Anda di halaman 1dari 12

KEPUTUSAN

PIMPINAN KLINIK PRATAMA OMEGA TIGARAKSA

NOMOR : OMG/SK- /VI/2019

TENTANG
PELAYANAN FARMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


PIMPINAN KLINIK PRATAMA OMEGA TIGARAKSA,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di klinik pratama omega


tigaraksa, maka perlu didukung oleh pelayanan farmasi yang mampu
mengendalikan, penyediaan dan penggunaan obat dengan baik;
b. bahwa untuk menunjang pelayanan farmasi yang mampu
mengendalikan penyediaan dan penggunaan obat dengan baik di klinik
pratama omega tigaraksa diperlukan adanya kebijakan tentang
pelayanan farmasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu ditetapkan
Keputusan pimpinan klinik pratama omega tigaraksa tentang
Pelayanan Farmasi;

Mengingat : 1. Undang - Undang republik indonesia Nomor 36 Tahun 2009, tentang


Kesehatan;
2. Peraturan menteri kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik;
3. Peraturan menteri kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 Tentang
Akreditasi Puskessmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri
Dokter;
4. Peraturan menteri kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Apotik;
5. Peraturan menteri kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA OMEGA


TIGARAKSA TENTANG PELAYANAN FARMASI.

Kesatu : Pelayanan farmasi klinik pratama omega sebagaimana tercantum


dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam surat
keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tigaraksa
Pada Tanggal : 01 Juni 2019
PIMPINAN KLINIK PRATAMA OMEGA
TIGARAKSA

Bulan Indra Rahmita


LAMPIRAN KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA OMEGA
NOMOR : OMG/SK- /VI/2019
TENTANG : PELAYANAN FARMASI

PELAYANAN FARMASI

PENDAHULUAN

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena
itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di klinik pratama omega adalah agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan
farmasi.

SISTEM PELAYANAN
Dalam pelaksanaannya petugas harus:
1. Menulis obat yang dikeluarkan dari ruang obat pada resep pasien
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan efek
samping obat
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di ruang obat
A. MENILAI, MENGENDALIKAN PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT YANG
MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan
pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:
1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di klinik pratama
omega dan seluruh unit pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
3. Menentukan waktu tunggu.

Pengendalian obat terdiri dari:


1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja,
stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan
perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau
jika dimungkinkan memesan.
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
b Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada pimpinan klinik pratama
omega.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara kartu
stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan
setiap bulan.

2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase rata – rata jumlah R/
b. Prosentase Obat penggunaan obat
c. Kesesuaian dengan Pedoman.

B. MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT


a. Pendahuluan
Pada berbagai upaya pelayanan kesehatan,obat merupakan salah satu unsur penting.
Diantara berbagai alternatif yang ada Intervensi dengan obat merupakan intervensi yang
paling besar digunakan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sangat
diperlukan optimalisasi pemanfaatan dana, efektivitas penggunaan, pengendalian
persediaan dan pendistribusian serta penanganan obat rusak dan kadaluarsa.

b. Tema
Penyedian obat yang menjamin ketersediaan obat.

c. Tujuan
1. Menjamin kelangsungan ketersediaan obat dan bahan medis habis pakai yang
efisien,efektif dan rasional
2. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian
3. Mewujudkan sistem informasi manajemen
4. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan

d. Bentuk Kegiatan
Penyediaan obat untuk menjamin ketersediaan obat adalah sebagai berikut;
1. Permintaan rutin yang dilakukan setiap bulan sesuai jadwal yang ditetapkan.
2. Permintaan khusus apabila terjadi kebutuhan obat yang meningkat/sebelumnya ada
kekosongan obat/ada kejadian luar biasa (KLB/bencana)

e. Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penyediaan obat
yang menjamin ketersediaan obat di klinik pratama omega.

C. JAM BUKA PELAYANAN FARMASI 24 JAM


Jam buka pelayanan farmasi klinik pratama omega
Senin-minggu : 24 JAM

D. PETUGAS YANG BERHAK MEMBERIKAN RESEP


1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di klinik pratama omega
dilaksanakan oleh dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan
sebagai berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi
b. Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di klinik pratama omega
2. Apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang pengobatan
karena sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas pengobatan dan pemberian
resep didelegasikan kepada petugas pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman tentang farmasi, yaitu perawat/perawat gigi/bidan yang bertugas
pada hari itu yang sudah memiliki STR.
E. PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT
Penyediaan obat dan Pengelolaan Obat di klinik pratama omega dilaksanakan oleh;
1. Apoteker sesuai kompetensinya dengan persyaratan, memiliki STR, memiliki Surat
Ijin Apoteker diklinik omega
2. Petugas Farmasi sesuai kompetensinya dengan persyaratan sudah memiliki STR
3. Petugas kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki pengetahuan dan
pengalaman di bidang farmasi, yaitu: Bidan/Perawat/Perawat gigi
4. Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyedian obat
tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan.

F. PETUGAS YANG DI BERI KEWENANGAN DALAM PENYEDIAAN OBAT


Jika petugas yang memenuhi persyaratan tidak ada maka kewenangan di berikan
kepada petugas lain yang sudah memenuhi syarat. Apabila persyaratan petugas yang
diberi kewenanganmelaksanakan penyedian obat tidak dapat dipenuhi, maka petugas
tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang diberikan oleh penanggung jawab
pengelola obat dan apoteker klinik untuk melaksanakan tugas penyediaan obat. Pelatihan
yang diberikan meliputi:
1. Jenis obat dan penggolongannya
2. Cara membaca resep
3. Cara pemakaian dan aturan pakai obat
4. Efek samping obat
5. Penyampaian informasi cara pemakaian dan aturan pakai obat kepada pasien
6. Cara merekap resep harian

G. PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT


1. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter
gigi,bidan,perawat yang berijin kepada pengelola obat di klinik pratama omega
untuk menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien.
Resep merupakan sarana komunikasi professional Antara dokter, penyedia obat
dan pasien (pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan.
Untuk itu agar obat berhasil, resep harus rasional.
Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
1) Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya
2) Tepat indikasi penyakit
3) Tepat pemilihan obat
4) Tepat dosis
5) Tepat cara pemberian obat
6) Tepat pasien
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan Bahasa latin yang sudah digunakan
sebagai Bahasa ilmu kesehatan karena Bahasa latin tidak mengalami perubahan
(statis), sehingga resep obat yang ditulis dalam Bahasa latin tidak akan terjadi
salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien
rawat jalan di klinik pratama omega harus tercantum:
1) Tanggal penulisan resep
2) Nama pasien
3) Umur pasien
4) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat
5) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral
6) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom
suntikan
7) Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep
8) Tanda pasien umum di berikan keterangan pasien umum, untuk pasien dari
perusahaan ditulis nama perusahaan, untuk pasien jaminan asuransi di tulis
nama asuransi

b. Penyiapan Obat
Petugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau praktisi lain yang
berizin harus memahami isi resep dan memperhatikan:
1) Nama dan umur pasien
2) Nama obat
3) Jenis dan bentuk sediaan obat
4) Dosis
5) Cara pemberian
6) Waktu pemberian

c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter
atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan 6 (enam benar) :
1) Benar pasien, meliputi : nama pasien dan tanggal lahir
2) Benar obat
3) Benar dosis
4) Benar cara pemberian
5) Benar waktu pemberian
6) Benar dokumentasi
2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di klinik pratama omega berasal dari gudang obat klinik
pratama omega. Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Klinik Pratama
Omega diajukan kepada Pimpinan Klinik Pratama Omega dengan menggunakan
format permintaan obat.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di Klinik
Pratama Omega.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
a. Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disusun
2) Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
 kebutuhan meningkat
 terjadi kekosongan
 ada KLB atau Bencana
b. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari Gudang Obat Klinik Pratama Omega.
4) Sisa Stok.
c. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

SK= SA+SM-SAkhir

Keterangan:
SK = Stok Keluar
SA = Stok Awal
SM = Stok Masuk Obat Sebelumnya
SA = Stok Akhir Penghitungan Obat

3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk
menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan
kesehatan.
Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
1. perencanaan
2. permintaan
3. penerimaan
4. penyimpanan
5. pendistribusian
6. pengendalian
7. pencatatan dan pelaporan

H. LARANGAN MEMBERIKAN OBAT KADALUWARSA DAN UPAYA UNTUK


MEMINIMALKAN ADANYA OBAT KADALUWARSA DENGAN SYSTEM
FIFO DAN FEFO
FIFO (First In First Out) obat yang datang pertama akan kadaluwarsa lebih awal,
maka dari itu obat lama harus diletakkan dan disusun paling depan dan obat baru
diletakkan paling belakang. FEFO (First Expired First Out) obat yang lebih awal
kadaluwarsa harus dikeluarkan lebih dahulu.
Terlepas apakah obat yang masuk itu datang dahulu atau terakhir, obat yang
masa kadaluwarsanya paling dekat adalah obat yang harus di pergunakan terlebih dahulu
obat dengan masa kadaluwarsa yang pendek akan di tempat kan di posisi paling depan
agar di ambil terlebih dahulu,sedangkan obat dengan masa kadaluwarsa yang masih
panjang dapat di simpan di posisi paling belakang. Dengan menetapkan system yang
tepat,baik system FIFO atau FEFO, maka kualitas obat akan selalu terjaga

I. PETUGAS YANG BERHAK MERESEPKAN OBAT- OBAT PSIKOTROPIKA


DAN NARKOTIKA.
Petugas yang berhak memberi resep obat psikotropika dan narkotika pada Klinik
Pratama Omega adalah Dokter baik Dokter umum atau pun Dokter gigi. Dokter yang
berhak memberikan resep obat psikotropika dan narkotika adalah Dokter yang sudah
memiliki STR dan SIP. Penyerahan peresepan psikotropika oleh dokter di berikan sesuai
diagnosa pasien dengan indikasi medis.

J. REKONSILIASI OBAT
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan intruksi pengobatan dengan
obat yang telah di dapat pasien.Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan obat seperti obat tidak diberikan,duplikasi,kesalahan dosis atau interaksi obat.
Tujuan dilakukan rekonsiliasi obat adalah;
1. Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang di gunakan pasien.
2. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya intruksi dokter.
3. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya intruksi dokter.
Tahapan proses rekonsiliasi obat yaitu;
Petugas pelayanan farmasi menerima resep dari pasien/keluarga,memeriksa,membaca dan
meneliti resep apakah sesuai dengan ketentuan penulisan resep,memastikan obat yang
ditulis tidak ada kontra indikasi,menanyakan kepada pasien apakah ada kemungkinan
obat yang di bawa sendiri oleh pasien untuk digunakan dalam pengobatan penyakit
tertentu,memastikan obat yang di bawa sendiri oleh pasien jika dikomsumsi tidak
menimbulkan kontra indikasi,apabila pasien tidak membwa obatnya maka petugas apotik
meminta pasien memberhentikan minum obat di luar resep dokter puskesmas
cisauk,petugas apotik menyerahkan obat jika obat yang di bawa sendiri tidak
menimbulkan efek samping interaksi obat dan efek ganda.

K. PERSYARATAN PENYIMPANAN OBAT


Penyimpanan Obat merupakan suatu kegiatan pengaturan obat yang diterima agar
aman (tidak hilang),terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.Tujuannya adalah agar mutu obat
yang tersedia di Klinik Pratama Omega dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan.
Penyimpanan Obat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bentuk dan jenis sediaan;
b. Stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
c. Mudah atau tidak mudah meledak/terbakar; dan
d. Narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

L. PENANGANAN OBAT YANG KADALUWARSA


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari
efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa. Dalam menangani obat
rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah:
1) Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2) Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh
petugas pengelola obat.
3) Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Pimpinan Klinik
Pratama Omega.

M. PENCATATAN, PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT

Merupakan kegiatan pencatatan ,pemantauan setiap respon terhadap Obat yang


merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi
fisiologis.
Tujuan:
a. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat ,tidak dikenal
dan frekuensinya jarang.
b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat dikenal
atau yang baru saja ditemukan.
Kegiatan:
a. Mencatat laporan dan efek samping obat.
b. Menganalisis laporan efek samping obat.
c. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek
samping obat.
d. Mengisi formulir Monitoring EfekSamping Obat (MESO).
Faktor yang perlu diperhatikan:
a. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
b. Ketersediaan formulir Monitoring Efek samping obat.

N. PENYEDIAAN OBAT EMERGENSI DAN ANAFILAKTIK SYOK

Petugas farmasi membuat perencanaan obat – obatan untuk kebutuhan emergensi di unit
pelayanan, menyiapkan pengadaan obat untuk pelayanan emergensi, mengajukan obat –
obatan ke pelayanan farmasi apabila belum ada di klinik. Petugas kesehatan menerima
obat-obatan emergensi dari petugas farmasi. Petugas farmasi menyimpan obat di lemari
obat khusus obat emergensi,selalu memantau pemakaian obat –obatan emergensi,
mencatat obat-obatan di kartu stok, melengkapi obat –obatan yang telah habis, ED atau
rusak.

Daftar Obat Emergensi dan Anafilaktik Syok

No Nama Obat Jumlah Kadaluwarsa Keterangan

1 Atropin injeksi 0,25 2 Ampul 03-2021

2 Dexamethason injeksi 5 mg 2 Ampul 09-2021

3 Difenhidramin injeksi 10 mg 1 Ampul 04-2021

4 Efinefrin injeksi 1 mg 2 Ampul 11-2020

5 Abocet no 18 2 Pieces 07-2021

6 Abocet no 20 2 Pieces 06-2021

7 Abocet no 22 3 Pieces 01-2023


8 Abocet no 24 1 Pieces 12-2022

9 Cairan RL 1 Botol 04-2021

10 Cairan Nacl 1 Botol 05-2021

11 Cairan D5 1 Botol

12 Aminophylin Injeksi 1 Ampul

13 Lidocain Injeksi 1 Ampul 08-2022

14 Ranitidin Injeksi 1 Ampul 09-2020

15 Alcohol Swab 1 Ampul

16 Gentamicin Salep 1 Pieces

17 Betadine 1 Botol 06-2021

18 Spuit 1 cc 2 Pieces

19 Spuit 3 cc 2 Pieces 10-2023

20 Infus Set 1 Pieces 07-2023

21 Micropore 1 Pieces

Anda mungkin juga menyukai