Kelas : BK A4
Nim : 22010251
Bab I
PENDAHULUAN
A. SELAYANG PANDANG LAHIRNYA BIMBINGAN KONSELING PERKEMBANGAN
Pada abad 21 ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan konseling, yaitu
dari pendekatan yang berorientasi konvensional, remedial,klinis dan terpusat pada konselor,
kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan dan prevensif. Pendekatan bimbingan dan
konseling perkembangan atau bimbingan dan konseling komprehensif. Karna titik berat layanan
bimbingan di tekankan pada pencegahan dan perkembangan.
Dalam pelaksanaan nya pendekatan bimbingan dan konseling ini menekankan kolaborasi antara
konselor dengan para personal sekolah lain nya orang tua peserta didik dan pihak pihak yang
terkait lain nya.
Berdasarkan analisis para ahli dan penglaman para peaktisi di lapanagan penerapan model ini
telah memberikan dampak yang positif dari berbagai pihak bagi peserta didik bagi orang tua bagi
guru dan bagi konselor.
konsep bimbingan sebagai suatu proses perkembangan menekankan pemberian bantuan
kepada semua peserta didik dan meliputi semua tahap bimbingan
Bimbingan konseling perkembangan merupakan pandangan mutakhir yang bertitik tolak dari
asumsi yang positif tentang potensi manusia. Berdasarkan asumsi bimbingan konseling ini di
pandang sebagai suatu proses perkembangan yang menekankan kepada upaya pembantuan
semua peserta didik atau individu.
bimbingan sebagai proses perkembangan di arahkan kepada pencapaian atau penuntasan
perkembangan pribadi dalam mana individu melatih atau mengembangkan potensi dan
membentuk pandangan yang matang tentang dirinya dalam kaitan nya antara guru.
bimbingan perkembangan mempunyai misi mengembangan diri dari potensinya keunikan
individu secara maksimum,dlam rangka menghadapi masyarakat gkobal yang senantiasa
berubah. Untuk itu dalam program bimbingan dan konseling perkembangan para peserta didik di
berikan bantuan agar memiliki berbagai keterampilan hidup.
bimbingan perkembangan sangat peduli terhadap perkembangan jangka panjang , memberikan
layanan yang berkesimbungan mulai dari anak sampai dewasa bersifat komprehensif tidak
terpisah pisah, mencakup semua bagian.
mathewson mencatat empat hal yang terkait dengan mengapa individu membutuhkan
bimbingan yaitu sebagai berikut
1. kebutuhan individu untuk menilai dan memahimi diri
2. kebutuhan untuk menyesuikan diri dengan diri sendiri dan tuntutan lingkungan
3. kebutuhan untuk memiliki orientasi atau wawasan tentang berbagai kondisi yang terjadi
pada masa sekarang dan yang akan datang j
4. kebutuhan untuk mengembangkan potensi pribadi
Perbedaan antara bimbingan perkembangan dengan bimbingan penyesuain adalah bahwa
bimbingan penyesuaian menekankan layanannya kepada masalah individu. Sementara yang
perkembangan menekankan kepada upaya mengembangkan potensi dari diri sendiri yang
difokuskan kepada perkembangan nya fungsi ego. Layanan perkembangan bersifat komprehensif
meliputi semua rentang kehidupan dan ragam aspek perkembangan dan juga bersifat
interpretatif bukan deterministik.
Kebutuhan akan bimbingan dan konseling disamping tuntutan pengembangan potensi peibadi
individu, juga tuntutan atau tantangan yang berhasi dari luar seperti semakin marakna dekadensi
moral di kalangan masyarahat.
B. landasan bimbingan dan konseling perkembangan
Bimbingan dan konseling perkembangandi dasarkan kepada landasan landasan filosofis,
psikologis, dan organisatoris atau manajerial. Landasan landasan itu di jelaskan sebagai berikut.
1. Landasan filosofis
a. bimbingan perkembangan diarahkan kepada pencapaian perkembangan pribadi
b. bimbingan ini proses layanan yang komprehensif, yaitu berlangsungnya di lingkungan
sekolah
c. tujuan dasar bimbingan adalah memfasilitasi perkembangan psikologis konseli(klien) secara
optimal
d. Perkembangan individu hanya dapat di pahami dan di bantu secara utuh
e. tujuan akhir bimbingan konseling adalah memfasilitasi dinamika atau proses intraksi yang
harmonis atau perkembangan individu dengan perkembangan nya.
2. Landasan psikologis
bimbingan perkembangan meneknkan kepada(1)kekuatan individu untuk merancang
(2)perkembangan potensi diri (3)cara individu menafsirkan lingkungan, minat dan nilai nilai serta
dampaknya terhadap penampilan dirinya. Melalui proses bimbingan individu berlatih untuk
mengembangkan potensi dirinya dan membangan pemahaman yang lebih matang tentang
dirinya dan peluang peluang yang menunjangnya.kehidupan yang dijalaninya; dan (3) mobilisasi
kapasitas dan disposisinya(karakteristik perkembangannya).
3. Landasan Manajerial
Keberhasilan program bimbingan tergantung kepada kerjasama (kolaborasi) antara pihak kepala
sekolah, guru bimbingan dan konseling atau konselor, guru mata pelajaran, dan personel sekolah
lainnya. Masing-masing mereka diharapkan memiliki pemahaman tentang pentingnya program
BK.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan, bahwa bimbingan dengan pendekatan
perkembangan didasarkan kepada asumsi (1) semua individu membutuhkan bimbingan dalam
semua rentang kehidupannya, (2) prosesnya bersifat komprehensif, (3) tujuan bimbingan
diarahkan kepada perkembangan kemampuan atau potensi individu, sehingga dia mampu
mengembangkannya sendiri secara bermakna, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain
(masyarakat). Lebih lanjut asumsi bimbingan perkembangan dirinci sebagai berikut.
Bab II
LANDASAN TEORI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
21 Membangun sikap diri anak sebagai anak yang sedang tumbuh 3) Belajar bersosialisasi dengan
teman sebaya
4) Belajar berfungsi sebagai anak laki-laki atau anak perempuan Mengembangkan keterampilan
membaca, menulis dan berhitung 61 Mengembangkan konsep-konsep kehidupan sehari-hari
BAB III
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
A. Pengertian Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah "guidance" dan
"counseling" dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah istilah "guidance" berasal dari akar kata
"guide", yang berarti : (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to
manage), dan (4) menyetir (to steer). Secara istilah, banyak pengertian bimbingan yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya sebagai berikut. Donald G. Mortensen dan Alan M.
Schmuller (1976) menyatakan: Bimbingan dapat didefinisikan sebagai bagian dari keseluruhan
program pendidikan yang membantu memberikan kesempatan pribadi dan layanan staf khusus
dimana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan dan kapasitasnya secara maksimal.
dalam kaitannya dengan gagasan demokrasi. Shertzer dan Stone (1971: 40) mengartikan
bimbingan sebagai Process of helping an individual to understand himself and his world (proses
pemberian bantuan kepada siswa agar mampu memahami diri dan lingkungannya). Robert D.
Myrick (1993:5) mengatakan bahwa istilah "guidance" (bimbingan) merupakan proses bantuan
(helping process) yang difokuskan kepada perkembangan yang bersifat umum, terkait dengan
kebutuhan, minat, sikap, dan tingkah laku peserta didik. Sementara istilah "counseling"
(konseling) adalah interaksi atau hubungan yang bersifat personal antara peserta didik dengan
konselor yang terlatih secara profesional, dalam mana peserta didik secara rahasia
mengeksplorasi atau mengungkapkan perasaan, gagasan/pendapat, dan tingkah lakunya. Dia
mengemukakan perbedaan antara bimbingan dan konseling yaitu bahwa bimbingan merupakan
seperangkat layanan yang bersifat umum (generik) bagi perkembangan pribadi peserta didik.
Sementara konseling adalah salah satu layanan bimbingan tersebut. Layanan-layanan (services)
bimbingan ini terangkum dalam program yang terorganisasi, dengan tujuan-tujuan yang spesifik
terkait dengan perkembangan pribadi, sosial, akademik, dan karir
peserta didik. Konsep bimbingan dan konseling merefleksikan makna umum yang meliputi
kesadaran, bantuan, dan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Namun di antara
keduanya ada perbedaan sebagai berikut.
1. Bimbingan lebih bersifat umum dan komprehensif daripada konseling. Konseling merupakan
bagian dari bimbingan.
2. Bimbingan mengawali konseling, artinya konseling mengikuti bimbingan.
3. Bimbingan lebih menekankan kepada aspek teoritis, sedangkan konseling lebih ke aspek
praktis. 4. Konseling merupakan hubungan yang bersifat individual dan ditujukan bagi peserta
didik yang datang untuk meminta bantuan. Selanjutnya Myrick (1993:65) mengemukakan
pengertian bimbingan perkembangan menurut Asosiasi Konselor Sekolah Amerika (ASCA), yaitu
sebagai "Keseluruhan layanan bimbingan yang meliputi berbagai intervensi yang terencana dalam
bidang pendidikan dan program layanan kemanusiaan lainnya yang menyangkut semua lingkup
kehidupan manusia untuk menstimulasi dan memfasilitasi perkembangan individu dalam semua
area perkembangannya (personal, sosial, emosi, karir, moral-etika, kognitif, dan estetika) dan me
mantapkan kesatupaduan area perkembangan ke dalam gaya hidupnya".
Mathewson (Shertzer dan Stone, 1971:76) mengartikan bimbingan per- kembangan ini sebagai
pemberian layanan yang kepedulian utamanya membantu peserta didik agar mencapai
perkembangan atau kematangan yang positif, yang dalam pelaksanaannya melibatkan teamwork
antara guru-guru, konselor atau guru bimbingan dan konseling, dan administrator. Senada
dengan pendapat di atas, Lynn Bullard, et al. (1993:1) mengemukakan bahwa bimbingan
perkembangan atau komprehensif merupakan program bimbingan yang rencananya difokuskan
kepada kebutuhan (needs), kekuatan (strengths), minat Unterests), dan isu-isu yang berkaitan
dengan tahapan atau fase perkembangan peserta didik yang bervariasi, dan merupakan bagian
penting (vital), dan terpadu (integral) dengan program pendidikan sekolah secara keseluruhan,
bimbingan konseling, dan sekolah Penulis dapat juga sebagai dalam pekembangannya remaja,
agar mengaktualisasikan potensi intelektual, emosional, moral-spiritual pribadi bermakna dalam
kehidupannya, secara sosial". (Syamsu Yusul 2014).
mengisyaratkan, layanan bimbingan, peserta dapat menjadi produktif, mampu semua (pemikiran,
gagasan, nyata) yang bermanfaat bagi kesejahteraan bersama.pengertian School Counselor
konseling adalah "Hubungan muka rahasia, penuh dengan penerimaan kesempatan konselor
kepada konselor kete- masalah-masalahnya".
Pietrofesa kawan-kawan (Syamsu LN., menunjukkan ciri-ciri konseling hubungan profesional yang
diadakan oleh konselor sudah dilatih pekerjaannya hubungan yang bersifat profesional kete-
pengambilan keputusan, pemecahan masalah, tingkah laku Hubungan profesional berdasarkan
kesukarelaan klien konselor.
berbagai atas, dan perkembangan konseling konseling merupakan bantuan dari kepada mulalui
maupun (cetak maupun elektronik), konseli dapat mengatasi masalahnya, sehingga menjadi
pribadi bermakna (bermanfaat), sendiri,Berikut ini diuraikan beberapa generalisasi
menggambarkan karakteristik utama kegiatan Konseling merupakan salah bentuk hubungan
bersifat membantu Makna bantuan agaria tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu
mecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis yang diatas dalam
kehidupannya. Tugas konselor adalah menciptakan kondisi-koodi fasilitatif yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan klien Hubungan dalam konseling bersifat interpersonal.
Hubungan konseling terjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka melalui (internet-e-mail,
teleponi antara konselor klien. Hubungan tidak hanya bersilat melainkan melibatkan semua unsur
kepribadian kedua pihak yang meliputi: pikiran, perasaan, pengalaman, nilai- nilai, kebutuhan,
harapan, lain-lain.
Dalam proses konseling kedua pihak hendaknya menunjukkan kepribadian yang asli, ini
dimungkinkan konseling dilakukan secara pribadi dalam suasana rahasia. Keefektilan konseling
sebagian besar ditentukan kualitas hubungan antara konselor dengan kliennya. Dilihat
bergantung pada kemampuannya dalam menerapkan teknik-teknik konseling dan kualitas
pribadinya.
B. Karakteristik Bimbingan Bimbingan perkembangan memiliki karakteristik (konvensional).
Perbedaan karakteristik tersebut nampak pada beberapa aspek, yaitu perencanaan program,
tradisional sifatnya reaktif, sementara pada perkembangan terencana; (b) pendekatan, pada klinis
bersifat krisis (remediatif), sementara perkembangan preventif, (c) strategi atau teknik bimbingan
yang diterapkan, tradisional hanya layanan konseling individual, sementara pada perkembangan
bimbingan dan konseling; sasaran layanan, pada tradisional peserta yang bermasalah, sementara
pada perkembangan semua peserta didik; komponen struktur program, pada tradisional
terstruktur, sementara pada perkembangan terstruktur; dan pelaksana (personel) layanan
bimbingan dan konseling, tradisional hanya konselor, sementara pada perkembangan semua
personel sebagai suatu team-work. Secara rinci, perbedaan karakteristik.
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan, atau sesuatu yang
ingin dicapai melalui berbagai kegiatan yang diprogramkan. Tujuan bimbingan dan konseling
merupakan pernyataan yang menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi individu (potensi
individu) yang diharapkan berkembang melalui berbagai strategi layanan kegiatan yang
diprogramkan. Secara umum, tujuan bimbingan dan konseling, ialah agar peserta didik dapat: (1)
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa
yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya; dan (4) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi
dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan keluarga, pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.
Menurut Myrick (2003: 42-43) bimbingan dan konseling perkembangan bertujuan agar peserta
didik:
1. Memahami lingkungan sekolah. Peserta didik memahami secara lebih familier tentang sekolah,
seperti fasilitas belajar, program sekolah, peran guru dan konselor.
2. Memahami diri sendiri dan orang lain. Peserta didik (a) memahami kemampuan, minat, dan
karakteristik pribadinya; (b) mampu belajar mengidentifikasi kekuatan atau kelebihan dirinya
yang ingin dikem- bangkannya; dan (3) memiliki keterampilan untuk berinteraksi sosial dengan
teman, guru, dan orang dewasa lainnya. Tujuan ini juga terkait dengan kemampuan peserta didik
untuk menilai diri (self-assessment), menerima diri (self-acceptance), dan mengembangkan rasa
percaya diri (self-confidence).
3. Memahami sikap dan tingkah laku. Peserta didik memahami bahwa (a) kebiasaan, sikap, dan
persepsi mempengaruhi tingkah laku; (b) perasaan dan tingkah laku berkaitan erat dalam
mencapai tujua; dan (c) tingkah laku itu dapat diubah.
4. Mampu mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Peserta didik mampu merumuskan
tujuan dan bertanggung jawab untuk mengambil keputusan. Dia menyadari bahwa untuk bahwa
dalam mengambil keputusan atau memecahkan masalah ada berbagai faktor yang harus
dipertimbangkan, dan mengikuti prosedur yang jelas.
5. Memiliki keterampilan berkomunikasi dan hubungan interpersonal. Peserta didik memahami
bahwa keterampilan interpersonal dan berkomunikasi berpengaruh terhadap cara dia bergaul
dengan orang lain secara positif, baik berhubungan dengan teman, guru, maupun keluarga.
6. Memiliki keterampilan meraih sukses di sekolah. Peserta didik memiliki keterampilan untuk
meraih sukses di sekolah, seperti keterampilan belajar, belajar bertingkah laku yang baik,
mengelola waktu, resolusi konflik dengan teman dan guru, dan mampu mengembangkan
kebiasaan dan sikap positif yang berguna bagi kehidupannya di masa depan.
7.Memiliki kesadaran karir dan perencanaan pendidikan. Peserta didik memiliki kesadaran bahwa
terdapat hubungan antara mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia kerja. yang sesuai
dengan kemampuan, dan minatnya. Disamping itu, dia juga membuat perencanaan pendidikan
lanjutan, mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan dunia kerja yang akan diterjuninya,
dan belajar mencari informasi kerja.
8. Terlibat dalam aktivitas kemasyarakatan atau komunitasnya. Peserta didik memiliki rasa
tanggung jawab untuk berperan secara produktif dalam kehidupan komunitasnya.
bagi dirinya. sini bahwa pekerjaan konselor bukan menentukan keputusan yang diambil oleh
klien atau alternatif tindakannya. Keputusan keputusan ada pada klien sendiri, harus tahu
mengapa bagaimana melakukannya. Oleh itu klien harus belajar mengestimasi konsekuensi
konsekuensi yang mungkin terjadi dalam pengorbanan pribadi, waktu, dan sebagainya. Peserta
didik belajar memperhatikan nilai-nilai ikut mempertimbangkan yang dianutnya sadar
pengambilan keputusan,
Dalam konseling, menguji resiko setiap alternatif akan diambil maslahat- maisatrya, atau baik-
buruknya, baik bagi dirinya sendiri maupun orang sehingga keputusan yang diambilnya
bermanfaat bagi perkembangan dan kesejahteraan dirinya dan orang lain.
membantu peserta didik agar memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi dirinya,
atau menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam tugas perkembangan harus dikuasainya.
Kemampuan menginternalisasi meliputi tahapan, yaitu: pemahaman (awareness),
(accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action). Terkait dengan hal ini, maka hasil
temuan yang dilakukan Sunaryo Kartadinata dkk.(2002) ITP (Instrumen Tugas-tugas
Perkembangan), dapat dijadikan sebagai salah rujukan untuk merumuskan tujuan bimbingan
konseling, khususnya jenjang pendidikan tingkat SLTP dan Rumusan bimbingan konseling dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tujuan bimbingan dan konseling ini dapat juga dirumuskan berdasarkan area, bidang, atau
fokus pemberian layanan kepada peserta yang dengan aspek-aspek pribadi, sosial, belajar
(akademik), karir. Rincian tersebut adalah sebagai berikut (Syamsu Yusuf 2014).
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan pribadi-sosial
peserta didik adalah sebagai berikut.
a. Memiliki komitmen kuat dan ketaqwaan kepada Tuhan Maha Esa, baik kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan menghormati dan
memelihara hak kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat antara yang menyenangkan
(anugrah) dan yang menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif
sesuai ajaran agama yang dianut.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar
adalah sebagai berikut.
a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin
dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua
kegiatan belajar yang diprogramkan.
b Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
c. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti kete-rampitan membaca buku,
mengggunakan kamus, mencatat pelajaran,dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
d Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam
pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
e.Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah sebagai berikut.
a. Memiliki pemahaman din (kemampuan dan minat) yang terkait dengan pekerjaan.
b. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan
apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
c.Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,lingkungan sosiopsikologis pekerjaan,
prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
d. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi.
e. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang peserta
didik bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
D. Prinsip prinsip bimbingan konseling perkembangan dan konseling perkembangan , Kottman,
1995:50-53).
1)Bimbingan konseling dibutuhkan (diperlukan) semua didik (guidance for Dalam program
perkembangan diasumsikan bahwa semua peserta didik memerlukan bimbingan. memiliki
kebutuhan untuk: (a) memperoleh pemahaman (self understanding): (b) mengembangkan
tanggung jawab untuk mengendalikan control); dalam memahami lingkungan sekitarnya; (d)
belajar mengambil belajar memecahkan masalah; matang dalam kesadaran moral (nilai-nilai);
memiliki perasaan cinta kasih rasa berharga; mengembangkan abilitasnya; dan (i) mengetahui dar
kekuatan-kekuatan dirinya.
2) Bimbingan dan konseling difokuskan belajar peserta didik. Konselo adalah spesialis yaitu
spesialis perkembangan manusia dalam studi dunia dalam para peserta didik. Konselor dalam
melaksanakan tugasnya didasarkan kepada kurikulum yang direncanakan dan diorganisasikan
dalam mengembangkan kongnitif afektif fisik peserta tersebut adalah manusia (human leaming),
pelajar manusia (human leaner) Secara berarti bahwa konselor merupakan anggota suatu team,
meliputi: tua, guru, administrator, dan spesialis Tugas mereka adalah memanfaatkan pengetahun,
keterampilannya untuk membantu peserta didik belajar, seperti belajar bagaimana menghadapi
kesulitan, juga membantu peserta didik belajarnya lambat (slow learner). Dalam proses belajar
semua peserta didik dilibatkan. Mengenai peran konselor proses pembelajaran pada suatu saat
dalam kegiatan bimbingan kelas, pada saat lain berperan membantu peserta didik.
adalah belajar, dan tujuan utama bimbingan adalah membantu para peserta didik belajar.
3)Konselor dan Guru adalah Fungsionaris Bersama Program Bimbingan. Konselor dan Guru
berkolaborasi menemukan solusi peserta didik, dan membantu pencapaian tujuan
perkembangannya. Konselor dan guru memahami belajar, seperti perkembangan merupakan
suatu peroses, satu peristiwa yang terjadi dipandang sebagai butir dari kontinum peroses belajar
yang panjang. Disini dikatakan bahwa tim kerja konselor dengan merupakan esensial dalam
membantu perkembangan peserta didik.
4)Bimbingan direncanakan dan diorganisasikan dengan baik. Bimbingan perkembangan meliputi
sapek-aspeko tujuan, yang diorientasikan untuk membantu didik dalam mencapai perkembangan
yang normal, baik menyangkut aspek kognitif, afektit, maupun (h) program kegiatan disajikan
secara sistematis, dan dirancang untuk mengembangkan: harga (self-esteem), motivasi untuk
berprestasi (achievement motivel pengambilan keputusan (decision making, merancang tujuan
setting) merumuskan perencanaan (planning), keterampilan berkomunikasi (problem solving
hubungan antara pribadi efektif (interpersonal effectiveness), keterampilan berkomunikasi
(communications, elektilitas hubungan budaya cultural effectivenen laku yang bertanggung
jawaby iresponsible Kegiatan kegiatan diatas, menurut usaha-usaha kolaboratif guru dengan
komelor. hal konselor harus mampu mengajar disamping memberikan komeling
5)Bimbingan dikonsentrasikan kepada Pemahaman, Penerimaan, dan Peningkatan Konselor
memukan akifanya untuk membantu peserta agar lebih dini, menerima siapa dirinya, Jeball
menyadari kekuatan kekuatannya
6)Bimbingan difokuskan Mendorong Keberanian Peserta didik. Cara dapur righ untuk mendorong
keberanian peserta didik adalah kan penilaian peserta didik sebagaimana adanya unjukkan
keyakan dalam diri peserta yang memungkinkan dalam deinys sende berilah keyakinan i untukan
kepercayaan atau sikap respek di sende berikan penghargaan terhadap usaha-usahanya.
1. Bimbingan dan Konseling Akademik (Belajar)
Bimbingan dan konseling akademik adalah proses bantuan untuk memfasilitasi peserta didik
dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam belajar, dan memecahkan
masalah-masalah belajar atau akademik. Bimbingan dan konseling akademik menyangkut: (a)
pengenalan kurikulum, (b) pengem- bangan sikap dan kebiasaan belajar yang positif, (c)
pengembangan motif berprestasi, (d) cara belajar yang efektif, (e) penyelesaian tugas-tugas dan
latihan, (f) pengembangan kesadaran belajar sepanjang hayat, (g) pencarian dan penggunaan
sumber belajar, (h) penyesuaian diri terhadap semua tuntutan program pendidikan sehingga
dapat mencapai tujuan akademik yang diharapkan, (0) perencanaan pendidikan lanjutan, dan ()
cara mengatasi kesulitan belajar.
Bimbingan dan Konseling Akademik (Belajar) memiliki kompetensi sebagai berikut.
a.Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian
dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar.
b. Memiliki motif tinggi untuk belajar sepanjang.
c. Mengembangkan disiplin diri dalam belajar.
d. Mengembangkan pemahaman dan kemampuan kungan sebagai Mengatasi.
e.Memiliki teknik menggunakan kamus.
f.Memiliki seperti informas.
2. Bimbingan konsaeling peribadi
guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung
jawab, dapat mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan
keselamatan dalam kehidupannya.
Ruang pemahaman potensi dan memahami kelebihan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun
psikis, (2) pengembangan potensi untuk kesuksesan dalam kehidupannya, penerimaan
kelemahan kondisi mengatasinya baik, pencapaian keselarasan perkembangan cipta-rasa-karsa,
akualisasi diri dengan potensi diri secara berdasarkan nilai-nilai luhur budaya agama.
Bimbingan merupakan layanan yang mengarah yang mantap, dengan memperhatikan keunikan
karakteristik serta ragam permasalahan yang dialami oleh peserta
Bimbingan konseling pribadi bertujuan membantu peserta didik mampu mengembangkan
kompetensinya sebagai
a.Memiliki komitmen untuk mengamalkan nilai-nilai keimanan dan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
baik kehidupan pribadi, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, masyarakat pada
umumnya.
b. Memiliki pemahaman tentang kehidupan yang bersifat antara yang menyenangkan (anugrah)
dan yang menyenangkan fmusibah), dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan
agama yang dianut (bersyukur bersabar).
c. Memiliki pemahaman penerimaan diri secara objektif dan baik yang terkait dengan keunggulan
maupun kelemahan; baik fisikpsikis.
d. Memiliki sikap positif atau terhadap diri sendiri (merasa bahwa berharga atau bermartabat,
tidak merasa rendah diri)
e.Memiliki pemahaman tentang potensi diri kemampuan untuk bangkannya melalui kegiatan-
kegiatan yang kreatif dan produktif, baik kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya.
3. Bimbingan dan konseling sosial
Bimbingan konseling adalah peserta didik/konseli agar mampu memahami lingkungannya dan
dapat interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu masalah-masalah sosial
yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan
sosialnya sehingga kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Secara umum, lingkup materi bimbingan konseling sosial pemahaman keragaman budaya atau
adat nilai-nilai dan norma sikap-sikap sosial yang positif (empati, altruistis, toleran, peduli, dan
keterampilan penyelesaian konflik secara produktif, keterampilan hubungan sosial yang efektif.
Bimbingan dan konseling sosial diberikan dengan menciptakan lingkungan sosial sekolah yang
kondusif, membangun interaksi pendidikan atau proses pembelajaran yang bermakna
(memberikan nilai manfaat perkembangan potensi peserta didik secara optimal). Bimbingan dan
konseling sosial bertujuan untuk membantu peserta agar mampu mengembangkan
kompetensinya sebagai berikut.
a. Bersikap respek terhadap orang menghormati menghargai lain, tidak melecehkan martabat
atau dirinya.
b. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam komitmen
terhadap tugas, peran atau kewajibannya.
c. Memiliki kemampuan berinter aksi (human relationship), diwujudkan dalam bentuk hubungan
persahabatan, persaudaraan, silaturahim dengan sesama manusia.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun
e. Memiliki kemampuan untuk menjalin kerjasama (seperti kerja atau kelompok) dengan orang
secara bertanggung jawab. Memiliki (masalah) dengan lain.
g. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan bersama secara efektif. Memiliki
kemampuan penyesuaian diri terhadap norma berlaku, baik rumah, sekolah maupun masyarakat.
Memiliki sikap toleransi, terbuka terhadap pendapat dengan tidak mengorbankan prinsip sendiri
diyakininya benar. Memiliki lain.
4.Bimbingan dan Konseling Karir
Bimbingan karir adalah proses bantuan untuk memfasilitasi peserta didik/konseli agar mampu
mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan mengambil keputusan karir
sepanjang rentang hidupnya secara dan realistis berdasar informasi potensi diri kesempatan yang
tersedia lingkungan, sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan kembangan peserta didik
sebagai bagian integral program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan
kemampuan kognitif, maupun keterampilan peserta didik dalam mewujudkan konsep diri yang
memahami proses pengambilan keputusan, maupun perolehan pengetahuan dalam
keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki kehidupan sosial budaya yang terus
menerus berubah.
Berdasarkan uraian di dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan upaya bantuan
terhadap peserta didik agar mengenal memahami dirinya, mengenal pendidikan lanjutan dan
dunia kerja, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang
diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karir peserta mampu menentukan
mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab.
Bimbingan dan konseling karir bertujuan membantu peserta didik mengembangkan
kompetensinya sebagai berikut.
a.Memilih jurusan yang dengan kemampuan
b. Mengetahui sekolah (untuk peserta didik SLTP) perguruan tinggi peserta SLTA) yang sebagai
tempat untuk melanjutkan studinya.
c.Memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) terkait dengan pekerjaan.
d.Memiliki bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya,
sesuai dengan norma agama.
e.Memiliki kemampuan untuk membentuk mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan
(persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek dan kesejahteraan
kerja.
f.Memiliki kemampuan merencanakan masa yaitu merancang kehidupan secara untuk
memperoleh peran-peran yang sesuai minat, kemampuan, kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g.Dapat membentuk pola-pola karir, kecenderungan seorang peserta bercita-cita menjadi
seorang maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan
dengan karir keguruan tersebut.
h.Mengenal keterampilan, kenyamanan dalam amat dipengaruhi oleh kemampuan dan yang
dimiliki. Oleh karena itu, maka orang, dalam ini peserta didik perlu memahami kemampuan dan
minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah berminat terhadap pekerjaan.
tersebut.