Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 2 SAMPAI 4 TAHUN”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Dosen pengampu : Marwatang, M.Pd

SULHAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM AR-RISALAH

INHIL RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr, Wb


Alhamdulillahi Robbal Alamin.

Segala Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas berkat rahmat

dan karuniaNyalah, sehingga makalah yang berjudul “Perkembangan Kognitif anak usia 2

sampai 4 tahun” ini bisa selesai di susun. Makalah ini di ajukan untuk memenuhi salah satu

tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan, pada semester III tahun 2021.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

terdapat kekurangan di karenakan masih minimnya ilmu dan pengalaman pribadi penulis.

Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak para membaca makalah ini demi kesempurnaan makalah ini

dan perbaikan di masa mendatang.

Harapan penulis semoga makalah ini bisa memberi manfaat khususnya bagi diri

penulis sendiri dan semua pihak yang membacanya. Tidak lupa kami mengucapkan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya makalah ini.

Sungai Guntung, 27 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2

1.3 Tujuan Masalah.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3

2.1 Definisi perkembangan kognitif anak usia dini............................. 3

2.2 Teori dasar perkembangan kognitif............................................... 7

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif.......... 9

2.4 Strategi pengembangan kognitif anak usia 2-4 tahun.................... 14

BAB III PENUTUP......................................................................................... 18

A. Kesimpulan........................................................................................... 18

B. Saran..................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Manusia merupakan salah satu makhluk yang selalu bertumbuh dan berkembang.

Anak usia dini adalah bagian dari manusia yang juga selalu bertumbuh dan berkembang

bahkan lebih pesat dan fundamental pada awal-awal tahun kehidupannya. Kualitas

perkembangan anak di masa depannya, sangat ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya

sejak dini.

Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif. Artinya,

perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Dengan

demikian, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan

selanjutnya akan memperoleh hambatan. Piaget membagi perkembangan kognitif ke dalam

empat fase, yaitu fase sensorimotor, fase pra-operasional, fase operasi konkret, dan fase

operasi formal”.1

Pemberian stimulasi pendidikan untuk anak usia dini adalah sangatpenting

mengingat 80% pertumbuhan otak berkembang pada anak sejak usia dini. Elastisitas

perkembangan otak anak usia dini lebih besar pada usia lahir hingga sebelum 8 tahun

kehidupannya, 20% siasanya ditentukan selama sisa kehidupannya setelah masa kanak-

kanak. Dan tentu saja bentuk stimulasi yang diberikan harusnya dengan cara yang tepat

sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini.

1
Sujiono dkk, Metode Pengembangan Kognitif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hal.49

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang di maksud perkembangan kognitif?

1.2.2 Apa teori dasar perkembangan kognitif?

1.2.3 Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak?

1.2.4 Apa strategi Pengembangan Kemampuan Kognitif untuk Anak Usia 2-4

tahun?

1.3 Tujuan Pembahasan

1.3.1 Menjelaskan definisi perkembangan kognitif.

1.3.2 Mendeskripsikan teori dasar perkembangan kognitif.

1.3.3 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak.

1.3.4 Memahami strategi Pengembangan Kemampuan Kognitif untuk Anak Usia 2-

4 tahun

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi perkembangan kognitif anak usia dini

Husdarta dan Nurlan berpendapat bahwa perkembangan kognitif adalah suatu

proses terus menerus, namun hasilnya tidak merupakan sambungan (kelanjutan) dari hasil-

hasil yang telah dicapai sebelumnya.2

Sedangkan menurut Ahmad Susanto bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir,

yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu

kejadian atau peristiwa.3

Perkembangan anak mengacu pada perubahan biologis, psikologis dan emosional

yang terjadi pada manusia antara kelahiran dan akhir masa remaja, sebagai individu

berlangsung dari ketergantungan untuk meningkatkan otonomi. Ini adalah proses yang

berkesinambungan dengan urutan diprediksi belum memiliki kursus yang unik untuk setiap

anak. Itu tidak berkembang pada tingkat yang sama dan setiap tahap dipengaruhi oleh jenis

sebelumnya perkembangan. Karena perubahan-perubahan perkembangan dapat sangat

dipengaruhi oleh faktor genetik dan acara selama hidup prenatal, genetika dan

perkembangan janin biasanya dimasukkan sebagai bagian dari studi perkembangan anak.

Istilah terkait termasuk psikologi perkembangan, mengacu pada perkembangan di seluruh

umur, dan pediatri, cabang kedokteran yang berhubungan dengan perawatan anak-anak.

2
Husdarta dan Nurlan , Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:
Alfabeta, 2010), hal. 169.
3
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 48

3
Perubahan perkembangan dapat terjadi sebagai akibat dari proses genetik yang

dikendalikan dikenal sebagai pematangan,4

Kognitif atau Kognisi adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan

dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu.5

Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi

pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar,

membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai

kecerdasan atau inteligensi. Bidang ilmu yang mempelajari kognisi beragam, di antaranya

adalah psikologi, filsafat, komunikasi, neurosains, serta kecerdasan buatan.

Kepercayaan/ pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi

sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku/ tindakan mereka terhadap sesuatu.

mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku

mereka.

Istilah kognisi berasal dari bahasa Latin cognoscere yang artinya mengetahui.

Kognisi dapat pula diartikan sebagai pemahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan

untuk memperoleh pengetahuan.6 Istilah ini digunakan oleh filsuf untuk mencari

pemahaman terhadap cara manusia berpikir.7 Karya Plato dan Aristotle telah memuat topik

tentang kognisi karena salah satu tujuan tujuan filsafat adalah memahami segala gejala

alam melalui pemahaman dari manusia itu sendiri.

4
Toga AW, Thompson PM, Sowell ER; Thompson; Sowell (2006). "Mapping brain
maturation". Trends Neuroscience29 (3): 148–59. doi:10.1016/j.tins.2006.01.007.PMC
3113697. PMID 16472876.
5
(Inggris) Bruce Berger Ph.D. Persuasive Communication Part I. U.S. Pharmacist a Jobson
Publication Diarsipkan 2011-10-07 di Wayback Machine.
6
Encarta Dictionary Tools Version 14.0.0.0603 (1993-2004). Redmon, WA: Microsoft Encarta
Program
7
Sternberg, R.J. (2006) Cognitive Psychology. Belmont, CA: Thomson Wadsworth

4
Kognisi dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencermikan pemikiran dan

tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu kognisi tidak dapat diukur secara

langsung, namun melalui perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati. Misalnya

kemampuan anak untuk mengingat angka dari 1-20, atau kemampuan untuk menyelesaikan

teka-teki, kemampuan menilai perilaku yang patut dan tidak untuk diimitasi.8

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kognisi maka berkembanglah psikologi

kognitif yang menyelidiki tentang proses berpikir manusia. Proses berpikir tentunya

melibatkan otak dan saraf-sarafnya sebagai alat berpikir manusia oleh karena itu untuk

menyelidiki fungsi otak dalam berpikir maka berkembanglah neurosains kognitif. Hasil-

hasil penelitian yang dilakukan oleh kedua bidang ilmu tersebut banyak dimanfaatkan oleh

ilmu robot dalam mengembangkan kecerdasan buatan.

Proses kognitif menggabungkan antara informasi yang diterima melalui indra tubuh

manusia dengan informasi yang telah disimpan di ingatan jangka panjang. Kedua

informasi tersebut diolah di ingatan kerja yang berfungsi sebagai tempat pemrosesan

informasi. Kapabilitas pengolahan ini dibatasi oleh kapasitas ingatan kerja dan faktor

waktu. Proses selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan yang telah dipilih. Tindakan

dilakukan mencakup proses kognitif dan proses fisik dengan anggota tubuh manusia (jari,

tangan, kaki, dan suara). Tindakan dapat juga berupa tindakan pasif, yaitu melanjutkan

pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya.

Faktor yang memengaruhi kesulitan dan kecepatan pemilihan dan pelaksanaan

respon adalah kompleksitas keputusan, perkiraan terhadap respon, trade-off kecepatan dan

8
Bjorklund, D.F (2000). Children's thinking:developmental function and individual
differences. Belmont, CA: Wadsworth

5
akurasi, dan feedback yang diperoleh (Groover, 2007). Kompleksitas keputusan

dipengaruhi oleh jumlah tindakan yang mungkin dipilih, yang juga berpengaruh terhadap

lamanya waktu pengambilan keputusan. Perkiraan terhadap respon dipengaruhi oleh

informasi yang diterima. Jika informasi yang diterima telah diperkirakan sebelumnya,

pemrosesan informasi akan lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak diperkirakan.

Trade-off antara kecepatan dan akurasi merupakan korelasi negative antara keduanya pada

pemilihan dan pelaksanaan respon. Dalam beberapa situasi, semakin cepat seseorang

memilih respon, kemungkinan kesalahan terjadi meningkat. Feedback merupakan efek

yang diketahui oleh seseorang sebagai verifikasi atas tindakan yang dilakukannya. Rentang

waktu antara tindakan dengan feedback harus diminimasi.9

Perkembangan kognitif anak melibatkan proses belajar yang progresif seperti

perhatian, memori/ingatan, dan logika berpikir. Perkembangan kognitif adalah tingkat

kemampuan anak dalam berpikir. Perkembangan keterampilan tersebut penting agar si

Kecil bisa memproses informasi, belajar mengevaluasi, menganalisis, mengingat,

membandingkan dan memahami hubungan sebab akibat. Perkembangan keterampilan

kognitif seringkali dikaitkan dengan faktor genetik, namun sebagian besar sebetulnya bisa

dipelajari. Kemampuan berpikir dan belajar dapat ditingkatkan dengan mempraktikkannya

atau memberikan stimulasi yang tepat.

Perkembangan kemampuan kognitif anak akan menghasilkan kemajuan besar dalam

enam tahun pertama. Pada masa ini, Ibu akan melihat si Kecil mulai memahami koneksi

atau hubungan antara objek dan orang disekitarnya. Kemampuan kognitif adalah hal yang

9
https://id.wikipedia.org/wiki/Kognisi/ di akses 27.11.2021

6
bisa diasah, saat ia terus membuat kemajuan besar secara fisik dan mental, kemampuannya

juga seharusnya tumbuh dan berkembang.

Libatkan diri sebagai orang tua dalam pengembangan keterampilan kognitif awal si

Kecil. Hal ini akan medukung perkembangan awal si Kecil selangkah lebih maju.

Pendekatan yang disarankan adalah melibatkan si Kecil dalam memahami dirinya sendiri.

Hal ini kelak akan menentukan keberhasilannya di masa mendatang.

Beberapa perubahan pada si kecil tidak begitu mudah dikenali, terutama perubahan

kognitif anak. Otak anak berkembang karena mereka memiliki pengalaman baru, dan

biasanya bisa dilihat dari hal apa saja yang kini dapat dilakukan si Kecil.10

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat ditarik suatu pengertian

bahwa perkembangan kognitif anak usia dini adalah sesuatu yang merujuk pada

perubahan-perubahan pada proses berpikir sepanjang siklus kehidupan anak sejak konsepsi

hingga usia delapan tahun.

2.2 Teori dasar perkembangan kognitif.

Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif ini

adalah teori Piaget. "Jean Piaget, yang hidup dari tahun 1896 sampai tahun 1980, adalah

seorang ahli biologi dan psikologi berkebangsaan Swiss. Ia merupakan salah seorang yang

merumuskan teori yang dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif. Teori ini

dibangun berdasarkan dua sudut pandang yang disebut sudut pandang aliran struktural

(structuralism) dan aliran konstruktif (constructivism)".11

10
https://www.nutriclub.co.id/article-balita/stimulasi/tumbuh-kembang-anak/tahap-
perkembangan-kognitif-pada-anak/ diakses 27,11,2021
11
5Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),
hal.131

7
Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi

perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi

Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan

melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori

ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana

seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan,saat

seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori

ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang

menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan

kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif

kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk

pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang

digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi

dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:

1. periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)

2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)

3. Periode operasional konkret (usia 7–11 tahun)

4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa) 12

Anak di usia 2 – 4 tahun berada pada masa perkembangan periode praoperasional.

Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan

permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara

kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget

12
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif/ diakses 27.11.2021

8
adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan

ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini,

anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.

Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang

orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti

mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan

semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.

Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan

muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan

keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-

kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan

logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat

memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain.

Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring

pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak

memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang

tidak hidup pun memiliki perasaan.13

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak usia dini.

13
Piaget, J. (1983). "Piaget's theory". In P. Mussen (ed). Handbook of Child Psychology. 4th
edition. Vol. 1. New York: Wiley/ diakses melalui
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif/ 27.11.2021

9
Perkembangan kognitif anak menunjukkan perkembangan dari cara berpikir anak.

Ada faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Faktor yang mempengaruhi

perkembangan kognitif menurut Piaget yang dikutip oleh Siti Partini bahwa “pengalaman

yang berasal dari lingkungan dan kematangan, keduanya mempengaruhi perkembangan

kognitif anak”.14 Sedangkan menurut Soemiarti dan Patmonodewo perkembangan kognitif

dipengaruhi oleh pertumbuhan sel otak dan perkembangan hubungan antar sel otak.

Kondisi kesehatan dan gizi anak walaupun masih dalam kandungan ibu akan
15
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Piaget yang dikutip oleh

Asri Budiningsih makin bertambahnya umur seseorang maka makin komplekslah susunan

sel sarafnya dan makin meningkat pada kemampuannya. Ketika individu berkembang

menuju kedewasaan akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan

menyebabkan adanya perubahanperubahan kualitatif di dalam sruktur kognitifnya.16

  Mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif individu ini terjadi

perbedaan pendapat diantara para penganut psikologi. Kelompok psikometrika radikal

berpendapat bahwa perkembangan intelektual/ kognitif itu sekitar 90% ditentukan oleh

faktor heriditas dan pengaruh lingkungan, termasuk di dalamnya pendidikan, hanya

memberikan konstribusi sekitar 10% saja. Kelompok ini memberikan bukti bahwa individu

yang memiliki heriditas intelektual unggul, maka akan sangat mudah pengembangannya

meskipun hanya dengan intervensi lingkungan secara tidak maksimal, sedangkan individu

yang memiliki heriditas intelektual rendah maka intervensi lingkungan seringkali

14
2Siti Partini Suardiman, Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta, (Yogyakarta:
FIP UNY, 2003), hal. 4.
15
Soemiarti dan Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal. 20.
16
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 35

10
mengalami kesulitan meskipun sudah dilakukan secara maksimal, Sebaliknya, kelompok

penganut paedagogis radikal amat yakin bahwa intervensi lingkungan, termasuk

pendidikan, justru memiliki andil sekitar 80-85%, sedangkan heriditas hanya memberikan

konstribusi 15-20% terhadap perkembangan intelektual individu. Syaratnya adalah

memberikan kesempatan rentang waktu yang cukup bagi individu untuk mengembangkan

intelektualnya secara maksimal.17.Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa banyak

faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi perkembangan kognitif antara lain:18

2.3.1 Faktor heriditas

Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat Schopenhauer,

mengemukakan bahwa manusia yang lahir sudah membawa potensi tertentu yang tidak

dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Taraf intelegensi sudah ditentukan sejak lahir.

2.3.2 Faktor lingkungan

Selain faktor hereditas, maka taraf kognitif seseorang juga dipengaruhi oleh faktor

lingkungan. Tingkat kognitif atau intelegensi seseorang sangatlah ditentukan oleh

pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan. Banyak studi maupun

penelitian yang mendukung bahwa faktor lingkungan mempengaruhi tingkat kognitif atau

intelegensi seseorang. Sebagai contoh dalam penelitian Kamin,1978, anak-anak angkat

yang hidup dalam lingkungan yang baik mengalami peningkatan IQ sampai 5 poin,

sedangkan anak-anak angkat yang hidup dalam lingkungan kurang baik tidak mengalami

peningkatan taraf intelegensi. Selain dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan,

17
https://www.asikbelajar.com/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-kognitif-aud/
diakses 27.11.2021
18
Ahmad Susanto, Perkembangan anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 59-60

11
tingkat kognitif atau taraf intelegensi juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ras,

budaya, dan asupan nutrisi (Monty & Fidelis, 2006). Adapun faktor lingkungan dibagi

menjadi dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam mempengaruhi

perkembangan intelektual anak, yaitu keluarga dan sekolah:

A. Keluarga

Lingkungan terkecil adalah keluarga yang merupakan lingkungan pendidikan

pertama dan utama. Dikatakan pertama karena sejak anak ada dalam kandungan dan lahir

berada dalam keluarga. Dikatakan utama karena keluarga merupakan yang sangat penting

dalam pendidikan untuk membentuk pribadi yang utuh. Semua aspek kepribadian dapat

dibentuk di lingkungan ini. Pendidik yang bertanggung jawab adalah orang tua. Sejalan

dengan yang dikemukakan di dalam resolusi majelis umum PBB bahwa keluarga ialah

sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan mensosialisasikan anak, mengembangkan

kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan

baik serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga

sejahtera (Megawangi, 2007:60). Sebagaimana yang dikemukakan oleh William Bennet

dalam Megawangi bahwa kesejahteraan fisik, psikis, dan pendidikan anak-anak kita sangat

tergantung pada sejahtera tidaknya keluarga, keluarga adalah tempat yang paling awal dan

efektif (menjalankan fungsi) Departemen Kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan.

Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi

terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar, maka akan sulit sekali bagi lembaga-lembaga

lain untuk memperbaiki kegagalan- kegagalannya. Jadi, segala perilaku orang tua dan pola

asuh yang diterapkan di dalam keluarga pasti berpengaruh dalam pembentukan intelegtual

seorang anak. Perilaku ini menyangkut bagaimana kasih sayang, sentuhan, kelekatan emosi

12
orang tua terutama ibu, serta penanaman nilai-nilai dapat mempengaruhi kepribadian anak.

Kedua orang tua harus terlibat karena keterlibatan ayah dalam pengasuhan dimasa kecil

sampai usia remaja juga menentukan pembentukan intelegtual anak. Keluarga yang

harmonis dimana ayah dan ibu saling berinteraksi dengan kasih sayang dan selalu ada

kebersamaan keluarga, akan memberikan suatu lingkungan yang kondusif bagi

pembentukan kognitif/intelegtual anak.

B. Sekolah

Sebagaimana lingkungan keluarga, maka lingkungan sekolah juga memainkan

peranan penting setelah keluarga bagi perkembangan kognitif anak. Sebab, sekolah adalah

lembaga formal yang diberi tanggungjawab untuk meningkatkan perkembangan anak

termasuk perkembangan berfikir anak. Dalam hal ini guru hendaknya menyadari benar-

benar bahwa perkembangan intelegtual anak terletak ditangannya, beberapa cara antara

lain:

1) menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik, dengan

hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik akan merasa aman, sehingga

segala masalah yang dialami secara bebas dapat dikonsultasikan dengan guru mereka,

2) memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-

orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, sangat

menunjang pekembangan intelegtual para peserta didik,

3) menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olah

raga maupun menyediakan gizi yang cukup sangat penting bagi perkembangan berfikir

peserta didik. Sebab jika peserta didik terganggu secara fisik perkembangan intelektualnya

akan terganggu juga,

13
4) meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media-media

cetak maupun menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat

atau mengemukakan ide-idenya, sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan intelegtual

peserta didik. (Asrori, 2003: 44)19

2.4 Strategi pengembangan kognitif pada anak usia 2-4 tahun

2.4.1 Pengembangan kognitif pada anak usia 2 tahun

membuat anak dapat mengenali bayangannya sendiri di cermin, mengatakan nama

sendiri atau nama panggilan lain yang sering disebut. Ia akan mulai menyortir objek dan

membedakannya menjadi beberapa kelompok, misalnya mobil dan hewan. Si Kecil dapat

mengomunikasikan apa yang mereka lakukan dengan menggunakan kata-kata dasar dan

suka meniru tindakan orang dewasa. Ibu akan melihat adanya perubahan dalam pola

berpikir si Kecil saat Ia mulai memahami kondisi sebab dan akibat (kombinasi tindakan-

reaksi). Kegiatan yang dapat membantu perkembangan keterampilan Kognitif si Kecil

yang berumur 2 tahun:

 Nyanyikan lagu anak-anak yang familiar yang mencakup nama benda atau hewan

yang berbeda, seperti “Old MacDonald had a Farm”. Si Kecil dapat membantu Ibu

memberi nama hewan yang akan membantu memperbaiki ingatan dan rentang

perhatian jangka pendeknya.

19
Khadijah, 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing. Hal.
40 – 48.

14
 Lakukan permainan "Apa yang ada dalam kotak?" Dengan menunjukkan benda

yang berbeda sebelum menempatkannya dalam kotak. Kemudian mintalah Ia untuk

mengingat dan memberi tahu barang apa saja yang ada di dalamnya.

 Berlatih menyanyikan lagu alfabet. Bantu si Kecil mengingat abjad dan tunjukkan

juga melalui buku bergambar.

 Beri pertanyaan pada si kecil yang akan melatihnya mencari jawaban dan solusi

sendiri.

 Minta si Kecil untuk mencocokkan wadah berbagai ukuran dengan tutupnya yang

sesuai.

2.4.2 Pengembangan Kognitif Pada Anak Usia 3 Tahun.

Anak yang berumur 3 tahun mulai memahami konsep waktu dan mampu membedakan

antara "sekarang", "segera" dan "nanti". Ia mulai mengurutkan objek berdasarkan satu ciri

seperti bentuk, ukuran atau warna. Perlahan Si Kecil akan lebih memahami konsep ukuran,

misalnya objek mana yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Ia bisa

menunjukkan dengan jari-jari saat ditanya mengenai umurnya. Kini Ia sudah memiliki

konsentrasi yang lebih baik, meski terkadang masih dapat mudah terganggu. Pertanyaan

"Mengapa" & "Bagaimana" akan menjadi bagian dari diskusi harian Ibu karena Ia menjadi

lebih ingin tahu dengan dunia di sekitarnya. Kegiatan yang dapat membantu perkembangan

keterampilan kognitif anak yang berumur 3 tahun:

15
 Bantu si Kecil memiliki pemahaman terkait kata dan benda. Sebagai contoh,

tunjukkan kepadanya kata "kucing" dan kemudian bantu dia mengenali objek

kucing sebenarnya dalam kehidupan nyata.

 Kegiatan memilah benda akan mengembangkan kemampuannya untuk menyortir,

menyusun dan mengklasifikasikan objek sesuai warna, bentuk dan ukuran.

 Lakukan permainan memori bersama si Kecil, misalnya mencocokkan kata-kata

dengan gambar yang tepat

 Berikan si Kecil puzzle, seperti menyortir bentuk, atau yang akan melatihnya

belajar tentang berbagai bentuk dan ruang

 Pilih kategori seperti warna atau bentuk. Kemudian bergiliran temukan contoh dari

lingkungan sekitar Ibu dan si Kecil. Misalnya, cari semua barang yang berwarna

biru atau bulat.

2.4.3 Pengembangan Kognitif Anak Usia 4 Tahun

Pada usia ini, keterampilan memecahkan masalah menjadi lebih efektif. Misalnya

mulai dapat melakukan hipotesis, menguji, menganalisis dan mengevaluasi setiap tugas

yang ada. Ia akan mulai merencanakan dan berpikir ke depan, juga melakukan sesuatu

untuk tujuan tertentu. Keterampilan komunikasinya juga meningkat, karena sekarang Ia

dapat mengingat lebih banyak kata yang memampukannya untuk mengkomunikasikan

perasaan dan emosi. Ia sekarang bisa megikuti aktivitas dengan peraturan, misalnya

permainan kartu dan permainan sederhana lain yang memerlukan giliran, kesabaran dan

kerja sama.

16
Kegiatan yang dapat membantu perkembangan keterampilan kognitif anak yang

berusia 4 tahun:

 Bermainlah petak umpet dengan anak, hal ini memberinya kesempatan untuk

mengeksplorasi sambil mencari lokasi yang mungkin merupakan tempat Ibu

bersembunyi di dalam rumah

 Mintalah anak untuk membantu Ibu memilah pakaian yang berbeda berdasarkan

pemiliknya. Misalnya, campurkan pakaian dari setiap anggota keluarga dan minta

Ia menebak siapa pemilik dari masing-masing pakaian tersebut.

 Mulailah permainan di mana anak harus mengikuti berbagai instruksi yang Ibu

berikan kepadanya. Misalnya, "duduk", "letakkan satu tangan di kepala" Atau

"berdiri dengan satu kaki"

 Permainan "Ya atau Tidak": ajukan pertanyaan kepada anak yang jawabannya bisa

benar atau salah, kemudian minta Ia untuk menjawab dengan “ya atau tidak”.

Misalnya "Langit berwarna merah.“

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini adalah sesuatu yang merujuk pada perubahan-

perubahan pada proses berpikir sepanjang siklus kehidupan anak sejak konsepsi hingga

usia 8 tahun.

2. Urgensi perkembangan kemampuan kognitif anak usia dini yaitu dimanamelalui

pengembangan kognitif fungsi berpikir dapat digunakan dengancepat dan tepat untuk

mengatasi suatu situasi dan untuk memecahkan suatu masalah.

3. Karakteristik perkembangan kognitif anak usia 2 – 4 tahun

 Dapat menunjuk dan menyebut gambar sederhana dan juga mudah diingat.

Anak-anak dengan perkembangan kognitif tertarik mendengar seperti dongeng atau

cerita.

 Dapat mengenal anggota tubuh.

 Dapat mengenal dan mengelompokan warna.

 Sudah dapat mengerti konsep seperti besar dan kecil, luas dan sempit dan lainnya.

 Dapat mengenal fungsi benda dengan benar. Hal ini artinya dapat mengelompokkan

benda berdasarkan bentuk,warna,ukuran dan fungsi secara sederhana.

 Dapat menunjukkan dan menyebutkan anggota tubuhnya.

 Dapat mencocokkan hingga sebelas warna.

18
B. Saran

Sebagai pendidik dan calon pendidik anak usia dini, bahkan bagi orangtua dan

calon orangtua sebaiknya memahami perkembangan kognitif anak usia dini dan bisa

mengembangkannya sejak dari masa konsepsi agar dapat memberikan stimulasi yang tepat

pada anak sesuai dengan hakikat anakusia dini dan tahap perkembangannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/
https://www.nutriclub.co.id/article-balita/stimulasi/tumbuh-kembang-anak/tahap-

perkembangan-kognitif-pada-anak/

https://www.asikbelajar.com/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-kognitif-aud/

Piaget, J. (1983). "Piaget's theory". In P. Mussen (ed). Handbook of Child Psychology. 4th

edition. Vol. 1. New York: Wiley/ diakses melalui

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif/

A.Mulyono, Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),

S.Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2011)

Husdarta dan Nurlan , Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:

Alfabeta, 2010)

A.qib Zainal, Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini),

(Bandung: Nuansa Aulia, 2011)

Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012)

Sujiono dkk, Metode Pengembangan Kognitif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),

Wiji Hidayati dan Sri Purnami, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2008)

20

Anda mungkin juga menyukai