Anda di halaman 1dari 4

HIGH ALERT MEDICATION

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD ODSK
Provinsi
1/4
Sulawesi Utara
Ditetapkan Oleh:
DIREKTUR
STANDAR Tanggal diterbitkan RSUD PROVINSI SULAWESI UTARA
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)

Pengertian High alert medications adalah obat yang secara signifikan beresiko membahayakan
pasien bila digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat.

Tujuan Untuk keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert medication) dan
menghindari kesalahan pemberian obat, sehingga dapat meningkatkan keselamatan
pasien.
Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Utara
Nomor …………………, tentang

Prosedur A. Identifikasi high alert medication


Penanggung jawab Instalasi Farmasi mengidentifikasi kembali obat-obat yang
tergolong high alert, baik dalam persediaan (stok) maupun yang sementara
diberikan pada pasien.
B. Pelabelan
1. Untuk obat high alert diberi label “high alert double check”

“HIGH ALERT
DOUBLE CHECK”

2. Untuk obat high alert golongan Look Alike Sound Alike diberi etiket kuning
dengan tulisan “LASA”

3. Untuk larutan elektrolit yang termasuk elektrolit konsentrat, dan diberi label
high alert, “harus diencerkan”

HARUS DIENCERKAN
LASA
HIGH ALERT MEDICATION

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD ODSK
Provinsi
2/4
Sulawesi Utara
C. Penyimpanan
1. Tempat penyimpanan sediaan High Alert harus terpisah.
2. Obat Look Alike Sound Alike (LASA), tidak boleh diletakkan berdekatan,
untuk menghindari salah pengambilan.
3. Obat High Alert yang tersedia di lemari penyimpanan bertanda khusus,
dilakukan pencatatan stok obat secara benar dan lengkap. Pada kolom isian
kartu stok, dicatat:
3.1 Tanggal pengambilan
3.2 Jumlah yang diambil
3.3 Nama dan paraf petugas yang mengambil
3.4 Jumlah sisa stok akhir obat

D. Peresepan sediaan high alert


1. Semua pemakaian sediaan High Alert untuk pasien baik rawat jalan
maupun rawat inap harus dengan resep Dokter.
2. Resep yang tidak memenuhi ketentuan tidak boleh dilayani Instalasi
Farmasi
3. Penulisan resep harus memperhatikan adanya kontraindikasi, interaksi obat,
reaksi alergi dan efek samping lainnya.
4. Setiap Obat High Alert yang diresepkan harus sesuai dengan yang
tercantum dalam rekam medis.
5. Kelanjutan terapi Obat High Alert yang sempat dihentikan karena operasi
atau sebab lain harus ditulis kembali dalam bentuk resep atau informasi
pengobatan baru.
6. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca.
7. Penggunaan istilah singkatan lazim tidak boleh agar tidak salah diartikan.
8. Setiap lembar resep harus memuat identitas Pasien meliputi: nama pasien,
tanggal lahir, nomor rekam medis, nama dokter pembuat resep, ruangan
dan bangsal pasien dirawat (tempat dimana resep berasal), tanggal resep.
9. Jika pasien masih tergolong balita dan anak, orang dewasa di luar berat
badan normal, penulis resep harus menuliskan berat badannya.
HIGH ALERT MEDICATION

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD ODSK
Provinsi
Sulawesi Utara 3/4

E. Pemberian
Untuk pengambilan obat di Instalasi Farmasi. Petugas Farmasi harus melihat
kelengkapan resep yaitu:
1. Memakai blanko kop rumah sakit, tanggal resep, ruangan, nama dokter
2. Nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis

3. Nama obat, dosis, berat badan (BB) untuk pasien anak atau BB tidak lazim
pada orang dewasa, jumlah, paraf Dokter penulis resep
4. Tulisan dokter harus jelas dan tidak menggunakan singkatan, jika tidak
jelas atau terdapat singkatan, petugas farmasi dapat mengkonfirmasi kepada
dokter penulis resep.
5. Nama obat harus digarisbawahi tinta merah.
6. Petugas Farmasi harus memastikan 7 benar sebelum menyerahkan obat
pada pembawa resep/pasien.
 Tepat pasien
 Tepat indikasi
 Tepat obat
 Tepat dosis
 Tepat rute/ cara
 Tepat waktu
 Tepat dokumentasi

Untuk dosis inisial atau inisiasi infuse baru


1. Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal di bawah untuk
menjalani pengecekan ganda oleh petugas kedua.
a. Obat-obatan pasien dengan label
b. Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau
resep/instruksi tertulis Dokter.
c. Obat yang diberikan lengkap dengan label.
2. Petugas kedua memastikan hal-hal berikut:
a. Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang hendak diberikan
telah sesuai instruksi Dokter.
b. Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi.
c. Obat memenuhi 7 persyaratan
d. Perawat memverifikasi 7 persyaratan ini:
 Pasien
 Indikasi
 Obat
 Dosis atau kecepatan tepat, termasuk pengecekan ganda mengenai
perhitungan dan verifikasi pompa infuse.
 Rute pemberian tepat
HIGH ALERT MEDICATION

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD ODSK
Provinsi 4/4
Sulawesi Utara
3. Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan/vial obat untuk
memastikan bahwa obat yang disediakan adalah obat benar misalnya dosis
insulin.
4. Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan obat
telah sesuai, lakukan pencatatan rekam medis pasien. Petugas kedua harus
menulis diperiksa oleh:…. (diisi dengan nama pemeriksa)
5. Pengecekan ganda dilakukan sebelum obat diberikan pada pasien.
6. Pastikan infus obat berada pada jalur yang benar dan terpompa dengan
kecepatan yang telah diinstruksikan dokter, termasuk ketepatan data berat
badan pasien.
7. Untuk pengecekan saat pergantian jaga Perawat atau transfer pasien, Perawat
pengganti akan membaca lebel dengan lantang kepada Perawat sebelumnya
untuk memverifikasi data dan dicatat pada rekam medis pasien.
8. Sesaat sebelum pemberian obat, Perawat mengecek nama pasien,
memberitahukan pada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis dan
tujuannya (pasien juga dapat berperan sebagai pengecek, jika
memungkinkan).
9. Semua pemberian high alert medication intravena dan bersifat kontinyu
harus diberikan melalui pompa infus IV. Pengecualian dapat diberikan pada
Neonatus yang penundaannya dapat membahayakan nyawa pasien, atau
pasien resiko tinggi mengalami kelebihan cairan (volume over-load). Setiap
selang infus harus diberi label dengan nama obat yang diberikan di ujung
distal selang and pada pintu masuk pompa (untuk mempermudah verifikasi
dan meminimalkan kesalahan).
10. Pada situasi emergensi, dimana pelabelan dan pengecekan ganda dapat
menghambat/ menunda penatalaksanaan dan berdampak negative pada
pasien, Perawat dan Dokter pertama-tama harus menemukan dan
memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi dan
perlu segera ditatalaksana sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda
dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat harus menyebutkan dengan
lantang semua terapi obat yang diberikan sebelum memberikannya pada
pasien
11. Obat yang tidak digunakan dikembalikan ke Apotek dan dilakukan
peninjauan ulang oleh ahli Farmasi atau Apoteker apakah terjadi kesalahan
obat yang belum diberikan.
12. Dosis ekstra yang diberikan ditinjau ulang oleh Apoteker

Unit terkait 1. Instalasi Farmasi


2. Dokter
3. Perawat

Anda mungkin juga menyukai