dibaca sebagai 50 mg).

Gunakan penulisan resep terkomputerisasi sepenuh mungkin, guna
menghilangkan tulisan tangan yang tidak terbaca dan kesalahan
interpretasi. Fitur keamanan harus ditanamkan dalam sistem
komputer.
Penyiapan

Bangun sistem kendali periksa
bagi semua penyiapan yang
melibatkan obat kewaspadaan
tinggi.

Perhitungan melibatkan:

Obat-obat sitotoksik dan nutrisi
parenteral akan secara
independen diperiksa oleh
apoteker lainnya.

Penyiapan mendadak akan
secara independen diperiksa
oleh petugas farmasi/apoteker
lainnya.

Semua obat yang diencerkan
HARUS dilabeli dengan nama
dan kekuatan SEGERA pasca
pengenceran.
Penyaluran / Suplai /
Dispensing

Semua wadah obat kewaspadaan tinggi, termasuk paket produk,
dan vial/ampul tunggal yang diminta ke bangsal/unit harus dilabeli
sebagai “OBAT KEWASPADAAN TINGGI”.

Obat kewaspadaan tinggi yang disalurkan kepada pasien harus
dilabeli sebagai “OBAT KEW ASPADAAN TINGGI”

Obat kewaspadaan tinggi sebelum disalurkan harus
dilakukan pengontrolan dengan pemeriksaan.

Obat kewaspadaan tinggi akan diperiksa saat diterima oleh
petugas pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai