Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN URGENSI BIMBINGAN KONSELING

DALAM PRAKTIK PENDIDIKAN DI INDONESIA

1) Ayu Nur Azizah Fitriane, 2) Alvin Hidayatullah,


3) Febriyanti Arafah
Dosen Pengampu : Bapak Muhamad Ridwan Arif, M. Pd

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling (guidance and counseling) seperti dua sisi yang sukar
untuk dipisahkan, namun secara teoritis pengertian keduanya berbeda.

Pengertian Bimbingan, Bimbingan yakni arti dari bahasa Inggris "guidance"


Secara harfiah berarti mengarahkan, memandu, mengelola dan banyak juga yang
berasal dari para ahli seperti jones, Staffire & Stewart yang dikutip oleh prayitno
dalam bukunya Dasar dasar Bimbingan dan Konseling yakni bimbingan adalah
bantuan yang diberikan oleh individu dalam membuat pilihan dan penyesuaian yang
bijaksana.

Pengertian Konseling, konseling yakni bagian dari intergral dari bimbingan,


konseling juga merupakan salah satu cara dalam bimbingan, konseling merupakan isi
dan inti dari dalam bimbingan. Sebagai kegiatan inti, praktik bimbingan dapat
dikatakan belum apabila tidak diadakan konseling.(Rukaya 2019:7-9 hlm)

Pada pengertian diatas bimbingan dan konseling telah melalui banyak


perkembangan mulai dari zaman ke zaman, karena banyak pengaruh terutama pada
dunia Pendidikan.

Bimbingan dan konseling adalah bagian yang penting dalam pendidikan, bagian
yang tak terpisahkan dengan pendidikan.(Rabiola and Setiawan 2018:18) Dalam
sebuah lembaga pendidikan juga sangat membutuhkan yang namanya bimbingan
dan konseling agar menfasilitasi keluhan dan permasalahan serta pengarahan
kebutuhan dari peserta didik. Pentingnya pengelolaan bimbingan dan konseling
supaya berjalan dengan lancar dan semua peserta terfasilitasi dengan baik keluhan
serta permasalahan individu peserta didik tersebut. Tentunya berjalannya bimbingan
dan konseling di lembaga pendidikan membutuhkan banyak peran didalamnya.
Peran-peran yang dibutuhkan diantara orang tua, guru, kepala sekolah dan peserta
didik itu sendiri. Agar keluhan dari peserta didik teratasi dengan maksimal tentunya
harus saling berperan. Orang tua mengontrol peserta didik dirumah sedangkan guru
mengontrol peserta didik di sekolah. Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan
bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari
pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari
baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Bimbingan dan konseling ini sangat
berpengaruh pada kehidupan sehari-hari individu peserta didik baik dirumah
ataupun di sekolah. Dengan adanya bimbingan dan konseling maka permasalahan
yang di alami akan lebih terarah dan perlahan akan terselesaikan. Kelompok
bimbingan dan konseling mempunyai peran yang besar terhadap perkembangan
mental anak dan juga perbaikan terhadap masalah yang di hadapi. Kontroling tentu
juga penting untuk mengetahui apa saja yang sudah berkembang baik dan dan
masalah yang belum berkembang dengan baik.

Perkembangan arus globalisasi akan mengubah peran dan juga fungsi dan secara
tidak langsung menjadi tantangan pada dunia Pendidikan, kebutuhan bimbingan dan
konseling pada masa pendididikan terutama pada usia sekolah dasar merupakan masa
untuk mengalami lingkungan sebagai alat untuk bersosialisasi dan mempelajari
bagaimana beradaptasi dengan lingkungan.(Maliki 2022:1-2 hlm) Hal ini akan di
terangkan secara detail pada pembahasan yang akan kita kuat pada artikel ini, mulai
dari perkembangan bimbingan dan konseling serta urgensi apa saja yang terdapat pada
bimbingan konseling pada Pendidikan di Indonesia.

b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada artikel ini dan dapat kita bahas yakni :
1. Apa yang dimaksud dari Bimbingan
2. Apa yang di maksud dengan Konseling
3. Bagaimana Sejarah Bimbingan Konseling
4. Bagaimana urgensi BK dalam praktik pendidikan di Indonesia
5. Apa Tujuan dan Manfaat dari Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Pada masalah-masalah diatas akan kita kulik di setiap rumusannya.

PEMBAHASAN

Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran bimbingan dan konseling didalam


meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaimana bimbingan dan konseling itu
membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada didalam diri peserta
didik.(Persada Lase 2018:11) Dalam sebuah jurnal lain disimpulkan bahwa peran
bimbingan konseling ini sangatlah penting bagi peserta didik utama nya peserta didik di
sekolah dasar. Peran bimbingan konseling disini adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan. Bimbingan konseling sangat dibutuhkan
oleh peserta didik yang bermasalah maupun tidak. Jika peserta didik itu bermasalah maka
butuh bimbingan konseling untuk membantu mengatasi dan membutuhkan saran dari
seorang konselor. Konselor yang di maksud yakni sebagai guru di sekolah tersebut.
Seorang wali kelas bisa jadi konselor bagi peserta didik yang ada di sekolah tersebut.
Tidak hanya itu, semua guru atau pendidik bisa menjadi konselor bagi peserta didik yang
ada di sekolah tersebut. Dalam bimbingan konseling ini tidak hanya mengatasi masalah
pada peserta didik namun juga mengarahkan peserta didik terhadap hal-hal yang baik
seperti contohnya pengarahan kemampuan peserta didik sesuai kemampuan masing-
masing.

Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh,
maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional
dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan
inteleknya.(Persada Lase 2018:2) Dalam bimbingan konseling didalamnya mengatasi
atau mengarahkan dan membantu peserta didik untuk mengontrol emosi diri dan sosial
terhadap sekitar yakni lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga dan masyarakat.
Sehingga peserta didik dapat pelayanan emosional dan sosial dari seorang konselor yaitu
guru di sekolah. Peran konselor disini sangat diperlukan oleh karena itu seorang guru
sebagai seorang konselor harus benar-benar mengerti kondisi peserta didik terutama
peserta didik yang mempunyai masalah.
Selama proses menjalankan tugas-tugas perkembangan, remaja bisa bermasalah
dan bisa pula berbahagia. Kedua kondisi ini banyak bergantung pada pengalaman yang
positif atau negatif.(Nisa 2018:108) Anak-anak maupun remaja bisa saja mempunyai
masalah dan ada juga anak-anak yang bahagia dalam kehidupan sehari-hari nya. Dalam
sebuah bimbingan konseling di sekolah tidak hanya mengatasi anak-anak yang
bermasalah saja namun juga anak-anak yang normal dan bahagia tanpa masalah. Jika anak
yang bermasalah maka yang perlu bimbingan dan konseling adalah masalah yang sedang
di alami sedangkan anak-anak normal yang tidak mempunyai masalah maka perlu adanya
bimbingan dan konseling sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang di miliki oleh
peserta didik akan di arahkan kemana. Sehingga setiap anak sama-sama mempunyai hak
untuk mendapatkan bimbingan dan juga konseling di sekolah. Seorang anak terkadang
sering mencoba hal baru namun tidak tahu kondisi dan tidak tahu dalam bertindak. Oleh
karena itu mereka butuh arahan dan juga bimbingan yang intensif dari guru agar apa yang
mereka inginkan itu lebih terarah. Contohnya jika ada seorang peserta didik yang sekali
bergerak aktif di sekolah maka sekolah wajib memberikan wadah penyaluran keaktifan
seorang peserta didik tersebut ke arah yang lebih positif. Jika peserta didik tersebut suka
bergerak di bidang olahraga maka bisa diarahkan atau di berikan wadah dalam sebuah
olahraga sepakbola ataupun olahraga atletik lainnya. Banyak sekali hal-hal yang sering
di coba oleh seorang anak dimana mereka sedang mencari jati diri dan butuh di awasi
sekaligus di bimbing agar mengarah ke arah positif. Kepekaan orang tua juga sangat
berpengaruh terhadap pendidikan seorang anak dimana orang tua juga ikut memberikan
bimbingan dan arahan terhadap seorang anak dan guru sebagai seorang konselor
sekaligus pengarah dan pembimbing di sekolah.

Esensi Bimbingan dan Konseling terletak pada proses memfasilitasi


perkembangan individu di dalam lingkungannya.(All Habsy 2017:2) Esensial bimbingan
dan juga konseling adalah fasilitator untuk perkembangan individu peserta didik dalam
lingkungan sekitarnya. Terciptanya lingkungan yang sehat tentu berpengaruh terhadap
perkembangan mental dan kesehatan seorang anak. Apabila seorang anak hidup
dilingkungan yang kurang sehat maka akan berpengaruh terhadap mental anak tersebut.
Begitu juga sebaliknya apabila anak hidup dalam lingkungan yang sehat dan baik maka
akan tumbuh menjadi pribadi yang baik pula. Memberikan lingkungan yang baik kepada
seorang anak dimulai dari lingkungan kecil yakni keluarga. Apabila keluarga
menciptakan lingkungan yang sehat dan baik maka anak akan tumbuh dengan pribadi dan
mental yang sehat. Namun hal tersebut bisa juga terpengaruh apabila lingkungan
pendidikan anak yang kurang sehat dan baik. Guru dan semua warga sekolah bertanggung
jawab atas perkembangan mental dan pribadi seorang peserta didik di sekolah.
Menciptakan lingkungan yang baik akan sangat amat berpengaruh terhadap mental anak.
Keterkaitan antara lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah tentu sangat
berkaitan dalam perkembangan mental anak. Pendidikan yang dimulai dari lingkungan
keluarga yang baik akan berdampak baik pula untuk masyarakat dan lingkungan
pendidikan anak. Manfaat adanya bimbingan dan konseling di sekolah memberikan
dampak yang positif untuk peserta didik utamanya dalam dunia pendidikan anak. Tujuan
dari sebuah bimbingan dan konseling ini tak lain untuk mengarahkan dan memberikan
fasilitas atau wadah kepada peserta didik untuk mengkonsultasikan keluhan dari sebuah
masalah ataupun penyaluran hobi dan bakat anak dalam dunia pendidikan atau sekolah.
Kepekaan seorang konselor atau guru terhadap peserta didik sangat diperlukan di sekolah
agar peserta didik yang mempunyai masalah segera teratasi dan peserta didik yang tidak
mempunyai masalah segera tersalurkan bakat dan hobinya.

Bimbingan itu merupakan bantuan khusus yang diberikan siswa yang bermasalah, agar
mereka dapat memahami, mengerti kesulitannya, dan mampu mengatasinya, sehingga
dapat tercapaibtujuan pendidikann yang sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan
sekolah, sekolah dan keluarga dan masyarakat.(Rahma Dini 2021:2) Bimbingan secara
umum dapat diartikan sebagai bantuan, yaitu bantuan penyelesaian permasalah bagi
siswa yang memiliki masalah sehingga mereka dapat merasakan ketenangan, tidak panik
dan dapat menemukan solusi atas permasalahan yang di alami. Sehingga para siswa
tersebut dapat fokus dalam pembelajaran, memahami materi yang di sampaikan dan
dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Sekolah juga memberikan wadah penyaluran hobi dan bakat siswa agar
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik tersalurkan dengan baik tentu hal ini
membutuhkan peran dari seorang konselor di sekolah atau disebut dengan guru.
Terkadang anak bingung kemana hobi dan bakatnya akan tersalurkan sehingga mereka
sering mencoba hal baru, tentu hal ini harus terarah dan butuh pengawasan dari orang
tua dan bimbingan guru di sekolah. Bimbingan merupakan salah satu bidang dan
program dari pendidikan, dan program ini ditujukan untuk membantu mengoptimalkan
perkembangan siswa.(Hikmawati 2016:1) Perkembangan siswa atau peserta didik
apabila tidak dioptimalkan maka akan berhenti dan tidak berkembang. Perkembangan
peserta didik tentu butuh proses dan perhatian yang maksimal agar perkembangan
mental dan pendidikan anak berkembang dengan baik dan sesuai dengan usianya.
Bimbingan belajar serta bimbingan atas keluhan dan permasalahan yang di alami oleh
anak di sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan perkembangan
pendidikan anak. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antara orang tua dan juga guru
di sekolah untuk mengontrol dan membimbing perkembangan mental serta
perkembangan pendidikan anak. Jika hanya di lakukan oleh guru namun orang tua acuh
akan berdampak kepada perkembangan mental dan pendidikan anak. Namun jika kerja
sama terjalin antara orang tua dan guru untuk sepakat mengontrol dan membimbing
perkembangan mental dan pendidikan anak maka perkembangan anak akan maksimal
sesuai dengan usianya.

Konseling merupakan sebuah proses interaksi individual untuk memberikan


pemahaman tentang diri dan lingkungannya dalam menentukan tujuan yang akan
dilakukan atas dasar nilai-nilai yang dianutnya. Konseling dalam hal ini diartikan sebagai
penekanan terhadap munculnya keberanian dan kemampuan membuat dan mengambil
sebuah keputusan.(Budiarti, Melik, S. Sos. 2017:11) Konseling sendiri dapat dairtikan
sebagai sebuah proses komunikasi atau interaksi kepada suatu individu untuk
mengajarkan dan mengenal sehingga memahami apa itu diri sendiri dan lingkungan
sekitar dengan untuk menentukan suatu tujuan yang akan di lakukan dengan atas dasar
dasar nilai yang telah ditetapkan. Konseling juga bisa diartikan sebagai suatu cara
individu untuk melakukan penekanan diri sehingga dapat memunculkan keberanian dan
kemampuan untuk mementukan sebuah keputusan. Banyak dari anak-anak atau peserta
didik malu untuk menunjukkan apa kemampuannya sehingga bakat dan hobinya
terpendam dan menjadikan mental anak tersebut down apabila melihat anak lain yang
hobi dan bakatnya tersalurkan dengan semestinya. Anak juga harus dikenalkan kepada
lingkungan yang positif agar menjadi orang yang positif. Disini peran konseling di
butuhkan untuk mengenalkan hal-hal baru kepada anak.
Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari dimasukkannya
Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada setting sekolah.
Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di
Malang tanggal 20-24 Agustus 1960. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah
Atas didalamnya memuat Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan. Sampai tahun 1993
pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas, parahnya lagi pengguna
terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat dengan BP. Hingga lahirnya
SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di
dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah.(Zamroni and
Rahardjo 2015:2–3) Sejarah awal lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia adalah
sebuah hasil permusyawaratan yang di adakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan tanggal 20-24 agustus 1960 di malang, dan pada tahun 1964 IKIP Bandung
dan IKIP malang mendirikan sebuah fakultas Bimbingan dan Penyuluhan sehingga padah
tahun 1975 lahirlah kurikulum pendidikan untuk sekolah tingkat menengah atas yang
didalam kurikulum tersebut menyantumkan pedoman untuk Bimbingan dan
Penyuluhan. Dan pada tahun 1993 BP (Bimbingan dan Penyuluhan) dianggap sebagai hal
negatif karena hanya menangani siswa yang nakal sehingga para orang tua wali murid
banyak yang tidak bersahabat dengan guru BP atau dengan program BP. Dan pada
akhirnya turunlah SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya yang berisikan tentang aturan-aturan tentang Bimbingan dan Konseling di
sekolah.

KESIMPULAN

Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa urgensi bimbingan konseling dalam


dunia pendidikan anak yaitu untuk memberikan wadah penyaluran dan bimbingan
terhadap masalah yang di hadapi. Lingkungan dan pergaulan juga sangat berpengaruh
terhadap perkembangan mental anak. Pengawasan orang tua dan guru sangat di perlukan
dalam proses perkembangan mental anak-anak. Pengawasan yang di lakukan oleh
orangtuanya adalah saat anak berada di lingkungan keluarga dan masyarakat sedangkan
pengawasan seorang guru berada di lingkungan sekolah. Dalam usia anak sekolah dasar
perlu adanya pengawasan yang ketat karena dalam usia anak tersebut suka sekali terhadap
hal baru dan murah tertarik untuk mencobanya. Tujuan dari sebuah bimbingan dan
konseling ini sebagai pengarah dan pembimbing sekaligus tempat pengaduan seorang
peserta didik di sekolah. Manfaat adanya bimbingan dan konseling sangat terasa apabila
adanya kepekaan guru terhadap peserta didiknya. Apabila guru tidak peka terhadap
seorang peserta didik maka manfaat dari bimbingan dan konseling di sekolah tidak akan
terasa. Besar dampak dari adanya bimbingan dan konseling ini terhadap dunia
pendidikan.

Bimbingan konseling ini memberi bantuan kepada siswa untuk mencapai kemandiriannya
dalam pemahaman diri ,sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan
tuntutan yang ada.bimbingan konseling ini membantu dan memberi layan bagi siswa
seperti layanan pribadi,sosial ,belajar dan karir untuk kedepannya. Bimbingan konseling
juga merupakan sebuah wadah bagi siswa siapapun yang menbutuhkan teman bercerita,
keluh kesah sehingga dapat menceritakan semua tekanan yang dialami tanpa harus takut
rahasia itu terbongkar dan dapat mencegah siswa untuk mengalami penurunan berfikir
dan fokus, mengalami stres dini dan yang paling fatal yaitu mencegah siswa melakukan
tindakan yang tidak diinginkan seperti bunuh diri dan mengkonsumsi narkoba.
Bimbingan konseling juga bisa menjadi seorang teman untuk siswa sehingga pandangan
siswa terhadap guru Bimbingan dan Konseling (BK) tidak dipandang negative, guru yang
menyeramkan, killer dll.

Dalam sejarah bimbingan konseling yang masuk ke Indonesia awal mula di pelopori oleh
segenap pengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di malang tahun
1960 dan diberi nama dengan Bimbingan dan Penyuluhan (BP) dan ini hanya berlaku di
sekolah menengah atas pada tahu 1975, namun Bimbingan dan Penyuluhan (BP) tersebut
tidak memiliki rospon positif baik dari siswa ataupun orang tua siswa karena dianggap
hanya sekedar menangani anak anak yang nakal, sehingga terdapat pembaruan dan turun
SK Menpan No.88/1993 yang mengubah nama dari Bimbingan dan Penyuluhan (BP)
menjadi Bimbingan dan Konseling dan juga memfokuskan tujuan dan fungsi BK di
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

All Habsy, Bakhrudin. 2017. “Filososfi Keilmuan Bimbingan Dan Konseling.” Jurnal
Pendidikan Vol. 2.
Budiarti, Melik, S. Sos., MA. 2017. Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar. Magetan.
Hikmawati, Dr. Fenti. 2016. Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Maliki, M. Pd. I. 2022. Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar. Edisi 2. Jakarta:
Kencana.
Nisa, Afiatin. 2018. “Analisis Kenakalan Siswa Dan Implikasinya Terhadap Layanan
Bimbingan Konseling.” Jurnal Edukasi Vol. 4.
Persada Lase, Berkat. 2018. “Posisi Dan Urgensi Bimbingan Konseling Dalam Praktik
Pendidikan.” Jurnal Warta.
Rabiola, Dewi, and M. Andi Setiawan. 2018. “Perbedaan Pemahaman Siswa Tentang
Sopan Santun Ditinjau Dari Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok
Berlandaskan Falsafah Dandang Tingang Kelas VII SMP Muhammadiyah
Palangkaraya.” Jurnal Bimbingan Dan Konseling Vol. 4.
Rahma Dini, Iid. 2021. “Bimbingan Konseling.”
Rukaya, S. P. 2019. Aku Bimbingan Dan Konseling. GUEPEDIA.
Zamroni, Edris, and Susilo Rahardjo. 2015. “Manajemen Bimbingan Dan Konseling
Berbasis PERMENDIKBUD Nomor 111 Tahun 2014.” Jurnal Konseling
GUSJIGANG Vol. 1.

Anda mungkin juga menyukai