RENCANA
TINDAK
PENGENDALIAN
BALAI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
BANDUNG TAHUN 2023
DAFTAR ISI
LAMPIRAN :
1. Lampiran 1 KKE Rencana Tindak Lingkungan Pengendalian
2. Lampiran 2 KKE Daftar Penilaian risiko
3. Lampiran 3 KKE Kegiatan pengendalian
4. Lampiran 4 KKE Infokom
5. Lampiran 5 KKE Pemantauan
1
KATA PENGANTAR
Atas rencana perbaikan pengendalian ini, diharapkan seluruh pegawai pada Balai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung mempunyai komitmen yang
kuat untuk melaksanakan dan mengimplementasikan rencana perbaikan
pengendalian yang telah dibuat.
1. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 (PP 60/2008) p asal 2 ayat
(1) menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur,
dan bupati/walikota, termasuk Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Bandung, wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan. Dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan SPIP, maka sebagai
langkah awal, Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung telah
menyusun Rencana Tindak Pengendalian SPIP yang berisi rencana perbaikan
lingkungan pengendalian maupun rencana perbaikan pengendalian dalam rangka
melaksanakan penyelenggaraan SPIP yang efektif dan efisien.
Rencana Tindak Pengendalian adalah rancangan perbaikan pengendalian
yang dilakukan melalui proses pengintegrasian antar unsur SPIP dan pengaturan
langkah-langkah yang dilaksanakan dalam mengembangkan setiap unsur
sebagai bentuk konkret penyelenggaraan SPIP. Rencana tindak pengendalian ini
diharapkan dapat memberikan arah penyelenggaraan SPIP dilingkungan Balai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung, dan menjadi komitmen
terutama bagi pimpinan dalam rangka perbaikan kegiatan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
2. Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
b. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1326/K/LB/2009 tanggal 7 Desember
2009 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP;
3
c. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-688/K/D4/2012 tanggal 25 Mei 2012
tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Risiko di Lingkungan Instansi
Pemerintah;
d. Peraturan Kepala BPKP Nomor 24 Tahun 2013 tanggal 28 Juni 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan Control Self Assessment untuk Penilaian Risiko;
e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 06 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian
Ketenagakerjaan.
4. Ruang Lingkup
Penyelenggaraan SPIP berdasarkan PP 60 Tahun 2008 dilaksanakan pada
tingkat organisasi dan tingkat kegiatan. Ruang lingkup penyelenggaraan SPIP di
lingkungan Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Pimpinan dan masih terbatas pada
kegiatan utama serta risiko yang tingkat pengendaliannya belum efektif.
4
Penyusunan penilaian risiko Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Bandung dilakukan dengan tujuan agar misi dan visi Balai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Bandung dapat terlaksana dengan baik.
5. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan desain SPIP pada Balai K3
Bandung adalah metode Focus Group Discussion (FGD) dengan teknik Control
Self Assessment (CSA) atau penilaian Pengendalian.
Control Self Assessment (CSA) adalah suatu proses untuk menguji dan
menilai efektivitas pengendalian intern yang bertujuan untuk memberi keyakinan
bahwa tujuan organisasi akan tercapai. Secara konseptual CSA adalah cara
penilaian risiko dan evaluasi atas pengendalian intern yang dilaksanakan sendiri
oleh pegawai dan manajemen pada unit kerja yang akan dievaluasi berdasarkan
pasal 13 ayat (1) PP No. 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah disebutkan bahwa pimpinan instansi wajib melakukan penilaian
risiko. Penilaian risiko tersebut sebagaimana pasal 16, PP No. 60 tahun 2008
menggunakan metodologi yang sesuai dengan mekanisme yang memadai. Oleh
karena itu, dalam melakukan penilaian risiko metode CSA merupakan salah satu
alternatif yang dapat digunakan.
Metode CSA yang digunakan untuk mengukur lingkungan pengendalian
(soft control) adalah dengan Control Environment Evaluation (CEE) yaitu
mengevaluasi kondisi lingkungan pengendalian yang ada pada suatu organisasi
dibandingkan dengan “kondisi ideal” (framework) dari masing-masing sub unsur
dalam lingkungan pengendalian dan sebagai bahan bagi manajemen dalam
perbaikan lingkungan pengendalian.
5
BAB II
RENCANA TINDAK PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN SISTEM
PENGENDALIAN INTERN
6
b. Rencana Tindak Perbaikan Lingkungan Pengendalian Masing-masing
Unsur
1) Penegakan integritas dan Nilai etika
a) Elemen Penekanan Kembali Pentingnya Integritas dan Nilai Etika
dinilai Cukup Memadai pada indikator pertanyaan atas Pegawai telah
memperoleh penghargaan yang sepadan dengan prestasi kerjanya
namun untuk lebih memaksimalkan elemen ini, akan dilakukan rencana
tindak lanjut sebagai berikut :
Akan dibangun sistem reward berupa kriteria penilaian sebagai ukuran
penillaian terhadap pegawai yang akan ditetapkan sebagai pegawai
teladan di lingkungan Balai K3 Bandung.
7
- Akan membentuk tim khusus di Balai K3 Bandung yang melayani
pengaduan masyarakat atas kepuasan pelanggan yang berkaitan
dengan pelanggaran aturan perilaku yang berlaku bagi seluruh
pegawai.
Sedangkan dinilai Kurang Memadai terhadap pertanyaan Pernyataan
aturan perilaku telah dibaca oleh semua pegawai. Atas kondisi
tersebut perlu dilakukan rencana tindak lanjut sebagai berikut :
- Refreshment melalui Sosialisasi / Bimtek / Pembinaan pegawai
dengan memasukkan unsur integritas, nilai etika, anti korupsi di
dalam pemaparan materinya juga pembuatan Media berupa banner
untuk mengingatkan kembali pentingnya Integritas dan Nilai Etika di
ruang-ruang publik di lingkungan Kantor.
d) Elemen Penanganan atas pelanggaran integritas dan nilai etika, dinilai
Cukup Memadai pada Indikator pertanyaan atas Investigasi atas
pelanggaran aturan perilaku telah dilakukan oleh petugas yang
kompeten dan independen.
namun untuk lebih memaksimalkan elemen ini, akan dilakukan
rencana tindak lanjut sebagai berikut :
Akan membentuk tim khusus di Balai K3 Bandung yang concern
terhadap penguatan sistem Reward and Punishment sesuai dengan
aturan yang ada.
2) Komitmen Terhadap Kompetensi
a) Elemen Identifikasi atas kebutuhan kompetensi dinilai Cukup
Memadai namun untuk lebih memaksimalkan elemen ini, akan dilakukan
rencana tindak lanjut sebagai berikut :
9
Elemen penetapan struktur organisasi yang tepat, menjaga agar struktur
organisasi yang ada mampu berjalan dengan seharusnya dan verifikasi
dari informasi yang dihasilkan dari sistem informasi organisasi dinilai
Cukup Memadai namun untuk lebih memaksimalkan elemen ini, akan
dilakukan rencana tindak lanjut sebagai berikut:
10
dilakukan rencana tindak lanjut sebagai berikut:
- Secara umum, kebijakan mengenai SDM berada di pusat (Ditjen
Binwasnaker & K3/ Biro Kepegawaian) namun untuk kebijakan dan
prosedur internal di lingkungan Balai K3 Bandung, akan disusun
SOP/Prosedur Tetap terkait dengan pembinaan SDM. Disamping hal
tersebut, pada saat kegiatan Brieffing dengan para pegawai, akan
dilakukan sosialisasi terkait SOP / Prosedur tetap tersebut.
- Pembinaan SDM juga akan memperhatikan SKP dari setiap
pegawai.
c) Elemen Pelatihan yang cukup bagi para pegawai Cukup Memadai
namun untuk lebih memaksimalkan elemen ini, akan dilakukan rencana
tindak lanjut sebagai berikut:
- Perencanaan kebutuhan peningkatan kompetensi untuk pegawai
akan didasarkan pada TNA (Training Needs Analysis)
d) Elemen Evaluasi kinerja pegawai dan kompensasi atas kinerja dinilai
Cukup Memadai karena Indikator pertanyaan atas :
11
Tabulasi Evaluasi Lingkungan Pengendalian disajikan secara detail pada
Lampiran I.
12
kesehatan kerja di bidang keselamatan dan kesehatan kerja,
d) pelayanan konsultasi, promosi dan pemasaran, serta kerja sama
kelembagaan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja;
e) evaluasi dan penyusunan laporan di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja;dan
f) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
b. Identifikasi risiko
Identifikasi risiko bertujuan untuk menganalisa risiko yang mungkin muncul
dalam suatu sistem kerja di Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Bandung Ditjen Binwasnaker & K3. Dalam tahapan ini pegawai Balai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung sebanyak 51 orang terdiri
dari Kepala Balai dan Pejabat Struktural Eselon III dan V serta Fungsional/staf
menginventarisasi risiko yang akan dikelola oleh Balai K3 Bandung dengan
mengidentifikasi peristiwa atau kegiatan yang dapat mengancam tercapainya
tujuan kegiatan yang ditetapkan. Identifikasi risiko pada kegiatan di Balai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung, terdapat 3 (Tiga) kegiatan
yang terdiri dari 3 (empat) uraian kegiatan. Dari proses tersebut ditemukan 28
(dua puluh delapan) risiko yang ada sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 1:
c. Analisis risiko
Analisis risiko dilakukan dengan cara menguraikan setiap risiko yang sudah
diidentifikasi sebelumnya. Analisis risiko mencakup analisa pemilik risiko,
analisa penyebab risiko baik dari dalam maupun luar organisasi serta dampak
dari risiko tersebut.
Analisa risiko digunakan untuk membuat peringkat risiko dari yang terendah
sampai yang tertinggi serta sebagai data untuk evaluasi. Hal ini bisa menjadi
acuan bagi organisasi untuk melihat tingkat prioritas risiko yang akan dihadapi
maupun yang akan dikendalikan.
d. Peta Risiko
Dari analisa risiko yang telah dilakukan untuk kegiatan Pengujian dan
Pemeriksaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Pengkajian Hasil
Pemeriksaan dan Pengujian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
Pengembangan SDM Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
Pengembangan Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
14
Pembinaan Peran Serta Masyarakat di bidang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3), Pembinaan Jejaring Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), Penetapan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Dukungan Manajemen Teknis dan Dukungan Teknis dilakukan dengan voting
untuk menentukan skala kemungkinan dan skala dampak terhadap risiko
yamg telah diidentifikasi.
Kemungkinan risiko dapat dikategorikan dalam sangat jarang terjadi hingga
hingga hampir pasti terjadi sedangkan dampak risiko dapat dikategorikan
dalam sangat rendah/tidak signifikan hingga sangat tinggi/katas tropik.
Berikut adalah skala kemungkinan dan dampak terhadap 8 (delapan) kegiatan
yang menjadi fokus penilaian risiko di Balai K3 Bandung (Tabel 2)
Penentuan skala kemungkinan dan dampak dilakukan dengan cara FGD dan
penilaian dari setiap anggota kelompok. Nilai masing-masing skala
kemungkinan dan dampak dapat dilihat pada tabel 3.
Rata-rata Pendapat
Rata-rata Pendapat
anggota kelompok
No Nama Risiko Anggota kelompok Total
terhadap Skala
terhadap Skala Skor
Dampak
Kemungkinan
1 Sarana dan Prasarana Pengujian K3
belum memadai khususnya peralatan 2.07 2.07 4.27
pengujian K3
2 Jadwal pelaksanaan
pengujian/pemeriksaan tidak sesuai 2.07 1.60 3.31
keinginan pelanggan
3 Keterlambatan penyerahan laporan
1.67 2.00 3.33
hasil uji kepada pelanggan
15
4 Pengujian/pemeriksaan tidak tepat
waktu 2.00 1.93 3.87
Dari skala kemungkinan dan dampak yang telah didapat diatas, kemudian
dibuat rata-rata dari masing-masing skala kemungkinan dan dampak. Hasil
perkalian rata-rata nilai skala kemungkinan dan dampak adalah total skor
sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di atas.
Tabel 4 di bawah ini menunjukkan kategori level dari tingkat risiko dan jenis
tindakan yang akan diambil berdasarkan nilai skor yang didapat pada total
skor di atas.
16
Tabel 4 - Kategori Level
Keterangan:
* Score / total skor / perkalian rata-rata nilai skala kemungkinan dan dampak
Dari hasil analisis risiko dengan skala kemungkinan dan dampak pada
kegiatan Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung dari 3 (tiga)
kegiatan, telah di identifikasi sebanyak 14 (empat belas ) risiko dengan rincian
sebanyak 6 (enam belas) risiko dengan kategori sangat rendah, 7 (sebelas)
risiko dengan kategori rendah, 1 (empat) risiko dengan kategori tinggi. Tabel
dan Peta risiko untuk kegiatan ini ditunjukkan pada tabel 5 dan gambar 3 di
bawah ini:
Tabel 5 – Tingkat dan Level Risiko pada kegiatan Balai Besar Pengembangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung
17
9 8 Banyak peserta pelatihan
1.93 2.13 4.12 Rendah
mengalami remedial
15 9 Peserta pelatihan mengudirkan Sangat
2.67 1.27 3.38
diri secara mendadak Rendah
7 10 Jadwal pelatihan dan pengujian
bentrok menyebabkan
2.60 2.00 5.1 Rendah
ketersedian narasumber
terganggu
4 11 Proses sertifikasi atas
pelaksanaan Peningkatan
Kapasitas Tenaga K3 3.53 1.93 6.81 Rendah
(dokter,Paramedis dkk)
terhambat
8 12 Terjadi kerusakan kendaraan
operasioanal di Balai K3 Bandung 1.33 3.47 4.62 Rendah
10 13 Adanya perubahan status pegawai
Honorer menyebabkan ada Sangat
2.67 1.27 3.38
pegawai honorer mengundurkan Rendah
diri
11 14 Revisi DIPA dari DJA/DJPB Sangat
2.00 1.93 3.87
Terlambatnya disetujui Renda
16 15 Terjadi kerusakan sarana Sangat
2.67 1.27 3.38
elektronik di Balai K3 Bandung Renda
17 16 Penomoran surat keluar belum Sangat
sesuai dengan urutan tanggal 2.07 1.60 3.31 Renda
keluarnya
5 17 Pemberian kesempatan kepada
setiap pegawai untuk 2.60 2.27 5.89 Rendah
mengembangkan kompetensinya
18
e. Prioritas Risiko
Berdasarkan pemeringkatan risiko untuk ketujuh kegiatan Balai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung diidentifikasi sejumlah peristiwa/kegiatan
yang dapat mengancam tercapainya tujuan yang diinginkan. Prioritas
pengendalian risiko ditentukan berdasarkan
tingkat atau kategori risiko. Peristiwa atau kegiatan yang berisiko sangat
rendah sampai sedang, dapat dikendalikan secara internal. Peristiwa atau
kegiatan yang berisiko tinggi dan sangat tinggi, terutama yang berkaitan
dengan pihak lain, akan dilakukan tindakan pengendalian spesifik sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam hal tertentu yang melibatkan pihak
lain, risiko tinggi dan sangat tinggi akan dikendalikan di tingkat pimpinan.
Prioritas risiko yang telah ditetapkan untuk menjadi fokus perbaikan pada
kegiatan Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung adalah
sebanyak 18 (empat belas) risiko dengan kategori sangat rendah dan 8
(delapan) risiko dengan kategori rendah.
19
kertas kerja yang ditunjukkan pada Lampiran 3.
5. RANCANGAN PEMANTAUAN
Untuk melengkapi kegiatan pengendalian risiko diperlukan pemantauan
terhadap efektivitas rencana tindak pengendalian baik yang sudah berjalan
maupun yang akan dibangun. Metode pemantauan, baik yang sudah ada
maupun yang akan digunakan, dilakukan melalui evaluasi laporan,
pengecekan kelapangan, memverifikasi dokumen dan pelaksanaannya, serta
metode pemantauan lainnya oleh pejabat Balai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Bandung yang berwenang terhadap kegiatan Balai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung yang telah ditetapkan. Rancangan
pemantauan terhadap kegiatan di Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Bandung dirangkum dalam kertas kerja yang ditunjukkan pada Lampiran
4.
20
BAB III PENUTUP
Penyusunan Dokumen Rencana Tindak Pengendalian pada tingkat kegiatan ini juga
dapat dilakukan pada kegiatan-kegiatan lainnya yang dianggap mempunyai
pengaruh atau kontribusi yang besar dalam pencapaian visi misi masing-masing
satuan kerja ataupun visi misi Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Bandung.
Dokumen Rencana Tindak Pengendalian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu substansi dari dokumen ini yang berisi identifikasi dan analisis risiko, rancangan
kegiatan pengendalian, informasi komunikasi dan pemantauan dapat terus di
updating secara periodik sesuai dengan kondisi terkini, sehingga dapat memberikan
manfaat yang besar dalam pencapaian tujuan dan visi misi organisasi di lingkungan
satuan kerja Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung.
21
Identifikasi Tujuan Strategis
Kegiatan yang
No Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
mendukung capaian
Utama
tujuan/sasaran
1 2 3 4 5 6
1 Memberikan kepuasan Terwujudnya budaya dan Meningkatnya Kualitas Peningkatan Jumlah 1. Pengujian dan Pemeriksaan
pelanggan dan mitra kerja kemandirian pekerja dan pengambangan kompetensi K3 pelayanan pelatihan dan Keselamatan dan Kesehatan
dalam pelayanan K3 pengusaha dalam dan Pengujian K3 pengujian Keselamatan dan Kerja (K3)
pelaksanaan K3 Kesehatan Kerja (K3) serta 2. Pengembangan SDM
2 Meningkatkan kesadaran meningkatnya kualitas Keselamatan dan Kesehatan
dunia usaha untuk pengelolaan K3. Kerja (K3)
menerapkan K3 3. Dukungan Manajemen dan
dukungan teknis lainnya
3 Meningkatkan koordinasi
dan sinergis antar
pengendali (stakeholder) di
bidang K3
4 Meningkatkan penerapan
sistem manajemen K3 yang
ramah lingkungan dan
berkesinambungan
5 Meningkatkan kompetensi
dan daya saing tenaga kerja
di bidang K3
4 Pemberian kesempatan kepada setiap pegawai Akan dilakukan verifikasi kompetensi dan pemerataan Kurang Memadai
untuk mengembangkan kompetensinya kesempatan kepada setiap pegawai untuk
mendapatkan kesempatan mengembangkan
kompetensinya.
III Kepemimpinan yang Kondusif
1 Gaya kepemimpinan yang Akan segera dibentuk Satgas SPIP di lingkungan Balai Cukup Memadai √
mempertimbangkan risiko dalam mencapai K3 Bandung
tujuan
2 Pimpinan Instansi menetapkan dan Akan dilakukan refreshment mengenai tujuan Cukup Memadai √
mengartikulasikan secara jelas tujuan pengendalian internal kepada setiap pegawai dalam
pengendalian internal lingkungan Balai K3 Bandung di setiap kegiatan rapat
rutin yang dilakukan.
3 Pimpinan mengikuti disiplin proses tujuan Akan dilakukan refreshment mengenai tujuan Cukup Memadai √
dalam mengembangkan tujuan pengendalian pengendalian internal kepada setiap pegawai dalam
internal lingkungan Balai K3 Bandung di setiap kegiatan rapat
rutin yang dilakukan.
Stuktur Organisasi
1 Penetapan struktur organisasi yang tepat Sesuai dengan pemenaker no.1 tahun 2022 tentang Cukup Memadai √
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis di Kementerian Ketenagakerjaan
2 Menjaga agar struktur organisasi yang ada Akan dilakukan review dan evaluasi secara periodik Cukup Memadai √
mampu berjalan dengan seharusnya
3 Verifikasi dari informasi yang dihasilkan dari Akan dilakukan proses validasi atas tingkat Cukup Memadai √
sistem informasi organisasi kehandalan, keakuratan, kelengkapan, ketepatan waktu
sistem informasi secara berkala di lingkungan Balai K3
Bandung
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung
V
Jawab
1 Pimpinan mengawasi proses pengendalian Akan dilakukan audit internal secara periodik Cukup Memadai √
internal
2 Pendelegasian otoritas dan tanggung jawab Akan dilakukan review dan evaluasi secara berjenjang Cukup Memadai √
pengendalian intern secara tepat terhadap peran dan tanggung jawab bawahannya
terkait pengendalian internal Balai K3 Bandung.
3 Penetapan secara jelas batasan Akan dilakukan pendelegasian wewenang dan Cukup Memadai √
pendelegasian kewenangan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsi serta
kompetensi
VI Kebijakan Pengembangan SDM
1 Penetapan Kebijakan SDM Akan dibuat prosedur pengelolaan dan pembinaan Memadai
SDM di Balai K3 Bandung dan melakukan
pendokumentasian secara formal.
Secara umum, kebijakan mengenai SDM berada di
pusat (Ditjen Binwasnaker & K3/ Biro Kepegawaian)
namun untuk kebijakan dan prosedur internal di
lingkungan Balai Besar K3 Makassar, akan disusun Cukup Memadai
SOP/Prosedur Tetap terkait dengan pembinaan
Penerimaan dan retensi pegawai didasarkan SDM. Disamping hal tersebut, pada saat kegiatan
2 pada prinsip-prinsip integritas dan kompetensi Brieffing dengan para pegawai, akan dilakukan
yang diperlukan sosialisasi terkait SOP / Prosedur tetap tersebut.
Pembinaan SDM juga akan memperhatikan SKP dari
setiap pegawai Cukup Memadai
Mengetahui,
Bandung, 29 Maret 2023
Kepala Balai K3 Bandung
9 Peserta pelatihan mengudirkan diri Ka. Balai Kurang optimalnya Persaingan Target PNBP Tidak
secara mendadak Promosi dengan Tercapai
PJK3
10 Jadwal pelatihan dan pengujian Ka. Balai Kurangnya perencanaan Kualitas pelatihan
bentrok menyebabkan ketersedian kurang optimal
narasumber terganggu
11 Proses sertifikasi atas pelaksanaan Ka. Balai Data Peserta Peningkatan Direktorat Kualitas pelayanan
Peningkatan Kapasitas Tenaga K3 Kapasitas Tenaga K3 (dokter, Bina K3 kurang optimal
(dokter,Paramedis dkk) terhambat Paramedis dkk) Tidak lengkap
Menerbitkan
sertifikat
3 Dukungan Manajemen dan 3 Layanan perkantoran 12 Terjadi kerusakan kendaraan Ka. Balai Kurang Pemeliharaan Kegiatan
dukungan teknis lainnya Layanan internal operasioanal di Balai K3 Bandung Perkantoran
Terganggu
13 Adanya perubahan status pegawai Ka. Balai Kurangnya komunikasi Adanya Kegiatan pelayanan
Honorer menyebabkan ada dengan pegawai honorer regulasi Perkantoran
pegawai honorer mengundurkan diri perubahan Terganggu
status pegawai
honorer dari
Biro OSDM
14 Revisi DIPA dari DJA/DJPB Ka. Balai Kurangnya perencanaan Kurangnya Proses
Terlambatnya disetujui kegiatan dengan matang koordinasi administrasi
dengan kegiatan
pihak terganggu /
terkait kegiatan tidak bias
berjalan
15 Terjadi kerusakan sarana elektronik Ka. Balai Kurang Pemeliharaan Kegiatan
di Balai K3 Bandung Perkantoran
Terganggu
16 Penomoran surat keluar belum Ka. Balai Kurangnya koordinasi Proses
sesuai dengan urutan tanggal dengan pihak terkait administrasi
keluarnya kegiatan
terganggu
17 Pemberian kesempatan kepada Ka. Balai Tidak dilakukan verifikasi Kualitas
setiap pegawai untuk kompetensi dan adanya kompetensi SDM
mengembangkan kompetensinya matrik untuk pemerataan tidak merata
kesempatan pengembangan
kompetensi SDM
3.5
2.5 Konsekuensi
1.5
0.5
Dampak
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Berdasarkan dari status risikonya, maka risiko 1 sampai dengan 17 dengan skor antara 3.31 < x ≤ 9.00.
Jml
Kategori Skor Tidakan yg diambil
Risiko
Level
Sangat Rendah ≤ 3,99 Tidak diperlukan tindakan 8
Rendah 4 ≤ 7,99 Diambil tindakan jika diperlukan 8
Tinggi 8≤ Diperlukan tindakan untuk mengelola risiko 1
11,99
Diperlukan tindakan segera utk mengelola
Ekstrim 12 ≤ 0
15,99 risiko
Total 17
Kertas Kerja Pengisian Skala Dampak dan Kemungkinan
No Nama Risiko
12 Adanya perubahan status pegawai Honorer menyebabkan ada pegawai honorer mengundurkan diri
17 Proses sertifikasi atas pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Tenaga K3 (dokter, Paramedis dkk) terhambat
Skala dampak Skala Kemungkinan
1. Sangat Kecil 1. Sangat Jarang
2. Kecil 2. Jarang
3. Besar 3. Sering
4. Sangat Besar 4. Sangat Sering
Lampiran III
DAFTAR RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (LAMPIRAN RTP)
Sarana dan Peralatan uji K3 belum Pencapaian target Mengatur jadwal CE Pemeliharaan secara Memaksimalkan Tahun 2023
Prasarana Pengujian terkalibrasi dan jumlahnya PNBP dan jumlah kalibrasi peralatan berkala peralatan peralatan sd 2024
K3 belum memadai belum memadai perusahaan yang pengujian dan pengujian K3 dan pengujian K3
2 khususnya peralatan terlayani tidak sesuai pengadaan pengaturan jadwal dan kalibrasi
1
pengujian K3 dengan target peralatan pengujian kalibrasi dengan tepat alat terjdwal baik
Organisasi K3
Pemberian kesempatan Tidak dilakukan Kualitas Melakukan CE Adanya verifikasi Memaksimalkan Tahun 2023
kepada setiap pegawai verifikasi kompetensi SDM verifikasi kompetensi dan kemanfaatan
untuk mengembangkan kompetensi dan tidak merata kompetensi pemerataan ketersedian SDM
kompetensinya adanya matrik menyebabkan kesempatan
pemerataan kualitas pengambangan
kesempatan Pelayanan Balai kompetensi SDM
2 5
kepada setiap K3 menurun
pegawai untuk
mendapatkan
kesempatan
mengembangkan
kompetensinya.
Keterlambatan Alur proses pengujian tidak - Kepuasan membuat aplikasi CE Pengadaan Aplikasi Mengoptimalkan Tahun 2023
penyerahan laporan hasil berbasis IT Pelanggan dengan sistem t Sistem
3 1 uji kepada pelanggan kurang komputerisasi Komputerisasi
Data pemeriksaan tidak Kurang melakukan Pihak perusahaan Data pemeriksaan Melakukan CE Mensosialisaikan Meningkatkan Tahun 2023
lengkap dan tidak valid komunikasi secara belum sadar / pengujian tidak pemeriksaan hasil bimtek terkait koordinasi secara
intensif dengan petugas program k3 valid /pengujan sesuai tools pengkajian intensif
4 3 melalui berbagai media Metode
komunikasi
Laboratorium Balai K3 SDM kurang memahami Dirjen PNK3 dan Bina Pencapaian target Merumuskan CE Merumuskan dan Menginvetarisir Tahun 2023
Bandung belum Teregister prosedur menjadi K3 tidak PNBP dan jumlah silabus pelatihan mensosialisasikan materi dan sd 2024
sebagai laboratorium laboratorium lingkungan menganggarkan perusahaan yang Peningkatan silabus kepada merumuskan
6 lingkungan pengadaan konsultan terlayani tidak sesuai Kapasitas Tenaga silabus sesuai
5 dengan target K3 dari masyarakat
narasumber kebutuhan
Organisasi industry masayarakat
industry
Proses sertifikasi atas Data Peserta Peningkatan - Kepuasan Menginventarisir CE Melakukan Meningkatkan Tahun 2023
pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Tenaga K3 Pelanggan kurang data Peserta dan inventarisir data kapasitas SDM
Kapasitas Tenaga K3 (dokter, (dokter, Paramedis dkk) meningkatkan Peserta di sebelum Pelatihan dan
Paramedis dkk) terhambat. Tidak lengkap kordinasi dengan pelaksanaan dan Meningkatkan
Direktorat Bina K3 melakukan kordinasi koordinasi secara
4 dengan Direktorat intensif dengan
6
Binak K3 sebelum Direktorat Bina K3
pelaksanaan
(Penentuan jadwal
Sertifikasi)
Lampiran IV
FORMULIR INFORMASI DAN KOMUNIKASI (LAMPIRAN RTP)
Unit Kerja : Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bandung
No Resiko Kegiatan Yang Sudah Ada Kegiatan Pengendalian Yang Akan di Bangun Info Yang Sudah Ada Info Yang Akan di Buat Komunikasikan Ditunjukkan Waktu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sarana dan Prasarana Pengaturan jadwal Perbaikan dan pemeliharaan Perencanaan Jadwal terlampir untuk Perencanaan telepon, lisan, email, Setditjen B
1 Pengujian K3 belum pengujian, Peralatan uji K3 belum pengadaan Prasarana, Peralatan uji dan perbaikan Kebutuhan surat Binwasnaker, Bulan Januari –
memadai khususnya Pengaturan jadwal terkalibrasi di kalibrasi sesuai jadwal kalibrasi Peralatan uji K3 Blro 2023 sd
peralatan pengujian K3 kalibrasi Peralatan uji dan jadwal dan alat yang rusak Peralatan uji dan Perencanaan Desember 2023
ruang alat diperbaiki, pengusalan adanya perbaikan Peralatan uji Kemnaker
K3
pengadaan peralatan uji baru
dan adanya SOP peminjaman
alat
2 Pemberian kesempatan Adanya Inhaouse traning, Adanya verifikasi kompetensi Memaksimalkan Nota dinas, WA, telepon, Melakukan verifikasi telepon, lisan, email Kepala Balai T Ttahun 2023
kepada setiap pegawai ketuk tular dan pelatihan dan pemerataan kesempatan kemanfaatan email, sertifikat, SPT, SK kompetensi,
untuk mengembangkan peningkatan komptensi pengambangan kompetensi ketersedian SDM mengadakan inhouse
kompetensinya SDM SDM traning, pelatihan
sesuai kebutuhan
demi tujuan
organisasi
3 Keterlambaan penyerahan Membuat aplikasi berbasisi Pengadaan APlikasi, Mengoptimalkan Sistem Nota dinas, WA, telepon, Mengadakan pelatihan telepon, lisan, email Seluruh Ttahun 2023
laporan hasil uji kepada IT Pelatihan Aplikasi SIPP K3 Komputerisasi email SIPP K3 dan pengadaan internal BK3
pelanggan aplikasi Bandung
terkait
4 Data pemeriksaan tidak melakukan in house training melakukan pengadaan Memaksimalkan fungsi Juklak, SNI, IK, SOP Menerapkan hasil in telepon, wa, surat Seluruh Ttahun 2023
lengkap dan tidak valid pelatihan, ketuk tular tambahan untuk alat uji yang pengendalian mutu pengujian kesehatan, House Training I pengumuman internal BK3
bimtek terkait Bandung
belum tersedia dan pelatihan laboratorium pengujian lingkungan terkait
pengamblan sampel uji K3
Laboratorium Balai K3 Laboratorium pengujian Pel;atihan atau bimbingan Menginvetarisir website, media sosial, WA, Mensosialisaikan hasil telepon, wa, surat Seluruh Bulan Januari –
5 Bandung belum Teregister Balai K3 Bandung menuju laboratorium kebutuhan sarana dan telepon, email bimtek terkait tools pengumuman internal BK3 Maret 2024
sebagai laboratorium sudah terakreditasi lingkungan yang teregister prasarana dan serta pengkajian Bandung
lingkungan KAN ISO 17025 : 2017 dokumen yang di terkait
butuhkan
Proses sertifikasi atas melakukan komunikasi Menginventarisir data Peserta Memnuat SOP atau IK website, media sosial, WA, pengumuman website, leaflet, stakeholder Bulan Januari –
6 pelaksanaan Peningkatan secara intensif dengan dan meningkatkan kordinasi pelaksanaan pelatihan telepon, email mengenai jadwal brosur, social media dan Maret 2023
Kapasitas Tenaga K3 (dokter, peserta dan Direktorat Bina K3 dengan Direktorat Binak K3 pelaksanaan pelatihan masyarakat
Paramedis dkk) terhambat. melalui berbagai media
komunikasi