Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

DINAS KESEHATAN KOTA


UPTD PUSKESMAS PUTAT JAYA
Kupang Gunung V Raya No.16 Surabaya (60255)
Telp.(031) 5687637

PENETAPAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PUTAT JAYA


Nomor: 440/C.VIII.SP.0022.06/436.6.3.42/2016

TENTANG
PERSYARATAN PENYIMPANAN OBAT
DI UPTD PUSKESMAS PUTAT JAYA

KEPALA UPTD PUSKESMAS PUTAT JAYA,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di UPTD Puskesmas


Putat Jaya, maka perlu didukung oleh pengelolaan obat yang
baik.
b. bahwa agar obat layak dikonsumsi oleh pasien, maka
kebersihan dan keamanan terhadap obat yang tersedia harus
didukung dengan penyimpanan obat yang baik.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Putat Jaya
tentang Penanganan Obat Kadaluwarsa / Rusak.

Mengingat : 1. UU Nomor 36 tahun 2009, tentang Kesehatan;


2. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
3. Permenkes no. 75 tahun 2014, tentang Puskesmas;
4. Permenkes no. 28 tahun 2014, tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Nasional;
5. Permenkes no. 30 tahun 2014, tentang standart pelayanan
kefarmasian di puskesmas;
6. Permenkes no. 377 tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Apoteker;
7. Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, tempat praktik mandiri Dokter, dan tempat
praktik mandiri Dokter Gigi;
8. Permenkes No.1691 /MENKES /PER/VIII /2011 Tentang
Keselamatan Pasien;
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008 tentang
Obat dan Perbekalan Kesehatan;
10. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya No.
800/19881/436.6.3/2015 tentang Akreditasi Puskesmas di
Kota Surabaya Tahun 2016.

MEM UTUSKAN

SAN PENETAPAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PUTAT JAYA


KEPALA TENTANG PERSYARATAN PENYIMPANAN OBAT.
UPTD
PUSKESMAS
SEMEMI
TENTANG
JENIS
PELAYANAN
DI
PUSKESMAS
SEMEMI

KESATU : Agar obat layak dikonsumsi oleh pasien dan mutu / kualitas obat
tetap terjaga harus diperhatikan proses penyimpananya

KEDUA : Apoteker melakukan penyimpanan obat sesuai dengan SOP


penyimpanan obat sebagaimana terlampir dalam penetapan ini.

KETIGA : Penetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 16 Juni 2016

Plt KEPALA UPTD. PUSKESMAS PUTAT JAYA


LOLITA RIAMAWATI
Pembina / IV a
NIP 196908262002122003

LAMPIRAN I PENETAPAN KEPALA UPTD


PUSKESMAS PUTAT JAYA
Nomor : 440/C.VIII.SP.0022.06/ 4.36.6.42 / 2016
Tanggal : 16 Juni 2016

PERSYARATAN PENYIMPANAN OBAT

Dalam melakukan penyimpanan obat harus diperhatikan beberapa hal sebagai


berikut :
1. Obat disusun dan dan ditata dengan cara sebagai berikut :
a. Obat disusun berdasarkan kelas terapinya dan diurutkan secara
alfabetis.
b. Obat disimpan pada rak dan almari
c. Obat yang disimpan di lantai harus diletakkan di atas palet
d. Obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan ( sirup, tablet, salep,
alkes dll) dan suhu penyimpanan ( suppositoria, injeksi, enema dll)
e. Obat dirotasi dengan sistem FIFO ( jika obat tidak ada tanggal ED nya
maka obat yang diterima lebih dulu digunakan lebih dulu) dan FEFO
(jika obat ada tanggal ED nya maka tanggal ED yang lebih pendek
digunakan lebih dulu)
2. Untuk Obat-obatan High Allert diberi penanda khusus dan disimpan
ditempat yang mudah terlihat untuk menghidari kesalahan pengambilan
obat.
3. Untuk Menjaga Stabilitas Obat dalam Penyimpanannya perlu diperhatikan
a. Kelembaban : kelembaban udara dalam penyimpanan obat yang baik
pada ruangan ber-AC adalah 60% dengan menjaga ventilasi harus
baik, tempat yang kering, wadah harus selalu tertutup rapat jangan
dibiarkan terbuka, biarkan pengering tetap dalam wadah tablet/kapsul,
kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki
b. Sinar matahari : tempatkan obat supaya tidak terkena sinar matahari
langsung karena dapat mempengaruhi stabilitas obat, jendela-jendela
diberi gorden.
c. Temperatur / panas : obat seperti salep, krim sangat sensitif terhadap
pengaruh panas,jadi hindarkan obat dari udara panas, pasang AC
banyak obat yang harus disimpan dengan suhu dibawah 25°C, atap
gedung jangan dibuat dari bahan metal.
d. Kerusakan fisik : dus obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena obat
yang ada di dalam dus bagian tengah ke bawah dapat pecah / rusak
dan juga akan menyulitkan pengambilan obat, hindari kontak dengan
benda-benda yang tajam.
e. Kontaminasi bakteri : wadah obat harus selalu tertutup rapat sehingga
tidak mudah tercemar oleh bakteri atau jamur.
f. Pengotoran : ruangan yang kotor dapat mengundang tikus dan
serangga lain yang kemudian merusak obat, jadi bersihkan ruangan
paling sedikit seminggu sekali,lantai disapu dan dipel, dinding dan rak
dibersihkan
4. Beberapa obat perlu disimpan pada tempat khusus untuk memudahkan
pengawasan :
a. Obat golongan Narkotika dan Psikotropika masing-masing disimpan
dalam lemari khusus dengan kunci ganda, dimana kunci tersebut
disimpan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker .
b. Obat-obatan seperti vaksin dan suppositoria harus disimpan dalam
lemari pendingin dengan suhu 2°C sampai 8°C untuk menjamin
stabilitas sediaan
c. Beberapa cairan mudah terbakar seperti eter dan alkohol disimpan di
rak yang berventilasi baik, jauh dari bahan yang mudah terbakar dan
peralatan elektronik, cairan ini disimpan terpisah dari obat-obatan dan
diletakkan di rak bagian bawah dan diberi tanda stiker berbahaya
mudah terbakar.

Plt KEPALA UPTD. PUSKESMAS PUTAT JAYA

LOLITA RIAMAWATI
Pembina / IV a
NIP 196908262002122003

Anda mungkin juga menyukai