Anda di halaman 1dari 40

TUGAS MATA KULIAH

PENGEMBANGAN PROFESI GURU


Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sudarmin, M.Si.
Miranita Khusniati, M.Pd.

Disusun oleh:
Nama

Retno Ningkristiana

(4001413039)

Rizky Agung Pramuda

(4001413034)

Iqlima Ramiza Fauzi

(4001413030)

JURUSAN IPA TERPADU

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan

merupakan

wahana

yang

sangat

strategis

dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor


determinan pembangunan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang (UU SPN No. 20 Tahun 2003). Dengan
tidak bermaksud mengecilkan kontribusi komponen yang lainnya, komponen
tenaga kependidikan atau guru merupakan salah satu faktor yang sangat
esensi dalam menentukan kualitas peserta didiknya. Guru merupakan salah
satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan secara aktif dan
menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan
tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak
semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan,
tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus
sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa
dalam belajar. Kelengkapan dari jumlah tenaga pengajar dan kualitas dari
guru tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yang
berujung

pada

peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut

profesional dalam menjalankan tugasnya. Usaha untuk menciptakan guru


yang profesional, pemerintah telah membuat aturan persyaratan untuk
menjadi guru. Dalam pasal 8 Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen menyebutkan bahwa guru wajib

memiliki

kualifikasi

akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta


memiliki

kemampuan untuk

mewujudkan

tujuan pendidikan

nasional.

Namun dalam kenyataannya masih sedikit guru yang memenuhi syarat


tersebut. Oleh karena itu dapat di katakan bahwa seorang guru adalah penentu
kualitas bangsa. Oleh sebab itu profesi guru perlu adanya pengembangan
secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru.
Penilaian seorang guru yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dalam
pelayanan sorang guru, akan tetapi PKG yang berfungsi meningkatkan
2

kualitas seorang guru malahti tidak memiliki kualitas PKG yang seharusnya.
Oleh dari itu, penulis

berkeinginan mengetahui bagaimana kualitas

Pengembangan Profesi Guru SMP yang ada di wilayah Semarang.


Kami mengambil sampel di SMP Negeri 5 Semarang, SMP Negeri 11
Semarang, dan SMP Negeri 17 Semarang. Karena ketiga SMP tersebut berada
dalam satu rayon dimana ketiga SMP tersebut mengalami persaingan dalam
segi kualitas. Selain itu ketiga SMP memiliki jarak yang tidak terlalu jauh
sehingga memudahakan observer dalam mengobservasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Kinerja Guru (PKG)?
2. Mengapa Penilaian Kinerja Guru (PKG) diperlukan?
3. Apa saja aspek yang dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru (PKG)?
4. Bagaimana alur Penilaian Kinerja Guru (PKG) di SMP N 5 Semarang,
SMP N 11 Semarang, dan SMP N 17 Semarang?
5. Bagaimana kompetensi guru IPA yang ada di SMP N 5 Semarang, SMP N
11 Semarang, dan SMP N 17 Semarang?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan PKG
2. Mengetahui alasan pentingnya dilaksanakan PKG
3. Mengetahui aspek / kompetensi yang dinilai dalam PKG
4. Mengetahui alur PKG yang ada di SMP N 5 Semarang, SMP N 11
Semarang, dan SMP N 17 Semarang
5. Mengetahui secara garis besar kompetensi guru IPA yang ada di SMP N 5
Semarang, SMP N 11 Semarang, dan SMP N 17 Semarang
D. Metode Penelitian / Observasi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini sepenuhnya adalah dengan
menggunakan metode wawancara.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Penilaian Kinerja Guru


Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, Penilaian Kinerja Guru adalah
penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan
karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat
dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan,
penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi

yang

dibutuhkan sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16


Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta keterampilan guru,
sangat

menentukan

tercapainya

kualitas

proses

pembelajaran

atau

pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan


bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan tugas tambahan tersebut.
Sistem Penilaian Kinerja Guru adalah sistem penilaian yang dirancang untuk
mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui
pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam unjuk kerjanya.
(Muryanto:2011)

Fungsi Penilaian Kinerja Guru


Secara umum, Penilaian Kinerja Guru memiliki 2 fungsi utama sebagai
berikut:
1. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi
dan

keterampilan

yang

diperlukan

pada

proses

pembelajaran,

pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan


fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, profil kinerja guru sebagai
gambaran kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifikasi dan dimaknai
sebagai analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru, yang
dapat dipergunakan sebagai basis untuk merencanakan PKB.

2. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja


pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun
tersebut. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian
dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat
dan jabatan fungsionalnya. (Muryanto:2011)

Manfaat Penilaian Kinerja Guru


Hasil Penilaian Kinerja Guru diharapkan dapat bermanfaat untuk
menentukan berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu dan
kinerja guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam
menciptakan insan yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi.
Penilaian Kinerja Guru merupakan acuan bagi sekolah/madrasah untuk
menetapkan pengembangan karir dan promosi guru. Bagi guru, Penilaian
Kinerja Guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsurunsur kinerja
yang dinilai dan merupakan sarana untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
individu dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya. (Muryanto:2011)

Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Guru


Penilaian Kinerja Guru dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan
tugas pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah. Khusus untuk kegiatan pembelajaran atau
pembimbingan, kompetensi yang dijadikan dasar untuk penilaian kinerja guru
adalah

kompetensi

pedagogik,

profesional,

sosial

dan

kepribadian,

sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor


16 Tahun 2007. Keempat kompetensi ini telah dijabarkan menjadi kompetensi
guru yang harus dapat ditunjukkan dan diamati dalam berbagai kegiatan,
tindakan

dan

sikap

guru

dalam

melaksanakan

pembelajaran

atau

pembimbingan. Sementara itu, untuk tugas tambahan yang relevan dengan


fungsi

sekolah/madrasah, penilaian kinerjanya dilakukan berdasarkan

kompetensi tertentu sesuai dengan tugas tambahan yang dibebankan tersebut


(misalnya; sebagai kepala sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah/madrasah,
pengelola perpustakaan, dan sebagainya sesuai dengan Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16


Tahun 2009). (Muryanto:2011)

Prinsip-prinsip Penilaian Kinerja Guru


Prinsipprinsip utama dalam pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru adalah
sebagai berikut.
1. Berdasarkan ketentuan
Penilaian Kinerja Guru harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
mengacu pada peraturan yang berlaku.
2. Berdasarkan kinerja
Aspek yang dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru adalah kinerja yang
dapat diamati dan dipantau, yang dilakukan guru dalam melaksanakan
tugasnya seharihari, yaitu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
pembimbingan, dan/atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah.
3. Berlandaskan dokumen Penilaian Kinerja Guru
Penilai, guru yang dinilai, dan unsur yang terlibat dalam proses Penilaian
Kinerja Guru harus memahami semua dokumen yang terkait dengan
sistem Penilaian Kinerja Guru. Guru dan penilai harus memahami
pernyataan kompetensi dan indikator kinerjanya secara utuh, sehingga
keduanya mengetahui tentang aspek yang dinilai serta dasar dan kriteria
yang digunakan dalam penilaian.
4. Dilaksanakan secara konsisten
Penilaian Kinerja Guru dilaksanakan secara teratur setiap tahun diawali
dengan penilaian formatif di awal tahun dan penilaian sumatif di akhir
tahun dengan memperhatikan halhal berikut.
a. Obyektif
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan
kondisi nyata guru dalam melaksanakan tugas seharihari.
b. Adil
Penilai kinerja guru memberlakukan syarat, ketentuan, dan prosedur
standar kepada semua guru yang dinilai.

c. Akuntabel
Hasil

pelaksanaan

penilaian

kinerja

guru

dapat

dipertanggungjawabkan.
d.

Bermanfaat
Penilaian kinerja guru bermanfaat bagi guru dalam rangka peningkatan
kualitas kinerjanya secara berkelanjutan dan sekaligus pengembangan
karir profesinya.

e. Transparan
Proses penilaian kinerja guru memungkinkan bagi penilai, guru yang
dinilai, dan pihak lain yang berkepentingan, untuk memperoleh akses
informasi atas penyelenggaraan penilaian tersebut.
f. Praktis
Penilaian kinerja guru dapat dilaksanakan secara mudah tanpa
mengabaikan prinsipprinsip lainnya.
g. Berorientasi pada tujuan
Penilaian dilaksanakan dengan berorientasi pada tujuan yang telah
ditetapkan.
h. Berorientasi pada proses
Penilaian kinerja guru tidak hanya terfokus pada hasil, namun juga
perlu memperhatikan proses, yakni bagaimana guru dapat mencapai
hasil tersebut.
i. Berkelanjutan
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara periodik, teratur, dan
berlangsung secara terus menerus selama seseorang menjadi guru.
j. Rahasia
Hasil Penilaian Kinerja Guru hanya boleh diketahui oleh pihakpihak
terkait yang berkepentingan. (Uanang Purwana:2013)

Kompetensi Guru
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan
menjadi indikator esensial sebagai berikut :

Sub-kompetensi memahami peserta didik secara mendalam memiliki


indikator esensial: 1) memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip perkembangan kognitif; 2) memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; 3) dan mengidentifikasi bekalajar awal peserta didik.

Sub-kompetensi merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan


pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial:
1) memahami landasan kependidikan; 2) menerapkan teori belajar dan
pembelajaran;

3)

menentukan

strategi

pembelajaran

berdasarkan

karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar;
4) serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang
dipilih.

Sub-Kompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial:


1) menata latar (setting) pembelajaran; 2) dan melaksanakan pembelajaran
yang kondusif.

Sub-kompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran


memiliki indikator esensial: 1) merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan
berbagai metode; 2) menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar
untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar; 3) dan memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran
secara umum.

Sub-kompetensi mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan


berbagai potensinya, memiliki indikator esensial: 1) memfasilitasi peserta
didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; 2) dan

memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi


nonakademik.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

Sub-kompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator


esensial: 1) bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai
dengan norma sosial; 2) bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi
dalam bertindak sesuai dengan norma.

Sub-kompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: 1)


menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki
etos kerja sebagai guru.

Sub-kompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: 1)


menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik,
sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir
dan bertindak.

Sub-kompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial:


1) memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan
memiliki perilaku yang disegani.

Sub-kompetensi kepribadian akhlak mulia dan dapat menjadi teladan


memiliki indikator esensial: 1) bertindak sesuai dengan norma religius
(iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik.

3. Kompetensi Sosial
Kompetensi

sosial

merupakan

kemampuan

guru

untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama


pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali

peserta didik, dan

masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan


indikator esensial sebagai berikut :

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik


memiliki indikator esensial: 1) berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik.

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik


dan tenaga kependidikan.

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali


peserta didik dan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi Profesional
Kompetensi

profesional

merupakan

penguasaan

materi

pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan


materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi
keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial
sebagai berikut :

Sub-kompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang


studi memiliki indikator esensial: 1) memahami materi ajar yang ada
dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; 2) memahami
hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan konsepkonsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

Sub-kompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki


indikator esensial 1) menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian
kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

Dari beberapa kompetensi tersebut, guru juga harus dapat membuktikan


dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya. Yang diharapkan nantinya dapat
berfungsi sebagai jaminan formal terhadap kinerjanya artinya setelah guru
memiliki sertifikat pendidik, guru tersebut dapat menunjukkan bahwa dirinya
telah memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi guru.
(Bangkit Panji : 2011)

10

BAB III
PEMBAHASAN
A. Penilaian Kinerja Guru (PKG) di SMP N 5 Semarang
Narasumber :
Nama

: ISTIARTO

Riwayat Pendidikan

: D3 IPA IKIP Semarang

Jabatan di SMP N 5

: Guru IPA SMP N 5 Semarang; Koordinator Tim

Penilai Kinerja Guru


Jumlah guru IPA

: 6 3 Fisika, 2 Biologi, 1 IPA, 1 ditugaskan

mengurus koperasi dan merupakan guru tidak tetap.


Visi: Unggul dalam Prestasi berdasarkan Iman dan Taqwa
Misi:
1. Meningkatkan dan mengembangkan isi kurikulum
2. Meningkatkan dan mengembangkan tenaga pendidikan
3. Meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan
CTL dan berbasisi ICT
4. Meningkatkan dan mengembangkan fasilitas pendidikan
5. Meningkatkan dan mengembangkan standar kelulusan
6. Meningkatkan dan mengembangkan mutu kelembagaan dan managemen
sekolah
7. Meningkatkan penggalangan pembiayaan pendidikan managemen sekolah
8. Meningkatkan dan mengembangkan standar penilaia
9. Meningkatkan dan mengembangkan budaya dan lingkungan sekolah yang
kondusif
Wawancara dengan pihak SMP N 5 Semarang yang kami lakukan yaitu
dengan bapak Istiarto selaku guru mata pelajaran IPA yang sekaligus menjabat
sebagai koordinator tim penilai kinerja guru di SMP tersebut.
Di sini akan kami bahas mengenai Penilaian Kinerja Guru yang ada di
SMP N 5 Semarang. Untuk pelaksanaan PKG di SMP N 5 Semarang
berlangsung satu kali per semesternya dan dilakukan dalam kurun waktu satu
bulan.

11

PKG dilakukan dalam dua aspek yaitu aspek pengamatan dan aspek
pemantauan. Yang dimaksud dengan aspek pengamatan yaitu kegiatan untuk
menilai kinerja guru melalui diskusi sebelum pengamatan, pengamatan selama
proses pembelajaran, dan diskusi setelah pengamatan. Sedangkan untuk aspek
pemantauan yaitu kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui pemeriksaan
dokumen, wawancara dengan guru yang dinilai, dan/atau wawancara dengan
warga sekolah.
PKG SMP N 5 Semarang dilakukan oleh tim penilai yang secara
keseluruhan berjumlah enam orang dengan satu ketua tim yaitu kepala
sekolah. Seharusnya penilaian utnuk keseluruhan guru dilakukan oleh kepala
sekolah. Namun, karena keterbatasan waktu dan tenaga yang ada sehingga
kepala sekolah membentuk tim PKG yang akan membantunya dalam
melakukan penilaian. Untuk dapat menjadi tim penilai, seorang guru di SMP
N 5 Semarang harus memiliki kriteria berupa pengalaman kerja yang cukup
lama atau bisa dikatakan sebagai guru senior, kemudian juga dilihat dari
golongan jabatan yang paling tinggi. Karena untuk syarat penilaian, guru yang
dinilai tidak boleh lebih tinggi golongannya dari guru yang menilai.

Alur penilaian yang terjadi di SMP N 5 Semarang adalah sebagai


berikut:

Tahap Persiapan

Tahap Informasi

Tahap Pelaporan
dan Evaluasi

Tahap Persetujuan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Penilaian

1. Tahap Persiapan
Tahap pertama dalam pelaksanaan PKG adalah Persiapan. Yang dimaksud
dengan tahap persiapan yaitu seluruh tim penilai termasuk kepala sekolah
menginformasikan kepada tim penilai bahwa akan dilaksanakan PKG.

12

Serta tim penilai menyiapkan berkas-berkas yang perlu disiapkan untuk


penilaian.
2. Tahap Informasi
Tim penilai menginformasikan kepada guru-guru yang akan dinilai
kinerjanya sekaligus membuat perjanjian waktu untuk pelaksanaan PKG
yang dilaksanakan di dalam kelas. Karena pelaksanaan PKG pada setiap
guru tidak dilakukan secara bersamaan.
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan PKG dilakukan dalam tiga tahapan sebelum-selamasetelah yang akan dijabarkan sebagai berikut:
*Sebelum pengamatan: tim penilai menyanyakan secara langsung kepada
guru dengan model wawancara. Tim penilai juga dapat melibatkan peserta
didik untuk dijadikan sebagai sampel apabila dalam borang penilaian
melibatkan peserta didik. Misalnya pada borang mengenal karakteristik
peserta didik.
Untuk tahap pemantauan juga dapat dilakukan pada tahap sebelum
pengamatan ini dengan meminta berkas/ perangkat pembelajaran
pendukung penilaian kepada guru yang dinilai berupa silabus, RPP, modul
yang dibuat sendiri oleh guru dan perangkat pembelajaran lainnya.
*Selama Pengamatan: tim penilai melakukan pengamatan / observasi
secara langsung di dalam kelas tentang berbagai aspek, diantaranya adalah
pengamatan tentang pengaturan posisi duduk siswa, keaktifan guru dan
siswa dalam kelas, timbal-balik yang terjadi selama proses pembelajaran,
dan lain-lain.
*Setelah pengamatan: tim penilai melakukan wawancara lagi dengan guru
yang dinilai seputar kegiatan selama pengamatan. Misalnya, tim penilai
dapat menanyakan kepada guru alasan mengapa harus ada penempatan
posisi duduk tertentu peserta didik, dan sebgainya.
4. Tahap Penilaian
Tim Penilai PKG melakukan penilian atas apa yang telah diperoleh dan
memasukannya ke dalam borang penilaian.
5. Tahap Persetujuan

13

Setelah mendapatkan hasil penilaian, tim penilai harus menyerahkan


lembar penilaian serta lembar persetujuan atas hasil yang telah diperoleh
kepada guru. Apabila guru menyetujui, maka borang hasil penilaian akan
langsung diserhakan kepada kepala sekolah. Namun, apabila guru tidak
setuju dengan hasil penilaian, maka tim penilai akan meninjau kembali
serta melakukan penilaian ulang atau guru akan langsung dinilai oleh
kepala sekolah. Namun, sejauh ini, hasil penilaian yang dilakukan di SMP
N 5 Semarang belum pernah mengalami protes / tidak setuju dari guruguru yang dinilai.
6. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahapan dimana tim penilai melaporkan hasil
penilaian masing-masing kepada kepala sekolah untuk dijadikan sebagai
bahan evaluasi.
Penilaian bagi tim penilai sendiri secara langsung masing-masing akan dinilai
oleh kepala sekolah. Dan untuk kepala sekolah akan dinilai dari dinas.
Kompetensi guru di SMP N 5 Semarang:
Kompetensi yang harus ada pada setiap guru yaitu kompetensi pedagogik
meliputi tujuh aspek, komtensi kepribadian meliputi tiga aspek, kompetensi
sosial meliputi dua aspek dan kompetensi profesional meliputi dua aspek.
Menurut hasil wawancara dengan bapak Istiarto ini, guru-guru di SMP N 5
Semarang sudah memiliki kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang
guru. Terutama untuk guru IPA yang memang semuanya sudah sertifikasi.
Sebagai informasi, di SMP N 5 Semarang masih menggunakan Kurikulum
2013. Kita tahu bahwa hanya sekolah-sekolah yang mampu saja yang masih
bertahan menggunakan kurikulum 2013 ini. Kemudian untuk aspek-aspek
yang ada pada setiap kompetensi, tim penilai tidak akan memberikan nilai
yang buruk kepada guru yang dinilai. Hal ini kami simpulkan ketika beliau
membuat pernyataan bahwa satu instansi tidak boleh ada yang namanya
saling menjatuhkan, maka untuk nilai yang kami berikan kepada guru-guru di
SMP N 5 Semarang ini tidak mungkin ada yang buruk sepanjang guru tersebut
tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang guru. Namun, pemberian nilai
juga tidak termasuk dengan penilaian yang asal-asalan. Guru-guru di SMP N 5

14

Semarang juga sering mengikuti pelatihan yang berguna untuk meningkatkan


kompetensi yang harus dimilikinya, misalnya saja MGMP terutama untuk
meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional. Untuk guru IPA,
MGMP dilakukan setiap hari sabtu teruatama untuk pembahasan RPP untuk
pertemuan di minggu-minggu selanjutnya.
Pada observasi yang dilakukan di SMP N 5 Semarang, kami tidak
diperbolehkan untuk menilai langsung kinerja guru yang sedang mengajar di
dalam kelas karena dikhawatirkan nantinya akan mengganggu proseskegiatan
belajar-mengajar. Dan untuk hasil penilaian PKG, kami sudah berusaha untuk
mendapatkan borang hasil penilaiannya untuk nantinya kami analisis, akan
tetapi hasil penilaian tersebut menurut bapak Istiarto merupakan dokumen
rahasia yang tidak sembarang orang dapat mengetahui hasil PKG guru di SMP
N 5 Semarang sehingga kami tidak berhasil untuk mendapatkan borang hasil
penilaian. Namun, kami berhasil mendapatkan contoh hasil penilaian PKG
dalam bentuk kualitatif walaupun datanya tidak terlalu lengkap. Berikut
lembar hasil penilaiannya:

15

16

17

Melalui contoh hasil penilaian di atas, dapat diketahui bahwa Drs.Suparno


yang dinilai oleh Bapak Setiyo Budi, S.Pd, M.M. sudah memenuhi hampir
semua kompetensi yang ada. Namun untuk pemahaman karakter peserta didik,
dalam hal ini termasuk dalam kompetensi pedagodik perlu ditingkatkan lagi.

18

SMP N 5 Semarang sudah termasuk dalam kategori sekolah mandiri


mempunyai tingkat kedisiplinan dan etos kerja yang tinggi antara semua
komponen sekolahnya.
Kelengkapan sarana prasarana di SMP N 5 Semarang juga sudah sangat
menunjang kebutuhan baik untuk guru maupaun peserta didiknya sehingga
pembelajaran di SMP ini terbilang sudah cukup mandiri dan terdapat interaksi
dua arah antara guru dengan peserta didik. Sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran, setiap guru di SMP ini wajib untuk membuat modul yang berisi
materi yang disesuaikan dengan konten dan konteks mata pelajaran yang
diampu. Literatur yang digunakan harus lebih dari satu buku dan merupakan
contoh kontekstual yang memungkinkan untuk menambahkan peahaman
kepada siswa. Modul ini dibuat dan direvisi satu tahun sekali.
B. Penilaian Kinerja Guru (PKG) di SMP N 11 Semarang
Narasumber :
Nama

: Sri Lestari

Jabatan di SMP N 11

: Guru IPA SMP N 11 Semarang; Anggota Tim

Penilai Kinerja Guru


Jumlah guru IPA

: 4 1 Fisika, 2 Biologi, 1 SKB (guru tidak tetap).

Visi: Unggul dalam ilmu dan terampil berlandaskan iman dan taqwa
Misi:
1. Mewujudkan standar kelulusan yang cerdas, terampil, kompetitif, cinta
tanah air, beriman dan bertaqwa
2. Mewujudkan standar isi Dokumen KTSP dan perangkat pembelajar di
sekolah
3. Mewujudkan standar proses pembelajaran yang efektif dan efifien dengan
pendekatan CTL berbasis ICT
4. Mewujudkan standar tenaga pendidik dan kependidikan yang mampu dan
tangguh
5. Mewujudkan standar prasarana dan sarana pendidikan yang relevan dan
mutakhir

19

6. Mewujudkan standar pengelolaan pendidikan berbasis sekolah yang


tangguh
7. Mewujudkan standar pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar dan
adil
8. Mewujudkan standar penilaian pendidikan
9. Mewujudkan budaya mutu dan lingkungan sekolah yang memenuhi K6
(Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kerindangan, Keindahan dan
Kekeluargaan)

Wawancara dilakukan dengan pihak SMP N 11 Semarang dengan Ibu Sri


Lestari sebagai guru IPA di SMP tersebut dan menjabat sebagai Tim Penilai
Penilaian Kinerja Guru (PKG).
Kami tidak dapat melakukan wawancara dengan kepala sekolah sebagai
ketua tim penilai PKG dikarenakan oleh keterbatasan waktu luang yang
dimiliki oleh kepala sekolah SMP N 11 Semarang sehingga kami melakukan
wawancara dengan anggota tim penilai yaitu Ibu Sri Lestari. Hal ini juga
mempengaruhi hasil observasi mengenai kepemimpinan keala sekolah yang
ada di SMP N 11 Semarang yang tidak bisa kami analisis. Kami juga tidak
bisa untuk melakukan observasi dalam kelas dan melakukan penilaian secara
langsung terhadap ibu Dyah. Hal ini dikarenakan saat kami melakukan
observasi/wawancara, pembelajaran kelas VII dan VIII sudah selesai sehingga
hanya kelas IX yang masih berada di sekolah. Untuk melakukan observasi dan
masuk ke kelas IX tidak diperbolehkan oleh kepala sekolah.
Untuk Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang dilaksanakan di SMP N 11
Semarang berlangsung satu kali per semesternya dan dilakukan dalam kurun
waktu dua bulan. Artinya di SMP N 11 Semarang memiliki waktu satu bulan
lebih lama jika dibandingkan dengan penilaian yang dilaksanakan di SMP N 5
Semarang.
Sama halnya dengan hasil wawancara di SMP N 5 Semarang, PKG di
SMP N 11 Semarang dilakukan juga dalam dua aspek yaitu aspek
pengamatan dan aspek pemantauan. Yang dimaksud dengan aspek
pengamatan yaitu kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui diskusi sebelum

20

pengamatan, pengamatan selama proses pembelajaran, dan diskusi setelah


pengamatan. Sedangkan untuk aspek pemantauan yaitu kegiatan untuk menilai
kinerja guru melalui pemeriksaan dokumen, wawancara dengan guru yang
dinilai, dan/atau wawancara dengan warga sekolah. Namun, untuk aspek
pemantauan ini tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Tim penilai dari SMP N
11 melakukan penilaian terhadap guru juga melalui tindakan/perilaku seharihari guru tersebut untuk mengamati bagaimana kompetensi sosial dan
kompetensi kepribadian yang ada pada masing-masing guru yang dinilai.
PKG dilakukan oleh tim penilai yang secara keseluruhan berjumlah enam
orang dengan satu ketua tim yaitu kepala sekolah. Seorang tim penilai di SMP
N 11 Semarang harus menilai sekitar lima sampai dengan enam guru karena
jumlah keseluruhan guru di SMP ini sejumlah 43 guru. Untuk dapat menjadi
tim penilai, seorang guru di SMP N 11 Semarang harus memiliki kriteria
berupa pengalaman kerja yang cukup lama atau bisa dikatakan sebagai guru
senior, kemudian juga dilihat dari golongan jabatan dan biasanya yang
mendapat amanah untuk menjadi tim penilai berasal dari golongan IV A.
Karena untuk syarat penilaian, guru yang dinilai tidak boleh lebih tinggi
golongannya dari guru yang menilai.
Alur penilaian yang terjadi di SMP N 11 Semarang adalah sebagai
berikut:

Tahap Persiapan

Tahap Informasi

Tahap Pelaporan
dan Evaluasi

Tahap Persetujuan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Penilaian

1. Tahap Persiapan
Tahap pertama dalam pelaksanaan PKG adalah Persiapan. Yang dimaksud
dengan tahap persiapan yaitu seluruh tim penilai termasuk kepala sekolah
menginformasikan kepada tim penilai bahwa akan dilaksanakan PKG.

21

Serta tim penilai menyiapkan berkas-berkas yang perlu disiapkan untuk


penilaian.
2. Tahap Informasi
Tim penilai menginformasikan kepada guru-guru yang akan dinilai
kinerjanya sekaligus membuat perjanjian waktu untuk pelaksanaan PKG
yang dilaksanakan di dalam kelas. Karena pelaksanaan PKG pada setiap
guru tidak dilakukan secara bersamaan.
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan PKG dilakukan dalam tiga tahapan sebelum-selamasetelah yang akan dijabarkan sebagai berikut:
*Sebelum pengamatan: tim penilai menyanyakan secara langsung kepada
guru dengan model wawancara. Tim penilai juga dapat melibatkan peserta
didik untuk dijadikan sebagai sampel apabila dalam borang penilaian
melibatkan peserta didik. Misalnya pada borang mengenal karakteristik
peserta didik.
Untuk tahap pemantauan juga dapat dilakukan pada tahap sebelum
pengamatan ini dengan meminta berkas/ perangkat pembelajaran
pendukung penilaian kepada guru yang dinilai berupa silabus, RPP, modul
yang dibuat sendiri oleh guru dan perangkat pembelajaran lainnya.
*Selama Pengamatan: tim penilai melakukan pengamatan / observasi
secara langsung di dalam kelas tentang berbagai aspek, diantaranya adalah
pengamatan tentang pengaturan posisi duduk siswa, keaktifan guru dan
siswa dalam kelas, timbal-balik yang terjadi selama proses pembelajaran,
dan lain-lain.
*Setelah pengamatan: tim penilai melakukan wawancara lagi dengan guru
yang dinilai seputar kegiatan selama pengamatan. Misalnya, tim penilai
dapat menanyakan kepada guru alasan mengapa harus ada penempatan
posisi duduk tertentu peserta didik, dan sebgainya.
4. Tahap Penilaian
Tim Penilai PKG melakukan penilian atas apa yang telah diperoleh dan
memasukannya ke dalam borang penilaian.

22

5. Tahap Persetujuan
Setelah mendapatkan hasil penilaian, tim penilai harus menyerahkan
lembar penilaian serta lembar persetujuan atas hasil yang telah diperoleh
kepada guru. Apabila guru menyetujui, maka borang hasil penilaian akan
langsung diserhakan kepada kepala sekolah. Namun, apabila guru tidak
setuju dengan hasil penilaian, maka tim penilai akan meninjau kembali
serta melakukan penilaian ulang atau guru akan langsung dinilai oleh
kepala sekolah. Namun, sejauh ini, hasil penilaian yang dilakukan di SMP
N 5 Semarang belum pernah mengalami protes / tidak setuju dari guruguru yang dinilai.

6. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahapan dimana tim penilai melaporkan hasil
penilaian masing-masing kepada kepala sekolah untuk dijadikan sebagai
bahan evaluasi.
Penilaian bagi tim penilai sendiri secara langsung masing-masing akan
dinilai oleh kepala sekolah. Dan untuk kepala sekolah akan dinilai dari dinas.
Kompetensi Guru di SMP N 11 Semarang:
Untuk pembahasan mengenai kompetensi yang harus ada pada setiap guru
yaitu sama pada setiap sekolah, meliputi kompetensi pedagogik meliputi tujuh
aspek, komtensi kepribadian meliputi tiga aspek, kompetensi sosial meliputi
dua aspek dan kompetensi profesional meliputi dua aspek.
Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan di SMP N 11 Semarang,
guru-guru di SMP N 11 Semarang sudah memiliki dan menguasai empat
kompetensi yang memang harus dimiliki seorang guru, dengan bukti bahwa
rata-rata hasil penilaian dalam borang kompetensi yang dinilai oleh ibu Sri
Lestari mencapai angka lebih dari lima puluh yang menandakan bahwa hasil
sangat baik. Namun, untuk keseluruhan borang hasil penilaian, kami tidak
diperkenankan untuk membawa semuanya, hanya beberapa borang saja yang
diperbolehkan untuk kami bawa. Berikut beberapa contohnya:

23

24

25

Tabel. Hasil penilaian kompetensi guru IPA (Dyah Palupy) di SMP 11


Semarang.
KOMPETENSI

Nilai minimum kompetensi = 1 dan Nilai maksimum = 4

Nilai

5. Menguasai karakteristik peserta didik

6. Menguasai teori belajar dan prinsip-

prinsip pembelajaran yang mendidik


A. Pedagogik

7. Pengembangan Kurikulum

8. Kegiatan Pembelajaran yang mendidik

9. Memahami dan mengembangkan potensi

10. Komunikasi dengan peserta didik

11. Penilaian dan Evaluasi

12. Bertindak sesuai dengan norma agama,

hukum, sosial, dan kebudayaan nasional


Indonesia
B. Kepribadian

13. Menunjukan pribadi yang dewasa dan

teladan
14. Etos kerja, tanggungjawab yang tinggi,

dan rasa bangga menjadi guru


15. Bersikap insklusif, bertindak obyektif,

serta tidak diskriminatif


C. Sosial

16. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga

kependidikan, orang tua peserta didik,


dan masyarakat
17. Penguasaan materi, struktur konsep dan

pola pikir keilmuan yang mendukung


D. Profesional

mata pelajaran yang diampu


18. Mengembangkan

keprofesian

melalui

Jumlah (Hasil penilaian kinerja guru)

51

tindakan reflektif

26

Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat pada tabel bahwa ibu Dyah
memiliki kompetensi yang cukup baik, terutama kompetensi Kepribadian dan
Sosial

dinilai

sempurna

(4).

Untuk

kompetensi

pedagogik

dan

keprofesionalan, ibu Dyah harus lebih meningkatkan kompetensinya lagi


walaupun nilainya juga terbilang sudah cukup baik.
Dari grafik juga dapat dilihat bahwa kompetensi pedagogik yang dicapai ibu
Dyah paling rendah jika dibanding dengan kompetensi lain. hal ini
dikarenakan ibu Dyah kurang dapat mengaplikasikan hasil pelatihan-pelatihan
yang telah diikuti.
Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan keprofesionalan, guruguru di SMP N 11 Semarang sering mengikuti pelatihan, seminar, dan lainlain. Guru di SMP ini rata-rata memiliki keaktifan yang patut dibanggakan
untuk meningkatkan kompetensi masing-masing gurunya, mengingat bahwa

27

SMP N 11 Semarang masih berkembang dan mempunyai semangat dan


kinerja yang tinggi untuk mencapai sekolah yang mandiri.
Kelengkapan sarana prasarana untuk menunjang pembelajaran juga
dikatan sudah cukup lengkap. Khususnya untuk mata pelajaran IPA yang
sudah memiliki laboratorium sendiri sehingga memudahkan dalam proses
pembelajarannya. Di SMP N 11 Semarang juga sudah membuat modul yang
diperbaharui satu tahun sekali.

C. Penilaian Kinerja Guru (PKG) di SMP N 17 Semarang


Narasumber:
Nama

: Yusriati

Riwayat pendidikan

: D2 IPA Terpadu IKIP; S1 Biologi Unnes.

Jabatan di SMP N 17

: Guru IPA

Visi: Tekun Beribadah, Berakhlaqul Karimah, Berprestasi, dan Terampil


Misi:
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan untuk pembinaan
kepribadian berkarakter
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan
3. Menciptakan dan mengembangkan lingkungan pendidikan yang edukatif,
harmonis, bersih, aman, tertib, inovatif dan kompetitif.

Wawancara yang kami lakukan di SMP N 17 Semarang kami lakukan


dengan Ibu Yusriati sebagai guru IPA di SMP tersebut. Di sini, Ibu Yusriati
bukan sebagai anggota tim penilai ataupun kepala sekolah. Kami tidak bisa
melakukan wawancara kepada tim penilai ataupun kepala sekolah dikarenakan
ada miss communication antara pihak sekolah dengan observer (kami). Pihak
sekolah sudah menyiapkan guru IPA yang memiliki waktu luang saat kami
melakukan observasi.
Oleh karena itu, Ibu Yusriati tidak dapat menjawab pertanyaan pertanyaan
seperti yang kami tanyakan pada observasi/wawancara sebelumnya kepada

28

SMP 5 dan SMP 11 mengingat bahwa beliau bukan merupakan tim penilai.
Menurut penuturan beliau, Tim penilai dari SMP N 17 Semarang berasal dari
masing-masing satu guru senior per mata pelajarannya dan kepala sekolah
sebagai ketua tim penilai PKG. Sehingga jika dijumlah secara keseluruhan,
anggota tim penilai PKG sekitar 14 anggota tim.
Meskipun begitu, Ibu Yusriati dapat menceritakan alur Penilaian Kinerja Guru
yaitu sebagai berikut:

Alur Penilaian PKG SMP N 17 Semarang:

Tahap Persiapan

Tahap Informasi
dan pembagian
borang penilaian

Tahap
Persetujuan oleh
kedua belah
pihak

Tahap
Pelaksanaan dan
penilaian
langsung oleh tim
penilai

Tahap Pelaporan

Evaluasi

Tahap Pengisian
borang oleh guru
(asesi)

Tahap
Pengecekan
borang oleh tim
penilai

1. Tahap Persiapan
Tahap awal dari PKG adalah persiapan, di mana Tim penilai PKG
mempersiapkan borang penilaian yang selanjutnya dibagikan kepada guruguru yang akan dinilai.
2. Tahap Informasi dan pembagian Borang Penilaian
Tim penilai menginformasikan kepada guru yang akan dinilai (asesi) serta
membagikan borang penilaian kepada asesi. Borang penilaian tersebut
selanjutnya akan diisi sendiri oleh asesi.

29

Pada tahapan ini, tim penilai bersama dengan guru juga menetapkan
jadwal kapan tim penilai bisa masuk ke dalam kelas untuk mengobservasi
secara langsung. Tim penilai juga meminta berkas-berkas perangkat
pembelajaran untuk dinilai.
3. Tahap Pengisian Borang Penilaian
Keunikan dari PKG di SMPN 17 Semarang jika dibandingkan dengan
SMP N 5 Semarang dan SMP N 11 Semarang adalah pada pengisian
borang penilaian yang diisi sendiri oleh masing-masing guru (asesi).
4. Tahap Pengecekan borang oleh tim penilai
Tim penilai mengecek hasil penilaian yang dilakukan oleh asesi dan
apabila setuju berdasarkan bukti-bukti yang ada (perangkat pembelajaran).
5. Tahap Pelaksanaan dan penilaian langsung oleh tim penilai
Tim penilai melakukan observasi dalam kelas dan menilai guru (asesi)
secara langsung. Dan menuliskannya dalam bentuk catatan.
6. Tahap Persetujuan oleh kedua belah pihak
Guru menyerahkan borang dan melakukan diskusi dengan tim penilai.
Apabila hasil yang ada sudah disetujui oleh kedua belah pihak maka
borang tersebut akan diserahkan pada kepala sekolah.
7. Tahap Pelaporan
Pelaporan kepada kepala sekolah oleh tim penilai setelah mendapatkan
hasil penilaian yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan evaluasi.
PKG di SMP N 17 Semarang dilaksanakan satu kali per tahun dalam
kurun waktu tiga bulan.

30

Kompetensi guru IPA di SMP N 17 Semarang:

31

32

Tabel. Penilaian hasil kompetensi guru IPA di SMP N 17 Semarang


KOMPETENSI

Nilai minimum kompetensi = 1 dan Nilai maksimum = 4

Nilai

19. Menguasai karakteristik peserta didik

20. Menguasai teori belajar dan prinsip-

prinsip pembelajaran yang mendidik


E. Pedagogik

21. Pengembangan Kurikulum

22. Kegiatan Pembelajaran yang mendidik

23. Memahami dan mengembangkan potensi

24. Komunikasi dengan peserta didik

25. Penilaian dan Evaluasi

26. Bertindak sesuai dengan norma agama,

hukum, sosial, dan kebudayaan nasional


Indonesia
F. Kepribadian

27. Menunjukan pribadi yang dewasa dan

teladan
28. Etos kerja, tanggungjawab yang tinggi,

dan rasa bangga menjadi guru


29. Bersikap insklusif, bertindak obyektif,

serta tidak diskriminatif


G. Sosial

30. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga

kependidikan, orang tua peserta didik,


dan masyarakat
31. Penguasaan materi, struktur konsep dan

pola pikir keilmuan yang mendukung


H. Profesional

mata pelajaran yang diampu


32. Mengembangkan

keprofesian

melalui

Jumlah (Hasil penilaian kinerja guru)

47

tindakan reflektif

33

Jika dibandingkan dengan penilaian di SMP N 11 Semarang milik Ibu


Dyah, penilaian di SMP N 17 Semarang milik ibu Yusriyati memiliki nilai
yang lebih rendah. Kebanyakan nilai yang ada di borang penilaian ibu
Yusriyati yaitu 3 yang menunjukan bahwa kompetensi yang dicapai oleh ibu
Yusriyati sudah cukup baik walaupun masih perlu adanya pelatihan yang
34

dapat meningkatkan kompetensi tersebut. Namun, dalam penilaian ini terlihat


kurang obyektif dikarenakan penilaian dilakukan oleh diri sendiri. Untuk
sarana prasarana di SMP N 17 belum terlalu lengkap seperti LCD dan alat-alat
di laboratorium yang masih sederhana. Namun, untuk perangkat pembelajaran
berupa modul yang dibuat sendiri oleh masing-masing guru mata pelajaran
sudah tersedia. Dan untuk pelatihan yang diikuti sangat jarang kecuali jika ada
undangan resmi dari dinas, SMP N 17 Semarang akan menghadirinya. Bahkan
untuk MGMP pun jarang dilaksanakan.

D. Analisis perbandingan PKG di SMP N 5, 11, dan 17 Semarang


Untuk keseluruhan wawancara yang kami lakukan, kami tidak dapat
bertemu langsung dengan kepala sekolah utnuk menanyakan tentang kinerja
guru di masing-masing sekolah.
Namun untuk beberapa sekolah, yaitu SMP N 5 Semarang dan SMP N 11
Semarang, kami memiliki kesempatan untuk mewawancarai narasumber yang
berkaitan langsung dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru ini, yaitu kami
melakukan wawancara dengan Tim Penilai PKG sehingga informasi yang
kami dapatkan dapat lebih banyak dan lebih akurat. Untuk wawancara yang
kami lakukan dengan pihak SMP N 17 Semarang, kami hanya bertemu dengan
guru mata pelajaran IPA, sehingga informasi tentang PKG yang kami
dapatkan dari SMP tersebut terbilang kurang.
Tim penilai yang kami wawancarai sebagaian besar tidak memberikan
informasi secara detail mengenai kinerja keseluruhan guru yang ada di
SMPnya. Hal ini tentu saja terjadi karena dalam Penilaian Kinerja Guru
terdapat asas Rahasia yang mana ada bagian-bagian tertentu yang hanya perlu
diketahui oleh tim penilai, kepala sekolah, dan guru yang bersangkutan saja.
Untuk pembahasan mengenai kompetensi di SMP N 5 Semarang dan SMP
N 17 Semarang adalah sebagai berikut:

35

Grafik Perbandingan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional


di SMP N 11 Semarang dan SMP N 17 Semarang:

4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0

Pedagogik
Kepribadian
Sosial
Profesional

SMP N 11

SMP N 17

36

BAB IV
SIMPULAN DAN PENUTUP

1. Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, Penilaian Kinerja Guru
adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka
pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya.
2. PKG penting dilakukan untuk menilai kemampuan guru dalam
menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada
proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan
yang relevan dengan fungsi sekolah. Dan sebagai tolak ukur dalam
evaluasi guru di masa mendatang.
3. Aspek yang dinilai dalam PKG meliputi Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi

Kepribadian,

Kompetensi

Sosial,

dan

Kompetensi

Profesional.
4. Alur PKG yang dilaksanakan di SMP N 5 Semarang dan SMP N 11
Semarang hampir sama antara satu sama lain, yaitu dilaksanakan dalam
tiga tahap sebelum-selama-setelah pengamatan. Namun, untuk SMP N
17 Semarang menurut informasi yang kami terima, alur penilaian PKG
memiliki alur yang sedikit berbeda yaitu dengan mengisi borang penilaian
oleh asesi (yang dinilai) bukan oleh asesor(tim penilai).
5. Secara garis besar, kompetensi yang ada di SMP N 5, 11 dan 17 sudah
cukup baik. Apabila dilakukan pengurutan dari yang paling baik menurut
analisis kami dari hasil wawancara yaitu SMP N 5 Semarang, SMP N 11
Semarang, dan SMP N 17 Semarang.
Demikian laporan hasil observasi/wawancara yang dapat kami sajikan. Mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam observer menuliskan laporan observasi ini.
Terimakasih.

37

Daftar Pustaka
Bangkit, Panji. 2011. Kinerja Guru SMP Se Kota Semarang Pasca Sertifikasi.
Semarang : Unnes.
Muryono, Tianov. 2011. Penilaian Kinerja Guru.
http://muryonotianov.blogspot.com/2011/12/penilaian-kinerja-guru-pkguru.html. (di akses April 2015)
Purwana, Unang. 2013. Profil Kompetensi Guru. Depok : Universitas Pendidikan
Indonesia.

38

Lampiran Dokumentasi :
SMP N 11 Semarang

SMP N 5 Semarang

39

SMP N 17 Semarang :

40

Anda mungkin juga menyukai