Anda di halaman 1dari 4

BERITA ACARA PERESENTASE

KELOMPOK 1 PROFESI KEPENDIDIKAN

Hari/Tanggal Presentase : Rabu, 23 Februari 2022


Link gmeet :

https://us02web.zoom.us/j/87235294657?
pwd=d3hCZWR2QzFhRDNRRW5xTTM0bFpLZz09

Kelas : PGSD H 2021


Prodi : PGSD FIP UNIMED
Judul Presentase : HAKIKAT DAN JENIS-JENIS PROFESI KEPENDIDIKAN

Oleh
Kelompok 1
Mutiara Sabrina : Sebagai Moderator Sekaligus Pemateri Keempat
Laura Andarini Pasaribu : Sebagai Pemateri Pertama
Ketrin Padang : Sebagai Pemateri Kedua
Windianti : Sebagai Pemateri Ketiga

Pertanyaan dari Para Peserta Kuliah


1. Penanya Pertama  Febby ontryna Limbong
Jelaskan peran guru profesional dalam proses belajar mengajar?
 Penjawab Pertanyaan : Windianti
Dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 1 dijabarkan tentang guru
dan dosen, “guru dan dosen adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Seorang guru memiliki
peran yang sangat penting di dalam kelas yakni mendidik , mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi pembelajaran
seperti yang telah dijelaskan dalan Undang-undang diatas. Guru berperan
menyampaikan ilmu-ilmu yang dimiliki kepada muridnya. Guru merupakan
sumber belajar muridnya. Dari gurulah, murid diajarkan membaca, menulis dan
berhitung. Serta dari gurulah, murid mendapat pengetahuan baru dan pendidikan
karakter. Guru sebagai orangtua kedua yang ada disekolah setelah orangtua
kandung dirumah. Prey katz (Aini, 2012), menggambarkan peranan guru sebagai
komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihata-nasihat, motivator sebagai
pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan
tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
2. Penanya Kedua  Agnes Mutika Kirana Br Barus
Sesuai dengan kode etik tercantum guru berbicara , bersikap , dan bertindak sesuai
dengan martabat profesinya , Bagaimana tanggapan kalian tentang guru yang lebih
bersikap lebih mementingkan urusan pribadinya dibandingkan tanggung jawabnya
sebagai guru , dan bagaimana seharusnya seorang guru ,berbicara , bersikap , dan
bertindak ?

 Penjawab Pertanyaan Kedua : Mutiara Sabrina


Jika ada seorang guru yang lebih mementingkan diri nya sendiri dibanding
urusan siswa siswinya berikut contoh guru yang tidak Profesional. Karena apa
seorang guru harus memiliki sifat profesional, dengan ciri-ciri utama memiliki
komitmen untuk bekerja keras, memiliki rasa percaya diri yang baik, bisa
dipercaya dan menghargai orang lain. Salah satu hal yang amat penting dari sifat
profesional adalah memiliki komitmen untuk bekerja keras untuk kemajuan
sekolah. Sifat profesional dalam kepribadian seorang guru akan terlihat dari sikap
komitmennya terhadap pekerjaan dan institusi pendidikan tempat dia mengajar,
yang ditandai dengan tiga indokator besar, yakni sangat mempercayai
institusinya, sangat ingin memajukan institusi pendidikan tempat dia bekerja, dan
dia akan sangat berkeinginan untuk terus mendedikasikan keahliannya di institusi
tempat di bekerja. Kemudian, sifat profesional dalam kepribadian seorang guru
juga dapat dilihat dari rasa percaya diri, yang ditandai antara lain, memiliki
motivasi yang kuat untuk berprestasi, memiliki emosi yang stabil, tidak meledak-
ledak, bisa bekerjasama dengan orang lain, dan selalu mampu memberijalan
keluar untuk setiap persoalan yang dihadapi dalam kelompoknya. Kemudian
seorang guru dengan kerpibadian yang baik dan memiliki rasa percaya diri harus
memperlihatkan cara berfikir yang selalu positif, selalu berkeinginan keras untuk
memajukan insitusi, siap menghadapi risiko, dan sealu sehat, ceria dan energetik.

Di samping itu, sifat profesional dalam kepribadian guru juga akan terlihat
dari pribadinya yang luhur yang dapat dipercaya oleh orang lain. Sifat dapat
dipercaya tersebut bisa ditandai dengan dua indikator besar yakni, kebiasaan
berbuat kebajikan, yang ditandai dengan sikap yang sangat loyal pada institusi,
pada kebijakan bersama dan loyal terhadap pekerjaan yang dipercayakan
kepadanya, kemudian bersikap terbuka, peduli dan selalu memberi dukungan
pada institusinya. Kemudian, sifat dapat dipercaya juga bisa dilihat dari
integritasnya terhadap berbagai nilai dalam pelaksanaan pekerjaan, yakni nilai-
nilai kejujuran, keadilan, konsistensi dan selalu memenuhi janji.

3. Penanya ketiga  Sri sintya


Didalam era globalisasi, jika profesi kita sebagai guru bagaimana cara mengajar yang
baik di masa sekarang?
 Penjawab Pertanyaan Ketiga : Ketrin Padang
Guru di era global adalah guru yang mempunyai tugas memberikan
pendidikan bermutu secara profesional. Wardiman Djojonegoro dalam konteks
ini pernah menyatakan dalam makalahnya bahwa bangsa kita menyiapkan diri
untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ciri SDM yang
berkualitas tersebut adalah memiliki kemampuan dalam menguasai keahlian
dalam suatu bidang yang berkaitan dengan iptek, mampu bekerja secara
profesional dengan orientasi mutu dan keunggulan, dan dapat menghasilkan
karya-karya unggul yang mampu bersaing secara global sebagai hasil dari
keahliannya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru guna
menghadapi era global yaitu:
1. Kemampuan antisipasi
Kemampuan antisipasi merupakan kemampuan yang harus dimiliki
seorang pendidik untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya masalah
baik dalam proses pembelajaran maupun masalah yang mungkin timbul
diluar pembelajaran. Misalnya kemampuan antisipasi dapat dilakukan
dengan cara guru mempersiapkan sarana prasarana dan segala sesuatunya
agar tidak terjadi kendala dalam proses KBM.

2. Kemampuan mengenali dan mengatasi masalah


Seorang pendidik perlu melakukan pendekatan terhadap peserta
didiknya untuk dapat mengenali dan mengidentifikasi masalah yang
dihadapi oleh peserta didiknya baik itu yang berkaitan dengan akademi
maupun non akademi. Tidak hanya berhenti pada mengenali masalah saja,
namun juga dilakukan follow up pemilihan solusi dari masalah yang
dihadapi siswa dan melaksanakan solusi tersebut sehingga masalah peserta
didik dapat teratasi.

3. Kemampuan mengakomodasi
Seorang guru harus mampu mengakomodasi perbedaan yang terdapat
pada peserta didiknya. Perbedaan disini dapat berupa kebutuhan antara
satu individu dengan individu lain. Guru dapat mengakomodasi kebutuhan
peserta didik dalam kaitannya dengan pembelajaran seperti menyediakan
kebutuhan akan ilmu, dan sarana prasarana bila mampu.

4.Kemampuan melakukan reorientasi


Sikap terhadap suatu hal. Guru perlu menentukan acuan-acuan apa saja
yang akan dicapai Sebagai pendidik, guru harus mampu melakukan
reorientasi yaitu meninjau kembali suatu wawasan dan menetukan dan
membuat peserta didiknya yakin dan termotivasi untuk mencapai tujuan
tersebut.

4. Penanya keempat  Ira Susanti


Bagaimana tanggapan pemakalah jika ada seorang guru yang mengajar diluar basic
nya,misalnya seorang guru matematika nah dia dituntut untuk mengajar mata pelajaran
bahasa Indonesia,seperti yang kita tau bahwa guru yang profesional adalah guru yang
mampu menguasai materi pelajarang dan mengembangkan materi menjadi sederhana
sehingga murid mudah memahaminya.?

 Penjawab Penanya Keempat : Mutiara Sabrina


Guru Bisa Mengajar Multisubjek dan Multigrade. Dalam penilaian guru
berprestasi, Kemendikbud tidak hanya berfokus pada kompetensi teknis dan
akademis. Tiga kompetensi lain yaitu sosial, profesionalitas, dan wawasan
kependidikan juga dinilai. Guru pemula dan guru profesional mempunyai gaya
mengajar yang beragam dalam melakukan pembelajaran dikelas. Tidak ada
seorang guru yang seketika terlahir menjadi guru yang profesional. Untuk
menjadi seorang guru profesional  membutuhkan banyak pengetahuan,
pengalaman dan keterampilan. Hal inilah yang menjadikan perbedaan gaya
mengajar antara guru pemula dan guru profesional. Maka dari itu, seorang guru
sebenarnya sangat diwajibkan untuk bisa memahami materi diluar pemahaman
dan mata pelajaran yang ia ajarkan kepada siswa/i nya.

5. Penanya kelima  Dini Puspasari


Jelaskan bagaimana seorang guru profesional dalam mengajari siswa yang memiliki
kekurangan seperti tunarungu?
 Penjawab Pertanyaan Kelima : Windianti
Salah satu cara untuk dapat membantu anak-anak berkebutuhan khusus agar
mampu menjalani hidupnya dengan baik dan menggapai impiannya adalah lewat
pendidikan. Beruntungnya kita di Indonesia sudah memiliki program pendidikan
bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang terwujud dalam sekolah luar biasa
(SLB) yang lebih difokuskan pada pengembangan soft skill dan hard skill, juga
pendidikan inklusif yang diatur dalam SK Mendik No. 002/U/1986 mengenai
Pendidikan Terpadu Bagi Anak Cacat yang mencanangkan bahwa anak
berkebutuhan khusus juga memiliki payung hukum yang menjamin hak mereka
dalam memperoleh kesempatan belajar dengan anak non-difabel seusianya dalam
satu atap pendidikan yang sama.
Ada beberapa cara untuk mengajar para anak-anak berkebutuhan Khusus ini
yaitu:
 Memberikan perhatian lebih
 Tumbuhkan rasa penanaman jati diri
 Melatih selalu kemampuan komunikasi
 Selalu berikan motivasi
 Selalu tanamkan pentingnya merencanakan karier (Masa depan).

Anda mungkin juga menyukai