Anda di halaman 1dari 19

Ujian Akhir Semester

Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023

Nama : Eka Widiyani


Nim : 2110126220025
No Absen : 21
Mata Kuliah : Manajemen dan Administrasi Sekolah/ 3A
Dosen Pengasuh : Prof. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D / Dr. H. Sakerani, M.Pd.
Hari/Tanggal /Waktu : Selasa, 5 Desember 2022/ 10.30 – 12.30 WITA

MATERI KELOMPOK 1
A. Pengertian Manajemen Sekolah
Manajemen adalah sebuah proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk
mencapai saran-saran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya (Winardi, 1990:4).
Administrasi Sekolah terdiri dari 8 macam diantaranya yaitu:
1. Administrasi Organisasi
2. Administrasi Kurikulum
3. Administrasi Kepegawaian
4. Administrasi Peserta Didik/Siswa
5. Administrasi Sarana dan Prasarana
6. Administrasi Tata Usaha
7. Administrasi Pembiayaan
8. Administrasi Tata Hubungan Masyarakat
B. Tujuan Manajemen
Tujuan Manajemen Sekolah Bermutu secara umum, sebagaimana berikut:
1. Mutu pendidikan yang berkualitas yaitu melalui kemandirian sekolah dan inisiatif
sekolah dalam megelola dan memberdayakan sumber daya yang ada
2. Sinergitas warga sekolah dan masyarakat yang baik dalam penyelenggaraan
pendidikan melalui pengambilan Kebijakan bersama.
C. Tujuan Administrasi Sekolah
Tujuan Administrasi Sekolah Administrasi yang ditandai dengan otonomi sekolah
dan perlibatan masyarakat merupakan respon pemerintah terhadap gejala- gejala yang
muncul di masyarakat , bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan
pendidikan, melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan
sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah.
D. Fungsi Manajemen dan Administrasi Sekolah
a. Mengorganisasikan(organizing)
b. Mengarahkan(directing)
c. Merencanakan(planning)
d. Mengkoordinasikan(coordinating)
e. Mengevaluasi(evaluation)
f. Mengawasi(controlling)
E. Prinsip Manajemen Sekolah
Dalam mengembangkan sekolah perlu adanya Teori dan konsep yang matang dan
terencana untuk digunakan dalam mengelola sekolah. Pengembangan tersebut didasarkan
pada empat prinsip, yaitu:
1. Equifinality Prinsip ini berdasarkan teori modern yang berasumsi bahwa terdapat
beberapa metode yang berbeda dalam pencapaian tujuan.
2. Decentralization Desentralisasi adalah gejala yang penting dalam reformasi
manajemen sekolah modern. Prinsip desentralisasi ini konsisten dengan prinsip
ekuifinaltias. Prinsip desentralisasi oleh teori dasar bahwa pengelolaan sekolah dan
aktivitas pengajaran tak dapat diletakkan dari kesulitan dan permasalahan.
3. Self-Management System Manajemen sekolah bermutu perlu mencapai tujuan-tujuan
berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan, tetapi terdapat berbagai metode-metode
yang berbeda dalam mencapainya.
4. Human Initiative Perspektif sumber daya manusia menekankan bahwa orang adalah
sumber daya berharga di dalam organisasi sehingga poin utama manajeman adalah
mengembangkan sumber daya manusia di dalam sekolah untuk berinisitatif.

MATERI KELOMPOK 2
A. Tujuan Pendidikan
Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi penyiapan anak-anak untuk
menghadapi kehidupannya di masa mendatang. Batasan tentang pendidikan yang
berbeda, berdasarkan tujuannya yaitu :
1. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Ada 4 macam tujuan pendidikan yang dikatakan luasnya berlainan, diantaranya yaitu:
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandirisertarasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Tujuan Pendidikan Institusional
Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang
dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, arti
standar kompetensi pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang pendidikan
tinggi.
3. Tujuan Pendidikan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau
mata pelajaran. Oleh sebab itu tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai
kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu
bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan
4. Tujuan Pendidikan Instruksional/Pembelajaran
Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional merupakan tujuan yang paling khusus dan merupakan bagian dari
tujuan kurikuler.
B. Sistem Pendidikan Dan Struktur Pendidikan
1. Sistem Pendidikan
Sistem dapat didefinisikan sebagai seperangkat objek dengan hubungan-hubungan
antara objek dan hubungan antar atributnya. Sistem merupakan istilah dari bahasa
Yunani dari kata “Sistem” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang
saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan
Struktur merupakan susunan yang diatur sedemikian rupa berdasarkan tujuan
organisasi (kelembagaan) yang berfokus pada misi dan visi sekolah dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem dan struktur organisasi pendidikan
mengandung pengertian, “seperangkat unsur-unsur yang saling terikat dan
berhubungan serta saling bergantungan antar satu sama lain yang merupakan satu
kesatuan dengan tujuan bersama yakni memberikan kemajuan dan peningkatan di
bidang pendidikan”.
2. Macam-Macam Struktur Pendidikan
Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu:
a. Sentralisasi
Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di jalankan secara sentral,
yakni yang kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada suatu badan di
pusat pemerintahan maka pemerintah daerah kurang sekali atau sama sekali
tidak mengambil bagian dalam administrasi apapun.
b. Desentralisasi
Di negara-negara yang organisasi pendidikannya didesentralisasi, pendidikan
bukan urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah dan rakyat setempat.
C. Jalur, Jenis dan Jenjang Pendidikan
Menurut Undang-undang No.20 tahun 2003 pada BAB VI membahas mengenai Jalur,
Jenjang dan Jenis Pendidikan.
1. Jalur Pendidikan.
a. Pendidikan Formal
b. Pendidikan Non-Formal
c. Pendidikan Informal
2. Jenjang Pendidikan
a. Pendidikan Dasar
b. Pendidikan Menengah
c. Pendidikan Tinggi
3. Jenis Pendidikan
a. Pendidikan Usia Dini
b. Pendidikan Kedinasan
c. Pendidikan Keagamaan
d. Pendidikan Jarak Jauh
e. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
D. Kelembagaan Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah sebagai tempat atau wadah dimana orangorang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana parasarana, data, dan
lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
pendidikan.
1. Lembaga Pendidikan Keluarga
2. Lembaga Pendidikan Sekolah
3. Lembaga Pendidikan Masyarakat

MATERI KELOMPOK 3
A. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan
Menurut Stonier (dalam Hani Handoko, 1995) mengemu kakan bahwa
manajemen adalah proses perencanaan, pengor ganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
B. Pengorganisasian Dalam Lembaga Pendidikan
Dalam proses pengorganisasian suatu lembaga pendidikan, manajer menetapkan
pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara rinci berdasarkan bagian-bagian
dan bidang-bidangnya masing-masing sehingga terintegrasikan hubungan-hubungan kerja
yang sinergis, kooperatif, harmonis, dan seirama dalam mencapai tujuan yang telah
disepakati bersama.
C. Fungsi-Fungsi Manajemen terhadap Mutu Pendidikan
Manajemen berkenaan dengan cara organisasi mampu melaksanakan peran dan fungsinya
secara optimal. Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum untuk
fungsi-fungsi manajemen yang dianut oleh organisasi.
D. Pentingnya Manajemen Pendidikan
Pendidikan yang baik tidak hanya tentang input fisik, seperti ruang kelas, guru,
dan buku teks, tetapi juga tentang insentif yang mengarah pada pengajaran dan
pembelajaran yang lebih baik. Sistem pendidikan sangat menuntut kapasitas manajerial,
teknis, dan keuangan pemerintah, dan dalam banyak hal pendidikan terlalu rumit untuk
diproduksi dan didistribusikan secara efisien secara terpusat.
E. Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
1. memprioritaskan tujuan pendidikan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan
mekanisme kerja.
2. mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
3. mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusi
4. memberikan tanggung jawab pada personel sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-
sifat dan kemampuannya,
5. Prinsip-prinsip tersebut memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan
praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas dan nilai-nilai.

MATERI KELOMPOK 4
A. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik
Pengertian Manajemen, manajemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
bersama-sama oleh dua orang atau lebih yang berdasarkan atas aturan tertentu dalam
rangka mencapai suatu tujuan. Dua orang atau lebih yang bekerja sama tersebut, karena
adanya aturan-aturan tertentu, ada yang berfungsi sebagai manajerial dan ada yang
menjadi bawahannya.
Pengertian Manajemen Peserta Didik, Manajemen peserta didik berasal dari
gabungan kata “manajemen” dan “peserta didik”. Dalam bahasa, manajemen berarti
ketatalaksanaan dan tata pimpinan.Selain itu manajemen juga berarti kepemimpinan
terhadap suatu kelomppok guna mencapai tujuan. Sedangkan dalam makna teoritk,
manajemen berarti ilmu atau seni mengatur pemanfaatan sumber daya manusia (SDM)
dan sumber daya lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan menggabungkan dua kata dasar yakni “manajemen dan peserta didik”
akan manajemen peserta didik dapat di artikan sebagai penataan dan pengaturan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari masuk sampai keluarnya peserta
didik tersebut dari lembaga pendidikan.
B. Fungsi Manajemen Peserta Didik
Fungsi umum manajemen peserta didik menurut Tim UPI (2013) adalah sebagai
wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang
berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-
segi potensi peserta didik lainnya.
Selain itu terdapat fungsi khusus manajemen peserta didik yang dikemukakan
oleh Rahayu (2013) yakni: fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas
peserta didik, fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik,
fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, fungsi yang
berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik.
Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik Secara umum menurut Badrudin
(2014) manajemen peserta didik berarti kegiatan untuk mengatur segala bentuk aktivitas
peserta didik agar dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah agar proses tersebut
dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat memberikan kontribusi secara nyata
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran dan tujuan sekolah.
C. Peranan Guru Dalam Administrasi Layanan Khusus
1. Keterlibatan guru dalam administrasi perpustakaan misalnya memperkenalkan buku-
buku kepada siswa.
2. Mengetahui jenis dan menguasai kriteria umum yang menentukan baik buruknya
suatu koleksi buku-buku perpustakaan
3. Mempromosikan perpustakaan baik pemakaian maupun untuk pembinaannya.
Adapun Jenis-Jenis Layanan Khusus bagi Peserta Didik: Layanan bimbingan dan
konseling, layanan perpustakaan. layanan kantin / kafetaria, layanan Kesehatan, layanan
transfortasi sekolah, layanan asrama, layanan laboratorium, layanan keamanan sekolah.

MATERI KELOMPOK 5
A. Definisi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Manajemen adalah sebuah proses untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara
bekerja sama dalam melaksanakan fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading),
pengawasan (controlling).
Pendidik adalah seseorang yang bertugas merencanakan kegiatan pembelajaran,
membimbing dan menilai hasil belajar peserta didik. Sedangkan, Kependidikan adalah
suatu anggota yang mengabdi kepada masyarakat untuk menunjang pendidikan yang
lebih baik.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus
dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi
penddikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan,
seleksi, penempatan, pemberian kempensensi, penghargaan, pendidikan dan latihan
pengembangan dan pemberhentian.
B. Tujuan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tujuan manajemen tenaga pendidikan dan kependidikan secara umum adalah:
1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang
cakap, dapat di percaya dan memiliki motivasi yang tinggi;
2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan;
3. Mengembangkan sistem kerja dan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perkrutan
dan sleksi yang ketat, sistem konpensasi dan inseftif yang disesuaikan dengan kin
erja, pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan yang berkaitan dengan k
ebutuhan organisasi dan individu.
4. Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari ba
hwa tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stakeholder internal yang berh
arga serta membantu mengembangkan iklim kerjasama dan kepercayaan bersama
menciptakan iklim kerja yang harmonis.
C. Tugas dan fungsi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 Pasal 39 : Tenaga Kependidikan bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (2) Pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
D. Jenis – Jenis Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Tenaga Struktural
2. Tenaga Fungsional
3. Tenaga Teknis Kependidikan
E. Pengadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengadaan pendidik dan tenaga kependidikan merupakan kegiatan untuk
menentukan kebutuhan tenaga kependidikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
untuk sekarang dan masa depan.
F. Peningkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Peningkatan manajemen PTK bisa dilakakukan dengan 2 cara yaitu pembinaan
dan pengembangan. Pembinaan adalah sebuah program untuk membina sumber daya
manusia baik administrasi maupun edukatif dilingkungan lembaga pendidikan.
Pembinaan lebih berorientasi pada pencapaian standart minimal, yaitu diarahkan untuk
dapat melakukan pekerjaan/tugasnya sebaik mungkin dan menghindari pelanggaran.
Sementara pengembangan lebih berorientasi pada pengembangan karier para
pegawai,termasuk upaya manajer untuk memfasilitasi mereka supaya bisa mencapai
jabatan atau status yang lebih tinggi lagi.
G. Mutasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sering dilakukan mutasi dari suatu tempat ketempat lainnya sesuai dengan
kebutuhan sekolah atau lembaga. Hal ini dilakukan agar hasil yang akan dicapai dapat
lebih efektif dan efisien. Beberapa alasan dilakukannya pemutasian ditujukan untuk lebih
meningkatkan kinerja, penyesuaian keahlian, merefresh dari pekerjaan rutin, penempatan
jabatan kosong disebabkan meninggal dunia atau pemutusan hubungan kerja, dan
beberapa alasan lainnya.
MATERI KELOMPOK 6
A. Pengertian dan Tujuan Manajemen Fasilitas Pendidikan
Manajemen sarana prasarana sekolah (fasilitas sekolah) dapat didefinisikan
sebagai proses kerja pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara
efektif dan efisien. Pakar manajemen pendidikan menyimpulkan bahwa manajemen
sarana prasarana pendidikan di sekolah itu meliputi analisis dan penyusunan kebutuhan,
pengadaan, penyaluran, pemakaian dan pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan.
B. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Contohnya: Ruang, Buku, Perpustakaan, dan Laboratorium
C. Prasarana Pendidikan
Bafadal (2008:2) prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang
secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah.
Contohnya: Lokasi atau tempat, Bangunan Sekolah, dan Lapangan olahraga
D. Jenis Fasilitas Pendidikan
1. Sarana Pendidikan dilihat dari habis tidaknya saat dipakai
a. Sarana Pendidikan habis dipakai. Contohnya kapur tulis, tinta computer, bola
lampu, dan kertas.
b. Sarana Pendidikan tahan lama. Contohnya bangku sekolah, mesin tulis, atlas,
globe, dan peralatan olahraga.
2. Sarana Pendidikan ditinjau dari bergerak tidaknya saat digunakan
a. Sarana Pendidikan yang bergerak. Contohnya almari arsip sekolah dan bangku
sekolah.
b. Sarana pendidikan yang tidak bergerak. Contohnya saluran dari PDAM.
3. Sarana Pendidikan ditinjau dari hubungannya dengan proses pembelajaran
a. Alat pengajaran. Misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik.
b. Alat peraga. Berupa benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak
didik berturut-turut dari
c. Media pengajaran. Ada tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan
media audio visual.
4. Prasarana pendidikan diklasifikasikan menjadi 2 macam.
a. Secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar seperti ruang teori,
ruang perpustakaan, dan lain sebagainya.
b. Keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara
langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya ruang
kantor, kantin, kamar kecil (wc), dan lain sebagainya. 
E. Inventarisasi Fasilitas Pendidikan
Semua sarana dan prasaran sekolah hendaknya diinventarisir, dengan format umum yang
telah ditetapkan, yaitu: jumlah barang, jenis barang, kualitas barang, tahun pembuatan,
merek barang ukuran barang, dan harga.
F. Pemeliharaan dan Penghapusan Fasilitas Pendidikan
Ditinjau dari sifatnya, ada 4 macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
berupa mesin:
1. Bersifat pengecekan, untuk mengetahui tentang baik-buruknya keadaan mesin.
2. Bersifat pencegahan, agar mesin selalu dalam kondisi baik.
3. Bersifat perbaikan ringan, seperti perbaikan remnya.
4. Bersifat perbaikan berat,
Ditinjau dari waktu perbaikannya, ada dua macam pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah:
1. Pemeliharaan sehari-hari misalnya berupa menyapu, mengepel lantai, dan
membersihkan pintu.
2. pemeliharaan berkala, misalnya berupa pengintrolan genting dan pengapuran tembok.
G. Penghapusan Fasilitas Pendidikan
Bafadal (2008:62) secara definitif, penghapusan sarana dan prasarana adalah
kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga sebagai milik negara) dari
daftar inventaris dengan cara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan terhadap sarana
dan prasarana pendidikan di sekolahnya. Namun, sarana dan prasarana yang akan dihapus
harus memenuhi syarat-syarat penghapusan. Berikut syarat penghapusan barang-
barangnya:
1. dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dimanfaatkan lagi
2. tidak sesuai dengan kebutuhan
3. terkena larangan
4. kuno, yang penggunaannya tidak sesuai lagi
5. yang biaya pemeliharaannya tidak seimbang dengan kegunaannya
6. diselewengkan
7. dicuri
8. terbakar atau musnah akibat adanya bencana alam
H. Pengaruh Sarana dan Prasarana di Sekolah dalam Menunjang Kualitas Siswa
Peranan sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas belajar
siswa. Misalnya saja sekolah yang berada di kota yang sudah memiliki faslitas
laboratorium komputer, maka anak didiknya secara langsung dapat belajar computer.
Sedangkan sekolah di desa yang tidak memiliki fasilitas itu tidak tahu bagaimana
menggunakan komputer kecuali mereka mengambil kursus di luar sekolah.
I. Pentingnya Sarana Dan Prasarana dalam Proses Pembelajaran
Semakin lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sebuah sekolah
akan memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan.
Begitu pula dengan suasana selama kegiatan pembelajaran. Sarana pembelajaran harus
dikembangkan agar dapat menunjang proses belajar mengajar. Bagi guru akan terbantu
dengan dukungan fasilitas sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih
variatif, menarik dan bermakna.
J. Problematika Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Alokasi dana yang terhambat
2. Perawatan fasilitas yang buruk
3. Fasilitas yang minim dan tidak merata

K. Alternatif Solusi untuk Problematika Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
2. meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pendidikan
3. Adanya Pengawasan Fasilitas
4. Adanya manajemen sarana dan prasarana

MATERI KELOMPOK 7
A. Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Manajemen keuangan pendidikan atau disebut juga dengan pembiayaan pendidikan
adalah sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan keuangan, pemanfaatan
keuangan hingga pertanggung jawaban keuangan dengan harapan tercapainya tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
B. Konsep Dasar Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Manajemen pembiayaan dan keuangan merupakan hal penting dan subtansif yang
dilakukan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
pengawasan dan pengendalian, manajemen ini diperlukan karena tidak mungkin satu
lembaga pendidikan bisa eksis tanpa pembiayaan yang pembiayaan yang
kuat.Penyelenggaraan pendidikan di sekolah membutuhkan manajemen keuangan, karena
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam kajian manajemen pendidikan. Mulyasa (2005: 48) berpendapat bahwa; “masalah
keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah karenanya seluruh
kegiatan pendidikan di sekolah erat kaitannya dengan manajemen keuangan sekolah”.
C. Sumber-Sumber Dalam Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 46 ayat 1 dinyatakan bahwa pendanaan
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.13 Hal ini juga disebutkan oleh Sulistiyorini bahwa secara garis besar sumber
keuangan pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 5 yaitu: (1) Pemerintah; Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah maupun keduanya (2) Orang Tua Siswa (peserta didik) (3)
Masyarakat, (4) Dana dari alumni dan (5) Dana kegiatan kewirausahaan sekolah baik
yang sifatnya mengikat maupun tidak mengikat.
D. Hubungan RAPBS (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) dengan
Hubungan Manajemen Pembiayaan
Rencana atau anggaran pembiayaan merupakan hal penting yang harus difikirkan
matang-matang terlebih dahulu. Rencana atau anggaran pembiayaan menyangkut dengan
pengelolaan uang yang diterima, akan diapakankah uang tersebut. Penganggaran uang
tersebut dilakukan agar semua sektor yan dibutuhkan bisa benar-benar terpenuhi. Selain
itu, anggaran bisa digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban pengurus terhadap
pengelolaan uang yang dilakukan kepada pihak yang berwenang dan juga pihak-pihak
yang telah membayar.
Dalam implementasi, manajemen pembiayaan harus diatur dan dikelola
secaratransparan, efesien dan akuntabel. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan
kreativitaskepala sekolah dalam menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja
Sekolah(RAPBS), menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang
menguasaidalam pembukuan dan pertanggungjawaban keuangan sesuai paraturan dan
perundanganyang berlaku. RAPBS disusun sesuai ketentuan yang berlaku agar semua
dana yangdiperoleh sekolah benar-benar dimanfaatkan secara tertib, efektif dan
efisien.Dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS)
perludiperhatikan berbagai peluang pembiayaan pendidikan. Dalam penyusunan
RAPBSdimulai dengan mengkaji perubahan-perubahan peraturan perundang-undangan,
tuntutanpeningkatan mutu pendidikan yang mungkin membuka peluang, dalam hubungan
inipemberian wewenang kepada kepala sekolah (otonomi sekolah) untuk mengelola
keuangansekolah yang menjadi tanggung jawabnya menjadi sangat strategis.
E. Pelaksanaan Dan Pengawasan Manajemen Pembiayaan
Pelaksaan pembiyaan terdapat beberapa kegiatan yang menyangkut pendataan
keuangan dan pembukuan transaksi-transaksi keuangan. Dalam praktiknya, kedua
kegiatan tersebut sangat berhubungan. Bahwa pendataan dan pelaporan keuangan
diperoleh dari pembukuan yang telah dilakukan. Kegiatan dalam evaluasi pembiayaan
mencakup kegiatan pengawasan. Pengawasan penggunaan pelaksanaan anggaran
pendidikan mencakup empat kegiatan pokok yaitu memonitor, memeriksa, menilai, dan
melaporkan penggunaan anggaran pendidikan. Kegiatan tersebut dilakukan secara
sistematis, yang berarti bahwa pelaksanaan kegiatan pengawasan penggunaan anggaran
pendidikan harus dilakukan secara berurutan, sampai kepada kegiatan memberikan
laporan penggunaan anggaran ditunjukan kepada pihak yang terkait guna menyiapkan
pembuatan kebijakan lebih lanjut.
MATERI KELOMPOK 8
A. Pengertian Hubungan Lingkungan Sekolah Dengan Lingkungan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang
diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk
mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Epstein dkk (2009) menyatakan
hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai bentuk kemitraan (partnership)
sebagai hubungan antara sekolah dengan individu masyarakat, organisasi dan business
yang bertujuan secara langsung atau tidak langsung untuk meningkatkan dan
mengembangkan sosial, emosional dan fisik anak/siswa.
B. Tujuan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
1. Kualitas pembelajaran
2. Kualitas hasil belajar siswa
3. Kualitas pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
4. Kualitas masyarakat (orangtua murid) itu sendiri
C. Unsur-Unsur yang Terlibat Dalam Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
1. Sekolah
Sebagai pusat pendidikan formal, sekolah lahir dan berkembang dari pemikiran
efisiensi dan efektivitas pemberian pendidikan bagi warga masyarakat.
2. Orang tua Murid
Hubungan sekolah dengan orang tua murid hendaknya dibawa ke dalam hubungan
yang konstruktif dengan program di sekolah.
3. Murid dan Guru
Murid merupakan unsur sekolah yang sangat penting,begitu juga guru. Tanpa adanya
murid, sekolah tidak akan ada.
D. Prinsip Pelaksanaan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
1. Kerjasama harus dimodali dengan itikad baik untuk menciptakan citra baik tentang
pendidikan.
2. Pihak awam dalam berperan serta membantu dan merealisasikan program sekolah,
hendaknya menghormati dan mentaati ketentuan/peraturan yang diberlakukan
disekolah.
3. Berkaitan dengan prinsip dan teknis edukatif, sekolahlah yang lebih berkewajiban dan
lebih berhak menanganinya.
4. Segala saran yang berkaitan dengan kepentingan sekolah harus disalurkan melalui
lembaga resmi yang bertanggung jawab dalam melaksanakannya.
5. Partisipasi/peran serta masyarakat tidak saja dalam bentuk gagasan/usul/saran tetapi
juga berikut organisasi dan kepengurusannya yang dirasakan benar-benar bermanfaat
bagi kemajuan sekolah.
6. Peran serta masyarakat tidak dibatasi oleh jenjang sekolah tertentu,
7. Peran serta masyarakat akan bersifat konstruktif,
8. Supaya sukses dalam “saling berperan serta”, haruslah dipahami betul nilai, cara kerja
dan pola hidup yang ada dalam masyarakat.
9. Kerja sama harus berkembang secara wajar,
10. Efektivitas keikutsertaan para awam perlu dibina hingga layak dalam
mengembangkan gagasan/penemuan, saran, kritik sampai pada usaha pemecahan dan
pencapaian keberhasilan bagi kemajuan sekolah.
E. Pentingnya Memberdayakan Masyarakat Dilingkungan Sekolah
Pentingnya Memberdayakan Masyarakat Dilingkungan Sekolah Seperti telah diuraikan
pada fungsi masyarakat terhadap sekolah, maka berikut ini akan memperjelas
pemahaman tentang sumber-sumber yang dapat digali dari pihak masyarakat, antara lain:
1. Sumber Manusiawi
2. Sumber Sosial
3. Sumber Lingkungan Fisik
4. Sumber Materi Keuangan
5. Sumber Kebudayaan dan Agama
MATERI KELOMPOK 9
A. Pengertian ketatalaksanaan lembaga pendidikan
Menurut Muljani A. Nurhadi (1983: 91) ketatalaksanaan pendidikan atau tata
usaha pendidikan merupakan salah satu kegiatan administrasi pendidikan di sekolah yang
meliputi pembuatan surat, pengelolaan surat dan penataan arsip.
B. Fungsi dari Ketatalaksanaan Lembaga Pendidikan
Menurut Teguh Budi Karyanto,(2002:14-15) terdapat 7 fungsi ketatalaksanaan;
1. Menghimpun
2. Mencatat
3. Mengelola
4. Menggandakan
5. Mengirim
6. Menyimpan
C. Prosedur Penataan Ketatalaksanaan Lembaga Pendidikan
Menurut (Hadari Nawawi, hal:55, 1981), di lingkungan lembaga pendidikan dari
unit yang terendah sampai yang tertinggi diperlukan dan diselenggarakan kegiatan tata
usaha yang terarah dan tertib. Beberapa diantarany aadalah sebagai berikut:
1. Penerimaandan pencataan murid/mahasiswa
2. Daftar Hadir atau Absensi
3. Pengaturan Proses Belajar Mengajar
4. Agenda, Arsip dan Ekspedisi
D. Sistem Informasi Manajemen Lembaga Pendidikan
Menurut Andri Kristanto (2008: 1), suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
E. Pengertian Dan Fungsi informasi
1. Pengertian Informasi
Menurut Edhy Sutanta (2003: 10), informasi merupakan hasil pengolahan data
sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara
langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.
2. Fungsi Informasi
Menurut Edhy Sutanta (2003: 11), suatu informasi dapat mempunyai beberapa
informasi, antara lain:
a. Menambah pengetahuan
b. Mengurangi ketidakpastian
c. Mengurangi resiko kegagalan
d. Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan
e. Memberi standar, aturan, ukuran, keputusan yang menentukan pencapaian sasaran
dan tujuan.
F. Pengertian dan Proses Manajemen
Menurut KBBI dalam jaringan, pengertian manajemen ialah penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran. Dikatakannya pula oleh Edhy Sutanta (2003: 17)
Dalam upaya memanfaatkan sumberdaya manajemen tersebut, para manajer akan
melakukan tiga macam proses manajemen, yang meliputi:
1. Perencanaan
2. Pengendalian
3. Pengambilan Keputusan
MATERI KELOMPOK 10
A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Menurut D.E. McFarland mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu
proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan
atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. J.M. Pfiffner mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai
tujuan yang di inginkan. Oteng Sutisna mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan
proses baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitu
membangkitkan kerja sama ke arah tercapainya tujuan.
B. Konsep Kepemimpinan Pendidikan
Tiga hal penting dalam konsep kepemimpinan:
1. Kekuasaan
2. Kewenangan
3. Kapasitas
C. Fungsi dan Peran Kepemimpinan Pendidikan Atau Kepala Sekolah
1. Fungsi instruksi
Fitur ini adalah komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator adalah pihak
yang memutuskan kapan, dimana dan bagaimana melaksanakan perintah agar
keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
2. Fungsi penasehat
Fitur ini bersifat dua arah. Pada tahap pertama pengambilan keputusan, pemimpin
seringkali membutuhkan pertimbangan penting yang perlu dikonsultasikan dengan
pemimpin, yang diyakini memiliki berbagai bahan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan.
3. Fungsi partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha untuk mengaktifkan orang-orang
yang dipimpinnya, baik dalam partisipasinya dalam pengambilan keputusan maupun
dalam pelaksanaannya.
4. Fungsi delegasi
Fungsi pendelegasian dilakukan dengan memberikan wewenang kepada delegasi
untuk membuat atau mengambil keputusan dengan atau tanpa persetujuan pimpinan.
5. Fungsi kontrol
Fungsi kontrol berarti bahwa kepemimpinan yang berhasil (efektif) mampu
mengarahkan kegiatan para anggotanya secara terarah dan efektif sehingga
sepenuhnya mencapai tujuan bersama.
D. Ciri-Ciri Kepemimpinan
Karena keberhasilan suatu organisasi kemungkinan besar ditentukan oleh
tindakan individu, kita perlu mengetahui keterampilan apa yang benar-benar dibutuhkan
pemimpin. Hadari Nawawi mengatakan ada beberapa persyaratan yang umumnya harus
dipenuhi oleh para pemimpin.
a. Memiliki kecerdasan yang cukup baik
b. Percaya diri
c. Mudah didekati, mudah bergaul, dan ramah
d. Kreatif, inisiatif, kemauan untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik
e. Organisasi yang berpengaruh dan berwibawa dan masih banyak lagi.
MATERI KELOMPOK 11
A. Definisi Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan (Leadership) merupakan salah satu yang sangat vital bagi
terlaksananya fungsi-fungsi manajemen. Pengertian umum pendidikan adalah
kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun, menggerahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau
kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
B. Fungsi Kepemimpinan
1. Pemimpin membantu tercapainya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh
rasa kebebasan.
2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri.
3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja
4. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan
kelompok.
5. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan
eksistensi organisasi.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
1. Keahlian dan pengetahuan.
2. Jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas jabatannya.
3. Sikap-sikap Kepribadian Pemimpin.
4. Sikap-Sikap kepribadian Pengikut.
D. Pengertian Kepala Sekolahan
Menurut KBBI kepala sekolah dari dua kata “kepala dan sekolah”. Kata kepala
diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga. Sedangkan
sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi
pelajaran. Dengan demikian dapat diartikan secara sederhana kepala sekolah merupakan
tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana terjadi
interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.
E. Fungsi-fungsi Kepala Sekolah
1. Kepala sekolah sebagai Educator.
2. Kepala sekolah sebagai Manager.
3. Kepala sekolah sebagai Administrator
4. Kepala sekolah sebagai Supervisor
5. Kepala sekolah sebagai Leader
6. Kepala sekolah sebagai Inovator
F. Ciri-Ciri Kepala Sekolahan Dalam Kepemimpinan Pendidikan
Menurut (Mulyasa, 2012) kepemimpinan kepala sekolah yang ideal memiliki ciri-ciri
khusus sebagai berikut:
1. Fokus Pada Kelompok
2. Melimpahkan Wewenang
3. Merangsang Kreativitas
4. Memberi Semangat dan Motivasi
5. Visi yang Utuh
6. Bertanggung Jawab
7. Keteladanan
G. Kepala Sekolah Efektif
Kepala Sekolah Efektif mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk
menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang
dipimpinnya. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab secara teknis akademis saja,
akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya,
serta hubungan dengan masyarakat sekitar merupakan tanggung jawab kepala sekolah.
H. Karakteristik Kepala Sekolah efektif
1. Seorang Kepala Sekolah harus menunjukkan kepemimimpinannya.
2. Kepala Sekolah harus cakap membangun hubungan dengan orang lain.
3. Seorang Kepala Sekolah tertata dan siap siaga.
4. Seorang Kepala Sekolah harus menjadi pendengar yang unggul,dan
5. Seorang Kepala Sekolah harus visioner
6. Seorang Kepala Sekolah harus adil dan konsisten dan
7. Seorang Kepala Sekolah mampu menjembatani berbagai kesenjangan
MATERI KELOMPOK 12
A. Definisi Supervisi Pendidikan
Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan bahwa
supervisi merupakan „A critical watching and directing”. Beberapa sumber lainnya
menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu “superior” dan “vision”. Hasil
analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah digambarkan sebagai seorang “expert” dan
“superior” , sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala
sekolah. Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara
efektif(Purwanto,2000).
B. Prinsip – Prinsip Supervisi
1. Prinsip Ilmiah
2. Prinsip Demokratis
3. Prinsip Kerja Sama
4. Prinsip Konstruktif dan Kreatif
C. Prinsip – prinsip Menjalankan supervisi Pendidikan
1. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif.
2. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar-benarnya.
3. Supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya.
4. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru dan pegawai-
pegawai sekolah yang disupervisi.
5. Supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas dasar hubungan
pribadi.
6. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin prasangka
guru-guru dan pegawai.
7. Supervisi tidak bersifat mendesak ( otoriter ) karena dapat menimbulkan perasaaan
gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru.
8. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan
pribadi.
9. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.
10. Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas merasa
kecewa.
D. Pendekatan supervise
1. Supervisi Klinis
Supervisi klinis memiliki kapasitas mengembangkan kemampuan guru untuk
bertanggung jawab menganalisis kinerja mereka, terbuka membantu orang lain, dan
mengarahkan diri sendiri.
2. Supervisi Pengembangan
Model ini berdasarkan asumsi bahwa guru memiliki beragam pengalaman,
kemampuan, dan tingkat pengembangan karir yang berbeda. Oleh sebab itu,
supervisor menentukan kebutuhan supervisi guru berdasarkan perbedaan individual,
keahlian, dan komitmen.
3. Supervisi Differensial
Supervisi differensial adalah salah satu pendekatan terbaru supervisi. Supervisi
differensial dilaksanakan dengan mempertimbangkan perbedaan individual antara
guru dan hubungan manusia antara supervisor dan guru.

MATERI KELOMPOK 13
A. Pengertian Manajemen Mutu
Manajemen adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien. Mutu adalah kepuasan masyarakat terhadap hasil pendidikan
yang dicapai oleh lembaga pendidikan yang sesuai dengan harapan masyarakat di masa
kini dan masa depan. Jadi manajemen mutu adalah suatu cara dalam lembaga pendidikan
yang bersifat komprehensif dan terintegrasi untuk mencapai kepuasan pelanggan
pendidikan dengan meningkatkan kinerja dan mutu kerja secara terus menerus.
B. Tujuan Manajemen Mulu
1. Memelihara sekaligus meningkatkan kualitas secara berkelanjutan dan sistematis
untuk memenuhi kebutuhan pihak- pihak yang berkepentingan (stakeholders).
2. Sebagai bentuk peran aktif lembaga pendidikan dalam mewujudkan keinginan
stakeholder
3. Memperoleh masukan agar implementasi manajemen sesuai dengan kondisi
lingkungan Indonesia yang memiliki keragaman budaya, sosial ekonomi, dan
kompleksitas geografis.
C. Strategi Dasar Implementasi Mutu Pendidikan
Adapun strategi dasar implementasi mutu pendidikan meliputi:
1. Mengidentifikasi masalah yang ada di lembaga.
2. Mengadopsi filosofi tentang mutu.
3. Usaha perbaikan dilakukan secara terus-menerus.
4. Melibatkan para pemangku kepentingan.
D. Pengertian Akreditasi Sekolah
Akreditasi sekolah merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah
atau lembaga mandiri yang berwenang untuk menentukan kelayakan program dan satuan
pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas
publik yang dilakukan secara objektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan
menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.
E. Faktor Penghambat Akreditasi Sekolah
1. Banyaknya pekerjaan guru, terutama di lembaga pendidikan swasta sehingga
keterbatasan waktu dalam persiapan akreditasi, solusi yang harus diterapkan
adalah membuat perencanaan jauh-jauh hari sehingga guru dapat mencicil
pekerjaanya,
2. Sarana dan prasarana yang kurang memadai, solusinnya melalui wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana mempersiapkan keperluan akreditasi.
3. Bukti fisik atau dokumen yang lama yang tidak tersusun dengan rapi atau hilang
solusinya panitia harus mencari dokumen tersebut dengan bekerja samaatau ada
lembaga pendidikan yang kembali mengadakan dokumen tersebut walaupun
kegiatan kenyataannya telah lama,
F. Manfaat Pelaksanaan Akreditasi Sekolah
1. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu Sekolah/Madrasah dan
rencana pengembangan Sekolah.
2. Dapat dijadikan sebagai motivator agar Sekolah/Madrasah terus meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, nasional bahkan regional dan internasional.
3. Dapat dijadikan umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja
warga Sekolah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan
program Sekolah/Madrasah.
SOAL ESAY
1. Jelaskan mengapa pada manajemen pendidikan sarana dan prasarana sekolah perlu
diinventarisir?
Jawaban:
Sarana dan prasarana sekolah perlu diinventarisir karena inventarisasi itu
dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif
terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki suatu sekolahan secara khusus inventarisasi
itu sendiri memiliki tujuan yang pertama untuk menjaga dan menciptakan tertib
administrasi sarana dan prasarana suatu sekolah yang kedua untuk menghemat keuangan
sekolah baik dalam pengadaan maupun pemeliharaan dan penghapusan sarana dan
prasarana sekolah dan yang ketiga sebagai bahan ataupun pedoman untuk menghitung
kekayaan suatu sekolah dalam bentuk material yang dapat dinilai dengan uang dengan
terakhir untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh suatu.inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan juga memiliki manfaat
yang pertama menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan
menyusun rencana kebutuhan barang yang kedua memberikan data dan informasi untuk
dijadikan bahan ataupun pedoman dalam pengarahan pengadaan barang yang ketiga
memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman dalam penyaluran
barang yang keempat memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang
seperti contohnya apakah keadaan barang itu rusak tua ataupun lebih sebagai dasar untuk
menetapkan penghapusan dan yang terakhir memberikan data dan informasi dalam
rangka memudahkan pengawasan dan pengendalian barang.

Anda mungkin juga menyukai