Anda di halaman 1dari 5

1.

Orientasi Bimbingan dan Konseling


Orientasi yang dimaksud disini ialah pusat perhatian atau titik berat pandangan atau
apa yang menjadi pusat perhatian konselor terhadap kliennya.
Macam-macam orientasi Bimbingan dan Konseling:
1.1 Orientasi Perseorangan
Bimbingan dan Konseling menghendaki agar konselor menitikberatkan pandangan pada
siswa secara individual. Satu persatu siswa secara individual. Satu persatu siswa perlu
mendapat perhatian secara masing-masing.
1.2 Orientasi Perkembangan
Orientasi perkembangan dalam Bimbingan dan Konseling lebih menekankan lagi
pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri
individu. Bimbingan dan Konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses
perkembangan itu.
Menurut Myrick perkembangan individu secara tradisional dari dulu sampai sekarang
menjadi inti dari pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Peranan Bimbingan dan Konseling adalah memberikan kemudahan-kemudahan bagi gerak
individu menjalani alur perkembangannya.
Secara Khusus, Thompson dan Rudolph melihat perkembangan individu dari sudut
pandang kognisi, dalam perkembangannya anak-anak memiliki kemungkinan mengalami
hambatan perkembangan kognisi.
Macam-macam hambatan perkembangan kognisi:
1.
2.
3.
4.

Hambatan Egosentrisme
Hambatan Konsentrasi
Hambatan Reversibilitas
Hambatan Tranformasi

1.3 Orientasi Permasalahan


Orientasi permasalahan secara langsung bersangut paut dengan fungsi pencegahan dan
fungsi pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari
masalah-masalah yang mungkin membebani dirinya, fungi pengentasan menginginkan agar
individu yang sudah terlanjur mengalami masalah dapat terselesaikan masalahnya.
Roos L. Money membagi 330 masalah yang digolongkan dalam 11 kelompok masalah yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Perkembangan jasmani dan kesehatan (PJK)


Keuangan, keadaan lingkungan dan pekerjaan (KLP)
Kegiatan social dan reaksi (KSR)
Hubungan muda-mudi, pacaran dan perkawinan (HPP)
Hubungan social kejiwaan (HSK)
Keadaan pribad kejiwaan (KPK)
Moral dan agama (MDA)

h.
i.
j.
k.

Keadaan rumah tangga dan keluarga (KRK)


Masa depan pendidikan dan pekerjaan (MPP)
Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah (PTS)
Kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran (KPP)

2. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling


Pelayanan Bimbingan dan Konseling memiliki peranan penting baik bagi individu
yang berada dalam lingkungan sekolah keluarga maupun masyarakat pada umumnya.
Uraian dibawah ini membicarakan peranan bimbingan dan Konseling pada masing-masing
ruang lingkup kerja tersebut:
2.1 Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang scara

khusus

dibentuk

untuk

menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam kelembagaan sekolah terdapat


sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbigan dan konseling mempunyai
kedudukan dan peranan yang khusus.
2.1.1 Keterkaitan antara Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling dan
Bidang-Bidang Lainnya
Dalam proses pendidikan, khususnya sekolah, Mortensen dan Schmuller (1976)
mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atau pelayanan yang saling terkait. Bidangbidang tersebut hendaknya secara lengkap ada dan apabila diinginkan aar pendidikan di
sekolah dapat berjalan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi secara optimal kebutuhan
peserta didik dalm proes perkembanganya.
Terdapat tiga bidang pelayanan pendidikan, yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, bidang
administrasi dan kepemimpinan dan kesiswaan:
a) Bidang kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum
dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan penetahuan,
keterampilan, sikap dan kemampuan berkomunikasi peserta didik.
b) Bidang administrasi atau kepemimpinan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi
berkenaan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan, serta bentuk-bentuk
kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah, seperti perencanaan, pembiayaan,
pengadaan, pengaduan, dan perkembangan staf, prasarana dansarana fiik, dan
pengawasan.
c) Bidang Kesiswaan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang
mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta
didik itu dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi, dan minat-minatnya, serta

tahap-tahap perkembangannya. Bidang ini dkenal sebagai bidang pelayanan


bimbingan dan konseling.
Kendatipun ketiga bidang tersebut tampknya terpisah antara satu dengan yang
lainnya, namun semuanya memiliki arah yang sama, yaitu memberikan kemudahan
bai pencapaian perkembangan yang optimal peserta didik. Pelayanan bimbingan dan
konseling dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengajaran. Misalnya,
proes belajar-mengajar akan dapat berjalan dengan efektif apabil siswa terbebas dari
masalah-masalah yang menggangu proses belajarnya.. Pembebasan masalah-masalah
siswa tersebut dilakukan melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Demikian juga
terhadap adminitrasi dan supervise, bimbingan dan koseling dpat memberikan
sumbangan yang berarti; misalnya dalam kaitannya dengan penyusunan kurikulum,
pengembangan program-program belajar, pengambilan kebijakan yang tepat dalam
rangka pencipataan iklim sekolah yang benar-benar menunjang bagi pemenuhan
kebutuhan dan perkembangan siswa.
Sebaliknya, bidang pengajaran dan administrasi dapat memberkan sumbangan
yang besar bagi suksesnya bidang bimbingan dan konseling. Bidang kurikulum dan
pengajaran merupakan lahan yang sangat efektif bagi telaksananya di dalam praktek
materi-materi layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanan pengajaran yang sehat
dan mantap, baik dalam isi maupun suasananya, akan memberikan sumbangan besar
bagi pencegahan timbulnya masalah siswa, dan juga merupakan wahana bagi
pengetahuan masalah-masalah siswa. Bidang pengelolaan dan administrasi dapat
memberikan sumbangan besar bagi pelayanan bimbingan dan konseling melalui
berbagai

kebijaksanaan

dan

pengaturan

yang

menghasilkan

kondisi

yang

memungkinkan berjalannya layanan itu secara optimal, sehingga segenap fungsifungsi dan jenis layanan serata kegiatan bimbingan dan konseling dapat terlaksana
dengan lancer dan mencapai sasaran.
2.1.2 Tanggung Jawab Konselor Sekolah
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya itu konselor menjadi
pelayan bagi pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh, khususnya bagi
terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan-tujuan perkembangan masing-masing peserta
didik. Dalam kaitannya dengan tujuan yang luas itu, konselor tidak hanya behubungan
dengan peserta didik atau siwa saja (sebagai sasaran utama layanan), melainkan juga dengan
berbagai pihak yang dapat secara bersama-bersama menunjang pencapaian tujuan tersebut,

yaitu sejawat (sesame konselor, guru, dan personal sekolah lainnya), orangtua,dan
masayarakat pada umumnya.
Berikut merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh konselor:
1. Tanggung jawab konselor terhadap siswa
2. Tanggung jawab kepada orang tua
3. Tanggung jawab terhadap sejawat
4. Tanggung jawab kepada sekolah dan masyarakat
5. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
6. Tanggung jawab terhadap profesi
2.2 Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah
2.2.1 Bimbingan dan Konseling Keluaraga
Resiko terhadap permasalahan dapat menimpa anggota keluarga. Palmo, Lowry,
Weldon, dan Scioscia (1984) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi secara
signfikan mempenaruhi struktur dan kondisi keluarga, yaitu meningkatnya tinkat perceraian,
kedua orangtua bekerja, pengangkatan anak, emansipasi pria-wanita, dan kebebasan
hubungan seksual.
Selain itu meningkatnya kesadaran tentang anak cacat, keadaan depresi dan bunuh
diri, kesulitan mencari pekerjaan dan ketidakmampuan ekonomi pada umumnya menambah
unsure-unsur

yang

mempengaruhi

kehidupan

keluarga.

Unsur-unsur

yang

tidak

menguntungkan tersebut secara tidak langsung ataupun langsung membawa pengaruh kepada
anggota keluarga, baik mereka yang sudah dewasa maupun yang masih muda, mereka yang
masih bersekolah maupun mereka yang sudah tidak bersekolah lagi. Permasalahan yang
ditimbulkan oleh pengaruh yang tidak menguntungkan itu mengundang berperannya
bimbingan dan konseling ke dalam keluarga.
2.2.2 Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan yang Lebih Luas
Permasalahan yang dialami oleh warga masyarakat tidak hanya terjadi di lingkungan
sekolah dan keluarga saja, melainkan juga di luar keduanya. Warga

masayarakat di

lingkungan perusahaan, industri, kantor-kantor (baik pemerintah maupun swasta) danlembaga


kerja lainnya ,organisasi pemuda dan organisasi kemasyarakatan lainnya, bahkan di lembaga
pemasayarakatan, rumah jompo,rumah yatim piatu atau panti asuhan, rumah sait, dan lain
sebagainya, seluruhnya tidak terhindar dari kemungkinan menghadapi masalah. Oleh karena
itu diperlukan jasa bimbingan san konseling.
Pelayanan bimbingan dan konseling yang menjangkau daerah kerja yang lebih luas itu
perlu diselengarakan oleh konselor yang bersifat multidimensional (Chiles & Eiken, 1983),
yaitu yang mampu bekerja sama selain dengan guru, administrator, dan orangtua, juga
dengang berbagai komponen dan lembaga masyarakatsecara lebih luas. Konselor seperti itu

bekerja dengan masalah-masalah personal, emosional, social, pendidikan, dan pekerjaan,


yang kesemuanya itu untuk mencegah timbulnya masalah, pengentasan masalah, dan
menunjang perkembangan

individu anggota masyarakat.KOnsep

professional yang

multidimensional itu akan lbih banyak berperan sebagai pelatih dan supervisor, disamping
penyelenggaraan layanan dan kegiatan tradisional bimbingan dan konseling, bagi kaum
muda dan angota masyarakat lainnya (Goldman, 1976).
Konselor profeional yang multidimensional benar-benar menjadi ahli yang
memberikan jasa berupa bantuan kepada orang-orang yang memfungsikan dirinya pada tahap
perkembangan tertentu, membantu mereka mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari
kondisidan apa yang sudah mereka miliki, membantu mereka menangani hal-hal tertentu agar
lebih efektif, merencanakan tindak lanjut atas langkah-langkah yang telah diambil, serta
membantu lembaga ataupun organisasi melakukan perubahan agar lebih efektif. Dalam
melaksanakan perananya yang lebih luas itu konselor berada di mana-mana, di lembaga
formal dan non-formal, di desa-desa, dan di kota-kota, konselor bekerja sama dengan
keluarga dan tokoh-tokoh masyarakat, kepala desa dan camat, dengan para pemimpin formal
dan non-formal. Konselor di masa depan bekerja di semua bidang kehidupan, mengabdikan
peranan dan jasanya untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan sumber daya manusia,
membantu individu warga masyarakat dari bergai umur, mencegah timbulnya masalah dan
mengentaskan berbagai masalah yang dihadapi warga masyarakat, dan menjadikan tahap
perkembangan yang mereka jalani menjadi optimal (Prayitno, 1990).
Konselor yang bekerja di luar sekolah dapat mengikatkan diri pada lembaga tertentu
(misalnya perusahaan, kantor, dan lain-lain), dapat bekerja sama dengan sejawat dalam satu
tim pelayanan bimbingan dan konseling, dapat bekerja mandiri, dan dapat pula
menciptakan bentuk-bentuk baru konselor bekerja dan apa pun tugas-tugas khusus yang
diselenggarakan konselor namun fungsi, prinsip, asas, jenis layananan kegiatan kegiatan
bimbingan dan konseling pada dasarnya tetap sama. Modifikasi dan penyesuaian diperlukan
berdasarkna kekhususan yang ada pada sasaran layanan, lembaga tempat bekerja, tujuan dan
kondisi yang menyertai diperlukannya pelayanan bimbingan dan konseling itu.

Anda mungkin juga menyukai