08-030222
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PT : REN-22
PETUNJUK TEKNIS
PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI (PMPRB)
DI LINGKUNGAN TNI AD
PETUNJUK TEKNIS
PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI (PMPRB)
DI LINGKUNGAN TNI AD
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum .................................................................................... . 3
2. Maksud dan Tujuan ............................................................... . 3
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ................................................ . 4
4. Dasar ..................................................................................... . 4
5. Pengertian .............................................................................. 5
6. Umum .................................................................................... 5
7. Tujuan dan Sasaran ............................................................... 6
8. Sifat ....................................................................................... 6
9. Organisasi .............................................................................. 7
10. Syarat Personel ...................................................................... 10
11. Teknik .................................................................................... 10
12. Sarana dan Prasarana ............................................................ 15
13. Faktor - Faktor yang Memengaruhi ........................................ 15
14. Ketentuan Lain....................................................................... 16
BAB VI PENUTUP
i
LAMPIRAN C BOBOT PENILAIAN KOMPONEN DAN SUB KOMPONEN
PENILAIAN......................................................................... 72
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
PETUNJUK TEKNIS
PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
DI LINGKUNGAN TNI AD
iii
iv
iv
1
tentang
PETUNJUK TEKNIS
PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI (PMPRB)
DI LINGKUNGAN TNI AD
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 6 Desember 2021
tertanda
1. Kasum TNI
2. Irjen Kemhan
3. Irjen TNI TEGUH BANGUN MARTOTO, S.Sos., M.H.
4. Asrenum Panglima TNI BRIGADIR JENDERAL TNI
5. Kapusjarah TNI
3
PETUNJUK TEKNIS
PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI (PMPRB)
DI LINGKUNGAN TNI AD
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
b. Tata Urut.
1) Bab I Pendahuluan.
6) Bab VI Penutup.
4. Dasar.
BAB II
KETENTUAN UMUM
8. Sifat.
9. Organisasi.
PENANGGUNG JAWAB
WAKIL PENANGGUNG JAWAB
KETUA TIM
SEKRETARIS TIM
ASESOR
b. Susunan Organisasi.
1) Tingkat Pusat.
e) Asesor : Pabandya/Kabag/Setingkat.
2) Tingkat Kotama.
e) Asesor : Paban/Waas/Pabandya/
Setingkat yang ditunjuk.
8
1) Penanggung Jawab.
3) Ketua Tim.
4) Sekretaris Tim.
5) Asesor.
11. Teknis. Kegiatan PMPRB diharapkan dapat berjalan dengan maksimal dan
sesuai dengan ketentuan penyelenggaraan PMPRB yang berlaku di lingkungan TNI
AD, pelaksanaannya sebagai berikut:
c. Mekanisme PMPRB.
a. Sarana.
7) Kamera.
b. Prasarana.
a. Faktor Internal.
b. Faktor Eksternal.
14. Ketentuan Lain. Pelaksanaan PMPRB dilaksanakan oleh Tim Asesor dari
tingkat Pusat dan Kotama, dengan tataran kewenangan sebagai berikut:
BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
a. Penanggung Jawab.
c. Sekretaris.
d. Ketua Tim.
e. Asesor.
a. Penanggung Jawab.
c. Sekretaris Tim.
d. Ketua Tim.
e. Asesor.
a. Tingkat Pusat.
1) Penanggung Jawab:
3) Ketua Tim:
4) Sekretaris Tim:
i. komitmen pembangunan ZI
(Akumulatif);
i. kesesuaian persyaratan;
b. Tingkat Kotama.
1) Penanggung Jawab.
3) Ketua Tim.
4) Sekretaris Tim.
i. komitmen pembangunan ZI
(Akumulatif);
i. kesesuaian persyaratan;
a. Penanggung Jawab.
c. Ketua Tim.
d. Sekretaris Tim.
e. Asesor.
BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. Tahap Perencanaan.
b. Tahap Persiapan.
c. Tahap Pelaksanaan.
d. Tahap Akhir.
a. Tahap Perencanaan.
b. Tahap Persiapan.
c. Tahap Pelaksanaan.
d. Tahap Pengakhiran.
BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
24. Pengawasan.
a. Tahap Perencanaan.
1) Tingkat Pusat.
2) Tingkat Kotama.
b. Tahap Persiapan.
1) Tingkat Pusat.
2) Tingkat Kotama.
c. Tahap Pelaksanaan.
1) Tingkat Pusat.
2) Tingkat Kotama.
d. Tahap Pengakhiran.
1) Tingkat Pusat.
2) Tingkat Kotama.
a) Penanggung jawab mengawasi hasil evaluasi pelaksanaan
PMPRB di Kotama sesuai dengan ketentuan; dan
25. Pengendalian.
a. Tahap Perencanaan.
1) Tingkat Pusat.
2) Tingkat Kotama.
b. Tahap Persiapan.
1) Tingkat Pusat.
2) Tingkat Kotama.
c. Tahap Pelaksanaan.
1) Tingkat Pusat.
2) Tingkat Kotama.
d. Tahap Pengakhiran.
1) Tingkat Pusat.
2) Tingkat Kotama.
BAB VI
PENUTUP
tertanda
TEGUH BANGUN MARTOTO, S.Sos., M.H. HENDRASTO JOKO S., S.E., M.M.
MAYOR JENDERAL TNI
BRIGADIR JENDERAL TNI
66
PENGERTIAN
8. Budaya kerja (Culture Set). Budaya kerja adalah suatu falsafah didasari
pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga
pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dam tercermin dalam sikap
menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud
sebagai bekerja (Sumber Peraturan Menteri PANRB Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Perubahan).
67
10. Evaluasi. Evaluasi adalah penilaian terhadap satu kegiatan dengan cara
membandingkan hasil atau pencapaian sasaran dalam pelaksanaan terhadap
rencana, program, standar, dan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya
(Sumber Peraturan Menteri PANRB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman
Evaluasi RB Instansi Pemerintah).
12. Gratifikasi. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik,
yang dianggap suap (Sumber Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi).
15. Kertas Kerja. Kertas kerja adalah lembar isian/jawaban atas pertanyaan yang
berhubungan dengan penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi (Sumber
Peraturan Menteri PANRB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi RB
Instansi Pemerintah).
17. Komponen hasil. Komponen hasil adalah output atau outcome yang
dihasilkan komponen pengungkit, yang tidak hanya dirasakan oleh pihak eksternal
tetapi juga pihak internal organisasi (Sumber Peraturan Menteri PANRB Nomor 26
Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi).
68
19. Lembar Kerja Evaluasi (LKE). LKE adalah kriteria evaluasi yang akan
dinilai oleh Asesor untuk memperoleh indeks Reformasi Birokrasi (Sumber
Peraturan Menteri PANRB Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi).
20. Sistem Merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan
tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan (Sumber Peraturan
Menteri PANRB Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Merit Dalam
Manajemen Aparatur Sipil Negara).
22. Pelayanan Publik. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kepada seluruh pihak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, sebagai penerima manfaat baik internal
maupun eksternal secara langsung maupun tidak langsung, atas barang, jasa,
dan/atau layanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara (Sumber
Peraturan Menteri PANRB Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi
Pelayanan Publik).
26. Peta Proses Bisnis. Peta Proses Bisnis adalah diagram yang menggambarkan
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi untuk menghasilkan
kinerja sesuai dengan tujuan pendirian organisasi agar menghasilkan keluaran
yang bernilai tambah bagi pemangku kepentingan (Sumber Peraturan Menteri
PANRB Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Peta Proses Bisnis).
69
27. Peta Risiko. Peta risiko adalah gambaran tentang seluruh paparan risiko
yang dinyatakan dengan tingkat/level masing-masing risiko (Sumber Peraturan
Menteri PANRB Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penerapan Manajemen Risiko).
28. Publik. Publik adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk
sebagai orang perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan
sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik internal maupun eksternal
termasuk prajurit TNI dan PNS secara langsung maupun tidak langsung (Sumber
Peraturan Kasad Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembangunan Zona
Integritas Menuju WBK/WBBM di Lingkungan TNI AD).
30. Quick Wins. Quick Wins adalah suatu langkah inisiatif yang mudah dan
cepat dicapai untuk mengawali program reformasi birokrasi dipilih dari salah satu
area perubahan atau kombinasi beberapa area perubahan yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan satuan masing-masing (Peraturan Presiden Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional).
32. Rencana Tindak Lanjut Reformasi Birokrasi. Rentinjut adalah tindak lanjut
dari Road Map Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap 1 (satu)
tahun sekali dan merupakan rencana rinci Reformasi Birokrasi dalam satu tahun
anggaran dengan sasaran yang jelas (Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional).
33. Reward and Punishment. Reward and Punishment adalah dua bentuk
metode dalam memotivasi petugas layanan publik untuk melakukan memberikan
pelayanan prima dan meningkatkan prestasinya (Peraturan Presiden Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional).
34. Reviu. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk
memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan,
standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan (Sumber Peraturan Menteri
PANRB Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Standar APIP).
35. Road Map Reformasi Birokrasi. Bentuk operasional dari Grand Design
Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali dan
merupakan rencana rinci Reformasi Birokrasi dari satu tahapan ke tahapan
selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per tahun yang jelas (Peraturan
Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional).
70
36. Satuan Kerja (Satker). Satker adalah bagian dari organisasi TNI AD yang
menyelenggarakan pengurusan administrasi umum, administrasi pegawai,
administrasi materiil dan administrasi keuangan sesuai lingkup tanggung jawab
pimpinan Satker. (Sumber Peraturan Kasad Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM di Lingkungan TNI AD).
39. Survei. Survei adalah Teknik riset dengan memberi batas yang jelas atas
data, penyelidikan, peninjauan atau pengukuran (Sumber Peraturan Menteri
PANRB Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Publik terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik).
40. Survei Eksternal. Survei Eksternal adalah survei yang dilaksanakan dengan
responden berasal dari luar organisasi TNI AD antara lain masyarakat,
stakeholders, dan instansi lain baik pemerintah maupun swasta (Sumber Peraturan
Menteri PANRB Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Publik
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik).
41. Survei Internal. Survei Internal adalah survei yang dilaksanakan dengan
responden berasal dari dalam organisasi TNI AD baik prajurit maupun PNS (Sumber
Peraturan Menteri PANRB Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei
Kepuasan Publik terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik).
42. Tim Asesor. Tim Asesor adalah tim yang dibentuk untuk melakukan PMPRB
di kementerian/lembaga/pemerintah daerah (Sumber Peraturan Menteri PANRB
Nomor 26 tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi).
43. Whistle Blowing System (WBS). WBS adalah sistem yang mengelola
pengaduan/penyingkapan mengenai perilaku melawan hukum, perbuatan tidak
etis/tidak semestinya secara rahasia, anonim dan mandiri (independen) yang
digunakan untuk mengoptimalkan peran serta prajurit dan PNS TNI AD dalam
mengungkapkan pelanggaran yang terjadi di lingkungan TNI AD (Sumber Peraturan
Kasad Nomor 27 Tahun 2017 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran/Whistle
Blowing System di Lingkungan TNI AD).
44. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). WBK adalah predikat yang diberikan
kepada suatu satuan kerja (Satker) yang memenuhi sebagian besar manajemen
perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen sumber daya
manusia, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja (Sumber
Peraturan Menteri PANRB Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Permen
PANRB Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan ZI Menuju
WBK/WBBM di Lingkungan Instansi Pemerintah).
71
45. Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). WBBM adalah predikat
yang diberikan kepada suatu Satker yang memenuhi sebagian besar manajemen
perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen sumber daya
manusia, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan
kualitas pelayanan publik (Sumber Peraturan Menteri PANRB Nomor 10 Tahun
2019 tentang Perubahan Atas Permen PANRB Nomor 52 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM di Lingkungan Instansi
Pemerintah).
46. Zona Integritas (ZI). ZI adalah predikat yang diberikan kepada instansi
pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk
mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal
pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik (Sumber Peraturan
Menteri PANRB Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Permen PANRB
Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM di
Lingkungan Instansi Pemerintah).
tertanda
TEGUH BANGUN MARTOTO, S.Sos., M.H. HENDRASTO JOKO S., S.E., M.M.
BRIGADIR JENDERAL TNI MAYOR JENDERAL TNI
72
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran B Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/ 848 / XII /2021
Tanggal 6 Desember 2021
PETUNJUK PENYELENGGARAAN
REFORMASI BIROKRASI
DI LINGKUNGAN TNI AD
PETUNJUK TEKNIS
PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI (PMPRB)
DI LINGKUNGAN TNI AD
tertanda
TEGUH BANGUN MARTOTO, S.Sos., M.H. HENDRASTO JOKO S., S.E., M.M.
BRIGADIR JENDERAL TNI MAYOR JENDERAL TNI
73
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran C Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/ 848 / XII /2021
Tanggal 6 Desember 2021
1. Tingkat Pusat.
NO KOMPONEN BOBOT SUB-KOMPONEN KET
1 2 3 4 5
1. Pengungkit 60 %
a. Aspek 20 % a. Manajemen Perubahan (2%)
Pemenuhan b. Penataan Peraturan Perundang -
undangan/Deregulasi Kebijakan (2 %)
c. Penataan Organisasi (3 %)
d. Penataan Tatalaksana (2,5 %)
e. Penataan Manajemen SDM (3 %)
f. Penguatan Akuntabilitas Kinerja (2,5 %)
g. Penguatan Pengawasan (2,5 %)
h. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik (2,5 %)
b. Aspek Hasil 10 % a. Kualitas Pengelolaan Arsip (1 %)
Antara b. Kualitas Pengelolaan Pengadaan
Barang (1 %)
c. Kualitas Pengelolaan Keuangan (1 %)
d. Kualitas Pengelolaan Aset (1 %)
e. Sistem Merit (1 %)
f. ASN Profesional (1 %)
g. Kualitas Perencanaan (1 %)
h. Maturitas SPIP (1 %)
i. Kapabilitas APIP (1 %)
j. Tingkat Kepatuhan Standar Pelayanan
(1 %)
c. Aspek Reform 30 % a. Manajemen Perubahan (3 %)
b. Penataan Peraturan Perundang -
undangan/Deregulasi Kebijakan (3 %)
c. Penataan Organisasi (4,5 %)
d. Penataan Tatalaksana (3,75 %)
e. Penataan Manajemen SDM (4,5 %)
f. Penguatan Akuntabilitas Kinerja (3,75 %)
g. Penguatan Pengawasan (3,75 %)
h. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik (3,75 %)
2. Hasil 40 %
a. Akuntabilitas 10 %
a. Opini BPK (3 %)
Kinerja dan
b. Nilai Akuntabilitas Kinerja (7 %)
Keuangan
b. Kualitas 10 % Indeks Persepsi Kualitas Pelayanan
Pelayanan Publik (10 %)
c. Pemerintah 10 % Indeks Persepsi Anti Korupsi (10%)
yang Bersih dan
Bebas KKN
d. Kinerja 10 % a. Capaian Kinerja (5 %)
Organisasi b. Kinerja Lainnya (2 %)
c. Survei Internal Organisasi (3 %)
Total 100 %
74
2. Tingkat Kotama.
tertanda
TEGUH BANGUN MARTOTO, S.Sos., M.H. HENDRASTO JOKO S., S.E., M.M.
BRIGADIR JENDERAL TNI MAYOR JENDERAL TNI
75
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran D Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/ 848 / XII / 2021
Tanggal 6 Desember 2021
tertanda
TEGUH BANGUN MARTOTO, S.Sos., M.H. HENDRASTO JOKO S., S.E., M.M.
BRIGADIR JENDERAL TNI MAYOR JENDERAL TNI
75
Kopstuk
Total 305
Rata - rata 76,25
76
2. Format kertas kerja penilaian komponen hasil.
Pengecekan
telah ditindaklanjuti. 2. Laporan – tim pelaksana Reformasi
laporan monev Birokrasi melaksanakan
Reformasi monev.
Birokrasi. b. Dokumen monev belum
bisa dijelaskan secara detail
terkait pelaksanaan Reformasi
Birokrasi yang belum berjalan
secara maksimal.
1. Laporan – a. Laporan dari hasil 70
laporan hasil tindaklanjut yang
tindaklanjut. dilaksanakan baru sebagian
Koreksi
b. Tim Reformasi Birokrasi/ b. Pembahasan dokumen b. Perlu penjelasan yang b. Membuat cheklist kontrol atau
Penanggung jawab Reformasi Birokrasi telah lebih detail terhadap isi melaksanakan rapat terhadap
Reformasi Birokrasi satuan dilakukan oleh seluruh tim
80
Hal – Hal Yang Perlu
Indikator/Pertanyaan
No Hal – Hal yang Sudah Baik Diperbaiki/Perlu Tindak Lanjut
Pemandu
Dilakukan
telah melaksanakan tugas pelaksana Reformasi Birokrasi dokumen monev tindaklanjut dari hasil evaluasi
sesuai rencana kerja. satuan. Reformasi Birokrasi. pelaksanaan Reformasi Birokrasi
sehingga tidak ada tindaklanjut yang
c. Tim Reformasi c. Kegiatan Reformasi Birokrasi c. Perlu dilaksanakan terlewatkan.
Birokrasi/Penanggung dilaksanakan berdasarkan pengecekan terhadap
jawab Reformasi Birokrasi dokumen Rentinjut yang telah tindaklanjut dari hasil
satuan telah melakukan ditetapkan oleh tim pelaksana evaluasi pelaksanaan
monitoring dan evaluasi Reformasi Birokrasi satuan. Reformasi Birokrasi
rencana kerja dan hasil apakah dilaksakan semua
evaluasi telah atau tidak.
ditindaklanjuti
81
6. Kolom 6. Pengisian tingkat kekuatan bukti P3K. Kolom pengisian nilai ini
diisi oleh Asesor berdasarkan kekuatan bukti data dukung yang ada. Asesor harus
melaksanakan penilaian secara jujur dan obyektif karena nilai ini dijadikan dasar
untuk menilai LKE.
7. Kolom 7. Nilai. Merupakan rekapitulasi dan rata-rata nilai dari setiap jenis
penilaian indikator.
Indeks Keterangan
Tidak ada bukti/sekedar ide tidak dilakukan kegiatan –
0 – 10 kegiatan dalam rangka pelaksanaan masing – masing tahapan
P3K
Terdapat bukti tetapi lemah, terdapat sedikit sekali kegiatan –
11 – 30 kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan masing –
masing tahapan P3K
Terdapat sebagian kecil bukti kuat, terdapat sebagian kecil
31 – 50 kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan
masing – masing tahapan P3K
Terdapat sebagian bukti kuat, terdapat sebagian kegiatan –
51 – 70 kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan masing –
masing tahapan P3K
Terdapat sebagian besar bukti kuat, terdapat sebagian besar
71 – 90 kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan
masing – masing tahapan P3K
Terdapat bukti sangat kuat, seluruh kegiatan – kegiatan telah
91 - 100 dilakukan dalam rangka pelaksanaan masing – masing tahapan
P3K
b. Penghitungan nilai total dan nilai rata-rata untuk setiap sub kriteria.
Setelah membuat penilaian untuk setiap tahapan P3K pada masing-masing
indikator, langkah selanjutnya adalah membuat total dan rata-rata nilai
tahapan. Nilai rata-rata ini yang akan digunakan sebagai nilai dari indikator.
Skor Tahapan
Kami belum melakukan hal ini/tidak memiliki
0 – 10 -
informasi mengenai hal ini
11 – 30 Perencanaan Kami telah merencanakan hal ini
31 – 50 Pelaksanaan Kami telah melaksanakan hal ini
51 – 70 Pengecekan Kami telah memantau pelaksanaan hal ini
84
Skor Tahapan
Kami telah melakukan langkah – langkah
71 – 90 Koreksi penyesuaian/perbaikan terkait dengan hal ini
berdasarkan hasil pemantauan
Kami telah melakukan semua tahapan P3K dan
telah belajar dari pengalaman instansi lain. Saar ini
91 - 100 P3K
kami sedang berada dalam siklus perbaikan secara
terus menerus
b. Tampilkan beberapa hal yang sudah baik sebagai contoh, tidak perlu
semuanya hanya yang berdampak signifikan bagi organisasi; dan
a. Kalimat harus lugas, padat, jelas dan berfokus pada penggambaran atau
penjabaran atas hal – hal atau aspek yang masih perlu diperbaiki untuk
mendukung indikator dimaksud; dan
b. Tampilkan beberapa hal atau aspek penting dan kritikal yang perlu
untuk diagendakan untuk perbaikan.
Atas dasar dua hal tersebut di atas, baik hal-hal yang sudah baik
maupun hal-hal yang perlu diperbaiki atau perlu dilakukan, maka disusunlah
tindak lanjut perbaikan. Rumusan tindak lanjut perbaikan sebaiknya disusun
dalam kalimat yang lugas, padat, jelas, berfokus pada “improvement” atau
perbaikan dan bersifat “action” untuk mendukung indikator yang perlu
diperbaiki.
85
CONTOH : 2
KOPSTUK
Lambang
Satuan
Catatan : Cover depan dicetak pada kertas karton warna kuning ukuran A4.
dan produk dijilid permanen.
86
KOPSTUK
FORMAT
LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
(PMPRB)
(NAMA SATUAN)
TAHUN……..
(Pembuatan Laporan PMPRB mulai dari tingkat Pusat dan Kotama mempunyai
format yang sama)
BAB I
PENDAHULUAN
2. Maksud dan Tujuan. Pengisian pasal ini diuraikan dalam subpasal berdiri
sendiri atau dipisahkan antara maksud dengan tujuan. Penjelasan pengisian sebagai
berikut:
3. Ruang lingkup dan Tata Urut. Pengisian pasal ini diurai/dipisah antara
ruang lingkup dan tata urut. Penjelasan pengisian sebagai berikut:
b. Tata Urut. Berisikan tentang urutan bab – bab Laporan PMPRB yang
akan dibahas.
4. Dasar. Berisikan hal – hal yang menjadi acuan atau dasar hukum dalam
pembuatan Laporan PMPRB, dasar yang dicantumkan memiliki korelasi dengan
substansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan PMPRB.
BAB II
URAIAN HASIL PENILAIAN
1) Manajemen Perubahan.
a) Indikator
b) dst
Contoh pengisian:
a) Indikator
a) Indikator
b) dst
4) Penataan Tatalaksana.
a) Indikator
b) dst
88
a) Indikator
b) dst
a) Indikator
b) dst
7) Penguatan Pengawasan.
a) Indikator
b) dst
a) Indikator
b) dst
1) Manajemen Perubahan
a) Indikator
b) dst
a) Indikator
b) dst
a) Indikator
b) dst
4) Penataan Tatalaksana.
a) Indikator
b) dst
a) Indikator
b) dst
a) Indikator
b) dst
7) Penguatan Pengawasan.
a) Indikator
b) dst
a) Indikator
b) dst
7. Komponen Hasil.
d. Kinerja Organisasi.
BAB III
KESIMPULAN PENILAIAN
a. Komponen Pengungkit
1) Aspek Pemenuhan.
2) Aspek Reform
b. Komponen Hasil
BAB IV
REKOMENDASI TINDAK LANJUT
10. Umum. Berisi penjelasan tentang gambaran secara umum terkait pembuatan
rencana tindak lanjut berdasarkan hasil temuan asesor yang menjadi kekurangan
dari masing – masing variabel.
a. Komponen Pengungkit.
1) Aspek Pemenuhan.
2) Aspek Reform.
b. Komponen Hasil.
BAB V
PENUTUP
Nama
Pangkat
92
CONTOH : 3
KOPSTUK
Lambang
Satuan
Catatan : Cover depan dicetak pada kertas karton warna hijau ukuran A4.
93
KOPSTUK
FORMAT
RENCANA AKSI TINDAK LANJUT PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI (NAMA SATUAN)
TAHUN……..
BAB I
PENDAHULUAN
2. Maksud dan Tujuan. Pengisian pasal ini diuraikan dalam subpasal berdiri
sendiri atau dipisahkan antara maksud dengan tujuan. Penjelasan pengisian sebagai
berikut:
3. Ruang lingkup dan Tata Urut. Pengisian pasal ini diurai/dipisah antara
ruang lingkup dan tata urut. Penjelasan pengisian sebagai berikut:
b. Tata Urut. Berisikan tentang urutan bab – bab Rencana Aksi Tindak
Lanjut PMPRB yang akan dibahas.
4. Dasar. Berisikan hal – hal yang menjadi acuan atau dasar hukum dalam
pembuatan Rencana Aksi Tindak Lanjut PMPRB, dasar yang dicantumkan memiliki
korelasi dengan substansi yang digunakan dalam penyusunan Rencana Aksi Tindak
Lanjut PMPRB.
BAB II
URAIAN RENCANA AKSI TINDAK LANJUT
5. Umum. Berisi penjelasan secara umum tentang uraian rencana aksi tindak
lanjut dari hasil temuan selama PMPRB.
a. Data dan Fakta. Penjelasan data dan fakta yang ditemukan tim asesor
setelah pelaksanaan PMPRB.
a. Data dan Fakta. Penjelasan data dan fakta yang ditemukan tim asesor
setelah pelaksanaan PMPRB.
a. Data dan Fakta. Penjelasan data dan fakta yang ditemukan Tim Asesor
setelah pelaksanaan PMPRB.
a. Data dan Fakta. Penjelasan data dan fakta yang ditemukan Tim Asesor
setelah pelaksanaan PMPRB.
a. Data dan Fakta. Penjelasan data dan fakta yang ditemukan tim asesor
setelah pelaksanaan PMPRB.
a. Data dan Fakta. Penjelasan data dan fakta yang ditemukan tim asesor
setelah pelaksanaan PMPRB.
a. Data dan Fakta. Penjelasan data dan fakta yang ditemukan tim asesor
setelah pelaksanaan PMPRB.
a. Data dan Fakta. Penjelasan data dan fakta yang ditemukan tim asesor
setelah pelaksanaan PMPRB.
BAB III
PENUTUP
Nama
Pangkat