Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keselamatan pasien (patient safety) adalah disiplin ilmu baru dalam bidang
ilmu kesehatan yang menekankan pelaporan, analisis, dan pencegahan medical
error guna mencegah terjadinya efek medikasi yang tidak dikehendaki.

Dengan mempertimbangkan bahwa kesalahan medikasi melibatkan 1 dari


10 pasien di seluruh dunia, maka World Health Organization (WHO) menetapkan
bahwa keselamatan pasien merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.

Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien,


manajemen harus berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang
sering menyebabkan terjadi kesalahan / kesalahan serius (sentinel event), obat
yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama
Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike / LASA).

Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan
baik di unit pelayanan pasien, atau bila perawat kontrak tidak diorientasikan
terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada keadaan gawat darurat. Cara yang
paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah
dengan meningkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai
termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke
farmasi.

Sistem keselamatan pasien ini melibatkan kolaborasi dari semua sumber


baik yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam pelayanan
pasien, mulai dari proses produksi dan pengemasan, peresepan dan penyiapan
obat, hingga pompa infus dan teknologi lain yang digunakan pada pemberian
obat-obat high alert ini.

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 1


Untuk meningkatkan kewaspadaan akan high alert medications agar dapat
meningkatkan keselamatan pasien khususnya di lingkungan RSU Kota Tarakan,
dibuatlah panduan penanganan obat-obat high alert beserta daftar obat yang
termasuk dalam kategori high alert dan kategori LASA (Look Alike Sound Alike)
yang didasarkan pada rekomendasi ISMP (The Institute for Safe Medications
Practices) dan medications error yang pernah dilaporkan.

Diharapkan dengan adanya panduan ini, tiap tenaga kesehatan yang


terlibat dapat mengimplementasikan penanganan obat high alert secara benar
sehingga rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas
tinggi dan meminimalisasi terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan
menurunkan potensi resiko terhadap pasien.

B. TUJUAN

1. Memberikan panduan dalam pemberian obat yang perlu diwaspadai (High


Alert) sesuai standar pelayanan farmasi dan keselamatan pasien rumah sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit.
3. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome.
4. Mencegah terjadinya kesalahan/error dalam pelayanan obat High Alert
kepada pasien.
5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 2


BAB II
DEFINISI

A. PENGERTIAN OBAT HIGH ALERT DAN LASA

Obat-obat yang membutuhkan kewaspadaan tinggi (High alert


medications) adalah obat-obatan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk
menyebabkan / menimbulkan adanya komplikasi / membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya)
dan memiliki persentase tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan dan
atau kejadian sentinel (sentinel event).

Nama obat seringkali memiliki kemiripan bunyi atau kemiripan nama


dengan obat yang lain. Selain itu, penampilan produk obat juga dapat terlihat mirip
satu sama lain sehingga dapat menyebabkan kesalahan obat (medication error)
yang membahayakan pasien. Obat-obat yang memiliki kemiripan bunyi, nama,
atau penampilan tersebut disebut obat LASA (Look-Alike Sound-Alike).

High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam


menyebabkan komplikasi, efek samping, atau bahaya dikarenakan adanya
rentang dosis terapeutik dan keamanan yang sempit, persentase insiden yang
tinggi akan terjadinya kesalahan, maupun karena obat-obat yang tampak mirip
atau ucapan mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan mirip/ NORUM atau Look-Alike
Sound-Alike/ LASA).

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 3


B. DAFTAR OBAT HIGH ALERT DAN LASA

Berikut adalah obat-obatan yang termasuk dalam kategori obat high alert
di RSU Kota Tarakan :

DAFTAR OBAT-OBAT YANG MEMERLUKAN KEWASPADAAN TINGGI (HIGH


ALERT)
DI RSU KOTA TARAKAN
NO KELAS TERAPI NAMA GENERIK
1 AGONIS ADRENERGIK, i.v EPINEFRIN

2 ANTIARITMIA, i.v LIDOCAIN 2%, LIDOCAIN


Comp
3 AGEN ANTITHROMBOTIC SIMARC 2 MG

4 ANTIDIABETIK ORAL DAN GLIMEPIRIDE, SANSULIN R


PARENTERAL
5 ANESTETIK UMUM SEVOFLURANE

6 ELEKTROLIT PEKAT MgSO4 40%

7 OPIOID FENTANYL

8 UTEROTONIK OKSITOSIN

DAFTAR OBAT LOOK ALIKE SOUND ALIKE (NAMA OBAT, RUPA DAN UCAPAN
MIRIP) DI RSUD TARAKAN

NO KELAS TERAPI NAMA GENERIK


1 KEKUATAN BERBEDA Glimepiridie 1 mg, 2 mg, 3 mg, 4 mg
Methylprednisolone Tab 4 mg, 16 mg
Salbutamol Tab 2 mg, 4 mg
Pyrexin Suppositoria 80 mg, 160 mg
X-cam Tab 7,5 mg, 15 mg
2 ZAT AKTIF BERBEDA, Solvinex Syr, Eflin Syr
KEMASAN MIRIP Eflin Tab, Mucos Tab
3 PENULISAN MIRIP Paracetamol tab, Pyrazinamide tab
Metoklopramide tab, Metronidazole tab

BAB III

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 4


RUANG LINGKUP

Penanganan high alert medications ini meliputi :

1. Pelabelan (Labelling)
2. Penyimpanan (Storage)
3. Peresepan (Prescribing)
4. Penyiapan (Preparation) di Farmasi
5. Pemberian (Administration) di Ruang Perawatan
6. Monitoring dan Evaluasi.

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 5


BAB IV
TATA LAKSANA

1. PELABELAN (LABELLING)

1. Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi tiga jenis :
a. Label “HIGH ALERT” adalah berupa stiker segitiga
berwarna merah dengan tanda seru dan tulisan “HIGH
ALERT” berwarna putih di tengahnya untuk elektrolit
konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infus tertentu,
misalnya Heparin, Insulin, dll.

b. Label untuk obat LASA adalah berupa stiker lingkaran


kuning dengan kata “LASA” di tengahnya yang
menandakan petugas harus mewaspadai adanya obat
lain yang mirip dengan obat yang diberi label LASA

2. Obat-obat high alert harus diberi label “High Alert” pada lemari penyimpanan,
kemasan produk, dan pada tiap ampul atau vial, tanpa menutupi nama,
komposisi obat, dan tanggal kadaluarsa di kemasan asli. Di bawah ini adalah
contoh pelabelan dengan stiker “HIGH ALERT” dan “LASA” di RSU Kota
Tarakan :

Label “LASA” pada kemasan sirup Label “high alert” pada ampul

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 6


Label “High Alert” pada kemasan produk

Label “high alert” pada lemari penyimpanan

3. Pemberian label dilakukan setiap kali obat atau larutan diambil dari kemasan
asli ke tempat lainnya. Pada label dituliskan identitas pasien, nama obat,
kekuatan dan kuantitas pengenceran dan volumenya, tanggal penyiapan,
tanggal kadaluarsa jika tidak digunakan dalam 24 jam.

4. Semua NAMA OBAT :

obat KONSENTRASI : ……….. mg dalam ……. ml ………….


TGL PENCAMPURAN : TGL KADALUARSA :
yang JAM :
NAMA PASIEN :
telah
NO. RM :

DISIAPKAN OLEH : DICEK OLEH :

diencerkan harus diberi label dengan mencantumkan nama dan


konsentrasi obat segera setelah pengenceran.

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 7


5. Jangan memberi label pada syringe atau tempat kosong, sebelum obat
disiapkan/diisi.

2. PENYIMPANAN (STORAGE)

1. Obat-obat high alert diletakkan di tempat terpisah dari obat rutin lainnya
sesuai dengan daftar obat high alert di RSU Carsa Tarakan, diletakkan dalam
lemari khusus dan diberikan selotip merah pada sekeliling tempat
penyimpanan obat high alert.
2. Obat-obat high alert yang memerlukan suhu dingin disimpan dalam lemari
pendingin yang terpisah dari obat-obat lainnya.
3. Obat narkotika disimpan terpisah dari obat high alert yang lainnya (lihat
gambar berikut di bawah ini).

4. Kelompok obat antidiabetika oral ditempatkan terpisah dari obat rutin yang
lain dan disusun secara alfabetis (seperti gambar di bawah ini) :

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 8


5. Obat LASA (Look Alike Sound Alike) disimpan sebagaimana obat lainnya
yaitu berdasarkan bentuk sediaan, suhu penyimpanan, tanggal kadaluarsa
(sistem FEFO), dan alfabetis namanya. Obat LASA (Look Alike Sound Alike)
TIDAK BOLEH diletakkan berdekatan sehingga walaupun terletak pada
kelompok abjad yang sama, harus diselingi dengan minimal 1 (satu) obat
non-LASA di antara atau di tengahnya.

Pada masing-masing kotak/tempat obat diberi label ulang dengan metode


Tallman Lettering (membedakan ukuran huruf dengan menggunakan huruf
kapital pada huruf yang tampaknya sama dengan obat yang mirip) dan diberi
stiker “LASA”, misalnya pada efeDRIN dan ePINEFrin.
6. Elektrolit pekat tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di Instalasi
Gawat Darurat (IGD), kamar operasi dan unit perawatan intensif (ICU).
7. Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan
bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas
yang diberi wewenang dan setiap lemari atau tempat yg berisi obat high alert
harus diberi label.

3. PERESEPAN (PRESCRIBING)

1. Dokter tidak diperbolehkan memberikan instruksi secara verbal mengenai


high alert medications, kecuali pada keadaan emergensi medis (misalnya:
kondisi mengancam nyawa yang bersifat gawat darurat), dan itupun harus

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 9


dilakukan konfirmasi ulang untuk memastikan instruksi yang diberikan, nama
obat beserta dosisnya.
2. Instruksi ini harus mencakup minimal:
a. Nama pasien dan tanggal lahir
b. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
c. Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian
setiap obat
d. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat (misal Dopamin
5mcg/kg/menit i.v.)
3. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap
high alert medications secara tertulis.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan singkatan ketika meresepkan obat-obat
high alert.
5. Tidak diperbolehkan menggunakan angka nol di belakang koma ketika
menuliskan resep obat (misalnya 5,0 mg dapat disalahartikan sebagai 50
mg).
6. Dalam meresepkan obat kemoterapi, perlu dilakukan sertifikasi dan verifikasi
secara tepat sebelum meresepkan dan memberikan obat. Instruksi
kemoterapi harus ditulis di ‘formulir instruksi kemoterapi’ dan ditandatangani
oleh spesialis onkologi.
7. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menerima resep, harus melakukan
konfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan,
satuan, dll).
Contoh : R/ Novorapid flexpen no. II , harus jelas BEDA penulisannya dengan
R/ Novomix flexpen no. II
Dosis dan satuan obat juga harus dicantumkan dengan jelas, contoh :
R/ Novorapid flexpen 15 IU seharusnya dituliskan R/ Novorapid Flexpen 15
International Unit
8. Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien
(catatan terintegrasi) juga sesuai dengan penulisan resep, yaitu :

 Satuan tertentu harus ditulis lengkap


 Dosis dan rute pemberian harus jelas

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 10


 Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan penjelasan untuk
mengingatkan perawat tentang dosis dan cara pemberiannya

4. PENYIAPAN OBAT (PREPARATION) DI FARMASI

1. Apoteker/Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert sesuai


Pedoman Pelayanan Farmasi penanganan High Alert.
2. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat
didelegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan.
3. Semua penyiapan obat yang melibatkan obat-obat high alert harus dilakukan
dengan system double-check (pengecekan ganda) oleh petugas farmasi yang
berbeda.
4. Petugas farmasi pertama dan kedua membubuhkan paraf dan inisial nama di
lembar resep sebagai bukti telah dilakukan double check.

5. PEMBERIAN OBAT (ADMINISTRATION) DI RUANG PERAWATAN

1. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR :

1). Benar identitas pasien


 Kebenaran nama pasien
 Kebenaran nomor rekam medis pasien
 Kebenaran umur / tanggal lahir pasien
 Kebenaran alamat rumah pasien
 Nama Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
2). Benar obat
3). Benar dosis
4). Benar rute pemberian
5). Benar waktu pemberian
6). Benar informasi
7). Benar dokumentasi
2. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan diberi label.

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 11


3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang
berkompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
5. Tidak menyimpan obat kategori HIGH ALERT di laci maupun meja dekat
pasien tanpa pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA / NORUM, saat
member / menerima instruksi.
7. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat
lain harus melakukan pemeriksaan kembali (double check) secara
independen :
 Kesesuaian antara obat dengan rekam medic /instruksi dokter
 Ketepatan perhitungan dosis obat
 Identitas pasien
8. Obat high alert infus harus dipastikan :
 Ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump)
 Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe
pump dan di setiap ujung jalur selang.
9. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan
kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert,
dan menyerahkan formulir pencatatan obat.
10. Pada situasi emergensi, di mana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda
dapat menghambat / menunda pemberian terapi dan berdampak negatif
terhadap pasien, perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan dan
memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi (cito)
dan perlu ditatalaksana segera sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda
dapat tidak dilakukan. Petugas yang memberikan obat harus menyebutkan
dengan lantang semua terapi obat yang diberikan sebelum memberikannya
kepada pasien sehingga diketahui dan didokumentasikan dengan baik oleh
perawat yang lainnya.
11. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada farmasi / apotek, dan
dilakukan peninjauan ulang oleh ahli farmasi atau apoteker apakah terjadi
kesalahan obat yang belum diberikan.

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 12


6. MONITORING DAN EVALUASI

1. Tanda vital (vital signs), data laboratorium, dan respons pasien sebelum dan
sesudah pemberian high alert medications harus terus dipantau.
2. Antidotum dan peralatan resusitasi harus tersedia di ruang perawatan pasien.
3. Monitoring harus dilakukan untuk mengetahui efek terapi, mewaspadai efek
samping obat, dan memastikan kepatuhan pasien.
4. Medication error yang berkaitan dengan high alert medication harus segera
ditindaklanjuti untuk mengurangi dampak/akibat yang tidak diharapkan, dan
segera dibuat laporan insidennya untuk mencegah pengulangan kesalahan.

BAB V
DOKUMENTASI

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 13


1. Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang
diakibatkan oleh kesalahan pemberian obat-obat high alert, baik kejadian
tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian sentinel.
2. Pencatatan dan pelaporan insiden yang diakibatkan oleh karena kesalahan
pemberian obat-obat high alert mengacu pada pedoman yang dikeluarkan
oleh Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
3. Pelaporan insiden akibat kesalahan pemberian obat-obat high alert dikirim ke
Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit melalui satuan kerja di masing-
masing unit dengan menggunakan formulir laporan insiden yang bersifat
rahasia.
4. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan pencatatan kegiatan yang
telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Direktur Rumah Sakit
secara berkala.

Panduan High Alert Medications RSU Carsa Tarakan Page 14

Anda mungkin juga menyukai