Anda di halaman 1dari 15

JAYAPURA

VISI DAN
MISI
Visi Kota Jayapura :
Terwujudnya Kota Jayapura yang Beriman, Bersatu,
Sejahtera, Mandiri, dan Modern berbasis kearifan
lokal.
Misi Kota Jayapura :
1. Meningkatkan kualitas hidup umat beragama
2. Melanjutkan Penataan kepemerintahan yang baik
dengan dukungan kapasitas birokrasi yang profesional
3. Membangun kota yang bersih, indah, aman, dan nyaman
4. Peningkatan kualitas sumberdaya masyarakat
5. Mengembangkan potensi ekonomi kota sebagai kota jasa dan
perdagangan serta utilitas perkotaan berwawasan lingkungan
6. Meningkatkan kualitas hukum dan demokrasi
7. Memperkuat hak-hak adat dan
memberdayakan masyarakat kampung

http://www.jayapurakota.go.id

LAMBANG

Arti Logo Kota Jayapura, Papua.


Wadah logodaerah berbentuk perisai berpaju lima berwarna dasar kuning
emas dan di dalamnya terdapat tulisan KOTA JAYAPURA yang menggambarkan
unsur-unsur sebagai pusat pemerintahan, pembangunan, perdagangan,
industri, pendidikan, wisata, dan olah raga yang keseluruhannya
merupakan satu kesatuan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

Dalam logodaerah ini digambarkan beberapa hal sebagai berikut :


Setangkai padi berwarna kuning dengan jumlah biji 21 buah dan
setangkai bunga kapas terdiri dari 9 (sembilan) buah yang berwarna
putih serta kelopak kapas berwarna hijau daun yang diikatkan dengan
pita berwarna merah putih dengan lilitan 9 (sembilan) kali dan ujung
pita berjurai 3 (tiga) yang kesemuanya melambangkan terbentuknya
Kotamadya Daerah Tingkat II Jayapura pada tanggal 21 September 1993
di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dua buah perisai warna dasar putih berukur motif khas Jayapura
masing-masing perisai berjumlah 4 (empat) dengan ukiran warna hitam,
menggambarkan monumen sejarah rakyat Irian Jaya khususnya di
Jayapura untuk kembali ke wilayah Republik Indonesia, disamping itu
kota Jayapura merupakan kota yang memiliki potensi budaya yang
tinggi.
Pondasi/pondamen bersusun 3 (tiga ) ditandai dengan warna hijau
tua, biru laut dan merah menggambarkan bahwa daerah ini wilayahnya
terdiri dari tanah berbukit, lautan bebas serta posisi dan letaknya
berada di wilayah paling timur Indonesia yang berbatasan dengan
Negara Papua New Guinea (PNG).
Motto PRASETYA ADI KARYA berarti tekad untuk mewujudkan karya
http://www.logokabupaten.com
yang
terbaik.

LETAK
GEOGRAFIS
Analisis pada aspek geografi mengambarkan mengenai lokasi
dan wilayah, potensi pengembangan wilayah dan kerentanan
wilayah terhadap bencana
a. Karateristik lokasi dan wilayah
1. Luas dan batas wilayah administrasi
Kota Jayapura mempunyai luas 940 Km2 (0.23 % dari luas daratan
Provinsi Papua), terletak di
tepian Teluk Humbolt atau Yos
Sudarso pada ketinggian 0-<700 m di atas permukaan laut (dpl).
Kota Jayapura secara administrasi berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Lautan Pasifik
Sebelah Selatan : Kabupaten Keerom
Sebelah Timur : Negara Papua New Guinea
Sebelah Barat : Distrik Depapre Kabupaten Jayapura
2. Letak dan kondisi geografis
Kota Jayapura berada pada posisi equatorial antara 130o-141o
Bujur Timur dan 1o27-3o49
Lintang Selatan. Dengan kondisi
atau kawasan meliputi, daerah pesisir, daratan rendah,
perbukitan dan daerah pegunungan.

b. Potensi Pengembangan Wilayah


Dilihat dari luas wilayah Distrik Muara Tami merupakan
distrik terluas yakni 626.7 km2 atau sekitar 66.70 % dari total
luas Kota Jayapura, jika dilihat jumlah penduduk tahun 2010
didiami 11.137 jiwa, tidak sebanding luas wilayah Distrik Muara
Tami, hal ini diakibatkan wilayah paling timur Kota Jayapura
sekaligus merupakan daerah perbatasan yang sebagian besar masih
di huni penduduk Eks transmigrasi. Kondisi demikian semakin
memicu pemerintah Kota Jayapura untuk terus mengarahkan
pembangunan ke wilayah timur mengingat potensi yang cukup besar
utamanya budi daya perikanan, pertanian dan pariwisata dengan
tujuan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar yang
secara otomatis mempengaruhi pendapatan asli daerah.

c. Wilayah Rawan Bencana


Berdasarkan kondisi dan perkembangan saat ini Kota Jayapura
berfungsi dan berperan sebagai pusat pengumpul, pusat pelayanan dan
pusat pendistribusian segala kebutuhan penduduk baik wilayah kota
sendiri (hinterland), maupun daerah daerah pedalaman, apabila
dikaitkan dengan semua fungsi tersebut tentu tidak semuanya
memberikan dampak posistif tetapi dampak negatif dengan semuanya itu
terpusat dikota otomatis beban kota semakin tinggi hal ini
mengakibatkan timbulnya beberapa masalah sosial, maupun masalah
bencana antara lain bencana banjir yang setiap tahunnya terjadi hal
ini akibat kurangnya tempat resapan air. Sementara kawasan rawan
longsor terdapat diwilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah
longsor
karena
terdapat
zona
bergerak
akibat
patahan
atau
pergeseran, sama halnya dengan bencana abrasi terdapat diwilayah
pesisir pantai yang luasannya berkurang karena gerusan gelombang air
laut saat ini terdapat 27,58 km panjang pantai yang rawan abrasi.
Sedangkan rawan bencana kebakaran akibat jumlah penduduk tidak
sebanding dengan area pemukiman yang terkesan sembrawut dan padat
dan ditambah sarana jalan tidak tersedianya untuk sampai ketempat
kejadian.
http://bappeda.jayapurakota.go.id

ASPEK KESEJAHTRAAN
MASYARAKAT

Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan


dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni
budaya dan olahraga.
1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kontribusi Kota Jayapura dalam perekonomian Provinsi Papua adalah


paling besar. Pada tahun 2009, pendapatan per kapita Kota
Jayapura sebesar Rp. 10,74 juta per kapita. Sedangkan Provinsi
Papua diperkirakan sebesar Rp.5,28 juta per kapita untuk tahun
yang sama. Dibandingkan dengan pendapatan per kapita di
tingkat Provinsi, maka Pendapatan perkapita Kota Jayapura
tampak lebih tinggi. Dan hal tersebut juga mengindikasikan

2. Kesejahtraan Sosial
Penanganan penyandang masalah sosial dalam 5 tahun terakhir
ini, tampak semakin me- nunjukkan intensitasnya yang tinggi
melalui pembinaan anak-anak terlantar, anak jalanan, korban
narkoba,
lansia,
penyandang
cacat,
wanita
tuna
susila,
pembinaan pelintas batas dan eks narapidana, pemberdayaan
perempuan, penanggulangan dan rehabilitasi korban bencana,
perlindungan bagi masyarakat miskin, dan rehabilitasi sosial
daerah kumuh. Secara kualitatif, telah dicapai sasaran :
(a)Berkurangnya penyandang masalah sosial;
(b)Menurunnya angka penduduk miskin;
(c)Terbantunya masyarakat miskin melalui bentuk stimulan;
(d)Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang
keutamaan
gender
dan
anti
kekerasan
rumah
tangga.

3. Seni budaya dan Olahraga


Selama kurun waktu 5 tahun terakhir, berbagai organisasi
kepemudaan telah dibina dalam rangka terbentuknya generasi muda
yang beriman dan bertaqwa. Pembinaan tersebut, diarahkan pada
peningkatan
kemampuan
anggotanya,
antara
lain
melalui
pelaksanaan diklat kepemimpinan secara regular setiap tahun.
Demikian halnya dengan pembinaan Pramuka untuk meningkatkan
keterampilan anggotanya, penyelenggaraan Raimuna, dan Jambore
Nasional. Hingga tahun 2009, tercatat tidak kurang dari 1,000
anggota pramuka yang aktif terlibat dalam berbagai event hingga
ke tingkat nasional baik pada jenjang : siaga, penegak, dan
pandega, maupun pembinanya. Keberhasilan pembinaan kepramukaan
ditandai dengan adanya penghargaan pada tahun 2009 dan dari
Ketua Kwartir Nasional dan dari Presiden RI (Dharma Bhakti
Pramuka).
Dalam hal pembinaan keolahragaan, telah dicapai prestasi olah
raga dengan sangat memadai (terutama sepakbola), yang telah
mampu menyandang predikat terbaik dan menyumbang atlit dalam
berbagai event nasional/internasional.

Kota Jayapura memiliki potensi obyek wisata yang memadai,


terutama jenis wisata pantai. Hingga saat ini obyek wisata pantai
yang telah dikembangkan terdapat di Pantai Base-G, Pantai Dok II, dan
Pantai Hamadi. Potensi lainnya yang masih perlu digarap terdapat di
kawasan Nafri dan Skow. Sementara itu, seni dan budaya lokal sebagai
salah
satu
komoditi
pariwisata
potensial
terus
dibina
dan
dikembangkan. Pembinaan dan pelestarian seni budaya lokal dengan
mengutamakan seni budaya Port Numbay menunjukkan adanya kemajuan.

4. Kesehatan
Dalam rangka pembangunan kesehatan, Pemerintah Kota Jayapura,
terus melakukan berbagai penyediaan ketenagaan, perbaikan
prasarana pelayanan dan sarana medis, penyediaan obat-obatan,
peningkatan gizi masyarakat, imunisasi, pemberantasan penyakit
menular,
dan
peningkatan
kualitas
sanitasi
lingkungan.

Adapun rasio puskesmas/pustu per 10,000 penduduk adalah


7,340. Rasio dokter per 100,000 penduduk pada tahun 2010 adalah
10.2 dan rasio paramedis per 100.000 penduduk adalah 125,42,
serta rasio dokter per puskesmas/ pustu adalah 2.22 dan rasio
paramedis per puskesmas adalah 11.89. Dengan rasio dokter per
100,000 penduduk sebesar 10.2, berarti masih jauh lebih rendah
dibandingkan dengan rasio idealnya sebesar 40 (menurut Ditjen
P2MPL, 2004)
Selanjutnya, berkenaan dengan produk layanan kesehatan,
dilihat dari anak balita yang diimunisasi pada tahun

maka
2010

Adapun pola penyakit dan angka kesakitan penderita sakit untuk


semua golongan umur dalam tahun 2010, didominasi oleh jenis
penyakit ISPA dan terendah penyakit kulit dengan 18,451 kasus.
Tampak bahwa jenis penyakit ISPA dominan diderita oleh
masyarakat yang dilayani di semua
puskesmas yang ada. Jenis penyakit dominan lainnya adalah penyakit
kulit, rongga mulut, malaria, sistem otot dan jaringan pengikat,
tekanan darah tinggi, mata, tuberclosis, kusta dan cacar air.
Adapula masyarakat yang menderita penyakit kelamin sebanyak 911
orang (termasuk penyakit saluran kencing). Selanjutnya, tercatat
banyaknya kasus demam berdarah dalam tahun 2010 adalah 102 kasus.
Adapun tingkat prevalensi malaria adalah 12.8, ISPA 28.9, TBC 0.8,
dan HIV/Aids 4.4, sedangkan perkembangan Penderita HIV pada Tahun
2010 telah mencapai 272 kasus yang terdiri dari 35 kasus HIV, dan
212 kasus Aids serta 25 kematian.
Dalam upaya pencegahannya, maka sejak tahun 2007 telah
dilakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota
Jayapura untuk memasukkan Pendidikan HIV/Aids di dalam kurikulum
pengajaran pada jenjang SLTP dan SLTA.
http://bappeda.jayapurakota.go.id

Anda mungkin juga menyukai