Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medications)
adalah obat yang mengandung risiko yang meningkat bila kita salah
menggunakan dan dapat menimbulkan kerugian pasien yang besar.
Obat yang perlu diwaspadai terdiri :
1. Obat risiko tinggi yaitu obat yang bila terjadinya kesalahan (error)
dapat menimbulkan kematian atau kecacatan, seperti insulin,
heparin, atau kemoterapi
2. Obat, yang namanya, kemasannya, dan labelnya, penggunaan
kliniknya, tampak/kelihatan sama (look alike), bunyi ucapan sama
(sound alike), seperti Xanax dan Zantac atau Hydralazine dan
hydroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan mirip
(NORUM)
3. Elektolit konsentrat seperti potassium klorida dengan konsentrasi
sama atau lebih dari 2 mEq/ml, potassium fosfat dengan konsentrasi
sama atau lebih besar dari 3 mmol/ml, natrium klorida dengan
konsentrasi lebih dari 0,9% dan magnesium sulfat dengan
konsentrasi 20%, 40% atau lebih.
Jadi, obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang perlu
kewaspadaan tinggi dan penanganan khusus, serta terdaftar dalam
kategori obat beresiko tinggi karena dapat menyebabkan cedera serius
pada pasien jika terjadi kesalahan dalam pemberian serta
penggunaannya.

1
2

B. TUJUAN
1. Memberikan panduan dalam manajemen dan pemberian obat yang
perlu diwaspadai (high alert medications) sesuai standar pelayanan
farmasi dan keselamatan pasien
2. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome guna
meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit
3. Sebagai monitor dan peningkatan yang berkelanjutan dalam proses
distribusi terstandar dari obat-obat yang diwaspadai
BAB II
RUANG LINGKUP

3
BAB III
TATA LAKSANA

Lakukan tatalaksana dengan aman dan hati-hati selama


memberikan instruksi, mempersiapkan, memberikan obat dan
menyimpan high alert medications.

A. Peresepan
1. Hindari pemberian instruksi secara verbal mengenai high alert
medications.
2. Instruksi ini harus mencakup minimal:
a. Nama pasien dan nomor rekam medis
b. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
c. Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian dan tanggal
pemberian setiap obat
d. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat.
3. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi dan indikasi
penggunaan setiap high alert medications secara tertulis.

B. Pemberian Label
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. ”HIGH ALERT” Untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau
infus tertentu.
a. Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker ”High Alert
Double Check pada obat
b. Penandaan pada tiap sediaan obat (ampul, vial, atau obat oral)
dilakukan di instalasi farmasi sebelum obat diberikan kepada
pasien.
c. Contoh stiker High Alert

HIGH ALERT
Double Check

4
5

2. ”LASA” untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA / NORUM


a. Obat kategori Look Alike, Sound Alike diberikan penanda dengan
stiker LASA pada tempat penyimpanan obat.
b. Contoh stiker LASA

LASA

C. Penyimpanan
1. Penyimpanan Obat High Alert
Obat disimpan sesuai dengan stabilitas, serta menggunakan
system FIFO - FEFO serta ditempatkan di tempat terpisah dan di
berikan tanda “High Alert”. Lokasi penyimpanan obat High Alert berada
di Gudang Farmasi dan Instalasi Farmasi, khusus untuk elektrolit
konsentrasi tinggi terdapat juga di unit pelayanan yaitu IGD, Kamar
bersalin (VK), dan Poli Gigi dalam jumlah terbatas.
Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan
dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya. Jika high alert
medications harus disimpan di area perawatan pasien, kuncilah tempat
penyimpanan dengan diberikan label ‘Peringatan: high alert
medications’ pada tutup luar tempat penyimpanan
Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert
medications, berikanlah pesan pengingat di tutup cabinet agar perawat
pasien menjadi waspada dan berhati-hati dengan high alert
medications. Setiap kotak atau tempat yang berisi high alert
medications harus diberi label.
Infus intravena high alert medications harus diberikan label yang
jelas dengan menggunakan huruf/tulisan yang berbeda dengan
sekitarnya.

2. Penyimpanan Obat LASA (Look Alike, Sound Alike)


 LASA (Look Alike, Sound Alike) merupakan obat obat yang bentuk /
rupanya mirip dan pengucapannya / namanya mirip, maka
penyimpanannya TIDAK BOLEH diletakkan berdekatan untuk
memisahkan obat-obatan tersebut diberikan jarak/diseling dengan
obat lain guna mengurangi kesalahan dalam pengambilan obat.
 Penyimpanan obat menggunakan metode TALL MAN LETTER
(misalnya obat NORUM seperti ceFOTAXime dan cefTRIAXone ,
untuk huruf berbeda menggunakan capital)
 Obat LASA penyimpanannya harus diselang minimal 2 obat
dengan obat lainnya
 Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat memberi
/ menerima instruksi

D. Penyiapan Obat
1. Penyiapan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Instalasi
Farmasi
a. Apoteker atau Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high
alert sesuai prosedur pelayanan farmasi penanganan High Alert
b. Jika apoteker tidak ada ditempat, maka penanganan obat high
alert dapat didelegasikan pada asisten apoteker.
c. Dilakukan pemeriksaan kedua (double check) oleh petugas
farmasi yang berbeda sebelum obat diserahkan kepada perawat
d. Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan
dan nama jelas dibelakang resep sebagai bukti telah dilakukan
double check
e. Setelah yakin bahwa obat yang diambil sudah benar, dilanjutkan
memberi sticker identitas pasien.
f. Bila sesuai, petugas farmasi menyerahkan obat kepada perawat
disertai pemberian informasi yang jelas. Bila tidak sesuai, resep
dan obat yang sudah disiapkan, dikembalikan lagi ke petugas
farmasi untuk diperbaiki

6
2. Penyiapan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di ruang
perawatan
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu
diwaspadai termasuk elektrolit konsentrasi pekat harus
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1) Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR.
Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 7
(tujuh) benar untuk mencapai medication safety :
1. Benar obat
2. Benar waktu dan frekuensi pemberian
3. Benar dosis
4. Benar rute pemberian
5. Benar identitas pasien
 Kebenaran nama pasien
 Kebenaran nomor rekam medis pasien
 Kebenaran tanggal lahir pasien
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi

2) Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan


penggunaan label khusus
3) Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh
orang yang berkompeten
4) Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja tanpa
pengawasan
5) Biasakan mengeja nama kelompok obat LASA / NORUM , Saat
memberi / menerima instruksi.

E. Pemberian Obat
1. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check)
terhadap semua high alert medications sebelum diberikan kepada
pasien.

7
2. Pengecekan ganda terhadap high alert medications
a. Tujuan: identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau
pengecekan ganda oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai
orang kedua) sebelum memberikan obat dengan tujuan
meningkatkan keselamatan dan akurasi.
b. Kebijakan:
1) Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert
medications tertentu/spesifik dan disaat pelaporan pergantian
jaga atau saat melakukan transfer pasien.
2) Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien
atau pada catatan pemberian medikasi pasien.
3) Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang
berwenang untuk menginstruksikan, meresepkan atau
memberikan obat-obatan antara lain: perawat, farmasi dan
dokter.
4) Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang
berwenang, teknisi atau perawat lainnya. (petugas tidak boleh
sama dengan pengecek pertama)
5) Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan
ganda/verifikasi oleh orang kedua dilakukan pada kondisi-
kondisi seperti berikut:
 Setiap akan memberikan injeksi obat
 Untuk infus:
o Saat terapi inisial
o Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
o Saat pemberian bolus
o Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
o Setiap terjadi perubahan dosis obat
6) Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi
dari dokter.
c. Prosedur:
1) Untuk dosis inisial atau inisiasi infus baru

8
 Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal di
bawah ini untuk menjalani pengecekan ganda oleh petugas
kedua:
o Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien
atau resep/ instruksi tertulis dokter
o Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
 Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
o Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
o Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang
hendak diberikan telah sesuai dengan instruksi dokter.
o Obat memenuhi 7 Benar.
o Membaca label dengan suara lantang kepada perawat
untuk memverifikasi prinsip 7 Benar ini:
 Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan/ vial
obat untuk memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah
obat yang benar, misalnya: dosis insulin
 Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan
ganda dan kedua petugas puas bahwa obat telah sesuai,
lakukanlah pencatatan pada rekam medis/ catatan
pemberian medikasi pasien.
 Petugas kedua harus menulis ‘dicek oleh:’ dan diisi dengan
nama pengecek.
 Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan
kepada pasien.
2) Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer
pasien:
 Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
o Obat yang diberikan harus memenuhi ketujuh
persyaratan.
o Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang
kepada perawat sebelumnya untuk memverifikasi ketujuh
persyaratan (seperti yang telah disebutkan di atas).

9
 Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin
bahwa obat telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada bagian
‘pengecekan oleh perawat’ di rekam medis pasien.
3) Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama
pasien, memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat
yang diberikan, dosis dan tujuannya (pasien dapat juga
berperan sebagai pengecek, jika memungkinkan).
4) Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat
kontinu harus diberikan melalui pompa infus IV. Setiap selang
infus harus diberi label dengan nama obat yang diberikan di
ujung distal selang dan pada pintu masuk pompa (untuk
mempermudah verifikasi dan meminimalkan kesalahan)
5) Pada situasi emergensi, di mana pelabelan dan prosedur
pengecekan ganda dapat menghambat atau menunda
penatalaksanaan dan berdampak negatif terhadap pasien,
perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan dan
memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar-benar bersifat
emergensi dan perlu ditatalaksana segera sedemikian rupa
sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua
terapi obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada
pasien.
6) Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada Instalasi
farmasi dan dilakukan peninjauan ulang oleh apoteker atau
asisten apoteker, apakah terjadi kesalahan obat yang belum
diberikan.
7) Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk
mengetahui indikasi penggunaan dosis ekstra

F. Contoh Ketentuan Penanganan High Alert Medications


1. Agonis Adrenergik IV (Ephinefrin)
a. Instruksi medikasi harus meliputi ‘kecepatan awal’.

10
b. Saat titrasi obat, haruslah meliputi parameternya
c. Konsentrasi standar untuk infus kontinu:Epinefrin: 4 mg/250ml
d. Pada kondisi klinis dimana diperlukan konsentrasi infus yang tidak
sesuai standar, spuit atau botol infus harus diberi label
‘konsentrasi yang digunakan adalah ….’
e. Gunakan monitor kardiovaskular pada semua pasien dengan
pemasangan vena sentral

2. Insulin Inj
a. Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan
menggunakan singkatan.
b. Infus insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label
‘high alert’ , ikuti protokol standar ICU
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa
dalam 30 hari setelah dibuka.
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas
dan diberi label.
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena
sering tertukar)
f. Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 di
dalam spuit 1 cc, selalu gunakan spuit insulin (khusus)
g. Lakukan pengecekan ganda
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa
mereka akan diberikan suntikan insulin.
i. Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam
dosis:
1) Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label
yang tepat
2) Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari
setelah dibuka (injeksi jarum suntik). Tanggal
dibuka/digunakannya insulin untuk pertama kali harus
dicatat pada vial.

11
G. Pengelolaan Obat Konsentrasi Pekat (High Concentrated)
Ketentuan Umum
a. Penyimpanan:
1) Elektrolit pekat dibatasi di ruang dengan kriteria ‘critical Ill’ yakni
IGD, Kamar Bersalin, dan Instalasi Farmasi
2) Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus
memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan
akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. Obat diberi
penandaan yang jelas berupa label “High Alert” warna merah
dan “Elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan”
3) Pisahkan obat elektrolit pekat dari obat lain
4) Lakukan penandaan pada penyimpanannya seperti
memberikan selotip merah pada sekeliling tempat
penyimpanan.

b. Peresepan:
1) Instruksi lisan hanya diperbolehkan dalam keadaan emergensi
dan sesegera mungkin dibuat dokumen tertulis yang dilengkapi
legalisasi dokter yang meresepkan lisan
2) Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep: nama
pasien, no rekam medik, indikasi, ketepatan obat, dosis dan
rute pemberian

c. Penyiapan:
1) Apoteker/Asisten Apoteker melakukan verifikasi resep obat
elektrolit pekat.
2) Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat
elektrolit pekat dapat didelegasikan pada TTK yang sudah
mendapat pelatihan mengenai obat elektrolit pekat.
3) Lakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang
berbeda sebelum obat diserahkan kepada dokter, perawat atau
keluarga pasien disertai informasi yang memadai.

12
d. Pemberian :
1) Sebelum perawat memberikan obat elektrolit pekat kepada
pasien maka perawat lain harus melakukan pemeriksaaan
kembali secara independen:
a) Identitas pasien
b) Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi
dokter
c) Ketepatan perhitungan dosis obat
2) Obat elektrolit pekat infus harus dipastikan:
a) Ketepatan kecepatan pompa infuse
b) Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat
pada syringe pump dan di setiap ujung jalur selang
3) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar
menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa
pasien mendapatkan obat elektrolit pekat.

Ketentuan Khusus

1. Magnesium Sulfat Injeksi


a. Rekonstitusi
Diluen yang dapat digunakan untuk melakukan proses
rekonstitusi magnesium sulfat yaitu D5W (5% Dextrose in
Water) dan NS (Normal Saline).
Preparasi pengenceran standar dilakukan sesuai
perbandingan sebagai berikut:

Jumlah Obat Volum Infus Durasi Infus


1 gram 50 ml 30 menit
2 gram 100 ml 60 menit
3 gram 100 ml 2 jam
4 gram 250 ml 3 jam

13
Magnesium sulfat memiliki inkompatibilitas terhadap :
□Alkohol (dosis tinggi) □ Salisilat
□Alkali karbonat dan bikarbonat □ Stronsium
□Alkali hidroksida □ Tartat
□Arsenat
□Barium
□Clindamycin fosfat
□Kalsium
□Logam berat
□Natrium suksinat hidrokortison
□Posfat
□Polymixin B sulfat
□Prokain hidroklorida

Magnesium dapat menurunkan aktivitas antibiotik dari


Streptomycin, Tetrasiklindan Tobramycin pada penggunaan
bersamaan.

b. Prosedur Pemberian
1) Digunakan untuk pencegahan dan pengendalian
terhadap seizurepadatoxemia pregnancy, nefritis akut
dan kondisi lainnya.
2) Rute pemberian secara intravena atau intramuskular.
3) Untuk injeksi intravena, sebaiknya menggunakan
konsentrasi di bawah 20%, laju injeksi tidak melebihi
1,5 ml dari larutan atau ekuivalen 10% per menit. Untuk
injeksi intamuskular, konsentrasi 25 atau 50% sesuai
bagi dewasa sedangkan pengenceran 20% diperlukan
bagi bayi dan anak.
4) Administrasi larutan konsentrat dilakukan
menggunakan infusion pumps. Alat-alat infus lainnya

14
memerlukan perhatian khusus, seperti penghitungan
laju infus.
5) Larutan intravena diencerkan sampai 200 mg/ml.
6) Laju infus tidak lebih dari 150mg/menit kecuali pada
severeeclampsia.

c. Labelling
Label tambahan yang perlu diberikan pada
kemasanmagnesium sulfat :
 High Alert Drug
 Encerkan sebelum penggunaan (Dilute Before Use)
Label ditulis menggunakan warna mencolok misalnya
merah.
Sering terjadi kesalahan dalam membedakan antara
MS/MSO4 untuk morfin sulfat, dengan MgSO4 untuk
magnesium sulfat sehingga terdapat larangan penyingkatan
morfin maupun magnesium.

d. Penyimpanan
Injeksi magnesium sulfat disimpan pada suhu ruang dan
terlindung dari suhu > 40oC dan terhindar dari proses
pembekuan. Proses refrigerasi ampuls dapat mencegah
presipitasi dan kristalisasi. Penyimpanan high alert drug
seperti magnesium sulfat dipastikan berada pada tempat
yang tidak mudah untuk dijangkau dengan disertai
informasi aturan penggunaan dan pengadministrasian.
Pada konsentrasi 40 g/L dalam 5% dekstrosa dalam air,
magnesium sulfat stabil selama 60 hari pada suhu 0oC.

e. Monitoring (Pemantauan)
1) Penggunaan konsentrat elektrolit memerlukan
perhatian khusus, termasuk persyaratan permintaan

15
yang terbatas dan perlunya penyimpanan serta
dokumentasi yang jelas.
2) Membutuhkan protokol khusus dalam penggunaan
magnesium sulfat.
3) Check dan re-check dilakukan khususnya pada
penghitungan dosis dengan memperhatikan dosis
maksimum sehari.
4) Perlu pengawasan khusus oleh petugas medis,
terutama pada 1 jam pertama pemberian magnesium
sulfat.

16
BAB IV
DOKUMENTASI

Dalam pelaksanaannya pembuatan laporan penandaan didokumentasikan


dalam :

Daftar pencatatan obat yang masuk kategori high alert:


DAFTAR OBAT HIGH ALERT
RUMAH SAKIT TINGKAT IV GUNTUNG PAYUNG
NO KELAS TERAPI NAMA GENERIK BENTUK SEDIAAN NAMA DAGANG KEKUATAN

EPINEPHRINE 1 Mg / ML
AGONIS
1 EPINEPHRIN INJEKSI
ADRENERGIK 0,0125 Mg + LIDOCAIN
PEHACAIN
20 Mg/ 1 ML

2 ANTI ARITMIA LIDOCAIN INJEKSI LIDOCAIN 20 % 20 Mg / ML

3 ANTITROMBOSIT CLOPIDOGREL TABLET CLOPIDOGREL 75 Mg

GLIMEPIRID TABLET GLIMEPIRID 1 Mg, 2 Mg

ANTI DIABETES
5 METFORMIN TABLET METFORMIN 500 Mg
ORAL

GLIBENKLAMID TABLET GLIBENKLAMID 5 Mg

ISOSORBIDE ISOSORBIDE
6 ANTI ANGINA TABLET 5 Mg
DINITRATE DINITRATE

7 DEXTROSE > 20% DEXTROSE INJEKSI D40% 40% 25 ML

MGSO4 20 INJEKSI OTSU-MGSO4 20 20% 25 ML


8 ELEKTROLIT
PEKAT MGSO4 40 INJEKSI OTSU-MGSO4 40 40% 25 ML

9 INSULIN INSULIN ASPART INJEKSI NOVORAPID 100 IU/ ML


FLEXPEN
10 OBAT INOTROPIK DIGOXIN TABLET DIGOXIN 0,25 Mg

11 NARKOTIK CODEIN TABLET CODEIN 10 Mg

13 GOLONGAN LAIN OXYTOCIN INJEKSI OXYTOCIN 10 IU / ML

17
DAFTAR OBAT LOOK A LIKE, SOUND A LIKE
A. Daftar Obat Look A like (Rupa/bentuk mirip)
No. Nama Obat
1 Acyclovir 200mg Acyclovir 400mg
2 Allopurinol 100 mg Allopurinol 300 mg
3 Amlodipin 5mg Amlodipin 10mg
4 Amoksan drop Amoksan Dry Sirup
5 Arkavit Arkavit C
6 Candesartan 8mg Candesartan 16mg
7 Captopril 12,5mg Captopril 25mg
8 Cefixim 100mg Cefixim 200mg
9 CefTRIAXON inj CefOTAXIM inj
10 Clindamisin 150mg Clindamisin 300mg
11 D 5% D 10%, D 40%
12 Dexamethason inj Ketorolac inj
13 Erlamycetin Tetes Telinga 1% Erlamycetin Tetes Mata 1%
14 Farsifen Sirup Farsifen Forte Sirup
15 Fasidol Fasidol Forte
16 Gentamisin Salep Mata 3% Gentamisin Salep Kulit 1%
17 Glimepirid 1mg Glimepirid 2mg
18 Glucovance (Metformin 500mg, Glucovance (Metformin 500mg,
Glibenklamid 2,5mg) Glibenklamid 5 mg)
19 Graprima DS Graprima
20 Kalium Diklofenak 25mg Kalium Diklofenak 50mg
21 LANSOprazole OMEprazole
22 Meloxicam 7,5mg Meloxicam 15mg
23 Nacl 500 ml Nacl 100 ml
24 Natrium Diklofenak 25mg Natrium Diklofenak 50mg
25 Salbutamol 2mg Salbutamol 4mg
26 Simvastatin 10mg Simvastatin 20mg
27 Spironolakton 100mg Spironolakton 25mg
28 Yusimox Sirup Yusimox Forte Sirup
21 Ondansetron inj Tramadol inj
22 Cefadroxil Caps Omeprazol Caps
23 Ventolin Nebu Flixotide Nebu
24 Stesolid rectal 5mg Stesolid rectal 10mg

B. Daftar Obat Sound A like ( Nama obat atau suara mirip)


No. Nama Obat
1 Asam TRANEXamat Asam MEFENamat
2 AZIthromycin ERYthromycin
3 ceFADROXIL ceFIXIME
4 CefTRIAXON CefOTAXIM
5 FarGOXIN FarIDEXON
6 gliBENCLAMID Tab glimepiride
7 IBUprofen KETOprofen
8 KetoROLAC ketoprofen
9 LANSOprazole OMEprazole
10 MetFORMIN metronidazole
11 metFORMIN Tab metoCLOPramid Tab

18
BAB V
PENUTUP

Demikian Panduan Keamanan Obat yang Perlu diwaspadai (High Alert


Medications) dibuat sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan di rumah sakit, maka pelaksanaan kegiatan
Pengelolaan Obat-obatan yang Perlu diwaspadai (High Alert Medications) di
rumah sakit sangatlah penting. Melalui panduan High Alert Medications ini
diharapkan terjadi penurunan resiko cedera bermakna pada pasien jika obat
yang digunakan secara salah sehingga dapat lebih meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit Tingkat IV Guntung Payung.

19

Anda mungkin juga menyukai