Anda di halaman 1dari 14

PAPER

Tingkat Kepadatan Penduduk di Kabupaten Brebes Dan


Dampaknya

Paper ini di buat sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup.

Disusun oleh :
Nama : Iqlima Ramiza Fauzi
NIM : 4001413030

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


Tahun 2014

BAB I
PENDAHULUAN
Kepadatan penduduk merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang cukup mengkhawatirkan.
Dimana penduduk pada suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dari wilayah itu
sendiri. Besaran jumlah penduduk pada suatu wilayah, disatu pihak akan menjadi suatu asset yang
tidak ternilai harganya, tapi dilain pihak jumlah penduduk yang sangat melimpah dan tidak terkendali,
akan menjadi beban yang cukup berat bagi suatu pelaksanaan pembangunan daerah. Aktivitas
manusia yang memanfaatkan sumber daya alam akan menimbulkan tekanan pada lingkungan dan
merubah keadaannya atau kondisinya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jumlah penduduk
yang semakin tinggi memberikan tekanan yang cukup besar terhadap lingkungan. Begitu pula segala
aktifitas yang dilakukan oleh manusia seperti di bidang pertanian, industri, pertambangan, energi,
transportasi dan pariwisata dapat memberikan tekanan pada lingkungan.
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten
maupun antara perkotaan dan pedesaan. Berdasarkan analisis data-data yang sumbernya diperoleh
dari berbagai instansi terkait disimpulkan bahwa Pulau Jawa yang luasnya hanya 7% dari seluruh
wilayah daratan Indonesia, memiliki jumlah penduduk sekitar 60% dari jumlah penduduk Nasional.
Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980
sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi. Tahun 1990 menjadi 814 jiwa/km 2. Tahun 1998 menjadi
938 jiwa/km2. Beberapa sumber data resmi menyebutkan bahwa dengan luas keseluruhan Pulau Jawa
dan Madura sebesar 129.600,71 per km 2 hingga tahun 2010 jumlah penduduk Jawa mencapai
136.975.660 jiwa, dengan demikian berarti kepadatan penduduk jawa mencapai 1.057 jiwa per km 2.
Data tersebut tidak mengherankan mengingat Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah tiga
provinsi dengan urutan teratas yang berpenduduk terbanyak, yaitu masing-masing berjumlah
43.021.826 jiwa, 37.476.011 jiwa, dan 32.380.687 jiwa. Jawa tengah walaupun berada di posisi ketiga
namun penambahan jumlah penduduknya akibat migrasi terus berkembang pesat. Padahal Jumlah
penduduk Provinsi Jawa Tengah sebanyak 32 382 657 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat
tinggal di daerah perkotaan sebanyak 14.805.038 jiwa (45,72 persen) dan di daerah perdesaan
sebanyak 17.577.619 jiwa (54,28 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota
bervariasi dari yang terendah sebesar 0,37 persen di Kota Magelang hingga yang tertinggi sebesar
5,35 persen di Kabupaten Brebes.
Mencermati perkembangan tingkat kepadatan penduduk dari tahun ke tahun yang semakin meningkat,
maka tekanan terhadap sumber daya dikhawatirkan juga akan meningkat. Salah satunya adalah
sumberdaya lahan. penggunaan lahan untuk Non Pertanian (Perumahan dan Infrastruktur) berkisar
antara 50%-90%. Sedangkan untuk kebutuhan pangan tentu harus didatangkan dari wilayah lain.
Selain berdampak terhadap penggunaan lahan, besarnya jumlah penduduk juga sangat berpengaruh
terhadap kualitas lingkungan hidup secara keseluruhan. Wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk
tinggi umumnya dihadapkan pada berbagai masalah lingkungan, perumahan, kesehatan dan masalah
sosial lainnya.
Hal ini bisa terlihat dari perubahan lingkungan yang terjadi, sebagai contohnya di kabupaten Brebes
sebagai daerah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Jawa Tengah dengan jumlah penduduk
sebesar 1.770.480 jiwa dengan luas daerah 1.657.73 km2 berarti kepadatan penduduk per km2 sebesar
107.40 jiwa. Banyaknya tanah persawahan yang berubah menjadi pemukiman penduduk merupakan
salah satu akibat tekanan kebutuhan lahan untuk Non Pertanian.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Kependudukan
Demografi atau studi kependudukan umumnya menjadi titik tolak di dalam suatu perencanaan
pada berbagai skala. Studi kependudukan akan menentukan pedoman di dalam pengambilan
keputusan dari keseluruhan kebutuhan lahan serta akan menjadi dasar pengalokasian berbagai
komponen fungsional dan lahan yang dibutuhkan untuk penempatan kegiatan fungsional tersebut.
Penelaahan dan teknik perencanaan akan memerlukan masukan yang luas tentang informasi
kependudukan yang meliputi jumlah penduduk dan distribusinya yang akan menjadi dasar
pengarahan untuk berbagai kebijaksanaan untuk menetapkan berbagai kebutuhan hidup seperti
perumahan, perbelanjaan, pekerjaan, pendidikan, kesehatan, peribadatan serta kegiatan sosial dan
ekonomi lainnya. Acuan dasar perencanaan pada hakekatnya diarahkan kepada aspek
kependudukan serta kebutuhannya. Oleh karena itu suatu proses perencanaan akan
menganalisa/menstudi jumlah dan struktur penduduk pada saat sekarang, menelaah setiap
perubahan yang terjadi dan menyiapkan prediksi atau proyeksi penduduk di masa mendatang
dalam perencanaan.
Penduduk pada suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dari wilayah itu sendiri.
Besaran jumlah penduduk pada suatu wilayah, disatu pihak akan menjadi suatu asset yang tidak
ternilai harganya, tapi dilain pihak jumlah penduduk yang sangat melimpah dan tidak terkendali,
akan menjadi beban yang cukup berat bagi suatu pelaksanaan pembangunan daerah. Aktivitas
manusia yang memanfaatkan sumber daya alam akan menimbulkan tekanan pada lingkungan dan
merubah keadaannya atau kondisinya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jumlah penduduk
yang semakin tinggi memberikan tekanan yang cukup besar terhadap lingkungan. Begitu pula
segala aktifitas yang dilakukan oleh manusia seperti di bidang pertanian, industri, pertambangan,
energi, transportasi dan pariwisata dapat memberikan tekanan pada lingkungan.
Berdasarkan analisis data-data yang sumbernya diperoleh dari berbagai instansi terkait
disimpulkan bahwa Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk sekitar 60% dari jumlah penduduk
Nasional. Beberapa sumber data resmi menyebutkan bahwa dengan luas keseluruhan Pulau Jawa
dan Madura sebesar 129.600,71 Km2 hingga tahun 2010 jumlah penduduk Jawa mencapai
136.975.660 jiwa, dengan demikian berarti kepadatan penduduk jawa mencapai 1.057 jiwa/Km 2.
Berdasarkan sumber data yang sama, diperoleh juga informasi bahwa jumlah penduduk miskin
hingga tahun 2011 mencapai 13.701.892 jiwa.
Tekanan mencakup aktivitas dan dampak seperti konsumsi energi, transportasi, industri, pertanian,
kehutanan dan urbanisasi. Lingkungan berlaku sebagai sumber dari aktivitas ekonomi manusia
memperoleh bahan baku untuk memenuhi kehidupannya, seperti mineral, makanan, serat, dan
energi dan dalam prosesnya, berpotensi mengurangi sumber-sumber daya tersebut atau sistem
Biologis (seperti tanah, hutan dan perikanan) tempat dimana mereka bergantung, sebagai
penunjang sistem kehidupan mereka.
Aktivitas manusia menciptakan aliran polutan, sampah/limbah, dan energi yang masuk kembali ke
lingkungan, dan mengancamnya dalam bentuk kemerosotan dan degradasi lingkungan. Aktivitas
manusia baik secara langsung maupun tak langsung dalam mengubah bentuk, mengganggu dan
mendegradasi ekosistem, menurunkan kemampuan lingkungan untuk menyediakan faktor-faktor

penunjang bagi sistem kehidupan secara memadai. Kondisi lingkungan seperti udara yang
tercemar, air yang tercemar, dan sumber pangan yang tercemar mempunyai dampak langsung
terhadap kesehatan manusia dan kesejahteraan.
Kepadatan penduduk Jawa pada kenyataanya tidaklah sama di masing-masing wilayah. Walaupun
di beberapa kota penting memiliki kepadatan yang tinggi, namun secara keseluruhan jika dilihat
per provinsi tidaklah demikian. Hampir 14 juta jiwa atau sebesar 42,00 persen dari total penduduk
Jawa Tengah tinggal di daerah perkotaan. Sejak tahun 1961, persentase penduduk perkotaan terus
meningkat. Kenaikan ini dapat diakibatkan oleh semakin derasnya arus penduduk yang masuk ke
perkotaan, namun juga dapat dikarenakan adanya perluasan wilayah perkotaan maupun perubahan
status daerah dari pedesaan menjadi perkotaan.
2. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Brebes

Kabupaten Brebes adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya ada di
Kecamatan Brebes. Brebes merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di Jawa
Tengah dan wilayah paling luas di Jawa Tengah ke-2 setelah Kabupaten Cilacap. Sebagian besar
wilayahnya adalah dataran rendah. Bagian barat daya merupakan dataran tinggi (dengan
puncaknya Gunung Pojoktiga dan Gunung Kumbang), sedangkan bagian tenggara terdapat
pegunungan yang merupakan bagian dari Gunung Slamet. Dengan iklim tropis, curah hujan ratarata 18,94 mm per bulan. Kondisi itu menjadikan kawasan tesebut sangat potensial untuk
pengembangan produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura, perkebunan, perikanan,
peternakan dan sebagainya.

Jumlah Penduduk Kabupaten Brebes pada tahun 2010 tercatat 1.736.331 jiwa terdiri dari 873.794
jiwa penduduk laki-laki dan 862.537 jiwa penduduk perempuan. Pada tahun 2010 ini jumlah
penduduk Brebes mengalami penurunan yang tajam, setelah sebelumnya jumlah penduduk
Kabupaten Brebes terus bertambah. Bila dibandingkan dengan tahun 2009 mengalami penurunan
sebesar 0.90 persen. Sedangkan selama 2005-2010 pertumbuhan rata-rata tahun sebesar 0.10
persen. Sehingga walaupun jumlah penduduk semakin bertambah namun pertumbuhan dari tahun
ke tahun mempunyai kecenderungan menurun.

Distribusi penduduk Kabupaten Brebes belum tersebar secara merata, dimana sebaran penduduk
terbanyak di Kabupaten Brebes adalah Kecamatan Bulakamba 162.197 jiwa atau 9.34%,
Kecamatan Brebes 157.492 jiwa atau 9.07% dan Kecamatan Wanasari sebanyak 140.614 jiwa atau
8.10%, sedangkan sebaran penduduk paling kecil adalah Kecamatan Salem sebanyak 57.048 jiwa

atau 3.29%. Hal ini juga dipengaruhi oleh letak geografis kecamatan yang berbeda. Baik
Kecamatan Bulakamba, Kecamatan Brebes dan Kecamatan Wanasari berada di pusat pemerintahan
kabupaten. Yang mana menjadi tujuan utama migrasi penduduk terutama dari desa ke kota. Banyak
masyarakat yang beranggapan bahwa tinggal di pusat kota akan mempermudah dalam mencari
lapangan pekerjaan. Sedangkan Kecamatan Salem sendiri berada di daerah pegunungan yang tidak
mudah dijangkau. Sehingga secara tidak langsung yang bermukim di daerah itu hanyalah
masyarakat asli. Kalaupun ada yang bukan masyarakat asli, jumlahnya pun sangat sedikit.

Angka sex ratio antar ketiga sensus (1990,2000,2010) mengalami kecenderungan naik dari tahun
1990 sebesar 97,20 %, tahun 2000 sebesar 99,80 % dan tahun 2010 sebesar 101,34.%, hal tersebut
terjadi salah satu penyebabnya adalah karena migrasi penduduk didominasi perempuan, baik
menjadi TKW di luar negeri, pembantu rumahtangga, buruh pabrik dan pekerja di warteg. Jumlah
TKW yang berasal dari Brebes dari tahun ke tahun semakin banyak sebagai dampak dari
gencarnya promosi terkait keberhasilan TKW di luar negeri. Dampak dari banyaknya TKW bisa
dilihat pada angka sex ratio yang umumnya diatas 100% pada beberapa desa di beberapa
kecamatan sentra TKW seperti Kecamatan Losari, Tanjung, Banjarharjo, Songgom, Bulakamba
dan Wanasari.

3. Kelahiran, Kematian, dan Migrasi di Kecamatan Brebes(2009)


No.
Bulan
Penduduk
Lahir
Mati
Datang
Pindah Penduduk
Awal Bulan Bulan Ini Bulan Ini Bulan Ini Bulan Ini
Akhir
Ini
Bulan Ini
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Januari
175.474
90
40
1
12
175.513
2. Februari
175.513
82
17
0
19
175.569
3. Maret
175.559
48
21
0
34
175.552
4. April
175.552
71
33
0
47
175.543
5. Mei
175.543
47
25
0
59
175.506
6. Juni
175.506
91
23
0
16
175.558
7. Juli
175.558
34
20
0
15
175.557
8. Agustus
175.557
53
1
5
0
175.614
9. September
175.614
66
30
9
20
175.639
10. Oktober
175.639
114
11
3
12
175.733
11. November
175.733
63
22
3
12
175.765
12. Desember
175.765
3
21
0
26
175.721
JUMLAH
762
264
21
272
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Brebes
Berdasarkan data di atas, dapat dikemukakan bahwa Crude Birth Rate ( CBR) Kecamatan
Brebes tahun 2009 adalah sebesar 4,3 yang berarti bahwa setiap 1.000 jiwa penduduk
Kecamatan Brebes terjadi kelahiran antara 4 sampai 5 jiwa penduduk.Crude Death Rate
(CDR) sebsar 1,5 yang berarti bahwa setiap 1.000 jiwa penduduk Kecamatan Brebes terjadi
kematian antara 1 sampai 2 jiwa penduduk. Sedangkan jumlah penduduk yang datang pada
tahun 2009 di Kecamatan Brebes berjumlah 21 jiwa atau 0,01 % dari jumlah penduduk yang
ada. Para penduduk yang berpindah atau migran selama tahun 2009 berjumlah 272 jiwa atau
0,15 % dari jumlah penduduk yang ada. Perpindahan mereka sebagian besar ke daerah
perkotaan dan didasarkan pada motif ekonomi.

Penduduk Kabupaten Brebes sebagian besar tinggal di daerah pedesaan, namun demikian sering
terjadi perpindahan dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan (Urbanisasi), karena peluang
untuk mendapatkan pekerjaan didaerah pedesaan relatif kecil. Jadi dengan kata lain urbanisasi
ada dua macam, pertama urbanisasi penduduk dari desa ke kota dan kedua perubahan status
desa menjadi kota. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Brebes berupaya memacu
pengembangan pembangunan daerah agar tidak ketinggalan dengan daerah yang lain.
4. Tingkat Pendidikan di Kabupaten Brebes pada tahun 2008

Dilihat dari tingkat pendidikannya, sebagian besar penduduk Kabupaten Brebes berpendidikan
tamat SD yaitu sebesar 41,96 %, sebagian lainnya adalah Tdk/blm tamat SD/ tdk punya ijazah
SD sebesar 28,25 %, tamat SMP sebesar 17,06 %, tamat SLTA sebesar 10,74 % dan tamat
diploma/universitas sebesar 2,00 %. Dapat terlihat pula, kecamatan yang terletak di daerah kota
memiliki jumlah tamantan berbagai jenjang pendidikan lebih banyak dibandingkan dengan
kecamatan yang terletak di daerah pedesaan. Contohnya saja pada Kecamatan Brebes yang
memiliki tamatan Universitas 5.777 siswa, tamatan SLTA 23.714 siswa, tamatan SMP 25.298,
dan pada jenjang SD memiliki tamatan 42.890 siswa. Masing-masing jumlah tamatan setiap
jenjang pendidikan di Kecamatan Brebes jika dibandingkan dengan kecamatan lain, dapat
terlihat kesenjangan yang cukup jauh. Perbandingannya bisa mencapai 2-3 kali lipat.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh factor letak geografis kecamatan yang berbeda-beda yang
memicu factor lain seperti tidak meratanya persebaran penduduk, tidak lengkapnya sarana dan
prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar, dan sebagainya.

5. Tingkat Kesehatan

Jika melihat table di atas, ada tiga kabupaten/kota daerah yang bermasalah kesehatan yang salah
satunya adalah Kabupaten Brebes. Data tersebut di kutip dari data dan informasi kesehatan
provinsi jawa tengah pada tahun 2013. Hal ini tidak mengherankan mengingat jumlah penduduk di
Kabupaten Brebes yang tertinggi di Jawa Tengah. Banyaknya jumlah penduduk dapat
menciptakan aliran polutan, sampah/limbah, dan energi yang masuk kembali
ke lingkungan, dan mengancamnya dalam bentuk kemerosotan dan degradasi
lingkungan. Yang dapat menyebabkan lingkungan tidak lagi bersahabat untuk
ditinggali. Degradasi lingkungan walau terjadi sangat perlahan namun hal itu
sangat merugikan masyarakat. Karena dapat mengganggu kesehatan dan
mengurangi daya lenting lingkungan.
Dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap
kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut :
1.
Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik. Dengan naiknya
kepadatan penduduk berarti jumlah orang persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi
limbah persatuan luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah dengan kepadatan
penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.
2.
Pertumbuhan penduduk yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi
yang melahirkan industri dan sistem transport modern. Industri dan transport menghasilkan
berturut-turut limbah industri dan limbah transport. Di daerah industri juga terdapat kepadatan
penduduk yang tinggi dan transport yang ramai. Di daerah ini terdapat produksi limbah
domsetik, limbah industri dan limbah transport.
3.
Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan. Kenaikan
kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan
mengunakan pupuk pestisida, yang notebene merupakan sumber pencemaran. Untuk
masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, maka seiring
dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan pertanian juga akan meningkat. Sehingga
ekploitasi hutan untuk membuka lahan pertanian baru banyak dilakukan. Akibatnya daya
dukung lingkungan menjadi menurun. Bagi mereka para peladang berpindah, dengan
meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat, berarti menyebabkan tekanan
penduduk terhadap lahan juga meningkat. Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami
percepatan. Yang tadinya memakan waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya
tekanan penduduk terhadap lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat dimana lahan
yang baru ditinggalkan belum pulih kesuburannya.

4.

Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya. Untuk penduduk
agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya ini terutama lahan dan air. Dengan
berkembangnya teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan sumber daya lain juga meningkat,
yaitu bahan bakar dan bahan mentah untuk industri. Dengan makin meningkatnya kebutuhan
sumber daya itu, terjadilah penyusutan sumber daya. Penyusutan sumber daya berkaitan erat
dengan pencemaran. Makin besar pencemaran sumber daya, laju penyusunan makin besar dan
pada umumnya makin besar pula pencemaran.
5.
Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya, salah satunya
adalah sumberdaya lahan. Oleh karena itu penggunaan lahan untuk Non Pertanian (Perumahan
dan Infrastruktur) mencapai berkisar antara 50%-90% dari luar wilayah. Sedangkan untuk
kebutuhan pangan tentu harus didatangkan dari wilayah lain.
6.
Besarnya jumlah penduduk juga sangat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan hidup
secara keseluruhan. Salah satu metode untuk melihat tingkat kualitas lingkungan adalah dengan
mengukur indeks kualitas lingkungan hidup. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dapat
diukur dengan tiga parameter penting yakni Tutupan Vegetasi, Kualitas Air (indeks pencenaran
air) dan Kualitas Udara (indeks pencemaran udara).
Ada berbagai program untuk menyelesaikan permasalahan kepadatan penduduk ini. Diantaranya ada
Keluarga Berencana(KB). Dimana berkat program ini Kabupaten Brebes sudah mulai bisa
menurunkan tingkat kelahiran yang menjadi salah satu penyebab bertambahnya penduduk di setiap
tahunnya.

BAB III
SIMPULAN
1. Penduduk pada suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dari wilayah
itu sendiri. Besaran jumlah penduduk pada suatu wilayah, disatu pihak akan menjadi
suatu asset yang tidak ternilai harganya, tapi dilain pihak jumlah penduduk yang sangat
melimpah dan tidak terkendali, akan menjadi beban yang cukup berat bagi suatu
pelaksanaan pembangunan daerah.
2. Jumlah penduduk yang semakin tinggi memberikan tekanan yang
cukup besar terhadap lingkungan.
3. Dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat
terhadap kelestarian lingkungan adalah meningkatnya limbah/sampah, kerusakan hutan,
beralihnya tanah pertanian menjadi lahan Non-pertanian.
4. Solusi yang sedang digalakkan pemerintah salah satunya adalah program keluarga
berencana(KB)

DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun.2013.Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jakarta : Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia


Tim Penyusun. 2009. Buku Profil Program Keluarga Berencana Nasional Jawa Tengah tahun 2008.
Semarang: BKKBN Provinsi Jawa Tengah
Tim Penyusun. 2007. Buku Profil Program Keluarga Berencana Nasional Jawa Tengah tahun 2006.
Semarang: BKKBN Provinsi Jawa Tengah
Tim Peneliti.2010.Penyusunan dan Analisis Kuantitas Penduduk di Kabupaten Brebes.Tegal:
Universitas
Pancasakti Tegal.
Tim Penyusun.2011.SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011. Semarang:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tim Penyusun.2010. Hasil sensus penduduk 2010 Kabupaten Brebes Data agregat per kecamatan.
Brebes: Badan Pusat Statistik
http://ppejawa.com/ekoregion/kultur-2/ diakses 28 April 2014 pukul 23.00 wib
http://opinimasding.blogspot.com/2012/01/penduduk-kabupaten-brebes-tahun2010.html diakses 28 April 2014 pukul 01.25 wib
http://ajigombonggeo.blogspot.com/2012/11/kelahiran-kematian-dan-migrasi_17.html diakses 28
April 2014 pukul 01.25 wib

Anda mungkin juga menyukai