Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 6 :

Azraini Nursya’bani Larasati


Fajhri Agustin Kusumadewi
Mutiara Sagita (205593)
Rama Darwis Kurniawan (205594)
Vinka Marshally
TAHAP 1
IDENTIFIKASI MASALAH
Pelaku Tindakan Tidak Etis: Wisatawan asing (bule)
Rincian tindakan tidak etis (bisa beberapa):
a. Menaiki dan menduduki Palinggih Padmasana Pura Gelap Besakih
b. Masuk pura tanpa izin
Pelanggran Etika Utama (kesimpulannya):
Diketahui terdapat wisatawan asing yang masuk pura tanpa izin dan dengan sengaja naik dan
duduk di atas pura, tindakan tersebut melanggar peraturan adat istiadat setempat dan dianggap
sebagai bentuk pelecehan terhadap masyarakat bali, khususnya yang beragama Hindu, tindakan
tersebut juga dianggap melanggar kode etik pariwisata internasional.
Alasan hingga dapat menyimpulkan bahwa tindakan-tindakan di atas sudah melanggar etika:
1. Landasan teori etika normatif (bisa lebh dari 1)
a. Teori/prinsip etika:
- Prinsip Utilitarisme
- Prinsip common good
b. Bagaimana teori/prinsip di atas menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan sudah
melanggar etika:
- Menurut prinsip utilitarisme, etis atau tidak ditentukan berdasarkan hasil/dampak dari
tindakan. Dimana wisatawan asing tersebut memilih untuk melakukan tindakan
tersebut ketimbang tidak melakukkannya, yang mana tindakan yang dilakukan oleh
wisatawan asing tersebut menimbulkan dampak yaitu melecehkan masyarakat bali
terutama yang beragama hindu.
- Menurut prinsip common good, yang etis ialah yang paling dapat mewujudkan
kebaikan bersama. Dengan naik dan duduk pada Pura, wisatawan asing tersebut
melakukan tindakan yang bertolak belakang dengan terwujudnya kebaikan bersama.
2. Landasan Hukum (bila ada):
a. UU/Pasal/Isi:
- Pasal 156a KUHP :
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan
sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang
bersifat permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama yang
dianut di Indonesia.
- Pasal 64 uu nomor 10 tahun 2009 tentang pariwisata :
(1) Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum merusak fisik daya tarik
wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah).
(2) Setiap orang yang karena kelalaiannya dan melawan hukum, merusak fisik, atau
mengurangi nilai daya tarik wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
b. Bagaimana pasal di atas menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan sudah melanggar
etika:
Tindakan di atas melanggar etika karena sesuai dalam Pasal 156a KUHP dan Pasal 64 uu
nomor 10 tahun2009 bahwa wisatawan tersebut menaiki dan menduduki pura dengan
sengaja yang mana hal tersebut merupakan bentuk penodaan terhadap suatu agama serta
dapat mengakibatkan kerusakan dan mengurangi nilai pada pura.

TAHAP 2:
AKAR SEBAB/FAKTOR PENDORONG RERJADINYA/DILAKUKANNYA
PELANGGARAN*

FAKTOR #1: Kurangnya kejelasan tentang peraturan yang ada

 Penjelasan tentang faktor #1: GBE : karena pengelola yang kurang “aware” dengan
kejelasan peraturan yang ada (socio culture).
 bagaimana faktor #1 mendorong terjadinya pelanggaran etika : socio culture, karena
Pengelola setempat pura percaya bahwa wisatawan mengetahui dan paham peraturan
yang ada. Padahal di sana(pura) tidak terdapat atau tidak adanya informasi terkait
mengenai larangan. Seperti tanda himbauan apa yg boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
wisatawan di sekitar pura. Atau himbuan etika-etika yang harus diterapkan jika
memasuki kawasan pura. Kurangnya papan pemberitahuan membuat wisatawan tidak
tahu apakah hal yang dilakukan oleh wisatawan tersebut diperbolehkan atau tidak. Oleh
karena itu wisatawan berani melakukan hal tersebut karena menganggap bahwa yg
dilakukannya merupakan hal yg biasa saja dan tidak melanggar norma dan adat istiadat.
FAKTOR #2: Sikap narsis pelaku untuk mendapatkan foto/video
 Penjelasan tentang faktor #2:
- GBE : adanya teknologi media sosial yang memicu kebutuhan pelaku untuk diakui oleh
pengguna media sosial/teman-temannya (Teknologi).
- Internal : Sikap/attitude pelaku yang berfoto dengan menghiraukan adat-budaya
masyarakat setempat.
 bagaimana faktor #2 mendorong terjadinya pelanggaran etika : karena adanya kebutuhan
untuk diakui tersebut, membuat pelaku mengambil tindakan yaitu berfoto/berselfie
dengan naik ke atas pura dengan menghiraukan adat-budaya setempat dan dianggap
sebagai bentuk pelecehan terhadap masyakat setempat yang tentunya merupakan
pelanggaran etika. Pelaku juga memberikan pernyataan meminta maaf atas perbuatannya
dengan membuat klarifikasi lewat media sosial.

TAHAP 3 :
REKOMENDASI SOLUSI
REKOMENDASI #1:
Pihak pengelola yang terkait harus lebih tegas dan jelas dalam memberikan peraturan serta
memberikan himbauan yang terdapat pada pura tersebut.
a. Solusi ini mengatasi akar sebab yang mana (dari yang disebutkan di tahap #2):
Kurangnya kejelasan tentang peraturan yang ada
b. Landasan Teori (yang melandasi rekomendasi ini):
Utilitarisme
c. Bagaimana teori/prinsip etika tersebut menguatkan solusi yang direkomendasikan:
Dengan lebih tegas dan jelasnya peraturan yang ada maka akan memberikan
dampak/manfaat yaitu berkurangnya kemungkinan terjadi pelanggaran etika pada lokasi
tersebut.
REKOMENDASI #2
Harus adanya kesadaran masing-masing dari wisatawan untuk lebih menghormati adat-budaya
yang ada dari pada mementingkan keinginan pribadi (berfoto) serta bertanya terlebih dahulu
kepada pihak setempat apakah boleh atau tidak untuk berfoto pada lokasi tersebut.
a. Solusi ini mengatasi akar sebab yang mana (dari yang disebutkan di tahap #2):
Sikap narsis pelaku untuk mendapatkan foto/video
b. Landasan Teori (yang melandasi rekomendasi ini)
Common good/kebaikan bersama
c. Bagaimana teori/prinsip etika tersebut menguatkan solusi yang direkomendasikan:
Dengan adanya kesaradan dari diri wisatawan untuk lebih menghormati adat-budaya
yang ada dari pada mementingkan keinginan pribadi dan membiasakan untuk bertanya
terlebih dahulu, maka akan membantu guna tercapainya kebaikan bersama baik bagi tuan
rumah (host) maupun wisatawan (guest).

Anda mungkin juga menyukai