Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN OBAT HIGH ALERT

No.Dokumen: No. Revisi: Halaman :


SPO/01/VII/2014/SKP 01 1/3
RUMKITAL
Dr. MINTOHARDJO
Ditetapkan oleh :
SPO Tanggal terbit : Kepala Rumkital Dr. Mintohardjo
24 Juli 2014

dr. I.D.G. Nalendra D.I. Sp.B, Sp. BTKV(K)


Kolonel Laut (K) NRP. 9137/P

PENGERTIAN 1. Obat High alert (obat dengan kewaspadaan tinggi) adalah obat
yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya bermakna
pada pasien bila obat digunakan secara salah, termasuk obat-
obat yang tampak mirip (Nama obat, rupa dan ucapan mirip/
NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/ LASA) termasuk pula
elektrolit konsentrat tinggi.
2. Penanganan obat High alert adalah segala sesuatu yang
harus dilakukan terkait obat High alert sejak obat diresepkan
sampai obat diberikan pada pasien meliputi peresepan,
penyimpanan, penyiapan, peracikan dan pemberian obat.

TUJUAN 1. Memberikan pedoman untuk penanganan yang aman untuk


obat High alert.
2. Meningkatkan kewaspadaan terhadap obat High alert.
3. Meningkatkan keselamatan pasien

KEBIJAKAN 1. Surat Ketetapan Karumkital Dr. Mintohardjo Nomor : SK/ 19/


XI / 2013 tetang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit
Angkatan Laut Dr. Mintohardjo.
2. Surat Ketetapan Karumkital Dr. Mintohardjo Nomor : SK/ 25/
XII/ 2013 tentang Pedoman Pelayanan Farmasi.
3. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Mintohardjo Nomor : Ket/
10 /VII/ 2014 tentang Panduan Tata Laksana Obat-obat High
Alert Medication dan NORUM / LASA.
PENANGANAN OBAT HIGH ALERT

No.Dokumen: No. Revisi: Halaman :


RUMKITAL SPO/01/VII/2014/SKP 01 2/3
Dr. MINTOHARDJO

PROSEDUR Peresepan
1. Dokter meresepkan obat High alert secara tertulis
(manual/elektronik), kecuali pada kondisi emergensi dapat
dilakukan secara verbal/lisan.
2. Dokter memastikan bahwa peresepan sudah lengkap dan
benar dalam hal indikasi, ketepatan obat, dosis, rute
pemberian.
Penyiapan dan Peracikan
1. Apoteker/Apoteker Klinis memverifikasi resep obat High alert
sesuai Panduan Penanganan High Alert.
2. Apoteker/asisten apoteker menandai obat High alert pada
lembar resep dengan centang merah (√ MERAH), obat
narkotika garis merah(MERAH), obat psikotropika garis bawah
biru (BIRU).
3. Jika apoteker/Apoteker Klinis berhalangan, maka dapat
ditunjuk seorang Asisten Apoteker yang akan melakukan
konfirmasi ke apoteker/apoteker klinis.
4. Apoteker/asisten apoteker memastikan bahwa obat High alert
disimpan sesuai prosedur yang tertulis pada Instruksi Kerja
Penyimpanan Obat High Alert.
5. Apoteker/Asisten apoteker mengambil obat dari tempat
penyimpanan obat High alert dengan diperiksa kembali
kebenarannya oleh apoteker/ asisten apoteker lainnya, dan
masing-masing menuliskan inisial nama sebagai bukti bahwa
pemeriksaan telah dilakukan sebanyak dua kali.
6. Pada keadaan dimana apoteker/asisten apoteker bertugas
sendirian maka petugas tersebut harus memeriksa kebenaran
obat dan menuliskan inisial nama sebanyak dua kali pada
lembar resep sebagai bukti bahwa pemeriksaan telah dilakukan
sebanyak dua kali.
7. Apoteker/asisten apoteker menempatkan obat High alert dalam
wadah khusus obat High alert atau ditempel
stiker “obat High alert ”.Contoh label High
alert : HIGH
ALER
T
PENANGANAN OBAT HIGH ALERT

No.Dokumen: No. Revisi: Halaman :


RUMKITAL SPO/01/VII/2014/SKP 01 3/3
Dr. MINTOHARDJO

PROSEDUR 8. Apoteker/asisten apoteker memastikan bahwa larutan elektrolit


pekat (contoh: Kalium Clorida/ KCl 7,46%, Natrium Clorida/
NaCl 3%, Natrium Bikarbonat/ Meylon 8,4%, Magnesium
Sulfat/ MgSO4 40%, Dextrose 40%) tidak disimpan di ruang
rawat kecuali sangat dibutuhkan dan dipastikan disimpan
mengikuti IK.
9. Penyimpanan Obat High Alert.
Obat High alert harus disimpan dan dikelola dengan baik, untuk
menjamin tidak ada kerusakan sesuai dengan spesifikasi obat,
ditandai dengan label HIGH ALERT (warna merah), untuk
menghindari medication errors dan dikelola oleh seseorang
yang ditunjuk sebagai penanggung jawab.
Pemberian
1. Sebelum perawat memberikan obat High alert kepada pasien
maka perawat lain harus memeriksa kembali mengenai :
a. kesesuaian antara obat yang akan diberikan dengan
catatan yang terdapat di rekam medik/ instruksi
dokter/catatan penggunaan penggunaan obat.
b. ketepatan perhitungan dosis obat
2. Perawat yang memberikan obat High alert secara infus
intravena kontinyu harus memastikan :
Setiap jalur selang (line) diberi label nama obat pada ujung
jalur selang.
3. Setiap kali pasien pindah ruang perawatan, perawat pengantar
menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa pasien
mendapatkan obat High alert.

UNIT TERKAIT 1. Gudang Farmasi


2. Apotek
3. Depo Farmasi
4. UGD/ Kamar Operasi/ ICU
5. Ruang Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai