Anda di halaman 1dari 16

Nama : isqi m aldy

Kelas : BK A4
Nim : 22010251

Bab I
PENDAHULUAN
A. SELAYANG PANDANG LAHIRNYA BIMBINGAN KONSELING PERKEMBANGAN
Pada abad 21 ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan konseling, yaitu
dari pendekatan yang berorientasi konvensional, remedial,klinis dan terpusat pada konselor,
kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan dan prevensif. Pendekatan bimbingan dan
konseling perkembangan atau bimbingan dan konseling komprehensif. Karna titik berat layanan
bimbingan di tekankan pada pencegahan dan perkembangan.
Dalam pelaksanaan nya pendekatan bimbingan dan konseling ini menekankan kolaborasi antara
konselor dengan para personal sekolah lain nya orang tua peserta didik dan pihak pihak yang
terkait lain nya.
Berdasarkan analisis para ahli dan penglaman para peaktisi di lapanagan penerapan model ini
telah memberikan dampak yang positif dari berbagai pihak bagi peserta didik bagi orang tua bagi
guru dan bagi konselor.
konsep bimbingan sebagai suatu proses perkembangan menekankan pemberian bantuan
kepada semua peserta didik dan meliputi semua tahap bimbingan
Bimbingan konseling perkembangan merupakan pandangan mutakhir yang bertitik tolak dari
asumsi yang positif tentang potensi manusia. Berdasarkan asumsi bimbingan konseling ini di
pandang sebagai suatu proses perkembangan yang menekankan kepada upaya pembantuan
semua peserta didik atau individu.
bimbingan sebagai proses perkembangan di arahkan kepada pencapaian atau penuntasan
perkembangan pribadi dalam mana individu melatih atau mengembangkan potensi dan
membentuk pandangan yang matang tentang dirinya dalam kaitan nya antara guru.
bimbingan perkembangan mempunyai misi mengembangan diri dari potensinya keunikan
individu secara maksimum,dlam rangka menghadapi masyarakat gkobal yang senantiasa
berubah. Untuk itu dalam program bimbingan dan konseling perkembangan para peserta didik di
berikan bantuan agar memiliki berbagai keterampilan hidup.
bimbingan perkembangan sangat peduli terhadap perkembangan jangka panjang , memberikan
layanan yang berkesimbungan mulai dari anak sampai dewasa bersifat komprehensif tidak
terpisah pisah, mencakup semua bagian.
mathewson mencatat empat hal yang terkait dengan mengapa individu membutuhkan
bimbingan yaitu sebagai berikut
1. kebutuhan individu untuk menilai dan memahimi diri
2. kebutuhan untuk menyesuikan diri dengan diri sendiri dan tuntutan lingkungan
3. kebutuhan untuk memiliki orientasi atau wawasan tentang berbagai kondisi yang terjadi
pada masa sekarang dan yang akan datang j
4. kebutuhan untuk mengembangkan potensi pribadi
Perbedaan antara bimbingan perkembangan dengan bimbingan penyesuain adalah bahwa
bimbingan penyesuaian menekankan layanannya kepada masalah individu. Sementara yang
perkembangan menekankan kepada upaya mengembangkan potensi dari diri sendiri yang
difokuskan kepada perkembangan nya fungsi ego. Layanan perkembangan bersifat komprehensif
meliputi semua rentang kehidupan dan ragam aspek perkembangan dan juga bersifat
interpretatif bukan deterministik.
Kebutuhan akan bimbingan dan konseling disamping tuntutan pengembangan potensi peibadi
individu, juga tuntutan atau tantangan yang berhasi dari luar seperti semakin marakna dekadensi
moral di kalangan masyarahat.
B. landasan bimbingan dan konseling perkembangan
Bimbingan dan konseling perkembangandi dasarkan kepada landasan landasan filosofis,
psikologis, dan organisatoris atau manajerial. Landasan landasan itu di jelaskan sebagai berikut.
1. Landasan filosofis
a. bimbingan perkembangan diarahkan kepada pencapaian perkembangan pribadi
b. bimbingan ini proses layanan yang komprehensif, yaitu berlangsungnya di lingkungan
sekolah
c. tujuan dasar bimbingan adalah memfasilitasi perkembangan psikologis konseli(klien) secara
optimal
d. Perkembangan individu hanya dapat di pahami dan di bantu secara utuh
e. tujuan akhir bimbingan konseling adalah memfasilitasi dinamika atau proses intraksi yang
harmonis atau perkembangan individu dengan perkembangan nya.
2. Landasan psikologis
bimbingan perkembangan meneknkan kepada(1)kekuatan individu untuk merancang
(2)perkembangan potensi diri (3)cara individu menafsirkan lingkungan, minat dan nilai nilai serta
dampaknya terhadap penampilan dirinya. Melalui proses bimbingan individu berlatih untuk
mengembangkan potensi dirinya dan membangan pemahaman yang lebih matang tentang
dirinya dan peluang peluang yang menunjangnya.kehidupan yang dijalaninya; dan (3) mobilisasi
kapasitas dan disposisinya(karakteristik perkembangannya).
3. Landasan Manajerial
Keberhasilan program bimbingan tergantung kepada kerjasama (kolaborasi) antara pihak kepala
sekolah, guru bimbingan dan konseling atau konselor, guru mata pelajaran, dan personel sekolah
lainnya. Masing-masing mereka diharapkan memiliki pemahaman tentang pentingnya program
BK.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan, bahwa bimbingan dengan pendekatan
perkembangan didasarkan kepada asumsi (1) semua individu membutuhkan bimbingan dalam
semua rentang kehidupannya, (2) prosesnya bersifat komprehensif, (3) tujuan bimbingan
diarahkan kepada perkembangan kemampuan atau potensi individu, sehingga dia mampu
mengembangkannya sendiri secara bermakna, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain
(masyarakat). Lebih lanjut asumsi bimbingan perkembangan dirinci sebagai berikut.

a. Pencapaian Tugas-tugas perkembangan merupakan tujuan BK.


b. Perkembangan pribadi yang optimal terjadi melalui interaksi yg sehat antara individu dengan
lingkungannya.
c. Hakikat BK terletak pada keterkaitan antara lingkungan belajar dengan perke
mbangan individu.
d. Konseli tidak dipandang sebagai manusia yang sakit mentalnya. Disini konseli dipandang
sebagai individu yang mampu memilih tujuan, membuat keputusan, dan berpartisipasi secara
bertanggung jawab dalam mencapai perkembangan dirinya.
e. Konseli adalah seorang pribadi yang unik dan berharga yg berjuang untuk mengembangkan
dirinya. Dia adalah anggota kelompoknya, bagian dari budayanya, dan tidak pernah terisolasi dari
lingkungan sosialnya.

C. Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan


Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program bimbingan dan konseling di
sekolah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-
undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah adanya kesadaran atau
komitmen para pendidik, khususnya guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk
memfasilitasi peserta didik atau siswa agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
mencapai tugas- tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan
moral-spiritual).
Siswa adalah seorang individu yang sedang berada dalam proses berkemba atau menjadi
(becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandi Untuk mencapai kematangan
tersebut, siswa memerlukan bimbingan karen mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah
kehidupannya. D samping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan sisw tidak
selalu berlangsung secara mulus, atau steril dari masalah. Dengan kata lain, proses
perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, ata searah dengan potensi,
harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik psikis maupun sosial. Sifat
inheren lingkungan adalah perubahan. Perubaha yang terjadi dalam lingkungan dapat
mempengaruhi gaya hidup (life style warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit
diprediksi, di luar jangkauan kemampuan, atau kekurangsiapan (seperti mindset atau skill) dalam
menghadapinya, maka akan melahirkan diskontinuitas perkembangan perilaku siswa, seperti
terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah masalah pribadi atau penyimpangan
perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan diskotinuitas
perkembangan tersebu di antaranya: ledakan penduduk, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan
tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur
keluarga, dan perkembangan struktur masyarakat dari agraris ke industri.
Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat (seperti maraknya tayangan pornografi di televisi
dan VCD; penjualan alat kontrasepsi, minuman keras, dan obat-obat terlarang/narkoba yang tak
terkontrol; ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga; dan kebokbrokan moral orang
dewasa) sangat mempengaruhi perkembangan pola perilaku atau gaya hidup siswa (terutama
pada usia remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlaq yang mulia),
seperti: pelanggaran tata tertib sekolah, tawuran, meminum minuman keras, menjadi pecandu
Narkoba atau NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya, seperti: ganja, narkotika,
ectasy, putau, dan sabu-sabu), kriminalitas, dan pergaulan bebas (free sex).
Penampilan perilaku remaja seperti di atas, sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan
sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti tercantum dalam tujuan pendidikan
nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu: (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, (2) berakhlak mulia. (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan
jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Bab II
LANDASAN TEORI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN

A. Alasan Menggunakan Istilah Perkembangan


Penggunaan istilah perkembangan dalam bimbingan dan konseling, didasarkan kepada
beberapa alasan berikut (Myrick, 2003: 34).
1. Perkembangan manusia merupakan proses kehidupan fisiologis, psikologis,sosial, dan moral-
spiritual dari sejak lahir sampai mati.
2. Perkembangan melibatkan interaksi antara faktor genetika atau pembawaan dengan
lingkungan dimana manusia hidup dan berkembang.
3. Perkembangan manusia merupakan perjalanan hidup dari mulai lahir sampai mati, dimana
terjadi proses perubahan kepribadian.
4. Perkembangan merupakan istilah yang pada umumnya digunakan untuk menggambarkan
perubahan yang teratur.
5. Lembaga-lembaga sosial dan dimensi kebudayaan mempengaruhi proses dan tahapan
kehidupan individu.
B. Teori Perkembangan sebagai Dasar Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling Sejak
tahun 1960an berkembang perhatian untuk melakukan studi perkembangan anak. Para ahli yang
menaruh perhatian terhadap perkembangan anak itu, diantaranya Benjamin Bloom (1964),
Robert Gessel, Frances Ilg dan Louise Ames 17946 & 1956 Robert Havigurst (1953), dan Jarome
Kagan (1962). Mereka mekankan bahwa perkembangan kepribadian anak dipengaruhi oleh faktor
bawaan het dan lingkungan fenvironment. Mereka juga berpendapat taha pencapaian tugas
perkembangan pada satu tahap perkembangan dipengaruhi oleh keberhasilan pencapaian tugas
perkembangan pada tahap why India yang gagal dalam mencapai tugas perkembangan, maka dia
akan mengalami kesulitan dalam menuntaskan tugas perkembangan berikutnya mengalami
penolakan dari masyarakat, mengalami frustrasi dan kehidupan yang tidak hahagia, Kajian
tentang perkembangan individu sangatlah penting bagi seorang kolor guru bimbingan dan
konseling), karena melalui kajian tersebut, konselor dapat memahami pribadi konseli.
Pemahaman konselor terhadap pribadi konsel merupakan faktor penting bagi keberhasilan
proses konseling.
Pada uraian berikut dipaparkan beberapa perspektif para tokoh perkembangan individu yang
dikaitkan dengan ilmu konseling. mengenai
L. Kontribusi Sigmund Freud Terhadap Konseling
a. Perkembangan Individu
Mungkin tidak ada seorangpun konselor di Sekolah Dasar yang menyatakan bahwa diri mereka
adalah "Freudian". Tetapi bagaimanapun juga teori Freud tidak bisa diabaikan begitu saja dalam
teori perkembangan kepribadian dalam konseling
Pada kenyataannya, Freud adalah salah satu pionir dalam merumuskan aspek-aspek
perkembangan kepribadian. Pendapatnya, tahun-tahun pertama dalam kehidupan individu
adalah merupakan kunci penting dalam per- kembangan kepribadian individu. Dia meyakini
bahwa komponen-komponen utama dalam perkembangan kepribadian dapat terus berkembang
sampai dengan umur lima tahun. Freud percaya bahwa ketegangan/tekanan (tension) merupakan
komponen utama dalam perkembangan kepribadian. Freud mengidentifikasi dan mengelaborasi
empat komponen penting dalam perkembangan kepribadian, yaitu:
(1) proses perkembangan fisik, seperti persitiwa menstruasi dan mimpi pertama dapat
menimbulkan perubahan psikologis, dan juga tuntutan baru dan lingkungan;
(2) frustrasi, artinya orang yang tidak pernah frustrasi tidak akan berkembang seperti anak yang
dimanja tidak akan berkembang jawabnya:
(3) konflik, yang terjadi antara id, ego, dan super ego; dan
(4) ancaman, yaitu tantangan dari lingkungan. rasa tanggung
Apabila tekanan-tekanan tersebut muncul, maka anak akan berusaha untuk mengatasinya
sendiri dan proses ini merupakan kunci dari perkembangan
kepribadian. Perkembangan kepribadian seseorang harus melewati tahap-tahap tertentu, hingga
tidak ada satupun yang terlewat.
Sejak awal kelahiran, seorang anak memasuki seri tahap pertama per- kembangan kepribadian
hingga sampai akhirnya mencapai masa dewasa. Tahap-tahap awal kehidupan seseorang individu
merupakan hal yang paling kontroversial dan deskripsi Freud tentang tahap-tahap ini yang paling
banyak dikritik. Tahap-tahap perkembangan individu itu dipaparkan pada tabel berikut.
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dengan masa dewasa Mengacu parla teori
Freud, seorang anak dapat menjadi seorang dewasa ketik tercapai keharmonisan antara fungsi Id.
Ego dan Superego. Seorang dewasa yang matang adalah orang yang dapat mengontrol dorongan-
dorongan dan frustrasi frustrasinya, maka ia akan disebut sebagai "happy person", Kepribadian
yang sehat ditandai oleh kurangnya kekacauan psikologis. Pada orang dewasa yang sehat,
dorongan-dorongan seksual dan agresif sebagai motivator utama tingkah laku dialihkan kepada
pola-pola perilaku yang secara kultural dapat diterima Di samping itu orang dewasa telah mampu
mengembangkan mekanisme pertahanan (defence mechanism) secara tepat, dan juga dapat
hidup dan bekerja dengan baik.
b. Implikasi Terhadap Konseling
Sigmund Freud sangat dikenal sebagai pionir dalam teori perkembangan psikoterapi yang
komprehensif. Meskipun dalam kenyataannya, teori Freud sangat jarang diterapkan bagi anak-
anak, namun para konselor menerima ide motivasi tak sadar untuk beberapa tingkah laku,
sebagai suatu konsep yang sangat berkontribusi kepada kemampuan berpikir kreatif. Konsep
Freud tentang bagaimana perilaku dapat termotivasi misalnya, merupakan pelopor dari beberapa
konsep modern tentang fungsi manusia.
Dari teori Freud, konselor dapat memahami lebih baik tentang ego pertahanan diri, termasuk
represi, proyeksi, displacement, penyangkalan, sublimasi, regresi rasionalisasi, dan reaksi formasi.
Teori-teori Freud dapat membimbing konselor dalam praktek konseling di sekolah modem,
mereka sering menggunakan konsep- konsep Freud dalam bimbingan individual maupun
kelompok bagi anak-anak.
Seperti ada jarak antara teori Freud dan konselor, dikarenakan 'image' Freud tentang manusia
yang pada dasarnya negatif. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mengidentifikasi apa
kontribusi Freud terhadap konselor modern. Freud mengemukakan bahwa pentingnya masa awal
anak dalam perkembangan individu Hampir semua konselor sekarang memperhatikan tahap-
tahap awal perkembangan anak-anak.
Mungkin konselor modem yang melakukan konseling pada anak-anak dan melakukan hipotesis
tentang rumah orang tua ruang kelas. hubungan teman ebaya, dan dunia pribadi anak-anak tidak
pernah berpikir tentang Freud. Terlepas das Feud adalah salah satu tokoh yang paling utama yang
melahirkan Ten tentang anak anak dan secara tidak langsing tentang konseling anak-anak
Kegiatan bimbingan komprehensif dirancang untuk membantu anak dalam memahami diri
mereka sendiri, hal tersebut terakomodasi dalam teori Erikson pada tahap industri vs inferioriti
parla teori tahap-tahap perkembangan psikososial Erikson, Bahasa yang digunakan dalam teori
Erikson juga banyak berkaitan dengan ilmu konseling. Seperti "krisis identitas", "identitas", dan
"perputaran kehidupan, sering digunakan ketika orang Amerika berbicara tentang remaja.
3. Kontribusi Piaget Terhadap Konseling
a. Perkembangan Individu
Diantara tokoh-tokoh teori kognitif yang dikenal baik dalam perkembangan manusia salah
satunya adalah psikolog dari Swiss yaitu Jean Piaget, yang mempunyai pengaruh besar dalam
dunia pendidikan dan psikologi di Amerika sampai wafatnya pada tahun 1980. Piaget sebagai
tokoh teori kognitif sangat tertarik mendalami struktur dan proses perkembangan pikiran
manusia dan bagaimana pengaruh proses ini terhadap suatu pemahaman dan harapan individu
dalam hidupnya.
Teori Piaget tentang pikiran manusia diaplikasikan dalam pembuatan tes intelegensi, Ketika
Piaget melakukan percobaan untuk menentukan pada umur anak berapa yang dapat menjawab
pertanyaan tertentu, Piaget lebih tertarik lagi pada respon-respon yang muncul pada saat tes. Dia
menemukan fakta bahwa anak-anak yang mempunyai usia yang sama, mereka membuat
kesalahan yang sama dalam menjawab pertanyaan tertentu. Hal ini memberikan inspirasi pada
Piaget bahwa ada sebuah rangkaian perkembangan pada pertumbuhan intelektual seseorang
Menurut Piaget, perkembangan kognitif adalah suatu proses yang diikuti oleh pake-palem yang
universal. Ada empat tahap pada perkembangan intelektual,Tahap Sensorimotor (0-2 tahun.
Pada tahap ini, anak aktif mencoba untuk mencari hubungan antara sensasi sensasi dan perilaku
motorik. Mereka belajar sejauh mana yang mereka butuhkan untuk meraih sebuah mainan yang
diinginkannya. 2 Taho Praoperasional (2- 6 tahun?
Asak mulai mengembangkan kemampuan mereka dalam memahami simbol- simbol, yang sangat
penting bagi perkembangan bahasanya. Pada tahap ini proses berpikir anak belum dapat
diputarakan, dan pengetahuan anak benom sa dija secar tematis.
Anak sudah mulai dapat melakukan kegiatan yang rasional. Menempatkan Tahap Operas
Konkrit (7-12 tahun) objek dalam sistem klasifikasi salah satu contoh yang dapat dilakukan anak
pada tahap ini, Anak dapat menentukan objek-objek yang mempunyai Klasifikasi yang sama
seperti ukuran atau bentuknya.
Tahap Operasi Formal (12 tahun ke atas) Karakteristik anak pada periode ini adalah dapat berpikir
abstrak dan konsep hipotetis. Mereka dapat mempertimbangkan berbagai cara bagaimana
memecahkan masalah. Layaknya orang dewasa mereka berpikir rasional dan sistemats
b. Implikasi Terhadap Konseling
Teori Piaget dan teori yang berorientasi pada kognitif sangat penting bagi para konselor, karena
mereka harus mengetahui tingkat intelektual yang dapat diukur sesuai desigan tingkat usia
kliennya. Batasan intelektual pada usia tetentu ini dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Sebagai contoh, seorang konselor yang sedang berhadapan dengan anak berumur 6 tahun atau
kurang dari itu, di sebuah Taman Kanak-Kanak (TK) sangat penting bagi konselor untuk
memahami bahasa anak yang masih menggunakan bahasa simbolik. Piaget telah memberikan
sumbangan berupa tuntunan bagi konselor untuk mengobservasi dan mengevaluasi sisi
intelektual klien dan perilakunya.
4- Kontribusi Humanistik Terhadap Konseling
Para psikolog yang beraliran humanistik percaya bahwa inti dari perkembangan individu adalah
kekuatan dorongan dari diri individu itu sendiri untuk memaksimalkan potensi din mereka.
Abraham Maslow dan Carl Rogers meng- habiskan waktu mereka untuk mengembangkan
pandangan humanistik secara luas, sehingga dapat diterima oleh para pekerja yang peduli akan
kesehatan mental. Konsep dan teori mereka telah menghasilkan suatu legitimasi demi kemajuan
masa depan para pendidik, psikolog, dan konselor.
Seorang individu akan berkembang dengan sehat apabila atmosfir dan lingkungan dimana
mereka tumbuh dapat menerima dan memberikan "positive regards kepada mereka. Mengacu
pada teori Rogers sejumlah informasi dan peknik modifikasi tingkah laku tidaklah terlalu penting,
selama individu tersebut secara alami selalu bersikap baik dan melakukan hal-hal yang baik.
Pertumbuhan Individu memberikan nilai-nilai yang dapat membantu mereka untuk memilih da
meminter apa yang merda alami, What dan pelajari dan gaya belajar yang menjadi
Kedua, membantu menentukan waktu yang tepat dalam upaya-upaya pendidikan Lebih jelasnya
lagi, sekolah akan dapat memahami kebutuhan kebutuhan semua peserta didiknya setiap fase
atau tahap tertentu. Apakah konselor dapat membantu seluruh peserta didik secara
komprehensift Para konselor harus mengukurnya dari standarisasi yang mengacu pada konsep
tugas perkembangan. Konsep Havighurst ini membantu konselor mengakomodasi beberapa
standar yang dapat digunakan untuk mengevaluasi seluruh program bimbingan dan konseling di
sekolah.
Dilihat dari sudut pandang perkembangan manusia Maslow dan Rogers memben perhatian
pada konselor dan pendidik dengan konsep genuineness, congruence, emphaty, dan
unconditional regards. Pada konteks ini hubungan antar manusia menjadi lebih penting dibanding
teknik-teknik terapeutik dalam memaksimalkan potensi manusia.
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah
mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self-actualizing person). Dia
mengemukakan teori motivasi bagi self-actualizing person dengan nama metamotivation, meta-
needs, B-motivation, atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Seseorang yang telah
mampu mengaktualisasikan dirinya tidak termotivasi untuk mengejar sesuatu tujuani yang
khusus, mereduksi ketegangan, atau memuaskan suatu kekurangan. Mereka secara menyeluruh
tujuannya akan memperkaya, memperluas kehidupannya dan mengurangi ketegangan melalui
bermacam-macam pengalaman yang menantang. Dia berusaha untuk mengembangkan
potensinya secara maksimal. dengan memperhatikan lingkungannya. Dia juga berada dalam
keadaan menjadi yaitu spontan, alami, dan senang mengekspresikan potensinya secara penuh.
Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya, dia namai D-
motivation atau Deficiency. Tipe motivasi ini cenderung mengejar hal yang khusus untuk
memenuhi kekurangan dalam dirinya, seperti mencari makanan untuk memenuhi rasa lapar. Ini
berarti bahwa kebutuhan khusus (lapar) untuk tujuan yang khusus (makanan) menghasilkan
motivasi untuk memperoleh sesuatu yang dirasakannya kurang (mencari makanani. Motif ini
tidak hanya berhubungan dengan kebutuhan fisiologis, tetapi juga rasa aman, cinta kasih, dan
penghargaan. Terkait dengan metaneeds. Maslow selanjutnya mengatakan bahwa kegagalan
dalam memuaskannya akan berdampak kurang baik bagi individu, sebab dapat menggagalkan
pemuasan kebutuhan yang lainnya, dan juga melahirkan metapatologi yang dapat merintangi
perkembangannya. Metapatologi menintangi sull-actualizers untuk mengekspresikan,
menggunakan. memenuhi potensinya, merasa tidak berdaya, dan depresi. Individu tidak mampu
mengidentifikasi sumber penyebab khusus dari masalah yang dihadapinya dan usaha untuk
mengatasinya (Syamsi Yusuf LN dan Juntika Nurihsan, 2011).
Teon teori humanis mempunyai pengaruh yang luas pada pendidikan sama seperti terhadap
konseling dan terapi Beberapa pandangan dan pendekatan humanidil sangat simpel dan
optimistik.
5. Kontribusi Havighurst Terhadap Konseling Teori Tugas Perkembangan
Kontribusi Havighurst dalam perkembangan bimbingan dan konseling sudah sangat jelas yaitu
teori Tugas-Tugas Perkembangannya. Dia sangat tertarik u mempelajari bagaimana masyarakat
(lingkungani dan hubungan dengan kebutuhan individu manusia.
Tugas perkembangan pada setiap individu akan muncul pada setiap fase dan waktu tertentu
dalam kehidupan manusia, apabila dapat dilew dengan baik maka, akan membawa kesuksesan
dan kebahagiaan. Tugas-tuga perkembangan ini termasuk didalamnya pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan fungsi-fungsi diri individu untuk mencapai tugas perkembangan tertentu
dala hidupnya sehingga dapat berfungsi secara efektif sebagai pribadi yang matang Seorang anak
yang tidak dapat melewati tugas perkembangannya dengan baik maka akan sulit menyesuaikan
diri dan tidak siap untuk menghadap: tuga perkembangan selanjutnya.
Pada usia pertengahan bagi anak-anak, sekitar usia 6-11 tahun, tuga perkembangannya yang
dialami diarahkan dan dibimbing dalam program bimbingan dan konseling yang komprehensif di
Sekolah Dasar (SD). Apabila mengacu pada teori perkembangan Havighurst (1953), tugas
perkembang pada usia tersebut, adalah:

1) Berlatih keterampilan fisik dalam permainan-permainan tertentu

21 Membangun sikap diri anak sebagai anak yang sedang tumbuh 3) Belajar bersosialisasi dengan
teman sebaya

4) Belajar berfungsi sebagai anak laki-laki atau anak perempuan Mengembangkan keterampilan
membaca, menulis dan berhitung 61 Mengembangkan konsep-konsep kehidupan sehari-hari

7) Mengembangkan naluri, moralitas dan skala nilai-nilai A1 Mencapai kemandirian diri


Mengembangkan sikap untuk menyesuaikan diri dengan kelompok sosialn dan tetraga Implikasi
Terhadap Konseling Havighurst 21052 memberikan dua alasan mengapa konsepnya tentang tugas
Y Pertama Roup turgus perkembangan insangat muroban dalam mencaha-joan postkan metal
pimbingan dan konseling dan pelatih
6. Kontribusi Gesell Institut pada Perkembangan Anak
Pada beberapa level usia perkembangan, konselor harus mengobservasi setiap tingkah laku
yang muncul. Pada intinya kegiatan-kegiatan di sekolah seharusnya dirancang sesuai kebutuhan
anak dari pada anak harus mengikuti seluruh kegiatan yang sudah dirancang sebelumnya oleh
sekolah. Apabila konselor sudah dapat memahami perkembangan individu, konselor dapat
membantu memaksimalkan anak baik dilihat secara kesiapan biologis maupun psikologis anak.
Karakteristik perkembangan setiap usia anak dan implikasinya terhadap bimbingan dan konseling,
dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

BAB III
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN

A. Pengertian Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah "guidance" dan
"counseling" dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah istilah "guidance" berasal dari akar kata
"guide", yang berarti : (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to
manage), dan (4) menyetir (to steer). Secara istilah, banyak pengertian bimbingan yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya sebagai berikut. Donald G. Mortensen dan Alan M.
Schmuller (1976) menyatakan: Bimbingan dapat didefinisikan sebagai bagian dari keseluruhan
program pendidikan yang membantu memberikan kesempatan pribadi dan layanan staf khusus
dimana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan dan kapasitasnya secara maksimal.
dalam kaitannya dengan gagasan demokrasi. Shertzer dan Stone (1971: 40) mengartikan
bimbingan sebagai Process of helping an individual to understand himself and his world (proses
pemberian bantuan kepada siswa agar mampu memahami diri dan lingkungannya). Robert D.
Myrick (1993:5) mengatakan bahwa istilah "guidance" (bimbingan) merupakan proses bantuan
(helping process) yang difokuskan kepada perkembangan yang bersifat umum, terkait dengan
kebutuhan, minat, sikap, dan tingkah laku peserta didik. Sementara istilah "counseling"
(konseling) adalah interaksi atau hubungan yang bersifat personal antara peserta didik dengan
konselor yang terlatih secara profesional, dalam mana peserta didik secara rahasia
mengeksplorasi atau mengungkapkan perasaan, gagasan/pendapat, dan tingkah lakunya. Dia
mengemukakan perbedaan antara bimbingan dan konseling yaitu bahwa bimbingan merupakan
seperangkat layanan yang bersifat umum (generik) bagi perkembangan pribadi peserta didik.
Sementara konseling adalah salah satu layanan bimbingan tersebut. Layanan-layanan (services)
bimbingan ini terangkum dalam program yang terorganisasi, dengan tujuan-tujuan yang spesifik
terkait dengan perkembangan pribadi, sosial, akademik, dan karir

peserta didik. Konsep bimbingan dan konseling merefleksikan makna umum yang meliputi
kesadaran, bantuan, dan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Namun di antara
keduanya ada perbedaan sebagai berikut.
1. Bimbingan lebih bersifat umum dan komprehensif daripada konseling. Konseling merupakan
bagian dari bimbingan.
2. Bimbingan mengawali konseling, artinya konseling mengikuti bimbingan.
3. Bimbingan lebih menekankan kepada aspek teoritis, sedangkan konseling lebih ke aspek
praktis. 4. Konseling merupakan hubungan yang bersifat individual dan ditujukan bagi peserta
didik yang datang untuk meminta bantuan. Selanjutnya Myrick (1993:65) mengemukakan
pengertian bimbingan perkembangan menurut Asosiasi Konselor Sekolah Amerika (ASCA), yaitu
sebagai "Keseluruhan layanan bimbingan yang meliputi berbagai intervensi yang terencana dalam
bidang pendidikan dan program layanan kemanusiaan lainnya yang menyangkut semua lingkup
kehidupan manusia untuk menstimulasi dan memfasilitasi perkembangan individu dalam semua
area perkembangannya (personal, sosial, emosi, karir, moral-etika, kognitif, dan estetika) dan me
mantapkan kesatupaduan area perkembangan ke dalam gaya hidupnya".
Mathewson (Shertzer dan Stone, 1971:76) mengartikan bimbingan per- kembangan ini sebagai
pemberian layanan yang kepedulian utamanya membantu peserta didik agar mencapai
perkembangan atau kematangan yang positif, yang dalam pelaksanaannya melibatkan teamwork
antara guru-guru, konselor atau guru bimbingan dan konseling, dan administrator. Senada
dengan pendapat di atas, Lynn Bullard, et al. (1993:1) mengemukakan bahwa bimbingan
perkembangan atau komprehensif merupakan program bimbingan yang rencananya difokuskan
kepada kebutuhan (needs), kekuatan (strengths), minat Unterests), dan isu-isu yang berkaitan
dengan tahapan atau fase perkembangan peserta didik yang bervariasi, dan merupakan bagian
penting (vital), dan terpadu (integral) dengan program pendidikan sekolah secara keseluruhan,
bimbingan konseling, dan sekolah Penulis dapat juga sebagai dalam pekembangannya remaja,
agar mengaktualisasikan potensi intelektual, emosional, moral-spiritual pribadi bermakna dalam
kehidupannya, secara sosial". (Syamsu Yusul 2014).
mengisyaratkan, layanan bimbingan, peserta dapat menjadi produktif, mampu semua (pemikiran,
gagasan, nyata) yang bermanfaat bagi kesejahteraan bersama.pengertian School Counselor
konseling adalah "Hubungan muka rahasia, penuh dengan penerimaan kesempatan konselor
kepada konselor kete- masalah-masalahnya".
Pietrofesa kawan-kawan (Syamsu LN., menunjukkan ciri-ciri konseling hubungan profesional yang
diadakan oleh konselor sudah dilatih pekerjaannya hubungan yang bersifat profesional kete-
pengambilan keputusan, pemecahan masalah, tingkah laku Hubungan profesional berdasarkan
kesukarelaan klien konselor.
berbagai atas, dan perkembangan konseling konseling merupakan bantuan dari kepada mulalui
maupun (cetak maupun elektronik), konseli dapat mengatasi masalahnya, sehingga menjadi
pribadi bermakna (bermanfaat), sendiri,Berikut ini diuraikan beberapa generalisasi
menggambarkan karakteristik utama kegiatan Konseling merupakan salah bentuk hubungan
bersifat membantu Makna bantuan agaria tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu
mecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis yang diatas dalam
kehidupannya. Tugas konselor adalah menciptakan kondisi-koodi fasilitatif yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan klien Hubungan dalam konseling bersifat interpersonal.
Hubungan konseling terjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka melalui (internet-e-mail,
teleponi antara konselor klien. Hubungan tidak hanya bersilat melainkan melibatkan semua unsur
kepribadian kedua pihak yang meliputi: pikiran, perasaan, pengalaman, nilai- nilai, kebutuhan,
harapan, lain-lain.
Dalam proses konseling kedua pihak hendaknya menunjukkan kepribadian yang asli, ini
dimungkinkan konseling dilakukan secara pribadi dalam suasana rahasia. Keefektilan konseling
sebagian besar ditentukan kualitas hubungan antara konselor dengan kliennya. Dilihat
bergantung pada kemampuannya dalam menerapkan teknik-teknik konseling dan kualitas
pribadinya.
B. Karakteristik Bimbingan Bimbingan perkembangan memiliki karakteristik (konvensional).
Perbedaan karakteristik tersebut nampak pada beberapa aspek, yaitu perencanaan program,
tradisional sifatnya reaktif, sementara pada perkembangan terencana; (b) pendekatan, pada klinis
bersifat krisis (remediatif), sementara perkembangan preventif, (c) strategi atau teknik bimbingan
yang diterapkan, tradisional hanya layanan konseling individual, sementara pada perkembangan
bimbingan dan konseling; sasaran layanan, pada tradisional peserta yang bermasalah, sementara
pada perkembangan semua peserta didik; komponen struktur program, pada tradisional
terstruktur, sementara pada perkembangan terstruktur; dan pelaksana (personel) layanan
bimbingan dan konseling, tradisional hanya konselor, sementara pada perkembangan semua
personel sebagai suatu team-work. Secara rinci, perbedaan karakteristik.
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan, atau sesuatu yang
ingin dicapai melalui berbagai kegiatan yang diprogramkan. Tujuan bimbingan dan konseling
merupakan pernyataan yang menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi individu (potensi
individu) yang diharapkan berkembang melalui berbagai strategi layanan kegiatan yang
diprogramkan. Secara umum, tujuan bimbingan dan konseling, ialah agar peserta didik dapat: (1)
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa
yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya; dan (4) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi
dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan keluarga, pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.
Menurut Myrick (2003: 42-43) bimbingan dan konseling perkembangan bertujuan agar peserta
didik:
1. Memahami lingkungan sekolah. Peserta didik memahami secara lebih familier tentang sekolah,
seperti fasilitas belajar, program sekolah, peran guru dan konselor.
2. Memahami diri sendiri dan orang lain. Peserta didik (a) memahami kemampuan, minat, dan
karakteristik pribadinya; (b) mampu belajar mengidentifikasi kekuatan atau kelebihan dirinya
yang ingin dikem- bangkannya; dan (3) memiliki keterampilan untuk berinteraksi sosial dengan
teman, guru, dan orang dewasa lainnya. Tujuan ini juga terkait dengan kemampuan peserta didik
untuk menilai diri (self-assessment), menerima diri (self-acceptance), dan mengembangkan rasa
percaya diri (self-confidence).
3. Memahami sikap dan tingkah laku. Peserta didik memahami bahwa (a) kebiasaan, sikap, dan
persepsi mempengaruhi tingkah laku; (b) perasaan dan tingkah laku berkaitan erat dalam
mencapai tujua; dan (c) tingkah laku itu dapat diubah.
4. Mampu mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Peserta didik mampu merumuskan
tujuan dan bertanggung jawab untuk mengambil keputusan. Dia menyadari bahwa untuk bahwa
dalam mengambil keputusan atau memecahkan masalah ada berbagai faktor yang harus
dipertimbangkan, dan mengikuti prosedur yang jelas.
5. Memiliki keterampilan berkomunikasi dan hubungan interpersonal. Peserta didik memahami
bahwa keterampilan interpersonal dan berkomunikasi berpengaruh terhadap cara dia bergaul
dengan orang lain secara positif, baik berhubungan dengan teman, guru, maupun keluarga.
6. Memiliki keterampilan meraih sukses di sekolah. Peserta didik memiliki keterampilan untuk
meraih sukses di sekolah, seperti keterampilan belajar, belajar bertingkah laku yang baik,
mengelola waktu, resolusi konflik dengan teman dan guru, dan mampu mengembangkan
kebiasaan dan sikap positif yang berguna bagi kehidupannya di masa depan.
7.Memiliki kesadaran karir dan perencanaan pendidikan. Peserta didik memiliki kesadaran bahwa
terdapat hubungan antara mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia kerja. yang sesuai
dengan kemampuan, dan minatnya. Disamping itu, dia juga membuat perencanaan pendidikan
lanjutan, mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan dunia kerja yang akan diterjuninya,
dan belajar mencari informasi kerja.
8. Terlibat dalam aktivitas kemasyarakatan atau komunitasnya. Peserta didik memiliki rasa
tanggung jawab untuk berperan secara produktif dalam kehidupan komunitasnya.
bagi dirinya. sini bahwa pekerjaan konselor bukan menentukan keputusan yang diambil oleh
klien atau alternatif tindakannya. Keputusan keputusan ada pada klien sendiri, harus tahu
mengapa bagaimana melakukannya. Oleh itu klien harus belajar mengestimasi konsekuensi
konsekuensi yang mungkin terjadi dalam pengorbanan pribadi, waktu, dan sebagainya. Peserta
didik belajar memperhatikan nilai-nilai ikut mempertimbangkan yang dianutnya sadar
pengambilan keputusan,
Dalam konseling, menguji resiko setiap alternatif akan diambil maslahat- maisatrya, atau baik-
buruknya, baik bagi dirinya sendiri maupun orang sehingga keputusan yang diambilnya
bermanfaat bagi perkembangan dan kesejahteraan dirinya dan orang lain.
membantu peserta didik agar memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi dirinya,
atau menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam tugas perkembangan harus dikuasainya.
Kemampuan menginternalisasi meliputi tahapan, yaitu: pemahaman (awareness),
(accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action). Terkait dengan hal ini, maka hasil
temuan yang dilakukan Sunaryo Kartadinata dkk.(2002) ITP (Instrumen Tugas-tugas
Perkembangan), dapat dijadikan sebagai salah rujukan untuk merumuskan tujuan bimbingan
konseling, khususnya jenjang pendidikan tingkat SLTP dan Rumusan bimbingan konseling dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tujuan bimbingan dan konseling ini dapat juga dirumuskan berdasarkan area, bidang, atau
fokus pemberian layanan kepada peserta yang dengan aspek-aspek pribadi, sosial, belajar
(akademik), karir. Rincian tersebut adalah sebagai berikut (Syamsu Yusuf 2014).
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan pribadi-sosial
peserta didik adalah sebagai berikut.
a. Memiliki komitmen kuat dan ketaqwaan kepada Tuhan Maha Esa, baik kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan menghormati dan
memelihara hak kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat antara yang menyenangkan
(anugrah) dan yang menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif
sesuai ajaran agama yang dianut.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar
adalah sebagai berikut.
a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin
dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua
kegiatan belajar yang diprogramkan.
b Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
c. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti kete-rampitan membaca buku,
mengggunakan kamus, mencatat pelajaran,dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
d Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam
pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
e.Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah sebagai berikut.
a. Memiliki pemahaman din (kemampuan dan minat) yang terkait dengan pekerjaan.
b. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan
apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
c.Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,lingkungan sosiopsikologis pekerjaan,
prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
d. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi.
e. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang peserta
didik bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
D. Prinsip prinsip bimbingan konseling perkembangan dan konseling perkembangan , Kottman,
1995:50-53).
1)Bimbingan konseling dibutuhkan (diperlukan) semua didik (guidance for Dalam program
perkembangan diasumsikan bahwa semua peserta didik memerlukan bimbingan. memiliki
kebutuhan untuk: (a) memperoleh pemahaman (self understanding): (b) mengembangkan
tanggung jawab untuk mengendalikan control); dalam memahami lingkungan sekitarnya; (d)
belajar mengambil belajar memecahkan masalah; matang dalam kesadaran moral (nilai-nilai);
memiliki perasaan cinta kasih rasa berharga; mengembangkan abilitasnya; dan (i) mengetahui dar
kekuatan-kekuatan dirinya.
2) Bimbingan dan konseling difokuskan belajar peserta didik. Konselo adalah spesialis yaitu
spesialis perkembangan manusia dalam studi dunia dalam para peserta didik. Konselor dalam
melaksanakan tugasnya didasarkan kepada kurikulum yang direncanakan dan diorganisasikan
dalam mengembangkan kongnitif afektif fisik peserta tersebut adalah manusia (human leaming),
pelajar manusia (human leaner) Secara berarti bahwa konselor merupakan anggota suatu team,
meliputi: tua, guru, administrator, dan spesialis Tugas mereka adalah memanfaatkan pengetahun,
keterampilannya untuk membantu peserta didik belajar, seperti belajar bagaimana menghadapi
kesulitan, juga membantu peserta didik belajarnya lambat (slow learner). Dalam proses belajar
semua peserta didik dilibatkan. Mengenai peran konselor proses pembelajaran pada suatu saat
dalam kegiatan bimbingan kelas, pada saat lain berperan membantu peserta didik.
adalah belajar, dan tujuan utama bimbingan adalah membantu para peserta didik belajar.
3)Konselor dan Guru adalah Fungsionaris Bersama Program Bimbingan. Konselor dan Guru
berkolaborasi menemukan solusi peserta didik, dan membantu pencapaian tujuan
perkembangannya. Konselor dan guru memahami belajar, seperti perkembangan merupakan
suatu peroses, satu peristiwa yang terjadi dipandang sebagai butir dari kontinum peroses belajar
yang panjang. Disini dikatakan bahwa tim kerja konselor dengan merupakan esensial dalam
membantu perkembangan peserta didik.
4)Bimbingan direncanakan dan diorganisasikan dengan baik. Bimbingan perkembangan meliputi
sapek-aspeko tujuan, yang diorientasikan untuk membantu didik dalam mencapai perkembangan
yang normal, baik menyangkut aspek kognitif, afektit, maupun (h) program kegiatan disajikan
secara sistematis, dan dirancang untuk mengembangkan: harga (self-esteem), motivasi untuk
berprestasi (achievement motivel pengambilan keputusan (decision making, merancang tujuan
setting) merumuskan perencanaan (planning), keterampilan berkomunikasi (problem solving
hubungan antara pribadi efektif (interpersonal effectiveness), keterampilan berkomunikasi
(communications, elektilitas hubungan budaya cultural effectivenen laku yang bertanggung
jawaby iresponsible Kegiatan kegiatan diatas, menurut usaha-usaha kolaboratif guru dengan
komelor. hal konselor harus mampu mengajar disamping memberikan komeling
5)Bimbingan dikonsentrasikan kepada Pemahaman, Penerimaan, dan Peningkatan Konselor
memukan akifanya untuk membantu peserta agar lebih dini, menerima siapa dirinya, Jeball
menyadari kekuatan kekuatannya
6)Bimbingan difokuskan Mendorong Keberanian Peserta didik. Cara dapur righ untuk mendorong
keberanian peserta didik adalah kan penilaian peserta didik sebagaimana adanya unjukkan
keyakan dalam diri peserta yang memungkinkan dalam deinys sende berilah keyakinan i untukan
kepercayaan atau sikap respek di sende berikan penghargaan terhadap usaha-usahanya.
1. Bimbingan dan Konseling Akademik (Belajar)
Bimbingan dan konseling akademik adalah proses bantuan untuk memfasilitasi peserta didik
dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam belajar, dan memecahkan
masalah-masalah belajar atau akademik. Bimbingan dan konseling akademik menyangkut: (a)
pengenalan kurikulum, (b) pengem- bangan sikap dan kebiasaan belajar yang positif, (c)
pengembangan motif berprestasi, (d) cara belajar yang efektif, (e) penyelesaian tugas-tugas dan
latihan, (f) pengembangan kesadaran belajar sepanjang hayat, (g) pencarian dan penggunaan
sumber belajar, (h) penyesuaian diri terhadap semua tuntutan program pendidikan sehingga
dapat mencapai tujuan akademik yang diharapkan, (0) perencanaan pendidikan lanjutan, dan ()
cara mengatasi kesulitan belajar.
Bimbingan dan Konseling Akademik (Belajar) memiliki kompetensi sebagai berikut.
a.Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian
dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar.
b. Memiliki motif tinggi untuk belajar sepanjang.
c. Mengembangkan disiplin diri dalam belajar.
d. Mengembangkan pemahaman dan kemampuan kungan sebagai Mengatasi.
e.Memiliki teknik menggunakan kamus.
f.Memiliki seperti informas.
2. Bimbingan konsaeling peribadi
guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung
jawab, dapat mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan
keselamatan dalam kehidupannya.
Ruang pemahaman potensi dan memahami kelebihan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun
psikis, (2) pengembangan potensi untuk kesuksesan dalam kehidupannya, penerimaan
kelemahan kondisi mengatasinya baik, pencapaian keselarasan perkembangan cipta-rasa-karsa,
akualisasi diri dengan potensi diri secara berdasarkan nilai-nilai luhur budaya agama.
Bimbingan merupakan layanan yang mengarah yang mantap, dengan memperhatikan keunikan
karakteristik serta ragam permasalahan yang dialami oleh peserta
Bimbingan konseling pribadi bertujuan membantu peserta didik mampu mengembangkan
kompetensinya sebagai
a.Memiliki komitmen untuk mengamalkan nilai-nilai keimanan dan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
baik kehidupan pribadi, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, masyarakat pada
umumnya.
b. Memiliki pemahaman tentang kehidupan yang bersifat antara yang menyenangkan (anugrah)
dan yang menyenangkan fmusibah), dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan
agama yang dianut (bersyukur bersabar).
c. Memiliki pemahaman penerimaan diri secara objektif dan baik yang terkait dengan keunggulan
maupun kelemahan; baik fisikpsikis.
d. Memiliki sikap positif atau terhadap diri sendiri (merasa bahwa berharga atau bermartabat,
tidak merasa rendah diri)
e.Memiliki pemahaman tentang potensi diri kemampuan untuk bangkannya melalui kegiatan-
kegiatan yang kreatif dan produktif, baik kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya.
3. Bimbingan dan konseling sosial
Bimbingan konseling adalah peserta didik/konseli agar mampu memahami lingkungannya dan
dapat interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu masalah-masalah sosial
yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan
sosialnya sehingga kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Secara umum, lingkup materi bimbingan konseling sosial pemahaman keragaman budaya atau
adat nilai-nilai dan norma sikap-sikap sosial yang positif (empati, altruistis, toleran, peduli, dan
keterampilan penyelesaian konflik secara produktif, keterampilan hubungan sosial yang efektif.
Bimbingan dan konseling sosial diberikan dengan menciptakan lingkungan sosial sekolah yang
kondusif, membangun interaksi pendidikan atau proses pembelajaran yang bermakna
(memberikan nilai manfaat perkembangan potensi peserta didik secara optimal). Bimbingan dan
konseling sosial bertujuan untuk membantu peserta agar mampu mengembangkan
kompetensinya sebagai berikut.
a. Bersikap respek terhadap orang menghormati menghargai lain, tidak melecehkan martabat
atau dirinya.
b. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam komitmen
terhadap tugas, peran atau kewajibannya.
c. Memiliki kemampuan berinter aksi (human relationship), diwujudkan dalam bentuk hubungan
persahabatan, persaudaraan, silaturahim dengan sesama manusia.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun
e. Memiliki kemampuan untuk menjalin kerjasama (seperti kerja atau kelompok) dengan orang
secara bertanggung jawab. Memiliki (masalah) dengan lain.
g. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan bersama secara efektif. Memiliki
kemampuan penyesuaian diri terhadap norma berlaku, baik rumah, sekolah maupun masyarakat.
Memiliki sikap toleransi, terbuka terhadap pendapat dengan tidak mengorbankan prinsip sendiri
diyakininya benar. Memiliki lain.
4.Bimbingan dan Konseling Karir
Bimbingan karir adalah proses bantuan untuk memfasilitasi peserta didik/konseli agar mampu
mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan mengambil keputusan karir
sepanjang rentang hidupnya secara dan realistis berdasar informasi potensi diri kesempatan yang
tersedia lingkungan, sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan kembangan peserta didik
sebagai bagian integral program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan
kemampuan kognitif, maupun keterampilan peserta didik dalam mewujudkan konsep diri yang
memahami proses pengambilan keputusan, maupun perolehan pengetahuan dalam
keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki kehidupan sosial budaya yang terus
menerus berubah.
Berdasarkan uraian di dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan upaya bantuan
terhadap peserta didik agar mengenal memahami dirinya, mengenal pendidikan lanjutan dan
dunia kerja, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang
diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karir peserta mampu menentukan
mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab.
Bimbingan dan konseling karir bertujuan membantu peserta didik mengembangkan
kompetensinya sebagai berikut.
a.Memilih jurusan yang dengan kemampuan
b. Mengetahui sekolah (untuk peserta didik SLTP) perguruan tinggi peserta SLTA) yang sebagai
tempat untuk melanjutkan studinya.
c.Memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) terkait dengan pekerjaan.
d.Memiliki bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya,
sesuai dengan norma agama.
e.Memiliki kemampuan untuk membentuk mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan
(persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek dan kesejahteraan
kerja.
f.Memiliki kemampuan merencanakan masa yaitu merancang kehidupan secara untuk
memperoleh peran-peran yang sesuai minat, kemampuan, kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g.Dapat membentuk pola-pola karir, kecenderungan seorang peserta bercita-cita menjadi
seorang maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan
dengan karir keguruan tersebut.
h.Mengenal keterampilan, kenyamanan dalam amat dipengaruhi oleh kemampuan dan yang
dimiliki. Oleh karena itu, maka orang, dalam ini peserta didik perlu memahami kemampuan dan
minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah berminat terhadap pekerjaan.
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai