Anda di halaman 1dari 19

Lampiran : Keputusan Kepala Rumah Sakit Semen Gresik

Nomor : 036/Kpts/Ka.RSSG/2019
Tanggal : 11 Juli 2019

PANDUAN PENGELOLAAN
OBAT-OBAT DENGAN KEWASPADAAN TINGGI
(HIGH ALERT MEDICATIONS)

BAB I
DEFINISI

Penelitian Bates (Jama, 1995, 274; 29 – 34) menunjukkan bahwa peringkat paling tinggi
kesalahan pengobatan (medication error) pada tahap ordering (49%), diikuti tahap
administration management (26%), pharmacy management (14%), transcibing (11%).
Berdasarkan laporan Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (kongres PERSI, Sept 2007),
kesalahan dalam pemberian obat menduduki peringkat pertama (24,8%) dari 10 besar insiden
yang dilaporkan. Jika disimak lebih lanjut, dalam proses penggunaan obat yang meliputi
prescibing, transcibing, dispensing dan administering, dispensing menduduki peringkat pertama
Kesalahan pemberian obat (medication errors) merupakan permasalahan yang sering
terjadi di fasilitas-fasilitas kesehatan namun dapat dicegah kejadiannya. Meskipun banyak
kesalahan pemberian obat tidak mengakibatkan adanya gangguan kesehatan pasien namun
beberapa jenis terapi diketahui memiliki resiko terjadinya efek samping yang lebih tinggi dari
jenis terapi lain dan kesalahan dalam pemberain terapi ini dapat mengakibatkan terjadinya
keluaran klinis yang berbahaya.
Apoteker berada dalam posisi strategis untuk meminimalkan medication error, baik dilihat
dari keterkaitan dengan tenaga kesehatan lain maupun dalam proses pengobatan. Konstribusi
yang dimungkinkan dilakukan antara lain, dengan meningkatkan pelaporan, pemberian informasi
obat kepada pasien dan tenaga kesehatan lain, meningkatkan keberlangsungan rejiman
pengobatan pasien, peningkatan kualitas dan keselamatan pengobatan pasien di rumah. Apoteker
berperan utama dalam meningkatkan keselamatan dan efektifitas penggunaan obat. Dengan
demikian dalam penjabaran, misi Apoteker dalam keselamatan pasien adalah memastikan bahwa
semua pasien mendapatkan pengobatan yang optimal. Hal ini telah dikuatkan dengan berbagai
penelitian yang menunjukkan bahwa kontribusi Apoteker dapat menurunkan medication errors

1
A. Definisi

 Medication safety mempunyai tujuan agar tercapainya keselamatan pasien atau pasien safety.
Pasien safety adalah, Identifikasi, penilaian, analisis dan manajemen risiko dan pasien safety
incident, agar pelayanan pasien lebih lama dan meminimalkan horm pada pasien. Fokus
pelayanan farmasi bergeser dari keperdulian terhadap obat ( drug oriented) menuju pelayanan
optimal setiap individu pasien

 High Alert Medications : Obat dengan kewaspadaan tinggi (High Alert medications) adalah
golongan obat yang perlu diwaspadai penggunaannya karena memiliki resiko tinggi
menyebabkan cidera, kejadian tidak diinginkan bahkan sentinel pada pasien apabila terjadi
kesalahan penggunaan atau pemberian (ISMP, 2018).

 High Alert Medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi,
efek samping, atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis terapeutik dan
keamanan yang sempit atau insiden kesalahannya tinggi.
 Obat kategori LASA (Look Alike, Sound Alike) adalah golongan obat yang memiliki
penampakan fisik dan kemasan (rupa) yang mirip dan atau memiliki pengucapan atau
pelafalan yang mirip/serupa.

2
BAB II

RUANG LINGKUP

A. Penggolongan obat dengan kewaspadaan tinggi (High Alert Medications)

Menurut Institute for Safe Medication Practice (ISMP) tahun 2018 meliputi :

1. Agonis Adrenergik intravena

2. Antagonis Adrenergik intravena

3. Agen Anestesi (general, inhalasi dan intravena)

4. Anti Aritmia intravena

5. Agen Anti Trombotik, termasuk:

a. Anti Koagulan

b. Anti Koagulan oral dan Penghambat Faktor X a

c. Direct Thrombin Inhibitors

d. Glycoprotein II b/ III a Inhibitors

e. Trombolitik

6. Cardioplegic Solutions

7. Agen Kemoterapi (parenteral dan oral)

8. Dextrose hipertonik (konsentrasi 20% atau lebih)

9. Larutan Dialysis (peritoneal dan hemodialisis)

10. Obat Epidural dan Intratekal

11. Obat Inotropik intravena

12. Insulin (subkutan dan intravena)

13. Obat-obat bentuk Liposomal

14. Agen Sedasi Moderate

15. Agen Sedasi Moderate dan Minimal oral untuk anak

16. Opioid (intravena, oral dan transdermal)

3
17. Agen Blocking Neuromuskular

18. Sediaan Nutrisi Parenteral

19. Natrium Klorida Hipertonik (konsentrasi lebih dari 0,9%)

20. Sediaan Sterile Water for Injection, inhalasi dan irigasi (kecuali botol tuang)
dalam wadah 100 mL atau lebih

21. Sulfonilurea oral

Menurut PMK No. 72 Tahun 2016 yang termasuk kelompok obat high alert
diantaranya:
1. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
2. Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih
pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan magnesium
sulfat =50% atau lebih pekat).
3. Obat-Obat sitostatika.

B. Tujuan Penggolongan obat dengan kewaspadaan tinggi (High Alert Medications)


1. Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat dengan
kewaspadaan tinggi (High Alert Medication) dan obat kategori LASA (Look
Alike, Sound Alike) sesuai standar pelayanan farmasi dan keselamatan pasien
rumah sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit.
3. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome.
4. Mencegah terjadinya kesalahan/error dalam pelayanan obat dengan kewaspadaan
tinggi (High Alert Medication) dan obat kategori LASA (Look Alike, Sound Alike)
kepada pasien.
5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien

BAB III

4
KEBIJAKAN

Kebijakan terkait Panduan Medication Safety


1. Pelayanan di Instalasi Farmasi harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien
2. Setiap petugas harus bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi dan menghormati hak pasien
3. Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, penelaahan resep, penyiapan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai termasuk peracikan obat, pemeriksaan dan
penyerahan disertai pemberian informasi. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk untuk
mencegah terjadinya Medication Error
4. Semua resep yang diterima harus melalui telaah administrasi, farmasi dan klinis
5. Telaah administrasi dapat dilakukan oleh Apoteker yang mempunyai STRA (Surat Tanda
Registrasi Apoteker) dan tenaga teknis kefarmasian yang mempunyai STRTTK (Surat Tanda
Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian)
6. Telaah Farmasi dapat dilakukan oleh Apoteker yang mempunyai STRA (Surat Tanda
Registrasi Apoteker) dan tenaga teknis kefarmasian yang mempunyai STRTTK (Surat Tanda
Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian)
7. Telaah klinis dilakukan oleh apoteker yang mempunyai STRA (Surat Tanda Registrasi
Apeteker) dan dilakukan oleh pasien yang memperoleh terapi lebih dari 5 macam obat dalam
satu lembar resep.
8. Petugas yang berwenang menerima resep, menelaah resep dan menyerahkan obat kepada
pasien adalah apoteker yang telah memiliki STRA (Surat Tanda Registrasi Apeteker), dan atau
tenaga teknik kefarmasian yang telah memiliki STRTTK (Surat Tanda Registrasi Tenaga
Teknis Kefarmasian), sedangkan pemberian obat untuk pasien rawat inap dapat dilakukan
oleh perawat yang sesuai dengan kewenangan klinisnya serta mengikuti panduan pemberian
obat yang telah ditetapkan
9. Penyaluran obat pada pasien dilakukan dengan menggunakan tehnik 5 benar (benar identitas
pasien, benar nama obat, benar dosis, benar rute pemberian, dan benar waktu pemberian).
Tehnik 5 benar merupakan bentuk pelaksanaan telaah obat
10. Pada pelaksanaan pencampuran petugas diharuskan memastikan kelarutan dari daftar
kompatibilitas yang telah disediakan atau dapat juga melihat dari leaflet obat yang terdapat
didalam kemasan dari pabriknya. Hal ini dilakukan untuk memastikan Medication Safety
11. Pencampuran (rekonstitusi) obat di mandatkan kepada perawat
5
12. Pelaksanaan pencampuran sediaan steril dosis terbagi (dosis pediatrik), dan pengenceran
elektrolit pekat dan eletrolit tertentu didilakukan oleh perawat PK 2 s.d PK 4, yang sudah
mengikuti pelatihan
13. Pencampuran elektrolit pekat diperbolehkan dilakukan oleh perawat (PK2 s.d PK4) saat
terdapat kasus emergency
14. Pemberian obat pasien rawat inap oral maupun parenteral di pagi, sore, malam dan hari
libur dimandatkan kepada perawat

BAB IV

6
TATA LAKSANA

A. Tata Laksana Pengelolaan Obat-Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi (High-Alert


Medication Drugs)
1. Pengadaan
Tidak ada perlakuan khusus untuk permintaan barang obat high alert ke unit
pengadaan.

2. Penyimpanan dan Penataan


a. Penyimpaan obat high alert di Instalasi Farmasi harus terpisah dengan obat lain,
di area khusus yang tidak mudah dilihat dari luar, diberi garis warna merah di
sekelilingnya.
b. Penataan obat high alert berdasarkan stabilitas, bentuk sediaan dan alfabetis.
Setiap kotak atau tempat penyimpanan obat high alert harus diberi label berupa
stiker “HIGH ALERT DOUBLE CHECK”.
c. Obat high alert harus diberi label sampai pada kemasan primer obat berupa stiker
segi delapan berwarna merah dengan tulisan “HIGH ALERT DOUBLE CHECK”
untuk obat dengan kemasan flash atau infus atau stiker panjang warna merah
dengan tulisan “HIGH ALERT” untuk obat dengan kemasan vial/ampul.

d. Obat dengan Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) atau Look Alike
Sound Alike (LASA) diberi label berupa stiker segi delapan berwarna hijau
dengan tulisan “LASA Look A Like Sound A like” hanya di kemasan sekunder
obat.
e. Penataan obat dengan Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) atau Look
Alike Sound Alike (LASA) berdasarkan stabilitas, bentuk sediaan dan alfabetis.
f. Petugas Farmasi menempelkan stiker high alert dan stiker LASA pada saat
menerima obat dari gudang farmasi sebelum disimpan di kotak obat masing-
masing.

g. Elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan konsentrasi tertentu diberi stiker


penandaan khusus (stiker berwarna kuning dengan label HIGH ALERT-Elektrolit
7
konsentrat dan elektrolit dengan konsentrasi tertentu) yang ditempelkan pada tiap
satuan kemasan primer.
h. Elektrolit konsentrat dan elektrolit konsentrat dengan konsentrasi tertentu hanya
boleh disimpan di Instalasi Farmasi. Elektrolit konsentrasi tinggi dilarang
disimpan di unit perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis yang penting.
i. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan di unit perawatan pasien dilengkapi
dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang
dibatasi (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati.
j. Obat-obat kemoterapi diberi striker penandaan warna ungu dengan lbel
SITOSTATIKA, HIGH ALERT DOUBLE CHECK pada setiap satuan kemasan
primer.

k. Untuk obat yang narkotika-psikotropika harus disimpan pada lemari double pintu
dan dengan kunci ganda dan kunci harus disimpan oleh petugas farmasi yang
diberikan tanggung jawab, lemari terbuat dari kayu atau bahan lainnya yang tidak
bisa dipindahkan, dan tidak terlihat dari luar.

3. Peresepan
a. Intruksi untuk high alert medications harus diberikan secara tertulis untuk
menghindari kesalahan pemberian obat. Minimalkan instruksi secara verbal dan
hindarkan penggunaan singkatan.
Instruksi ini harus mencakup minimal:
1) Nama Pasien dan nomor register pasien
2) Tanggal instruksi dibuat.
3) Nama, dosis dan jumlah obat.
b. Jika memungkinkan, peresepan high alert medications haruslah terstandarisasi
dengan menggunakan instruksi tercetak.

4. Penyiapan Obat High Alert oleh Petugas Farmasi.


a. Pada saat pengambilan obat harus melakukan double check antara dua petugas
farmasi yang berbeda untuk memastikan bahwa obat yang diambil sesuai dengan
yang resepkan oleh dokter.

8
b. Double check dibuktikan dengan stempel double check di resep yang terdapat
instruksi obat high alert didalamnya.

5. Pemberian Obat High Alert


A. Pasien Rawat Jalan
1. Sebelum obat high alert diserahkan kepada pasien, petugas farmasi
melakukan telaah obat menggunakan prinsip 5 benar, yaitu :
1) Benar pasien
2) Benar obat
3) Benar dosis
4) Benar waktu
5) Benar rute
2. Memberikan KIE kepada pasien mengenai obat high alert yang diberikan
B. Pasien Rawat Inap
1. Sebelum obat high alert diberikan kepada pasien, harus melakukan double
check antara dua perawat yang berbeda untuk memastikan bahwa obat
yang akan diberikan sesuai dengan yang instruksikan oleh dokter.
2. Double check dibuktikan dengan menuliskan nama perawat yang
mengecek dan memberikan obat ke pasien di Rekam Pemberian Obat
(RPO).
3. Tujuan double check terhadap obat high alert adalah untuk menghindari
kesalahan pemberian obat.

B. Obat-obat High Alert di RS SEMEN GRESIK


Berikut adalah obat-obat yang termasuk dalam kategori High Alert beserta penandaan
serta penyimpananya di RS SEMEN GRESIK, antara lain:
1. ELEKTROLIT KONSENTRAT DAN ELEKTROLIT KONSENTRAT TERTENTU
a. Elektrolit Konsentrat

Natrium Klorida konsentrasi lebih dari 0,9% (NaCl infus 3% 500 ml)
Natrium Bikarbonat (Meylon 8.4% 25 ml)

 Elektrolit Konsentrat Tertentu

Potasium Klorida dengan konsentrasi 1 mEq/ml (KCL 7.46 Vial 25 ml)


Magnesium Sulfat dengan konsentrasi 20% dan 40%

2. INSULIN

9
Preparat insulin dan insulin analog adalah sediaan hormon peptida atau analognya
yang dikemas dalam bentuk pen terstandar yang digunakan untuk terapi diabetes
mellitus.

a. Obat – obat yang termasuk preparat insulin dan insulin analog adalah :

1. Actrapid Mixtard
3. Apidra Novomix
5. Humalog Novorapid
7. Lantus Victoza
9. Levemir Ezelin, Tresiba

b. Penyimpanan dan penandaan :


- Preparat insulin disimpan di dalam lemari es (suhu 2 – 8ºC).
 Setiap pen insulin diberi stiker penandaan berwarna
kuning HIGH ALERT-insulin

3. NUTRISI PARENTERAL INTRAVENA

Nutrisi parenteral intravena adalah formula yang mengandung cairan, protein,


karbohidrat, lemak, elektrolit, mineral dan vitamin dalam jumlah yang tepat yang
diberikan melalui intravena.

a. Sediaan nutrisi parenteral yang tersedia di RS SEMEN GRESIK adalah:

1. Aminofluid 8. Clinoleic
2. Aminofusin L 600 9. Ivelip
3. Aminofusin paed 10. Aminofluid
4. Aminosteril infant 11. Kidmin
5. Aminosteril N- Hepa 12. Clinimix
6. Benutrion VE 13. Renxamin
7. Triofusin 500/1000/E 1000 14. B. Fluid

b. Penyimpanan dan penandaan :

10
- Penyimpanan sediaan nutrisi parenteral dibagi menjadi dua tempat penyimpanan :
disimpan dalam lemari es (suhu 2 – 8ºC) dan di suhu ruang tergantung stabilitas
masing-masing sediaan.
- Setiap nutrisi parenteral intravena diberi stiker penandaan berwarna
kuning HIGH ALERT nutrisi parenteral.

4. AGEN ANTI TROMBOTIK

Anti trombotik adalah obat yang memiliki efek menghancurkan atau mencegah
terbentuknya trombus dalam darah.

a. Sediaan antitrombotik intravena yang tersedia di RS Semen Gresik adalah :

1. Heparin (Inviclot)
2. Fondaparinux (Arixtra)

3. Enoxaparin (Lovenox) , Diviti

b. Penyimpanan dan penandaan :

Obat golongan anti-trombotik intravena di simpan di dalam lemari


es (suhu 2 – 8ºC) dan diberi stiker penandaan warna merah HIGH
ALERT DOUBLE CHECK.

5. OBAT SEDATIF-HIPNOTIK-ANESTETIK INTRAVENA

Obat golongan sedatif-hipnotik-anestetik adalah golongan obat yang bekerja dengan


memengaruhi beberapa neurotrasnmitter pada sistem saraf pusat sehingga memiliki
efek menenangkan, mengurangi kecemasan dan menidurkan.

a. Daftar obat golongan sedatif-hipnotik-anestetik intravena :

1. Propofol inj (Recofol) 2. Ropivacain inj (Ropivell)

11
3. Midazolam inj ( Sedacum) 4. Bupivacain inj ( Regivell / Bunascan)

5. Ketamin inj 6. Isofluran inhalasi (Aerrane)


8. Levobupivacaine (Levica)
7. Lidocain inj (Xilocain)
9. Sevofluran (Sevodex)

b. Cara penyimpanannya :

Obat golongan sedatif-hipnotik-anestetik intavena disimpan pada


lemari khusus penyimpanan obat golongan high alert dan diberi
stiker penandaan warna merah dengan tulisan HIGH ALERT
DOUBLE CHECK

6. AGEN SEDATIF MODERATE INTRAVENA


Obat sedatif moderate adalah golongan obat yang bekerja dengan memengaruhi
kesadaran namun pasien masih bisa merespon perintah verbal.
a. Golongan sedatif moderate yang tersedia di RS Semen Gresik adalah :

1. Dexmedetominidine injeksi (Icunes)

7. DEXTROSE HIPERTONIK
Dextrose hipertonik adalah dextrose dengan konsentrasi lebih dari 20%
b. Dextrose hipertonik yang tersedia di RS Semen Gresik adalah :

2. Dextrose 40%

Penyimpanan dan penandaan :

Dextrose 40% disimpan pada lemari khusus penyimpanan obat


golongan high alert dan diberi penandaan stiker warna merah
HIGH ALERT DOUBLE CHECK.

8. ANTIDIABETES ORAL GOLONGAN SULFONILUREA

12
Obat antidiabetes oral golongan sulfonilurea adalah obat-obatan yang diindikasikan
untuk terapi diabetes dan perlu kewaspadaan tinggi karena memiliki potensi besar
menyebabkan hipoglikemi.

a. Golongan antidiabetes oral sulfonilurea yang tersedia di RS Semen Gresik


adalah:

1. Glimepirid (Amadiab / Amaryl/ Amaryl M/ Metrix)


2. Glibenclamid
3. Gliclazid (Glucodex / Diamicron)
4. Glicuidone (Glurenorm)

b. Penyimpanan dan penandaan :

Golongan antidiabetes oral sulfonilurea di simpan dalam lemari


khusus penyimpanan obat high alert dan diberi stiker penandaan
warna merah dengan label HIGH ALERT DOUBLE CHECK.

9. NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA INTRAVENA,ORAL, TRANSDERMAL

Obat golongan psikotropika adalah zat/ substansi yang menimbulkan utamanya


ketergantungan psikis (kejiawaan, tingkah laku, dan emosi)

Obat golongan narkotika adalah zat/substansi yang dapat menimbulkan


ketergantungan psikis dan fisik (badaniah), yang semula bahan zatnya adalah berasal
dari opiat yaitu getah opium atau candu (getah buah Papaver somniferum ) dan kini
banyak dibuat sintetik kimiawi derivat atau turunannya.

a. Golongan narkotika injeksi, oral, dan transdemal yang tersedia di RS Semen


Gresik adalah:

1. Codein tab
2. MST tab
3. Morphin inj

13
4. Fentanyl inj
5. Durogesic Patch
6. Pethidin (Clopedin) inj
7. Etanyl

b. Golongan psikotropika yang tersedia di RS Semen Gresik adalah:

1. Alprazolam
2. Estazolam (Esilgan) tab
(Alganax / Xanax) tab
3. Analsik tab 4. Midazolam (Sedacum) inj
5. Lorazepam (Ativan) tab 6. Sibital
7. Braxidin tab 8. Stesolid rectal
9. Clobazam (Frisium) tab 10. Diazepam (Valisanbe) inj

c. Penyimpanan dan penandaan :


- Obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus dengan
pintu ganda yang terkunci.
 Setiap satuan kemasan primer diberi stiker penandaan
warna merah dengan label HIGH ALERT DOUBLE
CHECK.

10. ANTI ARITMIA INTRAVENA

Anti-aritmia adalah obat-obatan yang digunakan untuk menstabilkan irama jantung.

a. Golongan anti-aritmia yang tersedia di RS Semen Gresik adalah :

1. Amiodaron inj (Cordaron/Tiaryt inj)

2. Lidocain inj

b. Penyimpanan dan penandaan :

14
Obat – obatan anti aritmia di simpan di dalam rak high alert dan
diberi stiker penandaan warna merah dengan label HIGH ALERT
DOUBLE CHECK.

11. LARUTAN DIALISIS

Larutan dialisis adalah cairan yang digunakan untuk pengobatan insufisiensi ginjal
akut dan ginjal kronik dengan mekanisme kerja mengeluarkan garam, air, dan
bahan terlarut berberat molekul rendah seperti urea.

a. Larutan dialisis yang tersedia di RS Semen Gresik adalah :

1. Bicarbobnate cair
2. Acid cair
3. Solution Concentrate acid

b. Penyimpanan dan penandaan :

Obat – obatan anti aritmia di simpan di dalam rak high alert dan
diberi stiker penandaan warna merah dengan label HIGH
ALERT DOUBLE CHECK.

12. AGEN PELUMPUH OTOT

Pelumpuh otot (neuromuscular blocking agent) adalah golongan obat yang bekerja
dengan menghambat transmisi neuromuskular yang pada umumnya digunakan sebagai
adjuvan prosedur anestesi.

a. Golongan pelumpuh otot yang tersedia di RS Semen Gresik adalah :

1. Atracurium inj (Tramus)

Penyimpanan dan penandaan :

15
Obat – obatan anti aritmia di simpan di dalam rak high alert dan
diberi stiker penandaan warna merah dengan label HIGH ALERT
DOUBLE CHECK.

13. GOL. INJEKSI INOTROPIK POSITIF

Golongan inotropik positif adalah obat yang bekerja dengan meningkatkan kontraksi
otot jantung (miokardium)

c. Golongan injeksi inotropik positif yang tersedia di RS Semen Gresik


adalah :

3. Digoxin injeksi (Fargoxin)

d. Penyimpanan dan penandaan :

Obat – obatan anti aritmia di simpan di dalam rak high alert dan
diberi stiker penandaan warna merah dengan label HIGH ALERT
DOUBLE CHECK.

14. OBAT GOLONGAN INJEKSI AGONIS ADRENERGIK

Obat golongan agonis adrenergik adalah kelas obat yang bekerja sebagai agonis
reseptor beta dan alfa adrenergik sistem saraf simpatis.

a. Golongan injeksi agonis adrenergik yang tersedia di RS Semen Gresik


adalah :

1. Epinephrine inj
2. Dopamin inj (Udopa)
3. Norepinephrine inj (Vascon, Raivas)

b. Penyimpanan dan penandaan :

16
Obat – obatan anti aritmia di simpan di dalam rak high alert dan
diberi stiker penandaan warna merah dengan label HIGH ALERT
DOUBLE CHECK.

15. AGEN KEMOTERAPI ORAL DAN INTRAVENA

Agen kemoterapi adalah obat-obat yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan


sel- sel kanker.

a.Agen kemoterapi oral dan intravena yang tersedia di RS Semen Gresik


adalah:

1. Bleomycin (Bleocin) 18. Ifosfamide (Holoxan)


2. Carboplatin (Carboplastin) 19. Xeloda tab
3. Cisplatin 20. Tamofen tab
4. Cyclophosphamid (Cyclovid) 21. Letraz tab
5. Dacarbazine 22. MTX tab
6. Docetaxel (Brexel) 23. Casodex tab
7. Doxorubicine 24. Glivec tab
8. Flourourasil (Curacil) 25. Halaven tab
9. Gemcitabine (Gemzar) 26. Hydroxyurea (Hydrea)
10. Rituximab (Mabhtera) 27. Nexavar tab
11. Oxaliplatin 28. Vinorebine (Navelbine)
12. Paclitaxel 29. Zolendronic Acid (Zolenic)
13. Vinblastin 30. Nimotuzumab (TheraCIM)
14. Vincristin

a. Penyimpanan dan penandaan :

Obat-obatan yang termasuk agen kemoterapi disimpan sesuai dengan stabilitas


masing-masing sediaan :

- Obat yang stabil di suhu ruang disimpan di suhu (25-30ºC) pada tempat
penyimpanan tersendiri untuk obat sitostatika
- Obat yang perlu penyimpanan di lemari es disimpan pada suhu 2-8º C
- Setiap satuan kemasan primer diberi striker penandaan warna
ungu dengan lebel SITOSTATIKA, HIGH ALERT DOUBLE
CHECK.

17
O. OBAT KATEGORI LASA (Look Alike, Sound Alike)

Obat kategori LASA (Look Alike, Sound Alike) adalah golongan obat yang memiliki
penampakan fisik dan kemasan (rupa) yang mirip dan atau memiliki pengucapan atau
pelafalan yang mirip/serupa.

Daftar obat kategori LASA (Look Alike, Sound Alike):

LA (LOOK ALIKE)
EpISAN syr EpEXOL (SOUND
SA syr ALIKE)
HEPTAsan
AMOXsan tab tab HISTApan tabALAXan CORTIdex
XR tab tab
LaSIX tab AVIL tab
BenoDON inj BenoSON
AnTRAin inj PRIMperan inj PEHAcain inj
TYASon injinj
ACRan CEFxon inj
BeCLOV inj
EPERIson tab inj
CORTIdex RATIvol inj ESPERson cream
ATROPin
ForMUNO tabinj EpinePHRIN ForNEURO tab
inj GraniSETron inj OXYtocin inj
niCARdipine inj Syr
RhiNOS Junior RhinoFED Syr NIFEdipine tab Syr
PSIdii
FOSMIdex inj
VENtolin Nebul FLIXotid Nebul FRIdep tab
CefTRIAxone
GalVUS tab inj CefoTAXIme injGalFLUX tab GLUvas tab
Cedocard tab 10
GlucoPHAGE
Cedocard tab 5tab
mg mg GlucoVANCE tab
HEPTAsan tab Tensivask tab 10HISTApan tab
Tensivask tab 5 mg mg
JanuMET tab 12,5
Tensicap tab Tensicap tab 25 JanuVIA tab
mg
KalNEX tab/inj mg KalMEThasone CalNIC syr
Unalium tab 10 tab/ inj
Unalium tab 5 mg mg
KenaCORT tab/inj KenaLOG orabase
Narfoz tab 4 mg Narfoz tab 8 mg
LactaCYD liq Norvask tab 10 LaktaFIT tab
Norvask tabtab
VecTRINE 5 mg mg VOStrine tab TETrin tab
AcTOS tab BLOPress tab
Prosogan tab 30
Prosogan tab 15 mg mg
CPG tab 75 mg PLAVix tab 75
mg
Maltofer tab Maltofer tab Fol

18
BAB V
DOKUMENTASI

 Daftar Obat Yang Perlu Diwaspadai Di Tempat Penyimpanan


 Daftar Elektrolit Konsentrat dan Elektrolit Konsentrasi Tertentu

19

Anda mungkin juga menyukai