NIM : 2110126220025
Kelas : 2B PG-PAUD
1. Jelaskan alasan mengapa sebagai calon Guru perlu memahami profesi kependidikan!
Jawaban:
Terdapat beberapa alasan mengapa kita sebagai calon guru perlu memahami profesi
kependidikan yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mengapa pekerjaan guru dikatakan sebagai profesi .
Menurut Arni Muhammad dan Asmidir Ilyas (2005:10) bahwa profesi
pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang
menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan
atau pelayan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat
pekerjaan itu. Berdasarkan pernyataan tersebut jelaslah bahwa pekerjaan
guru adalah profesi. Karena seorang guru sanggup dan rela mengabdikan
dirinya untuk membimbing, mengajar, dan mendidik peserta didik agar
nantinya berguna bagi dirinya sendiri, orang lain dan negara. Profesi guru
itu merupakan panggilan jiwanya sendiri, sehingga ia bertanggung jawab
atas profesinya tersebut.
2. Untuk mengetahui hakikat guru sebagai profesi.
Setelah tahu bahwa pekerjaan guru adalah sebuah profesi, maka juga harus
tahu bagaimana hakikat guru sebagai profesi. Sehingga berguna bagi diri
saya sendiri selaku calon pendidik nantinya. Menurut Arni Muhammad
dan Asmidir Ilyas (2005:20) bahwa hakikat guru sebagai profesi adalah
memahami tentang harkat dan martabat guru, kompetensi apa saja yang
harus dimiliki guru agar dapat menjadi guru yang professional, wadah atau
organisasi profesi apa saja yang dapat dijadikan tempat bagi guru
memperjuangkan hak-haknya dan juga untuk meningkatkan wawasan dan
profesionalismenya, dan memahami norma yang harus dipedomani dan di
patuhi yakni Kode Etik Guru.
a. Harkat dan martabat guru
Dengan mengetahui hakikat guru sebagai profesi ini, saya
selaku calon pendidik menjadi tahu harkat dan martabat saya
sebagai seorang guru. Kemudian bagaimana saya menjaga harkat
dan martabat tersebut, lalu meningkatkan apresiasi masyarakat
terhadap profesi guru.
b. Kompetensi guru
Saya menjadi tahu kompetensi-kompetensi yang harus saya
penuhi sebagai calon pendidik/guru nantinya. Sebagai pendidik
saya tidak hanya mendidik, yaitu membantu anak didik
mengembangkan pribadinya, memperluas pengetahuannya, dan
melatih keterampilannya dalam berbagai bidang. Akan tetapi saya
harus memiliki kemampuan yang disebut kompentesi guru yang
harus saya penuhi tadi.
Dimana Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( dalam Arni
Muhammad dan Asmidir Ilyas, 2005:21) dan (dalam Syahril, dkk.,
1999:18) telah merumuskan kemampuan-kemampuan yang harus
dimiliki dan dipenuhi oleh guru dan mengelompokkannya atas tiga
dimensi umum:
1. Kompetensi Kognitif (kecakapan ranah cipta)
2. Kompetensi Afektif (kecakapan ranah rasa)
3. Kompetensi Psikomotorik (kecakapan ranah rasa)
Setelah mengetahui ketiga kompetensi guru tersebut, saya
menjadi tahu sebagai calon pendidik nantinya harus menciptakan
(ranah cipta) metode yang bagus dan menarik dalam mengajar,
sehingga dapat memberikan dua pengetahuan kepada peserta didik
yaitu pengetahuan umum dan pengetahuan bidang studi.
Kemudian, agar pengetahuan dapat diterima secara efektif oleh
peserta didik, maka saya harus memiliki sikap dan perasaan (ranah
rasa) yang baik seperti yang dikemukakan oleh Syahril, dkk (1999:
19) yakni self concept and self esteem (konsep diri dan harga
diri) , self efficacy and contextual efficacy (efikasi diri dan efikasi
kontekstual guru), attitude of self-acceptance and others
acceptance (sikap terhadap penerimaan diri sendiri dan orang lain).
Lalu, agar proses belajar mengajar semakin lancar dan peserta
didik tidak jenuh mendengarkan saya saat mengajar, maka saya
harus memilki kecakapan (ranah karsa) agar dapat menjadi teladan
bagi peserta didik seperti, saat duduk, berdiri, berbicara dan lain
sebagainya.
c. Organisasi professional keguruan
Menurut Arni Muhammad dan Asmidir Ilyas (2005:27)
organisasi professional keguruan merupakan wadah untuk
menyatukan gerak langkah dan mengendalikan keseluruhan
profesi. Salah satu wadah itu telah ada yakni Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), dan lain-lain.
Sebagai calon guru nantinya saya dapat berpartisipasi dabn
berjuang bersama guru lainnya untuk mempertahankan profesi
guru melalui PGRI tadi dan bagaimana meningkatkan mutu guru.
Kemudian melului MGMP saya dapat bermusyawarah dengan guru
mata pelajaran yang sama dengan yang saya ajarkan bagaimana
meningkatkan pengajarn mata pelajaran yang saya ikuti.
d. Kode Etik Guru]
Kode Etik Guru Indonesia ( dalam Arni Muhammad dan Asmidir
Ilyas, 2005: 31) adalah sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik
sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
5. Guru memlihara hubungan baik dengan orangtua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesi.
7. Guru memelihara hubungan se-profesi , semangat
kekeluargaan, dan kesetiakawanan social.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan
mutu organisasi PGRI sebagai sara penunjang dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
3. Di dalam profesi kependidikan ternyata juga berkaitan dengan bimbingan
dan konseling (BK). Oleh karena itu, saya sebagi calon guru ingin tahu
bagaimana ikut mendukung dan berpartisipasi dalam program bimbingan
dan konseling di sekolah yang berguna untuk mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi oleh peserta didik. Saya bisa membantu guru pembimbing
(BK) mengidentifikasi siwa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan koseling dengan memberikan data siswa-siswa tersebut.
4. Saya perlu mengetahui jabatan fungsional guru, golongan, jenjang
pangkat, jenjang jabatan dan apa itu tugas, tanggung jawab dan wewenang
seorang guru. Lahirnya Keputusan Menpan No. 84/MENPAN/1993
tentang Jabatan Fungsioanal Guru dan Angka Kreditnya merupakan bukti
kepedulian pemerintah terhadap pengembangan profesi guru. Guru
mempunyai golongan dan kepangkatan serta jabatan yang telah diatur
sedemikian dalam rangkaian pembinaan. Sebagai calon guru nantinya saya
akan selalu berusaha meningkatkan mutu saya sebagai guru dan
mengumpulkan angka kredit, sehingga bisa naik pangkat, sebagai bukti
bahwa saya benar-benar sungguh-sungguh menjalani profesi guru.
Berdasarkan Keputusan Menpan Nomor 84/1993 ( dalam Arni Muhammad
dan Asmidir Ilyas, 2005:42) adapun tugas pokok guru adalah (1)
menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran, evaluasi
belajar, analisis hasil belajar, serta menyusun program perbaikan, dan
pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi jawabnya, (2) menyusun
program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil
pelaksanaan bimbingan , dan tindak lanjut dalam program binmbingan
terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Tanggung jawab
guru adalah menyelesaikan tugas sebagai tenaga pengajar atau
pembimbing sesuai dengan tujuan pendidikan pendidikan yang dibebankan
kepadanya. Sedangkan wewenang guru adalah memilih dan menentukan
metode kerja untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kode etik guru.
Setelah tugas, tanggung jawab, dan wewenang guru, saya selaku calon
guru menjadi tahu apa yang harus dilakukan sebagai seorang guru. Apa
yang menjadi tugas dan wewenang yang harus saya lakukan, dan saya
harus bertanggung jawab atas tugas yang telah diberikan kepada saya.
5. Untuk mengetahui bagaimana menjadi guru yang ideal dan professional
dan berperan dalam administrasi pendidikan. Menurut Arni Muhammad
dan Asmidir Ilyas (2005:40) guru yang ideal adalah guru yang menguasai
kompetensinya sebagai guru. Menjadi guru nantinya, saya tidak hanya
akan mengajar saja dikelas, namun juga harus memberikan teladan yang
bagus bagi muridnya sehingga bisa menjadi model. Sebagai calon guru
professional, disamping memiliki wawasan bimbingan dan konseling, saya
juga perlu memililki wawasan administrasi pendidikan dan ikut
berpartisipasi di dalamnya. Dimana administrasi pendidikan itu adalah
rangkaian kegiatan menata, mengurus, mengatur pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional dan tujuan sekolah. Saya mungkin
dapat berperan dalam administrasi kurikulum, yakni menjalankan
kurikulum yang telah ada dan mengembangkannya.
Dapat disimpulkan bahwa guru tidak hanya mempunyai kemampuan mengajar akan
tetapi mampu mendidik peserta didiknya berdasarkan kemempuan yang dimilikinya.
Untuk itulah seorang calon pendidik perlu untuk memahami Profesi Kependidikan.
Manfaat dari mempelajari profesi pendidikan supaya kita dapat memiliki pemahaman
dan kemampuan untuk mengembangkan peranan professional sebagai guru dengan
acuan sikap professional dan wawasan tentang kode etik keguruan dalam
melaksanakan tugas.
Sumber:
Fajril . R. (2011). Profesi Pendidikan. https://www.scribd.com/doc/116232424/soal-
UTS. Di akses pada tanggal 15 April 2022.
2. Jelaskan mengapa Guru disebut sebagai profesi!
Jawaban:
Guru dapat disebut sebagai profesi karena guru merupakan jabatan atau
pekerjaan yang masuk kedalam jenis pekerjaan yang menuntut setiap orang yang
menjalaninya memiliki keahlian, kecakapan, serta keterampilan pada bidang
kependidikan yang diperoleh melalui proses pendidikan yang memakan waktu relatif
lama sampai pada tingkat perguruan tinggi untuk memberikan pelayanan kepada
warga/peserta didik secara profesional. Pekerjaan ini menuntut bahwa setiap
pengembannya menjadi pelayan bagi orang lain dengan mengandalkan ilmu
pengetahuan, keterampilan, sikap, kecakapan, yang dimiliki. Hal tersebut dapat
dibuktikan melalui ijazah serta sertifikat kependidikan dan keguruan yang telah
dikeluarkan oleh lembaga pendidikan yang sudah pasti telah teruji keberadaanynya.
Pekerjaan yang menuntut orang memenuhi kriteria-kriteria tersebut disebut
sebagai “profesi”. Dengan demikian dikatakan bahwa guru adalah salah satu profesi,
yang mewajibkan pengembannya “profesional”. Guru sebagai jabatan dan/atau
pekerjaan sudah diakui sebagai profesi di Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang dinyatakan secara tegas dan jelas pada Undang-Undang (UU) Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, yang mewajibkan setiap pengembannya harus memenuhi
kriteria dan/atau persyaratan-persyaratan tertentu, diantaranya adalah (1) Memiliki
kualifikasi akademik, (2) Memiliki kompetensi, (3) Memiliki sertifikat pendidik, (4)
Sehat jasmani dan rohani, dan (5) Memiliki kemamouan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru sebagai jabatan
dan/atau pekerjaan tidak boleh diemban oleh sembarang orang. Hanya diperuntukkan
bagi mereka yang telah memenuhi persyaratan seperti disebut di atas. Dalam rumusan
yang lebih operasional, guru sebagai jabatan diartikan sebagai jabatan fungsional
yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang bagi
pengembannya untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai
dengan peraturan perundangundangan yang berlaku (Perber Mendiknas & Ka BKN
2010).
Guru juga dapat dikatakan sebagai profesi karena guru sudah sesuai dengan
kriteria profesi yaitu pendidikan dan pelatihan khusus. Untuk menjadi guru harus
mempunyai pendidikan seperti kuliah serta latihan khusus lainnya. Kriteria yang
kedua adalah adanya pengakuan dari masyarakat. Hal ini berarti bahwa masyarakat
mengakui keberadaan guru sebagai tegana pendidik yang sah. Selanjutnya terdapat
kode etik. Dimana pada profesi guru terdapat kode etik yang mengatur etika dan
perilaku guru dalam pembelajaran serta dalam organisasi profesi. Kriteria yang
terakhir yaitu organisasi profesi. Pada profesi keguruan terdapat organisasi profesi
yang berfungsi sebagai pemersatu dan untuk peningkatan kemempuan
proffesionalisme. Terdapat beberapa organisasi profesi pada profesi keguruan seperti
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak-
Kanak Indonesia), HIMPAUDI (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak
Usia Dini Indonesia), dan IGI (Ikatan Guru Indonesia).
Sumber:
Siagian, S. (2019). Profesi Kependidikan. http://digilib.unimed.ac.id/35577/. Di akses
pada tanggal 15 April 2022.
PPT Profesi Pendidikan “Materi Pertemuan 1”
3. Jelaskan kompetensi yang harus dimiliki Guru agar menjadi Guru yang professional!
Dan Upaya apa saja yang harus dilakukan?
Jawaban:
Menurut UU no 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi.”
Guru mempunyai kompetensi sebagai berikut:
1. Kompentensi Pedagogik
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dikemukakan kompetensi pedagogik adalah "kemampuan mengelola pembel
ajaran peserta didik". Kompetensi ini sebagai kompetensi pengelolaan
pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan seorang guru
dalam merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan
interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan
penilaian.
Menurut Joni (1984:12), kemampuan merencanakan program belajar mengajar
mencakup kemampuan: (1) merencanakan pengorganisasian bahan bahan
pembelajaran, (2) merencanakan pengelolaan kegiatan belajar-mengajar, (3)
merencanakan pengelolaan kelas, (4) merencanakan penggunaan media dan
sumber pembelajaran; dan (5) merencanakan penilaian prestasi peserta didik
untuk kepentingan pembelajaran.
Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penyusunan rencana
pembelajaran meliputi (1) mampu mendeskripsikan tujuan, (2) mampu memilih
materi, (3) mampu mengorganisir materi, (4) mampu menentukan metode/strategi
pembelajaran, (5) mampu menentukan sumber belajar/ media/alat peraga
pembelajaran, (6) mampu menyusun perangkat penilaian, (7) mampu menentukan
teknik penilaian, dan (8) mampu mengalokasikan waktu.
Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program belajar mengajar
merupakan proyeksi pendidik mengenai kegiatan yang harus dilakukan peserta
didik selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan,
menguraikan deskripsi satuan bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar,
memilih berbagai media dan sumber belajar, serta merencanakan penilaian
penguasaan tujuan.
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Kompetensi pedagogik yang dimaksud antara lain kemampuan untuk
memahami peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran
yang mendidik. Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang
psikologi perkembangan anak, sedangkan pembelajaran yang mendidik meliputi
kemampuan merancang pembelajaran, mengimplementasikan pem belajaran,
menilai proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara
berkelanjutan. Sedangkan menurut peraturan pemerintah mengenai guru bahwa
kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan pendidik dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi beberapa hal
berikut.
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Pendidik memiliki latar
belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara
akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran
yang berbasis subjek (mata pelajaran), pendidik seharusnya memiliki
kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina.
Selain itu, pendidik memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penye
lenggaraan pembelajaran di kelas. Secara autentik kedua hal tersebut dapat
dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta
mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
2) Pemahaman terhadap peserta didik. Pendidik memiliki pemahaman akan
psikologi perkembangan anak sehingga mengetahui dengan benar
pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Pendidik dapat
membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami
anak. Selain itu, pendidik memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap
latar belakang pribadi anak sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan
yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pende katan yang tepat.
3) Pengembangan kurikulum/silabus. Pendidik memiliki kemampuan me
ngembangkan kurikulum pendidikan nasional kondisi spesifik lingkungan
sekolah. yang disesuaikan dengan
4) Perancangan pembelajaran. Pendidik memiliki merencanakan sistem
pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua akti
vitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan secara
strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari
skenario yang direncanakan.
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Pendidik mencip
takan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan.
Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor potensi
dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran. Dalam menyelenggarakan pem
belajaran, pendidik menggunakan teknologi sebagai media. Menyediakan
bahan belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi
informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan tekno
logi.
7) Evaluasi hasil belajar. Pendidik memiliki kemampuan untuk mengevaluasi
pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respons anak, hasil
belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, pen
didik harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengu
kuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat.
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Pendidik memiliki kemampuan untuk membimbing
anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan
melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.
2. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang memungkinkan mereka
membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Kom petensi
profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi terse but
memiliki indikator esensial.
Subkompetensi profesional adalah menguasai subtansi keilmuan yang terkait
dengan bidang studi dengan memiliki indikator esensial, memahami materi ajar
yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan
konsep antarmata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari. Subkompetensi menguasai struktur dan metode
keilmuan, memiliki indikator esensial, me nguasai langkah-langkah penelitian,
dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orangtua/ wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar. Peran yang dibawa pendidik dalam
masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan
masyarakat terhadap pendidik pun berbeda dan ada kekhususan, terutama adanya
tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah tempat pendidik tinggal.
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan pendidik sebagai anggota
masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi: (1) kemampuan untuk
berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk mening katkan
kemampuan profesional; (2) kemampuan untuk mengenal dan mema hami fungsi-
fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan; (3) kemampuan untuk menjalin kerja
sama baik secara individual maupun secara kelompok.
Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki pendidik, antara lain berikut
ini.
1) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orangtua peserta didik.
2) Bersikap simpatik.