PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
SULHAN
INHIL RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas berkat rahmat
dan karuniaNyalah, sehingga makalah yang berjudul “Perkembangan Kognitif anak usia 2
sampai 4 tahun” ini bisa selesai di susun. Makalah ini di ajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan, pada semester III tahun 2021.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan di karenakan masih minimnya ilmu dan pengalaman pribadi penulis.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak para membaca makalah ini demi kesempurnaan makalah ini
Harapan penulis semoga makalah ini bisa memberi manfaat khususnya bagi diri
penulis sendiri dan semua pihak yang membacanya. Tidak lupa kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Kesimpulan........................................................................................... 18
B. Saran..................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan salah satu makhluk yang selalu bertumbuh dan berkembang.
Anak usia dini adalah bagian dari manusia yang juga selalu bertumbuh dan berkembang
bahkan lebih pesat dan fundamental pada awal-awal tahun kehidupannya. Kualitas
perkembangan anak di masa depannya, sangat ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya
sejak dini.
empat fase, yaitu fase sensorimotor, fase pra-operasional, fase operasi konkret, dan fase
operasi formal”.1
mengingat 80% pertumbuhan otak berkembang pada anak sejak usia dini. Elastisitas
perkembangan otak anak usia dini lebih besar pada usia lahir hingga sebelum 8 tahun
kehidupannya, 20% siasanya ditentukan selama sisa kehidupannya setelah masa kanak-
kanak. Dan tentu saja bentuk stimulasi yang diberikan harusnya dengan cara yang tepat
1
Sujiono dkk, Metode Pengembangan Kognitif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hal.49
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.4 Apa strategi Pengembangan Kemampuan Kognitif untuk Anak Usia 2-4
tahun?
4 tahun
2
BAB II
PEMBAHASAN
proses terus menerus, namun hasilnya tidak merupakan sambungan (kelanjutan) dari hasil-
Sedangkan menurut Ahmad Susanto bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir,
yang terjadi pada manusia antara kelahiran dan akhir masa remaja, sebagai individu
berlangsung dari ketergantungan untuk meningkatkan otonomi. Ini adalah proses yang
berkesinambungan dengan urutan diprediksi belum memiliki kursus yang unik untuk setiap
anak. Itu tidak berkembang pada tingkat yang sama dan setiap tahap dipengaruhi oleh jenis
dipengaruhi oleh faktor genetik dan acara selama hidup prenatal, genetika dan
perkembangan janin biasanya dimasukkan sebagai bagian dari studi perkembangan anak.
umur, dan pediatri, cabang kedokteran yang berhubungan dengan perawatan anak-anak.
2
Husdarta dan Nurlan , Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:
Alfabeta, 2010), hal. 169.
3
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 48
3
Perubahan perkembangan dapat terjadi sebagai akibat dari proses genetik yang
Kognitif atau Kognisi adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan
membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai
kecerdasan atau inteligensi. Bidang ilmu yang mempelajari kognisi beragam, di antaranya
sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku/ tindakan mereka terhadap sesuatu.
mereka.
Istilah kognisi berasal dari bahasa Latin cognoscere yang artinya mengetahui.
Kognisi dapat pula diartikan sebagai pemahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan
untuk memperoleh pengetahuan.6 Istilah ini digunakan oleh filsuf untuk mencari
pemahaman terhadap cara manusia berpikir.7 Karya Plato dan Aristotle telah memuat topik
tentang kognisi karena salah satu tujuan tujuan filsafat adalah memahami segala gejala
4
Toga AW, Thompson PM, Sowell ER; Thompson; Sowell (2006). "Mapping brain
maturation". Trends Neuroscience29 (3): 148–59. doi:10.1016/j.tins.2006.01.007.PMC
3113697. PMID 16472876.
5
(Inggris) Bruce Berger Ph.D. Persuasive Communication Part I. U.S. Pharmacist a Jobson
Publication Diarsipkan 2011-10-07 di Wayback Machine.
6
Encarta Dictionary Tools Version 14.0.0.0603 (1993-2004). Redmon, WA: Microsoft Encarta
Program
7
Sternberg, R.J. (2006) Cognitive Psychology. Belmont, CA: Thomson Wadsworth
4
Kognisi dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencermikan pemikiran dan
tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu kognisi tidak dapat diukur secara
langsung, namun melalui perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati. Misalnya
kemampuan anak untuk mengingat angka dari 1-20, atau kemampuan untuk menyelesaikan
teka-teki, kemampuan menilai perilaku yang patut dan tidak untuk diimitasi.8
kognitif yang menyelidiki tentang proses berpikir manusia. Proses berpikir tentunya
melibatkan otak dan saraf-sarafnya sebagai alat berpikir manusia oleh karena itu untuk
menyelidiki fungsi otak dalam berpikir maka berkembanglah neurosains kognitif. Hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh kedua bidang ilmu tersebut banyak dimanfaatkan oleh
Proses kognitif menggabungkan antara informasi yang diterima melalui indra tubuh
manusia dengan informasi yang telah disimpan di ingatan jangka panjang. Kedua
informasi tersebut diolah di ingatan kerja yang berfungsi sebagai tempat pemrosesan
informasi. Kapabilitas pengolahan ini dibatasi oleh kapasitas ingatan kerja dan faktor
waktu. Proses selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan yang telah dipilih. Tindakan
dilakukan mencakup proses kognitif dan proses fisik dengan anggota tubuh manusia (jari,
tangan, kaki, dan suara). Tindakan dapat juga berupa tindakan pasif, yaitu melanjutkan
respon adalah kompleksitas keputusan, perkiraan terhadap respon, trade-off kecepatan dan
8
Bjorklund, D.F (2000). Children's thinking:developmental function and individual
differences. Belmont, CA: Wadsworth
5
akurasi, dan feedback yang diperoleh (Groover, 2007). Kompleksitas keputusan
dipengaruhi oleh jumlah tindakan yang mungkin dipilih, yang juga berpengaruh terhadap
informasi yang diterima. Jika informasi yang diterima telah diperkirakan sebelumnya,
pemrosesan informasi akan lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak diperkirakan.
Trade-off antara kecepatan dan akurasi merupakan korelasi negative antara keduanya pada
pemilihan dan pelaksanaan respon. Dalam beberapa situasi, semakin cepat seseorang
yang diketahui oleh seseorang sebagai verifikasi atas tindakan yang dilakukannya. Rentang
kognitif seringkali dikaitkan dengan faktor genetik, namun sebagian besar sebetulnya bisa
enam tahun pertama. Pada masa ini, Ibu akan melihat si Kecil mulai memahami koneksi
atau hubungan antara objek dan orang disekitarnya. Kemampuan kognitif adalah hal yang
9
https://id.wikipedia.org/wiki/Kognisi/ di akses 27.11.2021
6
bisa diasah, saat ia terus membuat kemajuan besar secara fisik dan mental, kemampuannya
Libatkan diri sebagai orang tua dalam pengembangan keterampilan kognitif awal si
Kecil. Hal ini akan medukung perkembangan awal si Kecil selangkah lebih maju.
Pendekatan yang disarankan adalah melibatkan si Kecil dalam memahami dirinya sendiri.
Beberapa perubahan pada si kecil tidak begitu mudah dikenali, terutama perubahan
kognitif anak. Otak anak berkembang karena mereka memiliki pengalaman baru, dan
biasanya bisa dilihat dari hal apa saja yang kini dapat dilakukan si Kecil.10
bahwa perkembangan kognitif anak usia dini adalah sesuatu yang merujuk pada
perubahan-perubahan pada proses berpikir sepanjang siklus kehidupan anak sejak konsepsi
Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif ini
adalah teori Piaget. "Jean Piaget, yang hidup dari tahun 1896 sampai tahun 1980, adalah
seorang ahli biologi dan psikologi berkebangsaan Swiss. Ia merupakan salah seorang yang
merumuskan teori yang dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif. Teori ini
dibangun berdasarkan dua sudut pandang yang disebut sudut pandang aliran struktural
10
https://www.nutriclub.co.id/article-balita/stimulasi/tumbuh-kembang-anak/tahap-
perkembangan-kognitif-pada-anak/ diakses 27,11,2021
11
5Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),
hal.131
7
Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi
Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan
melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori
seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori
ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang
kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif
kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk
pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang
digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan
permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara
kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget
12
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif/ diakses 27.11.2021
8
adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan
ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini,
anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.
Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang
orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti
muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan
kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan
logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat
memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain.
Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring
pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak
memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang
13
Piaget, J. (1983). "Piaget's theory". In P. Mussen (ed). Handbook of Child Psychology. 4th
edition. Vol. 1. New York: Wiley/ diakses melalui
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif/ 27.11.2021
9
Perkembangan kognitif anak menunjukkan perkembangan dari cara berpikir anak.
perkembangan kognitif menurut Piaget yang dikutip oleh Siti Partini bahwa “pengalaman
dipengaruhi oleh pertumbuhan sel otak dan perkembangan hubungan antar sel otak.
Kondisi kesehatan dan gizi anak walaupun masih dalam kandungan ibu akan
15
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Piaget yang dikutip oleh
Asri Budiningsih makin bertambahnya umur seseorang maka makin komplekslah susunan
sel sarafnya dan makin meningkat pada kemampuannya. Ketika individu berkembang
menuju kedewasaan akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan
berpendapat bahwa perkembangan intelektual/ kognitif itu sekitar 90% ditentukan oleh
memberikan konstribusi sekitar 10% saja. Kelompok ini memberikan bukti bahwa individu
yang memiliki heriditas intelektual unggul, maka akan sangat mudah pengembangannya
meskipun hanya dengan intervensi lingkungan secara tidak maksimal, sedangkan individu
14
2Siti Partini Suardiman, Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta, (Yogyakarta:
FIP UNY, 2003), hal. 4.
15
Soemiarti dan Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal. 20.
16
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 35
10
mengalami kesulitan meskipun sudah dilakukan secara maksimal, Sebaliknya, kelompok
pendidikan, justru memiliki andil sekitar 80-85%, sedangkan heriditas hanya memberikan
memberikan kesempatan rentang waktu yang cukup bagi individu untuk mengembangkan
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat Schopenhauer,
mengemukakan bahwa manusia yang lahir sudah membawa potensi tertentu yang tidak
dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Taraf intelegensi sudah ditentukan sejak lahir.
Selain faktor hereditas, maka taraf kognitif seseorang juga dipengaruhi oleh faktor
pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan. Banyak studi maupun
penelitian yang mendukung bahwa faktor lingkungan mempengaruhi tingkat kognitif atau
yang hidup dalam lingkungan yang baik mengalami peningkatan IQ sampai 5 poin,
sedangkan anak-anak angkat yang hidup dalam lingkungan kurang baik tidak mengalami
peningkatan taraf intelegensi. Selain dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan,
17
https://www.asikbelajar.com/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-kognitif-aud/
diakses 27.11.2021
18
Ahmad Susanto, Perkembangan anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 59-60
11
tingkat kognitif atau taraf intelegensi juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ras,
budaya, dan asupan nutrisi (Monty & Fidelis, 2006). Adapun faktor lingkungan dibagi
menjadi dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam mempengaruhi
A. Keluarga
pertama dan utama. Dikatakan pertama karena sejak anak ada dalam kandungan dan lahir
berada dalam keluarga. Dikatakan utama karena keluarga merupakan yang sangat penting
dalam pendidikan untuk membentuk pribadi yang utuh. Semua aspek kepribadian dapat
dibentuk di lingkungan ini. Pendidik yang bertanggung jawab adalah orang tua. Sejalan
dengan yang dikemukakan di dalam resolusi majelis umum PBB bahwa keluarga ialah
baik serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga
dalam Megawangi bahwa kesejahteraan fisik, psikis, dan pendidikan anak-anak kita sangat
tergantung pada sejahtera tidaknya keluarga, keluarga adalah tempat yang paling awal dan
Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi
terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar, maka akan sulit sekali bagi lembaga-lembaga
lain untuk memperbaiki kegagalan- kegagalannya. Jadi, segala perilaku orang tua dan pola
asuh yang diterapkan di dalam keluarga pasti berpengaruh dalam pembentukan intelegtual
seorang anak. Perilaku ini menyangkut bagaimana kasih sayang, sentuhan, kelekatan emosi
12
orang tua terutama ibu, serta penanaman nilai-nilai dapat mempengaruhi kepribadian anak.
Kedua orang tua harus terlibat karena keterlibatan ayah dalam pengasuhan dimasa kecil
sampai usia remaja juga menentukan pembentukan intelegtual anak. Keluarga yang
harmonis dimana ayah dan ibu saling berinteraksi dengan kasih sayang dan selalu ada
B. Sekolah
peranan penting setelah keluarga bagi perkembangan kognitif anak. Sebab, sekolah adalah
termasuk perkembangan berfikir anak. Dalam hal ini guru hendaknya menyadari benar-
benar bahwa perkembangan intelegtual anak terletak ditangannya, beberapa cara antara
lain:
1) menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik, dengan
hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik akan merasa aman, sehingga
segala masalah yang dialami secara bebas dapat dikonsultasikan dengan guru mereka,
2) memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-
orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, sangat
3) menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olah
raga maupun menyediakan gizi yang cukup sangat penting bagi perkembangan berfikir
peserta didik. Sebab jika peserta didik terganggu secara fisik perkembangan intelektualnya
13
4) meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media-media
cetak maupun menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat
sendiri atau nama panggilan lain yang sering disebut. Ia akan mulai menyortir objek dan
membedakannya menjadi beberapa kelompok, misalnya mobil dan hewan. Si Kecil dapat
mengomunikasikan apa yang mereka lakukan dengan menggunakan kata-kata dasar dan
suka meniru tindakan orang dewasa. Ibu akan melihat adanya perubahan dalam pola
berpikir si Kecil saat Ia mulai memahami kondisi sebab dan akibat (kombinasi tindakan-
Nyanyikan lagu anak-anak yang familiar yang mencakup nama benda atau hewan
yang berbeda, seperti “Old MacDonald had a Farm”. Si Kecil dapat membantu Ibu
memberi nama hewan yang akan membantu memperbaiki ingatan dan rentang
19
Khadijah, 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing. Hal.
40 – 48.
14
Lakukan permainan "Apa yang ada dalam kotak?" Dengan menunjukkan benda
mengingat dan memberi tahu barang apa saja yang ada di dalamnya.
Berlatih menyanyikan lagu alfabet. Bantu si Kecil mengingat abjad dan tunjukkan
Beri pertanyaan pada si kecil yang akan melatihnya mencari jawaban dan solusi
sendiri.
Minta si Kecil untuk mencocokkan wadah berbagai ukuran dengan tutupnya yang
sesuai.
Anak yang berumur 3 tahun mulai memahami konsep waktu dan mampu membedakan
antara "sekarang", "segera" dan "nanti". Ia mulai mengurutkan objek berdasarkan satu ciri
seperti bentuk, ukuran atau warna. Perlahan Si Kecil akan lebih memahami konsep ukuran,
misalnya objek mana yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Ia bisa
menunjukkan dengan jari-jari saat ditanya mengenai umurnya. Kini Ia sudah memiliki
konsentrasi yang lebih baik, meski terkadang masih dapat mudah terganggu. Pertanyaan
"Mengapa" & "Bagaimana" akan menjadi bagian dari diskusi harian Ibu karena Ia menjadi
lebih ingin tahu dengan dunia di sekitarnya. Kegiatan yang dapat membantu perkembangan
15
Bantu si Kecil memiliki pemahaman terkait kata dan benda. Sebagai contoh,
tunjukkan kepadanya kata "kucing" dan kemudian bantu dia mengenali objek
Berikan si Kecil puzzle, seperti menyortir bentuk, atau yang akan melatihnya
Pilih kategori seperti warna atau bentuk. Kemudian bergiliran temukan contoh dari
lingkungan sekitar Ibu dan si Kecil. Misalnya, cari semua barang yang berwarna
Pada usia ini, keterampilan memecahkan masalah menjadi lebih efektif. Misalnya
mulai dapat melakukan hipotesis, menguji, menganalisis dan mengevaluasi setiap tugas
yang ada. Ia akan mulai merencanakan dan berpikir ke depan, juga melakukan sesuatu
perasaan dan emosi. Ia sekarang bisa megikuti aktivitas dengan peraturan, misalnya
permainan kartu dan permainan sederhana lain yang memerlukan giliran, kesabaran dan
kerja sama.
16
Kegiatan yang dapat membantu perkembangan keterampilan kognitif anak yang
berusia 4 tahun:
Bermainlah petak umpet dengan anak, hal ini memberinya kesempatan untuk
Mintalah anak untuk membantu Ibu memilah pakaian yang berbeda berdasarkan
pemiliknya. Misalnya, campurkan pakaian dari setiap anggota keluarga dan minta
Mulailah permainan di mana anak harus mengikuti berbagai instruksi yang Ibu
Permainan "Ya atau Tidak": ajukan pertanyaan kepada anak yang jawabannya bisa
benar atau salah, kemudian minta Ia untuk menjawab dengan “ya atau tidak”.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini adalah sesuatu yang merujuk pada perubahan-
perubahan pada proses berpikir sepanjang siklus kehidupan anak sejak konsepsi hingga
usia 8 tahun.
pengembangan kognitif fungsi berpikir dapat digunakan dengancepat dan tepat untuk
Dapat menunjuk dan menyebut gambar sederhana dan juga mudah diingat.
cerita.
Sudah dapat mengerti konsep seperti besar dan kecil, luas dan sempit dan lainnya.
Dapat mengenal fungsi benda dengan benar. Hal ini artinya dapat mengelompokkan
18
B. Saran
Sebagai pendidik dan calon pendidik anak usia dini, bahkan bagi orangtua dan
calon orangtua sebaiknya memahami perkembangan kognitif anak usia dini dan bisa
mengembangkannya sejak dari masa konsepsi agar dapat memberikan stimulasi yang tepat
pada anak sesuai dengan hakikat anakusia dini dan tahap perkembangannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/
https://www.nutriclub.co.id/article-balita/stimulasi/tumbuh-kembang-anak/tahap-
perkembangan-kognitif-pada-anak/
https://www.asikbelajar.com/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-kognitif-aud/
Piaget, J. (1983). "Piaget's theory". In P. Mussen (ed). Handbook of Child Psychology. 4th
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif/
Alfabeta, 2010)
A.qib Zainal, Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini),
Wiji Hidayati dan Sri Purnami, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2008)
20