Anda di halaman 1dari 41

KUIS FILSAFAT ILMU

Drs. SUHARI, M.Pd:

1. Dalam rangka pengembangan ilmu, sebaiknya ilmu itu terikat nilai atau bebas
nilai ? Berikan alasan Saudara.
Filsafat ilmu adalah sejarah perkembangan ilmu dan teknologi, hakekat dan
sumber pengetahuan serta kreteria kebenaran. Disamping itu, filsafat ilmu juga
membahas persoalan objek, metode dan tujuan ilmu yang tidak kala pentingnya
adalah sarana ilmiah. Filsafat ilmu memberi spirit bagi perkembangan dan
kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu,
baik pada tatanan ontologis, epistimologis, maupun aksiologis yang dalam hal ini
penulis menempatkan filsafat ilmu dalam Islamisasi ilmu pengetahuan terletak
pada dataran aksiologinya. Yaitu agama sebagai pemberi nilai terhadap ilmu
pengetahuan.
Filsafat ilmu dan Islamisasi ilmu pengetahuan memberikan wawasan yang lebih
luas bagi penuntut ilmu untuk melihat sesuatu itu tidak hanya dari jendela ilmu
masing-masing. Ada banyak jendela yang tersedia, ketika melihat sudut pandang
sesuatu, karena itu, tidak boleh arogansi dalam sebuah disiplin ilmu karena
arogansi adalah pertanda bahwa tidak kreatif lagi dan cepat merasa puas.
Diharapkan perkembangan ilmu yang begitu sepektakuler di satu sisi dan nilai-
nilai agama yang statis dan universal disisi lain dapat dijadikan arah dalam
menentukan perkembangan ilmu selanjutnya. Sebab, tanpa adanya bimbingan
agama terhadap ilmu dikhawatirkan kehebatan ilmu dan teknologi tidak semakin
mensejahterahkan manusia, tetapi justru merusak dan bahkan menghancurkan
kehidupan mereka.
Demikianlah pembahasan kedudukan filsafat ilmu dalam Islamisasi ilmu
pengetahuan yang dapat penulis sajikan, mudah-mudahan mampu mengguga kita
untuk terus mencari, bertualang di dunia ilmu.
2. Meskipun perkembangannya ketinggalan dibandingkan ilmu alam, namun ilmu
sosial mampu memberikan sumbangan bagi kehidupan manusia. Berikan contoh
riil sumbangan tersebut.
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan
nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi
kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan
tahunan.

Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai


Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan
(SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh
stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah
kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah
(KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD)
sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong
gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.

Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana
irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air
bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal.
(iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan
rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .
b) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan
untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan
revitalisasi industri.
c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan
antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun
termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan
kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.

3. Pada saat ini dikembangkan pendekatan multidisiplin, ilmu yang satu digunakan
secara bersamaan dengan ilmu yang lain. Jika Anda adalah pengembang ilmu,
bagaimanakah sikap yang Anda lakukan ?
Berbicara tentang strategi pengembangan ilmu ini Koento Wibisono (1982:13)
mengelompokkan menjadi 3 macam pendapat: pertama, pendapat yang
menyatakan bahwa ilmu berkembang dalam otonomi dan tetutup, dalam rti
pengaruh konteks dibatasi atau bahkan disingkirkan. Science for sake of science
only merupakan semboyan yang didengungkan. Kedua, pendapat yang
menyatakan bahwa ilmu lebur dalam konteks, tidak hanya memberikan refleksi,
bahkan juga memberi justifikasi. Dengan ini ilmu cendrung memasuki kawasan
untuk menjadikan dirinya sebagai ideologi. Ketiga, pendapat ynag menyatakan
bahwa ilmu dan konteks saling meresapi dan saling memberi pengaruh untuk
menjaga agar dirinya beserta temuan-temuannya tidak terjebak dalam kemiskinan
relevansidan aktualitasnya. Science for sake of human progress adalah
pendiriannya

4. Semua masalah hidup manusia bisa diselesaikan dengan kemampuan


menalarnya Bagaimanakah pendapat Anda terhadap pernyataan di atas? Berikan
contoh riilnya.
Proses berpikir secara rasional disebut penalaran, maka berpikir secara rasional
dapat disebut berpikir secara nalar atau secara logis. Pengetahuan yang diperoleh
tanpa proses berpikir aktis atau pasif adalah pengetahuan intuitif. Penalaran hanya
terkait dengan kegiatan berpikir sadar dan aktif, dan mempunyai karakteristik
tertentu untuk menemukan kebenaran. Penalaran adalah proses berpikir logis yang
menganut logika tertentu. Untuk dapat menarik konklusi yang tepat, diperlukan
kemampuan menalar. Kemampuan menalar adalah kemampuan untuk menarik
konklusi yang tepat dari bukti-bukti yang ada, dan menurut aturan-aturan tertentu.
Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena dua hal :
Pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat dipakai untuk berkomunikasi
Kedua, manusia mempunyai daya nalar, yang dipakai untuk mengembangkan
pengetahuan dengan cepat dan mantap menurut suatu alur pikir tertentu
Contoh
Proses Induksi
1. Kita menekan saklar lampu tidak menyala
2. Kita bertanya mengapa lampu tidak menyala?
3. Ajukan hipotesi: Lampu putus

Proses deduksi
1. Memasang lampu baru akan menyala apabila saklar ditekan
2. Kita memasang lampu baru dan saklar ditekan: Lampu menyala

===========================================================

jawabanSoalfilsafatPascasarjana TP

Oleh :Mudoyo
1. Jelaskan konsep filsafat dan perannya bagi pengembangan ilmu.
Filsafat ilmua dalah cabang filsafat pengetahuan yang mengkaji hakikati lmu. Pengkajian
tersebut dilakukan dari 3 pendekatan: ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Ontologiber kenaan dengan objek yang menjadikajianilmudanbatas-bataskajian yang
membedakanilmudenganjenispengetahuanlainnya, seperti agama misalnya
Epistemologiberkenaandengancarapengembanganilmu, prosedurpengembanganilmu,
dankriteria agar pengembanganilmutersebutdapatdipertanggungjawabkan.
Aksiologimembicarakanpemanfaatanilmu.Pertanyaan yang
perludijawabadalahbagaimanailmuitudapatdimanfaatkantanpamenimbulkankemudlorotanbagium
atmanusiadanlingkungannyaIlmupengetahuan, studisistematistentangapa pun yang
dapatdiperiksa, diuji, dandiverifikasi. Ilmu Kata iniberasaldari kata Latin scire, yang berarti
"tahu."Dari awalawal, ilmupengetahuantelahberkembangmenjadisalahsatubidangterbesardan
paling
berpengaruhdariusahamanusia.Hariiniberbagaicabangilmupengetahuanmenyelidikihampirsegalas
esuatu yang dapatdiamatiataudideteksi,
danilmupengetahuansebagaibentukkeseluruhancarakitamemahamialamsemesta, planet kita,
dirikitasendiri, danmakhlukhiduplainnya.... .
Perananfilsafat
a.Pendobrak
Berabad-abadlamanyaintelektualitasmanusiatertawandalampenjaratradisidankebiasaan
b.Pembebas
Filsafatmembebaskanmanusiadarisegalajenis penjara yang
mempersempitruanggerakakalbudimanusi
c.Pembimbing
Bagaimanakahfilsafatdapatmembebaskanmanusiadarisegalajenis penjara yang
hendakmempersempitruanggerakakalbudimanusia itu.

2. Jelaskankonsepfilsafatilmudanmanfaatnyabagimahasiswa Program Pascasarjana.

Beranjakdaripengertianfilsafatdanfilsafatilmu di
atasmakafilsafatilmumemilikiimplikasidanmanfaatterhadapmahasiswapascasarjanasebagaiseoran
gilmuwandenganspesifiaksibidangkeilmuan yang dimiliki (khususnya kami di
TeknologiPendidikan):
1. Bagimahasiswa yang mempelajarifilsafatilmudiperlukanpengetahuandasar yang
memadaitentangilmu, baikilmualammaupunilmusosialuntukmenjadilandasanberpijak yang kuat.
Iniberartibagiilmuwansosialperlumempelajaridasar-dasarilmualamsecara global,
sebaliknyailmuwanilmualamperlumemahamidasar-
dasarilmusosial.Sehinggamemilikipemahaman yang
komprehensifdanbergunauntukmemcahkanmasalah-masalahkemanusiaan.
2. Menjadimahasiswatidakberpolapikirmenaragading, yaituberfikirparsialisme.
Tetapimenjadikanmahasiswamampumengaitkanberbagaidisiplinilmudenganrealitaskehidupansosi
alkemasyarakatan
3. Filsafatilmusebagaisaranapengujianpenalaranilmiah,
sehinggamenjadikanmahasiswamenjadikritisterhadapkegiatanilmiah. Artinya,
mahasiswapascasarjanasebagaiseorangilmuwanharusmemilikisikapkritisterhadapbidangilmunyas
endiri, sehinggadapatmenghindarkandiridarisikap paling tahudan sok
tahu.Karenadenganberfikirfilsafatimemunculkankedasarandirisemakinmengertiketidaktahuannya
akansegalasesuatu.
4. Menjadikanmahasiwaberfikirlogis-rasional. Hal
inidikarenakanfilsafatilmumemberikanpendasaranlogisterhadapmetodekeilmuan.Setiapmetodeil
miah yang dikembangkanharusdapatdipertanggungjawabkansecaralogis-rasional, agar
dapatdipahamidandipergunakansecara umum.

3 Salah satukarakteristikberpikirfilsafatiadalahkomprehensif.Jelaskanhalitudanberi
ilustrasi di bidangkeilmuan.
Karakteristikberpikirfilsafat yakni:
1. Sifatmenyeluruh:
seseorangilmuwantidakakanpernahpuasjikahanyamengenalilmuhanyadarisegipandangilmuitusen
diri. Diaingintahuhakikatilmudarisudutpandang lain, kaitannyadenganmoralitas,
sertainginyakinapakahilmuiniakanmembawakebahagiandirinya. Hal
iniakanmembuatilmuwantidakmerasasombongdan paling hebat. Di
ataslangitmasihadlangit.contoh: Socrates menyatakandiatidaktahu apa-apa.
2. Sifatmendasar: yaitusifat yang tidaksajabegitupercayabahwailmuitubenar.
Mengapailmuitubenar?Bagaimana proses penilaianberdasarkankriteriatersebutdilakukan?
Apakahkriteriaitusendiribenar?Lalubenarsendiriituapa? Sepertisebuahpertanyaan yang melingkar
yang harusdimulaidenganmenentukantitik yang benar.
3. Spekulatif: dalammenyusunsebuahlingkarandanmenentukantitikawalsebuahlingkaran yang
sekaligusmenjadititikakhirnyadibutuhkansebuahsifatspekulatifbaiksisi proses,
analisismaupunpembuktiannya. Sehinggadapatdipisahkanmanayangmlogisatautidak. Ontology
ilmuberkaitandenganapa yang menjadibidangtelaahilmu.
Sayasependapatbahwabidangkajianilmupengetahuanadalahsesuatu yang
dapatdiamatidandiukur.Artinyabidangkajianilmuadalahsegalasesuatu yang
beradadidalamjangkauanpengalamanmanusia.Pengalamandisinimenunjukkantentangadanyasesua
tu yang
telahkitaalamidankitamempunyaikesempatanuntukmengkomunikasikanpengalamantersebutkepa
da orang lainatau yang kitasebutdenganempiris. Sedangkanhal-hal yang
diluarjangkauanpengalamanmanusia, misalnyaapa yang terjadisesudahseseorangmeninggaldunia,
bukanmerupakanbidangkajianilmu. Kiranyasampaisaatinibelumpernahada orang yang
pulangkembalidarialamkuburdanmenceritakanpengalamannya di alamkubur.

4. Objekkajianilmuadalahhal-hal yang dapatdiamatidanterukur.


ApakahAndasetujudenganpernyataantersebut?JelaskanalasanAnda.
Ontology ilmuberkaitandenganapa yang menjadibidangtelaahilmu.
Sayasependapatbahwabidangkajianilmupengetahuanadalahsesuatu yang
dapatdiamatidandiukur.Artinyabidangkajianilmuadalahsegalasesuatu yang
beradadidalamjangkauanpengalamanmanusia.Pengalamandisinimenunjukkantentangadanyasesua
tu yang
telahkitaalamidankitamempunyaikesempatanuntukmengkomunikasikanpengalamantersebutkepa
da orang lainatau yang kitasebutdenganempiris. Sedangkanhal-hal yang
diluarjangkauanpengalamanmanusia, misalnyaapa yang terjadisesudahseseorangmeninggaldunia,
bukanmerupakanbidangkajianilmu. Kiranyasampaisaatinibelumpernahada orang yang
pulangkembalidarialamkuburdanmenceritakanpengalamannya di alamkubur.
Faktaempirisadalahfakta yang
dapatlangsungdialamilangsungolehmanusiadenganmempergunakanpancainderanya.Ruanglingku
pkemampuanpancainderamanusiadanperalatan yang
dikembangkansebagaipembantupancainderatersebutmembentukapa yang disebutduniaempiris.
Duniaempirisinilah yang
menjadiobyekkajianilmu.Karenadapatdiukurdandiamatimelaluipancainderadanperalatanbantulain
nya. Dalambatas-batasiniilmupengetahuanmempelajariobyek-obyekempirissepertibatu-batuan,
binatang, tumbuh-tumbuhan,
hewanataumanusiaitusendiri.Ilmumempelajariberbagaigejaladanperistiwa yang
menurutanggapannyamempunyaimanfaatbagikehidupanmanusia.Berdasarkanobyek yang
ditelaahnya,makailmudapatdisebutsebagaisuatupengetahuanempiris, dimanaobyek obyek yang
berbedadiluarjangkauanmanusiatidakdapatdimasukkankedalamciriilmuyaituorientasipadadunia
empiris.

5. Ilmuadalahpengetahuan yang diperolehmelaluimetodeilmiah. Apa yang


Andaketahuitentangkonsepmetodeilmiah?
Bagaimanametodeilmiahtersebutterefleksi/tercermindalamstrukturpenelitianuntukpenulisantesis
Anda?
Metodeilmiahadalahsalahsatucaradalammemperolehsuatupengetuhuan yang
didalamnyaterdapatsuaturangkaianprosedurtertentu yang
harusdiikutiuntukmendapatkanjawabantertentudaripernyataan yang tertentu pula.
Prosedurilmiahtersebut adalah:
1. Perumusanmasalah
2. Penyusunankerangkaberpikir
3. Pengajuanhipotesis
4. Pengujianhipotesis
PenarikansimpulanImplementasimetodeilmiahtampakpadalangkah-langkah
penelitianIdentifikasi, pemilihan, danperumusan masalah.
1. Penelaahan kepustakaan.
2. Penyusunan hipotesis.
3. Identifikasi, klasifikasi, danpemberiandefinisioperasional variable- variabel.
4. Pemilihanataupengembanganalatpengambil data.
5. Penyusunanrancangan penelitian.
6. Penentuan sample.
7. Pengumpulan data.
8. Pengolahandananalisisdata.Metodeilmiahdapatdigambarkandalamgambarberikut:
rancanganpenelitiankuantitati
===========================================================

Jawaban Soal Ilmu Filsafat Pascasarjana


1. Jelaskan konsep filsafat dan perannya bagi pengembangan ilmu.
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat pengetahuan yang mengkaji hakikat ilmu. Pengkajian
tersebut dilakukan dari 3 pendekatan: ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Ontologi
berkenaan dengan objek yang menjadi kajian ilmu dan batas-batas kajian yang membedakan
ilmu dengan jenis pengetahuan lainnya, seperti agama misalnya. Epistemologi berkenaan dengan
cara pengembangan ilmu, prosedur pengembangan ilmu, dan kriteria agar pengembangan ilmu
tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Aksiologi membicarakan pemanfaatan ilmu. Pertanyaan
yang perlu dijawab adalah bagaimana ilmu itu dapat dimanfaatkan tanpa menimbulkan
kemudlorotan bagi umat manusia dan lingkungannya Ilmu pengetahuan, studi sistematis tentang
apa pun yang dapat diperiksa, diuji, dan diverifikasi. Ilmu Kata ini berasal dari kata Latin scire,
yang berarti "tahu."Dari awal awal, ilmu pengetahuan telah berkembang menjadi salah satu
bidang terbesar dan paling berpengaruh dari usaha manusia.Hari ini berbagai cabang ilmu
pengetahuan menyelidiki hamper segala sesuatu yang dapat diamati atau dideteksi, dan ilmu
pengetahuan sebagai bentuk keseluruhan cara kita memahami alam semesta, planet kita, diri kita
sendiri, dan makhluk hidup lainnya.
Peranan filsafat
a.Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan kebiasaan
b.Pembebas
Filsafat membebaskan manusia dari segala jenis penjara yang mempersempit ruang gerakan
kalbu manusia
c.Pembimbing
Bagaimanakah filsafat dapat membebaskan manusia dari segala jenis penjara yang hendak
mempersempit ruang geraka kalbu di manusia itu.

2. Jelaskan konsep filsafat ilmu dan manfaatnya bagi mahasiswa Program Pascasarjana.
Beranjak dari pengertian filsafat dan filsafat ilmu di atas maka filsafat ilmu memiliki implikasi
dan manfaat terhadap mahasiswa pascasarjana sebagai seorang ilmuwan dengan spesifiaksi
bidang keilmuan yang dimiliki (khususnya kami di Teknologi Pendidikan):
1. Bagi mahasiswa yang mempelajari filsafat ilmu diperlukan pengetahuan dasar yang memadai
tentang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu social untuk menjadi landasan berpijak yang kuat. Ini
berarti bagi ilmuwan social perlu mempelajari dasar-dasar ilmu alams ecara global, sebaliknya
ilmuwan ilmu alam perlu memahami dasar-dasar ilmu sosial.Sehingga memiliki pemahaman
yang komprehensif dan berguna untuk memcahkan masalah-masalah kemanusiaan.
2. Menjadi mahasiswa tidak berpola piker menara gading, yaitu berfikir parsialisme. Tetapi
menjadikan mahasiswa mampu mengaitkan berbagai disiplin ilmu dengan realitas kehidupan
social kemasyarakatan
3. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadikan mahasiswa
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Artinya, mahasiswa pascasarjana sebagai seorang
ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat
menghindarkan diri dari sikap paling tahudan sok tahu.Karena dengan berfikir filsafati
memunculkan kedasaran diri semakin mengerti ketidaktahuannya akan segala sesuatu.
4. Menjadikan mahasiwa berfikir logis-rasional. Hal ini dikarenakan filsafat ilmu memberikan
pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metodei lmiah yang dikembangkan harus
dapat dipertanggungjawabkan secaralogis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara
umum.

3 Salah satu karakteristik berpikir filsafati adalah komprehensif. Jelaskan hal itu dan beri
ilustrasi di bidang keilmuan.
Karakteristik berpikir filsafat yakni:
1. Sifat menyeluruh: seseorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya mengenal ilmu hanya
dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin tahu hakikat ilmu dari sudut pandang lain, kaitannya
dengan moralitas, serta ingin yakin apakah ilmu ini akan membawa kebahagian dirinya. Hal ini
akan membuat ilmuwan tidak merasa sombong dan paling hebat. Di atas langit masih ada
langit.contoh: Socrates menyatakan dia tidak tahu apa-apa.
2. Sifat mendasar: yaitu sifat yang tidak saja begitu percaya bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu
itu benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan criteria tersebut dilakukan? Apakah criteria
itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti sebuah pertanyaan yang melingkar yang
harus dimulai dengan menentukan titik yang benar.
3. Spekulatif: dalam menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal sebuah lingkaran
yang sekaligus menjadi titik akhirnya dibutuhkan sebuah sifat spekulatif baik sisi proses, analisis
maupun pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau tidak. Ontology ilmu
berkaitan dengan apa yang menjadi bidang telaah ilmu. Saya sependapat bahwa bidang kajian
ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang dapat diamati dan diukur. Artinya bidang kajian ilmu
adalah segala sesuatu yang berada didalam jangkauan pengalaman manusia.Pengalaman disini
menunjukkan tentang adanya sesuatu yang telah kita alami dan kita mempunyai kesempatan
untuk mengkomunikasikan pengalaman tersebut kepada orang lain atau yang kita sebut dengan
empiris. Sedangkan hal-hal yang diluar jangkauan pengalaman manusia, misalnya apa yang
terjadi sesudah seseorang meninggal dunia, bukan merupakan bidang kajian ilmu. Kiranya
sampai saat ini belum pernah ada orang yang pulang kembali dari alam kubur dan menceritakan
pengalamannya di alam kubur.

4. Objek kajian ilmu adalah hal-hal yang dapat dia mati dan terukur. Apakah Anda
setuju dengan pernyataan tersebut? Jelaskan alas an Anda.

Ontology ilmu berkaitan dengan apa yang menjadi bidang telaah ilmu. Saya sependapat bahwa
bidang kajian ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang dapat diamati dan diukur. Artinya bidang
kajian ilmu adalah segala sesuatu yang berada di dalam jangkauan pengalaman
manusia.Pengalaman disini menunjukkan tentang adanya sesuatu yang telah kita alami dan kita
mempunyai kesempatan untuk mengkomunikasikan pengalaman tersebut kepada orang lain atau
yang kita sebut dengan empiris. Sedangkan hal-hal yang diluar jangkauan pengalaman manusia,
misalnya apa yang terjadi sesudah seseorang meninggal dunia, bukan merupakan bidang kajian
ilmu. Kiranya sampai saat ini belum pernah ada orang yang pulang kembali dari alam kubur dan
menceritakan pengalamannya di alam kubur.
Fakta empiris adalah fakta yang dapat langsung dialami langsung oleh manusia dengan
mempergunakan panca inderanya. Ruang lingkup kemampuan panca indera manusia dan
peralatan yang dikembangkan sebagai pembantu panca indera tersebut membentuk apa yang
disebut dunia empiris. Dunia empiris inilah yang menjadi obyek kajian ilmu. Karena dapat
diukur dan diamati melalui panca indera dan peralatan bantu lainnya. Dalam batas-batas ini ilmu
pengetahuan mempelajari obyek-obyek empiris seperti batu-batuan, binatang, tumbuh-tumbuhan,
hewan atau manusia itu sendiri. Ilmu mempelajari berbagai gejala dan peristiwa yang menurut
anggapannya mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia. Berdasarkan obyek yang di
telaahnya, maka ilmu dapat disebut sebagai suatu pengetahuan empiris, dimana obyek obyek
yang berbeda diluar jangkauan manusia tidak dapat dimasukkan kedalam cirri ilmu yaitu
orientasi pada dunia empiris.

5. Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah. Apa yang Anda ketahui
tentang konsep metode ilmiah?
Bagaimana metode ilmiah tersebut terefleksi/tercermin dalam struktur penelitian untuk
penulisan tesis Anda?

Metode ilmiah adalah salah satu cara dalam memperoleh suatu pengetuhuan yang di dalamnya
terdapat suatu rangkaian prosedur tertentu yang harus diikuti untuk mendapatkan jawaban
tertentu dari pernyataan yang tertentu pula. Prosedur ilmiah tersebut adalah:
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan kerangka berpikir
3. Pengajuan hipotesis
4. Pengujian hipotesis
Penarikan simpulan Implementasi metode ilmiah tampak pada langkah-langkah
penelitian Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah.
1. Penelaahan kepustakaan.
2. Penyusunan hipotesis.
3. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variable- variabel.
4. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data.
5. Penyusunan rancangan penelitian.
6. Penentuan sample.
7. Pengumpulan data.
8. Pengolahan dan analisis data. Metode ilmiah dapat digambarkan dalam gambar berikut:
rancangan penelitian kuantitatif.
emukakan minimal 5 perbedaan antara kebenaran ilmu dengan kebenaran
filsafat. Jelaskan masing-masing perbedaan itu dan beri contoh.
Perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan,
dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan
deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen
dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan
hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya
mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan
mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia,
filsafat lebih bersifat sintetis dan sinoptis dan kalaupun analitis maka
analisanya memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh,
filsafat lebih tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam
mempertanyakan masalah hubungan antara fakta khusus dengan skema
masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan antara temuan-
temuan ilmu dengan klaim agama, moral serta seni.
Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat
mempunyai batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini
berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat
berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan
atau dijadikan objek kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat
dan ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni
berfikir reflektif dan sistematis, meski dengan titik tekan pendekatan yang
berbeda.
Dengan demikian, Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan
dapat dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-
masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat
spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap masalah-
masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat
mutlak/dogmatis. Menurut Sidi Gazlba (1976), Pengetahuan ilmu
lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen) ;
batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian.
Pengetahuan filsafat : segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio)
manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi; batasnya ialah batas alam
namun demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatu yang diluar alam,
yang disebut oleh agama Tuhan. Sementara itu Oemar Amin Hoesin (1964)
mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat
memberikan hikmat. Dari sini nampak jelas bahwa ilmu dan filsafat
mempunyai wilayah kajiannya sendiri-sendiri
Meskipun filsafat ilmu mempunyai substansinya yang khas, namun dia
merupakan bidang pengetahuan campuran yang perkembangannya
tergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat
dan ilmu, oleh karena itu pemahaman bidang filsafat dan pemahaman ilmu
menjadi sangat penting, terutama hubungannya yang bersifat timbal balik,
meski dalam perkembangannya filsafat ilmu itu telah menjadi disiplin yang
tersendiri dan otonom dilihat dari objek kajian dan telaahannya
2. Kemukakan minimal 5 perbedaan ilmu dengan pengetahuan mistik.
Jelaskan masing-masingnya dan beri contoh.
Ilmu Pengetahuan Mistik
Hakikat ilmu Hakikat Pengetahuan Mistis
Ilmu bersifat rasional Mistis adalah pengetahuan
Contoh: Air selalu menempati ruang yang tidak rasional. Ialah
pengetahuan (ajaran atau
keyakinan) tentang Tuhan yang
diperoleh melalui latihan
meditasi atau latihan spiritual,
bebas dari ketergantungan
indera atau rasio. Pengetahuan
mistis ialah pengetahuan yang
tidak dapat dipahami rasio.
Dalam Islam yang termasuk
pengetahuan mistis ialah
pengetahuan yang diperoleh
melalui jalan tasawuf.
Pengetahuan mistis ialah
pengetahuan yang supra
rasional tetapi kadang-kadang
mempunyai bukti empiris.
Contoh: Maha Sakret selalu
bersama kita

Struktur ilmu Struktur Pengetahuan


Metode ilmiah Mistis
Mistis magis ialah mistis yang
Contoh: Makhluk hidup yang ada didunia ini mengandung kekuatan
selalu berkembang dan tumbuh tertentu dan biasanya untuk
mencapai tujuan tertentu.
Mistis magis dapat dibagi dua,
yaitu mistik-magis-putih dan
mistik-magis-hitam. Perbedaan
mendasar ada pada segi
filsafat. Magis putih selalu
dekat dan berhubungan serta
bersandar pada Tuhan
sehingga dukungan Illahi
sangat menentukan. Pada nabi
disebut Mukzijat dan pada
selain nabi disebut karomah.
Magis hitam selalu dekat,
bersandar, bergantung pada
kekuatan roh jahat. Jiwa-jiwa
yang memiliki kemampuan
magis ini dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu :

1. Pertama, mereka yang


memiliki kemampuan
atau pengaruh melalui
kekuatan mental atau
himmah.

2. Kedua, mereka yang


melakukan pengaruh
magisnya dengan
menggunakan watak
benda-benda atau
elemen-elemen yang ada
didalamnya, inilah yang
disebut jimat.

3. Ketiga, mereka yang


melakukan pengaruh
magisnya melalui
kekuatan imajinasi
sehingga menimbulkan
berbagai fantasi pada
orang yang dipengaruhi,
seperti pesulap.

Epistimologi ilmu Epistemologi Pengetahuan


Epistimologi yang mengkaji Mistik
pengetahuan manusia. Pembagian Pengetahuan mistik ialah
epistimologi yang meliputi epistimologi pengetahuan yang diperoleh
umum (memunculkan pertanyaan ada apa?), tidak melalui indera dan bukan
epistimologi khusus (memunculkan melalui rasio. Pengetahuan ini
pengetahuan yang diproses dan dapat di diperoleh melalui rasa dan
pertanggung jawabkan, metodologi hati. Yang menjadi objek
(mengkaji langkah-langkah praktis untuk pengetahuan mistis ialah objek
memperoleh pengetahuan yang benar). yang abstrak-supra-rasional,
Pada mulanya sumber pengetahuan seperti alam gaib, Tuhan,
adalah akal. Adapun pengembangan yang malaikat, surga, neraka, jin, dll.
lain menyatakan pengalaman, nalar, intuisi, Pada umumnya cara
keyakinan, otoritas dan wahyu merupakan memperoleh pengetahuan
sumber pengetahuan. Sumber pengetahuan mistis adalah latihan yang
merupakan sumber dalam rangka mencari disebut dengan riyadhah, dari
kebenaran. Dimana teori kebenaran terdiri situ manusia dapat
atas teori korespondensi, teori koherensi, memperoleh pencerahan,
teori kebenaran pragmatis, teori kebenaran memperoleh pengetahuan.
sintaksis, teori kebenaran semantis. Teori Kebenaran pengetahuan mistis
kebenaran non deskripsi, teori kebenaran diukur dengan berbagai
logik yang berlebihan. ukuran. Ada kalanya ukuran
kebenaran pengetahuan mistis
itu kepercayaan. Jadi, sesuatu
dianggap benar jika kita
mempercayainya. Ada kalanya
juga kebenaran suatu teori
diukur dengan bukti empiris,
yaitu ukuran kebenaran. Sulit
memahami jika sesuatu teori
dalam pengetahuan mistis bila
pengetahuan itu tidak punya
bukti empirik, sulit diterima
karena secara rasional tida
terbukti dan bukti empirik pun
tidak ada.
Aksiologi ilmu Aksiologi Pengetahuan
Axiologi dapat diartikan ilmu yang Mistik
berkenaan tentang manfaat ditambah. Lebih Pengetahuan mistik itu amat
ringkasnya filsafat ini berbicara tentang nilai. subjektif, yang paling tau
Mengkaji sebuah nilai, ada dua kelompok penggunaannya ialah
yang membahas hal ini, yaitu objektivisme pemiliknya. Di kalangan sufi
dan subjektivisme. Pada prinsipnya mengkaji kegunaannya yaitu dapat
landasan axiologi ilmu pengetahuan adalah menentramkan jiwa mereka,
membahas tentang manfaat yang di peroleh mereka menggunakan
manusia dari pengetahua yang didapatnya. pengetahuannya untuk
Prinsip dalam pertimbangan nilai keilmuan kebaikan. Mistis magis hitam
disandarkan kepada prinsip yang dikatakan hitam karena
berpendapat ilmu pengetahuan harus bebas penggunaannya untuk
nilai dan prinsip bahwa ilmu pengetahuan kejahatan.
taut nilai. Pengembangan ilmu ada dua yaitu Cara pengetahuan mistis
segi statik dan segi dinamik. Selanjutnya menyelesaikan masalah tidak
prinsip ini membahas tentang nmanfaat dan melalui proses inderawi dan
kegunaan ilmu dalam kecendrungan tidak juga melalui proses rasio.
masyarakat. Ada dua macam mistis yaitu
mistis yang biasa dan mistis
magis. Mistis magis adalah
kegiatan mistik yang
mengandung tujuan-tujuan
untuk memperoleh sesuatu
yang diingini penggunanya.
Dunia mistik magis dalam
dunia Islam yaitu ulum al-
hikmah yang berisi antara lain
rahasia-rahasia huruf al-quran
yang mengandung kekuatan
magis, rahasia wafaq, rahasia
asma ilahiyah, dsb. Pada
kenyataannya tokoh-tokoh
mistik-magis itu kebanyakan
sufi-sufi. Kekuatan alam
akhirnya tunduk di bawah sinar
Illahi dan dukunganNya melalui
huruf-huruf dan nama
indahNya. Melalui kalam ilahi
inilah jiwa-jiwa ilahiyah yang
aktif dapat digunakan manusia
untuk tujuan yang
dikehendakinya.
Pada perkembangannya dunia
mistik-magis Islam terbagi dua
kelompok, yaitu mistik-magis
dalam bentuk wirid-wirid dan
mistik-magis dalam bentuk
benda-benda yang telah
diformulasikan sedemikian
rupa biasanya berupa wafaq-
wafq atau isim-isim.
Cara Kerja Ilmu Cara kerja Mistik-Magis-
Cara Kerja Ilmu Empiris (Induksi) Hitam
Empiris adalah sesuatu yang Mereka membuat simbol-
disandarkan pada pengalaman. Pengalaman simbol atau nama atau atribut-
dapat diartikan segala yang dilihat, diamati, atribut, lalu ia bacakan mantra.
dirasakan, diraba, dan masih banyak yang Selama mengulak kata-kata
lain. Ilmu empiris dapat diartikan ilmu yang buruk itu, ia mengumpulkan
berkaitan dengan pengumpulan data secara ludahnya untuk disemburkan
empiris bukan sesuatu yang abstrak. Dalam pada gambar itu. Lalu ia
ilmu empiris sangat mengandalakan data ikatkan buhul pada simbol
individual. Dari data itu dapat ditarik menurut sasaran yang telah
kesimpulan, dimana kesimpulan dapat disiapkan tadi. Ia menganggap
dilaksanakan dengan Aposteriori. Aposteriori ikatan buhul itu memiliki
artinya penarikan kesimpulan diakhir setelah kekuatan dan efektif dalam
mengumpulkan sebanyak mungkin data. praktik sihir. Ia meminta jin-jin
Agar dapat memahami pandangan kafir untuk berpartisipasi, ia
Immanuel Kant tersebut perlu terlebih memunculkan lebih banyak roh
dahulu mengenal pandangan rasionalisme jahat sehingga segala sesuatu
dan empirisme. Rasionalisme mementingkan yang dituju benar-benar
unsur-unsur apriori dalam pengenalan, terjadi.
berarti unsur-unsur yang terlepas dari segala Cara kerja Mistik-Magis-
pengalaman. Sedangkan empirisme Putih
menekankan unsur-unsur aposteriori, berarti Para ahli hikmah menyadari
unsur-unsur yang berasal dari pengalaman. bahwa kekuatan Tuhan baik
Menurut Immanuel Kant, baik rasionalisme yang ada dalam diriNya atau
maupun empirisme dua-duanya berat yang ada dalam firmanNya
sebelah. Ia berusaha menjelaskan bahwa dapat digunakan oleh manusia.
pengenalan manusia merupakan Ayat-ayat Al Quran atau kitab
keterpaduan atau sintesa antara unsur-unsur langit lainnya sering digunakan
apriori dengan unsur-unsur aposteriori sebagai perantara untuk
(dalam Bertens, 1975). Oleh karena itu Kant menghubungkan manusia
berpendapat bahwa pengenalan berpusat dengan tuhannya, bahkan
pada subjek dan bukan pada objek. asma-asma Tuhan sering
Sehingga dapat dikatakan menurut Kant digunakan untuk meminta
ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman sesuatu. Jika seseorang dapat
saja, tetapi hasil konstruksi oleh rasio. atau sanggup mempraktekan
Inilah pandangan Rene Descartes dan wirid atau doa sesuai dengan
Immanuel Kant yang menolak pandangan rumusan maka kekuatan
Aristoteles yang bersifat ontologis dan ilahiyah (khadam atau
metafisis. Banyak tokoh lain yang malaikat) akan dapat
meninggalkan pandangan Aristoteles, dimanfaatkan untuk mencapai
namun dalam makalah ini cukup tujuan yang kehendaki terlebih
mengajukan dua tokoh tersebut, kiranya jika diikuti oleh jiwa yang
cukup untuk menggambarkan adanya bersih. Cara kedua ialah
pemikiran yang revolusioner dalam dengan cara memindahkan
perkembangan ilmu pengetahuan. jiwa-jiwa ilahiyah atau khadam
Cara kerja ilmu pasti (deduksi) yang adad dalam huruf-huruf al
Sesungguhnya cara kerja ilmu pasti Quran atau didalam asma-
maupun empiris merupakan usaha manusia asma Allah, cara ini disebut
dalam mengatasi persoalan hidupnya. Cara wafaq atau isim dimana ditulis
kerja ilmu pasti sangat mengandalkan rasio. dengan menggunakan tinta
Tentang sifat kebenarannya maka ilmu pasti tertentu dan pada kondisi
sangat bersifat determmistik atau sangat tertentu. Pada dasarnya
ditenukan oleh ukuran yang dipakai mereka menggunakan supra
sepanjang ia bersifat rasional. natural yang ada pada khadam
Sikap ilmiah yang dimaksud adalah dalam wirid atau doa, wafaq
sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang atau isim untuk tujuan
peneliti. Untuk dapat melalui proses tertentu.
penelitian yang baikdan hasil yang baik pula,
peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini.
1. Mampu Membedakan Fakta dan Opini.
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai
bukti-bukti ilmiah dan dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya, sedangkan opini
adalahpendapat pribadi dari seseorang yang
tidak dapat dibuktikan kebenarannya
sehingga di dalam melakukan studi
kepustakaan, seorangpeneliti hendaknya
mampu membedakan antara fakta dan opini
agar hasil penelitiannya tepat dan akurat
serta dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
2. Berani dan Santun dalam Mengajukan
Pertanyaan dan Argumentasi Peneliti yang
baik selalu mengedepankan sifat rendah hati
ketikaberada dalam satu ruang dengan
orang lain. Begitu juga pada saatbertanya,
berargumentasi, atau mempertahankan
hasil. Penelitiannya akan senantiasa
menjunjung tinggi sopan santun dan
menghindari perdebatan secara emosi.
Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani
mempertahankan kebenaran yang
diyakininya karena yakin bahwa
pendapatnya sudah dilengkapi dengan fakta
yang jelas sumbernya.
3. Mengembangkan Keingintahuan Peneliti
yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia
selalu berusaha memperluas pengetahuan
dan wawasannya, tidak ingin ketinggalan
informasi di segala bidang, dan selalu
berusaha mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang semakin hari semakin
canggih dan modern.
4. Kepedulian terhadap Lingkungan. Dalam
melakukan penelitian, peneliti yang baik
senantiasa peduli terhadap lingkungannya
dan selalu berusaha agar penelitian
yangdilakukannya membawa dampak yang
positif bagi lingkungan dan bukan
sebaliknya.

3. Kemukakan minimal 5 dampak positif dan negatif mempelajari filsafat ilmu


bagi guru. Jelaskan masing-masing dampak itu dan beri contoh.
Dampak positif
a. Guru bisa mengarahkan agar siswa bisa berfikir yang lebih mendalam .
contonya seorang guru telah menguasai materi yang akan diajarkan pada
anak-anak sehinga anak-anak lebih cepat manakap dari penjelasan guru
tersebut.
b. Guru bisa bersifat toreransi,
c. Dengan mempelajari ilmu filsafat seorang guru lebih mengerti dengan
kondisi siswa yang dalam kesulitan dalm proses belajar.

dampak negatif

a. Bisa mejadi orang ateis,


b. Seorang guru merasa akan dirinya lah yang lebih mengetahui segalanya
sehinga tdk bisa menerima pendapat orang lain.
c. Bisa terpisah dari orang,dia tidak peduli dengan orang lain

4. Kemukakan minimal 5 perbedaan guru yang memahami filsafat ilmu


dengan yang tidak mempelajari filsafat ilmu dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Jalaskan masing-masingnya dan beri contoh.

5. Kemukakan minimal 5 alasan, bahasa sebagai sarana berfikir ilmiah.


Jelaskan masing-masing alasan itu dan beri contoh.
Bahasa sebagai sistem
Hakikat ini sebenarnya telah diyakini oleh pengikut paham anomalis
namun hakikat ini menjadi jelas setelah Kaum Sofis pada abad ke-5
merumuskan kesistematisan bahasa secara empirik. Salah satu tokoh dari
kaum Sofis adalah Pitagoras. Ia membedakan tipe-tipe kalimat atas: narasi,
pertanyaan, jawaban, perintah, laporan, doa dan undangan. (Parera,
1991:36-37).
Plato juga menegaskan kesistematisan bahasa dengan memberikan
perbedaan kata dalam Onoma dan Rhema. Onoma dapat berarti nama atau
nomina, dan subyek. Rhema dapat berarti frasa, verba, dan predikat. Onoma
dan Rhema merupakan anggota dari logos yang berarti kalimat atau frasa
atau klausa (Parera, 1991:37).
Ide bahwa bahasa memiliki sistem juga didukung oleh Aristoteles. Sejalan
dengan pendahulunya Plato, ia tetap membedakan dua kelas yakni Onoma
dan Rhema, tetapi ia menambahkan satu lagi yang disebut Syndesmoi.
Syndesmoi ini kemudian digolongkan ke dalam penghubung partikel. Kata-
kata lebih banyak bertugas dalam hubngan sintaksis. Aristoteles selalu
bertolak dari logika. Ia memberikan pengertian, definisi, dan makna dari
sudut pandang logika.
Selain membedakan Onoma, Rhema, dan Syndesmoi, Aristoteles juga
membedakan jenis kelamin kata (Gender). Ia membedakan tiga jenis kelamin
kata atas maskulin, feminin dan neuter atau netral. Ia juga mengakui bahwa
rhema menunjukkan pula pada tense atau waktu, yaitu Rhema dapat
menunjukkan apakah pekerjaan telah selesai, belum selesai dan sebagainya
(Parera, 1991:37). Keyakinan bahwa bahasa merupakan sebuah sistem
diyakini kebenaranya hingga sekarang terutama oleh para ahli linguistik.
Banyak aliran-aliran yang pada intinya menganalisa sistem-sistem dalam
bahasa bermunculan dan memperkaya keragaman linguistik.
Bahasa sebagai Lambang
Eaerns Cassirer, seorang sarjana dan seorang filosof mengatakan bahwa
manusia adalah mahluk bersimbol (animal symbolicum). Hampir tidak ada
kegiatan yang tidak terlepas dari simbol atau lambang. Termasuk alat
komunikasi verbal yang disebut bahasa. Satuan-satuan bahasa misalnya
kata adalah simbol atau lambang (Chaer, 2007:39). Kalau ide atau konsep
untuk menyatakan kematian adalah bendera hitam (dalam bentuk tanda),
dan ide atau konsep ketuhanan dilambangkan dengan gambar bintang
(dalam bentuk gambar), maka lambang-lambang bahasa diwujudkan dalam
bentuk bunyi, yang berupa satuan-satuan bahasa, seperti kata atau
gabungan kata yang sifatnya arbriter. Dalam bahasa Indonesia, binatang
berkaki empat yang bisa dikendarai dilambangkan dengan bunyi [kuda],
dalam bahasa Inggris berupa bunyi yang ditulis horse dan dalam bahasa
Belanda berupa bunyi yang ditulis paard.
Bahasa adalah bunyi
Hakikat bahasa sebagai bunyi di kupas dengan seksama oleh Kaum Stoik.
Kaum Stoik merupakan kelompok filosof atau logikus yang berkembang pada
permulaan abad ke-4 SM. Kontribusi mereka cukup besar dalam menganalisis
bahasa, walaupun mereka belum lepas dari pandangan logika.
Kaum ini membicarakan bentuk-bentuk bermakna bahasa dengan cara
membedakan tiga aspek utama dari bahasa yaitu (1) tanda atau simbol yang
disebut semainon, dan ini adalah bunyi atau materi bahasa (2) makna, atau
apa yang disebut lekton dan (3) hal-hal eksternal yang disebut benda atau
situasi itu atau apa yang disebut sebagai pragma (Parera, 1991:38).
Kaum ini memiliki ketertarikan yang sangat tinggi pada bunyi atau phone,
dan mereka membedakan antara legein, yaitu tutur bunyi yang mungkin
merupakan bagian dari fonologi sebuah bahasa namun tidak bermakna, dan
propheretai atau ucapan bunyi bahasa yang memiliki makna.
Bahasa itu Bermakna
Penelitian sitematis tentang konsep bahasa itu bermakna juga
dilakukan oleh Kaum Stoik. Dalam bidang lekta, atau makna, mereka
mempunyai pandangan yang berbeda dengan analisis logika Aristoteles
yang kurang sistematis dan sering absurd maknanya. Aristoteles hanya
mengakui adanya onoma dan onomata. Semua perubahan dari onoma
sesuai dengan fungsinya tidak ia akui. Ia sebut itu kasus saja. Hal ini
disebabkan oleh karena dasar logika Aristoteles dengan silogismenya yang
hanya menggunakan kode huruf A, B, dan C dan tidak mempergunakan
bentuk-bentuk onoma secara praktis dalam contoh. Kaum Stoik mengatakan
bahwa kasus itupun Onoma yang sesuai dengan fungsinya. Lalu mereka
membedakan atas kasus nominatif genetif datif akusatif dan
sebagainya. Hal yang sama juga berlaku bagi Rhema. Walaupun Aristoteles
telah membedakan rhema dalam tense, ia tetap berbicara tentang sesuatu
yang tidak komplit. Kaum Stoik dalam hal ini membedakan rhema dan
kategorrhema, yang dalam pengertian kita sekarang memiliki makna finit
dan infinit. (Parera, 1991:38).
Bahasa itu Universal
Kaum Modiste adalah filosof jaman pertengahan yang menaruh
perhatian besar pada tata bahasa. Mereka disebut demikian karena ucapan
mereka yang terkenal dengan nama De modis Sicnficandi. (Parera, 1991:46).
Merekapun mengulang pertentangan lama antara Fisis dan Nomos, antara
Analogi dan Anomali. Mereka menerima konsep Analogi karena menurut
mereka bahasa bersifat reguler dan universal (Parera, 1991:46).
Keuniversalan bahasa dapat dibuktikan dengan adanya sifat dan ciri-ciri
yang sama yang dimiliki oleh bahasa-bahasa di dunia. Karena bahasa itu
berupa ujaran, maka ciri-ciri universal dari bahasa yang paling umum
dijumpai adalah bahwa bahasa-bahasa di dunia mempunyai bunyi bahasa
yang umum yang terdiri dari konsonan dan vokal. Bahwa sebuah kalimat
pada bahasa-bahasa di dunia tersusun dari kata-kata yang memiliki fungsi
dan peran tertentu. Kesamaan sifat dan ciri inilah yang kemudian dikenal
sebagai universalitas bahasa.
6. Kemukakan minimal 5 perbedaan antara matematik dengan statistik
sebagai sarana berfikir ilmiah, jelaskan masing-masingnya dan beri contoh.
Matematika dalam perkembangannya memberikan masukan-masukan pada
bidang-bidang keilmuan yang lainnya. Konstribusi matematika dalam
perkembangan ilmu alam , lebih ditandai dengan pengunaan lambang-
lambang bilangan untuk menghitung dan mengukur, objek ilmu alam misal
gejala-gejalah alam yang dapat diamatidan dilakukan penelaahan secara
berulang-ulang. Berbeda dengan ilmu sosial yang memiliki objek penelaahan
yang kompleks dan sulit melakukan pengamatan. Disamping objeknya yang
tak terulang maka kontribusi matematika tidak mengutamakan pada
lambang-lambang bilangan. Sedangkan stastik
Statistika
Secara etimologi, kata statistik berasal dari kata status (bahasa latin) yang
mempunyai persamaan arti dengan state (bahasa Inggris) yang dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan dengan negara. Pada mulanya kata statistik
diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud
angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data kualitatif),
yang mempunyai arti penting dan kegunaan bagi suatu negara. Namun
pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi dengan
kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif saja)
(Anas Sudiono dalam bakhtiar, 2010, 198).
Sedangkan menurut (Sudjana 1996 : 3) Statistika adalah pengetahuan yang
berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengelolaan atau
penganalisiannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan
penganalisisan yang dilakukan.
Jadi statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh
pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil
suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan
dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta
penganalisaan harus akurat.

7. Kemukakan minimal 5 perbedaan antara logika dan instink, jelaskan


masing-masingnya dan beri contoh.
Naluri sudah mendarah daging dalam diri kita, itu adalah rasa bawaan
dibangun ke kode genetik kami melewati sepanjang ribuan tahun evolusi dan
seterusnya untuk tujuan bertahan hidup.Kami secara naluriah mencari
kesenangan, menghindari rasa sakit, dan menghemat energi. Segala sesuatu
yang lain di dalam manusia adalah unik. Unik dalam arti bahwa hal itu tidak
selalu dilihat dalam kerajaan hewan.
Misalnya, alasan bukan merupakan bagian dari kerajaan hewan.Ini adalah
sesuatu yang telah menetapkan kita dalam arah yang sepenuhnya berbeda
dari, katakanlah, berang-berang. Alasan adalah proses berpikir logis dan
rasional membangun dunia kita. Kami jelas membedakan antara akal dan
naluri karena dalam banyak hal mereka tidak sepenuhnya sama. Tentu saja
ada alasan mengapa filsuf dan ilmuwan telah begitu terpesona sepenuhnya
dengan alasan, dan itu berjalan lebih jauh daripada kesadaran.
Persepsi ini ditelusuri kembali ke Yunani Kuno, untuk Socrates, Plato, dan
Aristoteles, untuk beberapa nama (meskipun ada banyak lagi). Mereka
percaya insting harus dijinakkan oleh akal. Alasan adalah mekanisme untuk
memastikan bahwa naluri kita tidak bertindak tidak rasional, karena jika
naluri setiap orang itu harus diberikan kepercayaan, maka masyarakat akan
beralih ke kekacauan. Naluri Seorang istri untuk membunuh suami berzinah
nya akan dirayakan jika alasan tidak ada untuk memberitahu istri bahwa
seperti insting buruk. Ada banyak contoh yang jelas dari ketika alasan
digunakan untuk menundukkan insting, untuk memerintah dalam sehingga
kita tidak melakukan sesuatu dengan gegabah.
Socrates, setelah diadili dan ditemukan bersalah, disamakan hidup sebagai
suatu penyakit yang satu harus menguasai.Ini tidak mengambil banyak
tindak logis melalui untuk Plato dan Aristoteles untuk melihat alasan sebagai
perangkat dengan mana kita menguasai hidup.Tapi bisa menguasai hidup
juga kehidupan stunt, bahkan mungkin membunuhnya?Pada dasarnya, bisa
menjadi alasan kematian kehidupan? Seringkali, terutama dalam modernitas,
alasan yang dikanonisasi sebagai kekuatan tertinggi.Bahkan, tampaknya
hampir didewakan dalam banyak hal, seperti memuja idola masyarakat
untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan nya, tidak peduli seberapa
konyol.Mungkin, meskipun, alasannya bukanlah jawaban.Ada bahkan
mungkin tidak jawaban.Tapi bagaimana jika alasannya, bukannya sarana
untuk menaklukkan dan menguasai naluri kita, digunakan lebih sebagai
panduan untuk naluri kita sehingga kita dapat mencapai keinginan kita lebih
berhasil?
Naluri adalah kemauan, keinginan individu, tujuan kita, aspirasi, apa yang
ingin kita capai. Bagi beberapa itu adalah sebuah keluarga, karena orang lain
itu adalah karir, dan kemudian ada lebih banyak lagi yang tidak mengerti
keinginan mereka. Tapi insting akhirnya mendorong kita menuju tujuan
tersebut.Ini mengarahkan keputusan yang kita buat, dan membimbing
penalaran dan rasionalitas.Kami membangun dunia kita pada parameter
tetap berdasarkan dalil dari naluri kita.Mereka adalah yang mendorong kita
maju.Artinya, sampai kita menahan mereka dengan alasan. Alasan,
sementara itu dapat digunakan untuk kebajikan, tujuan membantu untuk
memenuhi naluri kita, sering digunakan sebagai sarana untuk membatasi
naluri kita.Katakanlah naluri saya menyuruh saya untuk menulis sesuatu
yang baru, sesuatu yang belum pernah ditulis sebelumnya.Alasan kemudian
mengirimkan ide, bahkan mungkin diragukan, segala sesuatu yang telah
ditulis dan tidak ada yang baru.Semua ide-ide telah menjadi klise.Jadi, tidak
hanya saya tidak menulis sesuatu yang baru yang belum pernah ditulis
sebelumnya, tapi aku tidak bisa.Ini mustahil karena saya sudah menetapkan
diri untuk kegagalan.

8. Kemukakan minimal 5 alasan kenapa instink dapat dijadikan sebagai


sumber pengetahuan, jelaskan masing-masingnya dan beri contoh.
Disadari atau tidak, harta bawaan yang diberikan Allah SWT semenjak
diri kita bernafas untuk pertama kali adalah Insting alias naluri.Berbekal
harta bawaan inilah kita berjalan mengarungi Indah dan kejamnya samudra
luas yang dinamakan kehidupan.Sebagai pemberian Allah SWT, Insting
selalu bersifat suci dalam artian tidak mau dikotori.

Kalau kita mau menengok kedalam sini, dan berusaha usaha


mengenali insting, maka kita faham bahwa insting utama dari manusia
adalah bela diri. Kalau kita bicara beladiri maka assumsi yang menjalar di
pikiran kita adalah suatu bentuk kasar berupa gerakan-gerakan beladiri
seperti Silat, karate atau aneka jenis bentuk bela diri yang bersifat maskulin.
Tidaklah terlalu selalu salah, jika gambaran semacam itu menguasai pikiran,
karena memang kita mungkin hanya menerima informasi yang sangat
minimal, bahwa insting manusia adalah bela diri. Pada hakekatnya insting
akan muncul karena perasaan takut. Tidak ada satu manusiapun dimuka
bumi yang tidak punya rasa takut. Meski seseorang akan sangat marah jika
dibilang takut atau dibilang pengecut. Insting yang duduk pada RASA, selalu
memberitakan perasaan takut. Hal ini sudah menjadi gelar yang nyata,
bahwa manusia sebenarnya sangat takut dengan rasa sakit dan lapar. Tidak
satu pun manusia yang ingin kelaparan, tidak satu manusia yang ingin sakit
atau di sakiti. Entah berapa banyak cost yang dikeluarkan hanya untuk
menghindari dua speisis yang bernama sakit dan lapar.

Usia dini, orang tua kita memberikan pendidikan yang tujuanya agar
kelak diri kita dapat membela diri dari serangan kelaparan atau sakit. Entah
sudah berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk maksud tersebut.
Contoh nyata yang bisa kita petik, mengapa kita perlu konsul ke dokter
kalau dirasakan terjadi gangguan kesehatan.Tentu karena kita membela diri
kita agar rasa sakit, atau rasa tidak nyaman tidak hadir berkepanjangan
bertengger di badan kita. Mengapa kita harus sekolah sampai setuntas
mungkin. Hasil dari sekolah kelak digunakan untuk bekerja agar kita sanggup
minimalnya memelihara diri untuk bela diri agar kita tidak kelaparan. Jelas
apapun aktivitas kita selama ini, intinya adalah beladiri yang dipicu oleh
harta bawaan yang kita bawa sejak lahir, yaitu Insting yang lebih focus pada
bela diri.

Kalau saja kita paham bahwa insting manusia adalah beladiri, maka
uraian diatas Insya Allah mampu menghapus gambaran keras dan kasar
bahwa pengertian beladiri akan menjadi sangat lembut. Apalagi pada saat
sekarang masih menjadi asumsi ilmu-ilmu beladiri seperti silat masih
mendapat cap ilmu kampungan dan atau ada banyak jenis ilmu bela diri
dianggap sekarang ilmu yang penuh kekerasan.

Dalam hal bergeraknya insting sesuai dengan usia kedewasaan, maka


gerak insting akan terbelah dua, yang membuat kita menjadi Intovert
(tertutup) dan atau extrovert (terbuka). Kedua kejadian bukanlah pilihan.
Satu diantara dua kejadian ini dipastikan dominan ada didalam diri kita, yang
ditentukan oleh evolusi kesadaran dan kadar emisonal setiap orang dalam
membela diri. Kalau ditanya anda pilih yang mana? Maka anda tidak bisa
menjawab dengan pasti karena kedua kejadian intovert atau extrovert
bukanlah suatu pilihan.

9. Kemukakan minimal 5 perbedaan antara filsafat ilmu dan ilmu filsafat,


jelaskan masing-masing perbedaan itu dan beri contoh.
a. Perbedanya adalah Filsafat ilmu lebih menkaji tentang filsafatnya ilmu
filsafat lebih menkaji tentang ilmunya.
b. cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu.,karena ilmu
hanya terbatas pd persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat mencakup
yang empiris dan non empiris.
c. filsafat memuat pertanyan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan dari
pengalaman realitas sehari-hari sedangkan ilmu bersifat diskursif , yaitu
mengurangi secara logis , yaitu dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
d. filsafat memberikan penjelasan yang terakhir yang mutlak, dan mendalam
sampai mendasar sedangkan ilmu menujukan sebab-sebab yang yang tidak
begitu mendalam ,yaitu lebih dekat dengan sekunder.
e. objek material lapangan , filsafat bersifat universal yaitu segala sesuatu
yang ada realitas,sedangkan objek material ilmu pengetahuan ilmiah.
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ilmu agama dan ilmu moral, masing-
masing beri contoh
Ilmu Moral
Anak manusia sebagai makhluk individual dan sosial ternyata tidak
menjadikan anak tersebut menjadi manusia yang baik, sebab dalam
pergaulannya ada nilai-nilai yang harus diikutinya. Namun nilai-nilai yang
ada dalam kehidupan juga belum tentu dapat diadopsi, apabila manusia itu
sendiri tidak memiliki potensi moralitas. Hal ini menunjukkan bahwa manusia
dapat berbuat sesuai dengan norma, karena memang manusia memiliki
dimensi moralitas. Prinsip moralitas ialah pandangan yang mengakui bahwa
anak manusia itu ialah makhluk yang mampu mengambil keputusan susila
(baikburuknya perbuatan), dan mampu menyesuaikan tindakan dan
kelakuannya dengan keputusan susilanya tersebut. Pendidikan berfungsi
membantu anak itu untuk mengembangkan kemampuannya dalam
mengambil keputusan susila tersebut, serta membimbing anak itu sehingga
ia mam- pu berbuat sesuai dengan
keputusan susilanya tersebut.Pandangan yang menolak prinsip moralitas
menganggap bahwa anak adalah sebagai benda biasa yang tunduk pada
mekanisme hukum alam. Jika ternyata anak berbuat baik, maka perbuatan
yang demikian itu karena proses mesin dalam tubuh anak itu, bukan karena
kesadaran anak untuk berbuat baik. Pandangan yang demikian tidak
mengakui kemampuan rohani anak untuk mengambil keputusan susila.
Dengan demikian, pandangan yang menolak prinsip moralitas itu meman-
dang pendidikan sebagai gejala mekanistis. Hal ini
dapat diartikan bahwa pendidik- an ialah proses rutin yang memaksa anak,
atau hanya berupa pemeliharaan anak terhadap kelaparan, kedinginan,
penyakit, kecelakaan, dan lain sebagainya. Barang siapa yang tidak sanggup
mengambil keputusan susila dan berbuat sesuai dengan keputusan itu, naka
ia tidak mampu memikul tanggung jawab. Salah satu nilai kedewasaan yang
ingin dicapai oleh pendidikan ialah manusia dewasa yang bertanggung
jawab. Ini berarti prinsip moralitas memandang bahwa anak itu mempunyai
kemampuan untuk bertanggung jawab.
Perkembangan watak anak ke arah mengenal baik dan buruk, berbuat susila,
dan bertanggung jawab sendiri atas perbuatannya itu melalui berbagai fase
perkem- bangan. Pada tahap pertama perkembangan watak anak, ia
mengikuti apa yang dipandang baik oleh orang tuanya. Selanjutnya ia
mengikuti apa yang dianggap masyarakat sekitarnya (tetangga) sebagai
baik. Kemudian apa yang diajarkan gurunya di sekolah, dianggap oleh anak
itu benar keseluruhannya. Apabila anak itu meningkat masa puber, maka ia
mulai memikirkan nilai baik buruk itu, dan mulai berpendapat sendiri. Pada
masa adolesensi, anak mengalami kematangan untuk mengambil keputusan
sendiri tentang baik-buruk itu, dan berbuat sesuai dengan keputusannya itu.
Dalam setiap fase perkembangan, maka perbuatan yang dapat di-
contoh/diteladani anak oleh orang tua, nasehat yang dapat memotivasi anak
untuk mengembangkan dirinya, dan berbagai perlakuan orang tua yang
bijaksana terhadap anak, sangat memegang peranan penting sebagai upaya
pendidikan.

Ilmu Agama
Ada dua pandangan yang saling bertentangan, yaitu sekularisme dan
religiusisme. Pandangan religiusisme juga terbagi menjadi dua pandangan,
yaitu humanisme dan theologisme. Pandangan sekular yakin bahwa ada
kekuatan lain yang tergantung pada materi. Jika tidak ada otak, maka tidak
ada proses berpikir. Pandangan sekularisme mengakui bahwa segala sesuatu
tunduk pada hukum alam, dengan demikian tidak mengakui adanya
kekuatan di luar hukum alam itu. Mereka tidak mengakui kekuatan yang
supernatural. Dengan demikian kaum sekularisme adalah materialis- me
historis, tokohnya adalah Karl Marx yang mengatakan bahwa agama itu
adalah racun bagi masyarakat. Ada ahli lain yang sekularis yang memandang
bahwa agama itu menidurkan orang dari kenyataan hidup
yang terlibat dalam kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan dari ilmu
dan teknologi. Karena mereka terbela- kang, maka lari ke agama.Bagi
bangsa Indonesia yang menganut filsafat Pancasila, dengan sila Ketuhan-an
Yang Maha Esa, tidak dapat menerima pendirian sekularisme. Agama bukan
racun dan bukan tempat pelarian, melainkan suatu nilai yang sangat tinggi
dan berharga bagi kehidupan pribadi, masyarakat dan negara. Pancasila
adalah filsafat hidup yang religius. Secara filsafi, aliran filsafat yang religius
dapat dibagi menjadi dua yaitu humanisme dan theologisme. Humanisme
memandang bahwa orang percaya pada adanya Tuhan, karena orang
memikirkan pengalamannya dan tiba pada kesimpulan berupa pengakuan
adanya Tuhan. Humanisme meneliti pengalaman religius secara ilmiah, dan
merenungkan secara filsafat, dan hasil renungan itulah yang dipercaya
mereka. Mereka yakin bahwa misteri hidup dapat diperiksa secara ilmiah,
termasuk dunia yang paling misteri, yaitu pengalaman
religius.Theologisme, mengecam humanisme sebagai aliran filsafat religius
yang dihinggapi virus sekularisme. Theologisme percaya bahwa Tuhan
mengajarkan agama melalui wahyu. Kebenaran ajaran agama dan adanya
Tuhan itu dengan sendirinya, walaupun manusia belum/tidak memeriksanya
dengan fakta pengalaman manusia. Apakah peranan religi bagi kehidupan
manusia ? Ada beberapa peran yang sangat membantu dalam membina dan
mengembangkan manusia ke tingkat yang lebih tinggi derajatnya, yaitu
antara lain sebagai berikut:
a) Religi memberikan ajaran tentang nilai-nilai yang benar secara pasti.
Nilainilai itu telah tersusun dalam suatu sistem berupa filsafat hidup religius.
Religi memberikan suatu filsafat hidup yang percaya akan adanya kehidupan
yang kekal sesudah hidup di dunia yang fana ini. Fakta, bahwa manusia itu
lahir dan kemudian pada suatu waktu meninggalkan dunia ini, lalu apakah
yang terjadi setelah itu? Religi memberikan jawabannya. Dasar bagi manusia
menerima kebenaran religius itu bukan pertama pengujian oleh akal
manusia, melainkan kepercayaan secara rohaniah.
b) Religi dalam perwujudannya merupakan suatu sistem kebudayaan. Religi
mewariskan suatu pola kebudayaan tertentu kepada pemeluknya. Dengan
kebudayaan demikian itu maka manusia hidup pada tingkat yang tinggi,
mulia, jauh di atas tingkat hewan. Karena itu, religi merupakan wadah bagi
kehidupan manusia pada tingkat berbudaya dan beradab.
c) Fakta bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas kemampuan- nya,
dengan keterbatasannya itu manusia merasa kecil di tengah alam semesta
ini, di tengah kehidupan yang nampaknya kompleks dan misterius. Religi
dengan ajarannya tentang Tuhan Yang Maha Mengatur alam semesta ini, dan
memberi manusia rasa aman dan pasti.
d) Religi selalu memuat ajaran tentang kesusilaan yang berlaku uni- versal.
Nilai kesusilaan yang didasarkan pada religi, jauh lebih kokoh dan mendalam
berakarnya, karena seorang religius akan mempunyai kesadaran kesusilaan
dan berbuat atas dasar kesadaran itu. Kesadaran demikian itu didasarkan
pada pengakuan adanya Tuhan yang selalu mengetahui segala
perbuatannya, baik perbuat- an yang terpuji maupun perbuatan tercela.
Dengan demikian. Religi memegang peranan penting sekalidalam kehidupan
manusia. Filsafat religius mementingkan pendidikan agar supaya anak,
pemuda, dan orang dewasa menghayati nilai-nilai religius itu.
Demikian juga, agar nilai-nilai religius dapat menjiwai seluruh
pemikiran dan tindakan anak didik. Pancasila sebagai filsafat hidup yang
mengakui religi sebagai suatu nilai yang fundamental bagi manusia dan
bangsa Indonesia pada khususnya, mengembangkan nilai-nilai religius.
Pancasila ialah filsafat hidup yang memandang manusia sebagai makhluk
yang mulia yang mengaku adanya Tuhan. Pancasila ialah suatu antropologi
filsafat modern. Berikut kita telaah bagaimana pandangan antropologi filsafi
tentang anak.
11. Kemukakan minimal 5 tahapan sejarah perkembangan ilmu dan jelaskan
dengan situasi yang terjadi dari setiap tahapan tersebut
Masa Yunani Kuno. Pada tahap awal kelahirannya filsafat
menampakkan diri sebagi suatu bentuk mitologi, serta dongeng-dongeng
yang dipercayai oleh Bangsa Yunani, baru sesudah Thales (624-548 S.M)
mengemukakan pertanyaan aneh pada waktu itu, filsafat berubah menjadi
suatu bentuk pemikiran rasional (logos). Pertanyaan Thales yang
menggambarkan rasa keingintahuan bukanlah pertanyaan biasa seperti apa
rasa kopi ?, atau pada tahun keberapa tanaman kopi berbuah ?, pertanyaan
Thales yang merupakan pertanyaan filsafat, karena mempunyai bobot yang
dalam sesuatu yang ultimate (bermakna dalam) yang mempertanyakan
tentang Apa sebenarnya bahan alam semesta ini (What is the nature of the
world stuf ?), atas pertanyaan ini indra tidak bisa menjawabnya, sains juga
terdiam, namun Filsuf berusaha menjawabnya. Thales menjawab Air (Water
is the basic principle of the universe), dalam pandangan Thales air
merupakan prinsip dasar alam semesta, karena air dapat berubah menjadi
berbagai wujud
Kemudian silih berganti Filsuf memberikan jawaban terhadap bahan
dasar (Arche) dari semesta raya ini dengan argumentasinya masing-masing.
Anaximandros (610-540 S.M) mengatakan Arche is to Apeiron, Apeiron
adalah sesuatu yang paling awal dan abadi, Pythagoras (580-500 S.M)
menyatakan bahwa hakekat alam semesta adalah bilangan, Demokritos
(460-370 S.M) berpendapat hakekat alam semesta adalah Atom,
Anaximenes (585-528 S.M) menyatakan udara, dan Herakleitos (544-484
S.M) menjawab asal hakekat alam semesta adalah api, dia berpendapat
bahwa di dunia ini tak ada yang tetap, semuanya mengalir . Variasi jawaban
yang dikemukakan para filsuf menandai dinamika pemikiran yang mencoba
mendobrak dominasi mitologi, mereka mulai secara intens memikirkan
tentang Alam/Dunia, sehingga sering dijuluki sebagai Philosopher atau akhli
tentang Filsafat Alam (Natural Philosopher), yang dalam perkembangan
selanjutnya melahirkan Ilmu-ilmu kealaman.
Pada perkembangan selanjutnya, disamping pemikiran tentang Alam,
para akhli fikir Yunani pun banyak yang berupaya memikirkan tentang hidup
kita (manusia) di Dunia. Dari titik tolak ini lahir lah Filsafat moral (atau
filsafat sosial) yang pada tahapan berikutnya mendorong lahirnya Ilmu-ilmu
sosial. Diantara filsuf terkenal yang banyak mencurahkan perhatiannya pada
kehidupan manusia adalah Socrates (470-399 S.M), dia sangat
menentang ajaran kaum Sofis. Yang cenderung mempermainkan
kebenaran, Socrates berusaha meyakinkan bahwa kebenaran dan kebaikan
sebagai nilai-nilai yang objektif yang harus diterima dan dijunjung tinggi oleh
semua orang. Dia mengajukan pertanyaan pada siapa saja yang ditemui
dijalan untuk membukakan batin warga Athena kepada kebenaran (yang
benar) dan kebaikan (yang baik). Dari prilakunya ini pemerintah Athena
menganggap Socrates sebagai penghasut, dan akhirnya dia dihukum mati
dengan jalan meminum racun. Kaum Sofis adalah golongan yang tidak lagi
memikirkan alam, malainkan melatih kemahiran manusia dalam berpidato,
berargumentasi untuk mempertahankan kebenaran, akan tetapi bagi
mereka kebenaran itu sifatnya relatif tergantung kemampuan
berargumentasi. Salah seorang tokohnya adalah Protagoras yang
berpendapat bahwa Man is the measure of all things.
Sesudah Socrates mennggal, filsafat Yunani terus berkembang dengan
Tokohnya Plato (427-347 S.M), salah seorang murid Socrates. Diantara
pemikiran Plato yang penting adalah berkaitan dengan pembagian relaitas
ke dalam dua bagian yaitu realitas/dunia yang hanya terbuka bagi rasio, dan
dunia yang terbuka bagi pancaindra, dunia pertama terdiri dari idea-idea,
dan dunia ke dua adalah dunia jasmani (pancaindra), dunia ide sifatnya
sempurna dan tetap, sedangkan dunia jasmani selalu berubah. Dengan
pendapatnya tersebut, menurut Kees Berten (1976), Plato berhasil
mendamaikan pendapatnya Herakleitos dengan pendapatnya Permenides,
menurut Herakleitos segala sesuatu selalu berubah, ini benar kata Plato, tapi
hanya bagi dunia Jasmani (Pancaindra), sementara menurut Permenides
segala sesuatu sama sekali sempurna dan tidak dapat berubah, ini juga
benar kata Plato, tapi hanya berlaku pada dunia idea saja.
Dalam sejarah Filsafat Yunani, terdapat seorang filsuf yang sangat
legendaris yaitu Aristoteles (384-322 S.M), seorang yang pernah belajar di
Akademia Plato di Athena. Setelah Plato meninggal Aristoteles menjadi guru
pribadinya Alexander Agung selama dua tahun, sesudah itu dia kembali lagi
ke Athena dan mendirikan Lykeion, dia sangat mengagumi pemikiran-
pemikiran Plato meskipun dalam filsafat, Aristoteles mengambil jalan yang
berbeda (Aristoteles pernah mengatakan-ada juga yang berpendapat bahwa
ini bukan ucapan Aristoteles- Amicus Plato, magis amica veritas Plato
memang sahabatku, tapi kebenaran lebih akrab bagiku ungkapan ini
terkadang diterjemahkan bebas menjadi Saya mencintai Plato, tapi saya
lebih mencintai kebenaran).
Aristoteles mengkritik tajam pendapat Plato tentang idea-idea,
menurut Dia yang umum dan tetap bukanlah dalam dunia idea akan tetapi
dalam benda-benda jasmani itu sendiri, untuk itu Aristoteles mengemukakan
teori Hilemorfisme (Hyle = Materi, Morphe = bentuk), menurut teori ini,
setiap benda jasmani memiliki dua hal yaitu bentuk dan materi, sebagai
contoh, sebuah patung pasti memiliki dua hal yaitu materi atau bahan baku
patung misalnya kayu atau batu, dan bentuk misalnya bentuk kuda atau
bentuk manusia, keduanya tidak mungkin lepas satu sama lain, contoh
tersebut hanyalah untuk memudahkan pemahaman, sebab dalam
pandangan Aristoteles materi dan bentuk itu merupakan prinsip-prinsip
metafisika untuk memperkukuh dimingkinkannya Ilmu pengetahuan atas
dasar bentuk dalam setiap benda konkrit. Teori hilemorfisme juga menjadi
dasar bagi pandangannya tentang manusia, manusia terdiri dari materi dan
bentuk, bentuk adalah jiwa, dan karena bentuk tidak pernah lepas dari
materi, maka konsekwensinya adalah bahwa apabila manusia mati, jiwanya
(bentuk) juga akan hancur.
Disamping pendapat tersebut Aristoteles juga dikenal sebagai Bapak
Logika yaitu suatu cara berpikir yang teratur menurut urutan yang tepat atau
berdasarkan hubungan sebab akibat. Dia adalah yang pertama kali
membentangkan cara berpikir teratur dalam suatu sistem, yang intisarinya
adalah Sylogisme (masalah ini akan diuraikan khusus dalam topik Logika)
yaitu menarik kesimpulan dari kenyataan umum atas hal yang khusus
(Mohammad Hatta, 1964).
Abad Pertengahan. Semenjak meninggalnya Aristoteles, filsafat
terus berkembang dan mendapat kedudukan yang tetap penting dalam
kehidupan pemikiran manusia meskipun dengan corak dan titik tekan yang
berbeda. Periode sejak meninggalnya Aristoteles (atau sesudah
meninggalnya Alexander Agung (323 S.M) sampai menjelang lahirnya Agama
Kristen oleh Droysen (Ahmad Tafsir. 1992) disebut periode Hellenistik
(Hellenisme adalah istilah yang menunjukan kebudayaan gabungan antara
budaya Yunani dan Asia Kecil, Siria, Mesopotamia, dan Mesir Kuno). Dalam
masa ini Filsafat ditandai antara lain dengan perhatian pada hal yang lebih
aplikatif, serta kurang memperhatikan Metafisika, dengan semangat yang
Eklektik (mensintesiskan pendapat yang berlawanan) dan bercorak Mistik.
Menurut A. Epping. at al (1983), ciri manusia (pemikiran filsafat) abad
pertengahan adalah :
1. Ciri berfilsafatnya dipimpin oleh Gereja
2. Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles
3. berfilsafat dengan pertolongan Augustinus
Pada masa ini filsafat cenderung kehilangan otonominya, pemikiran
filsafat abad pertengahan bercirikan Teosentris (kebenaran berpusat pada
wahyu Tuhan), hal ini tidak mengherankan mengingat pada masa ini
pengaruh Agama Kristen sangat besar dalam kehidupan manusia, termasuk
dalam bidang pemikiran. Filsafat abad pertengahan sering juga disebut
filsafat scholastik, yakni filsafat yang mempunyai corak semata-mata
bersifat keagamaan, dan mengabdi pada teologi. Pada masa ini memang
terdapat upaya-upaya para filsuf untuk memadukan antara pemikiran
Rasional (terutama pemikiran-pemikiran Aristoteles) dengan Wahyu Tuhan
sehingga dapat dipandang sebagai upaya sintesa antara kepercayaan dan
akal. Keadaan ini pun terjadi dikalangan umat Islam yang mencoba melihat
ajaran Islam dengan sudut pandang Filsafat (rasional), hal ini dimungkinkan
mengingat begitu kuatnya pengaruh pemikiran-pemikiran ahli filsafat
Yunani/hellenisme dalam dunia pemikiran saat itu, sehingga keyakinan
Agama perlu dicarikan landasan filosofisnya agar menjadi suatu keyakinan
yang rasional.
Pemikiran-pemikiran yang mencoba melihat Agama dari perspektif
filosofis terjadi baik di dunia Islam maupun Kristen, sehingga para ahli
mengelompokan filsafat skolastik ke dalam filsafat skolastik Islam dan filsafat
skolastik Kristen.
Di dunia Islam (Umat Islam) lahir filsuf-filsuf terkenal seperti Al Kindi
(801-865 M), Al Farabi (870-950 M), Ibnu Sina (980-1037 M), Al Ghazali
(1058-1111 M), dan Ibnu Rusyd (1126-1198), sementara itu di dunia Kristen
lahir Filsuf-filsuf antara lain seperti Peter Abelardus (1079-1180), Albertus
Magnus (1203-1280 M), dan Thomas Aquinas (1225-1274). Mereka ini
disamping sebagai Filsuf juga orang-orang yang mendalami ajaran
agamanya masing-masing, sehingga corak pemikirannya mengacu pada
upaya mempertahankan keyakinan agama dengan jalan filosofis, meskipun
dalam banyak hal terkadang ajaran Agama dijadikan Hakim untuk memfonis
benar tidaknya suatu hasil pemikiran Filsafat (Pemikiran Rasional).
Masa Modern. Pada masa ini pemikiran filosofis seperti dilahirkan
kembali dimana sebelumnya dominasi gereja sangat dominan yang
berakibat pada upaya mensinkronkan antara ajaran gereja dengan pemikiran
filsafat. Kebangkitan kembali rasio mewarnai zaman modern dengan salah
seorang pelopornya adalah Descartes, dia berjasa dalam merehabilitasi,
mengotonomisasi kembali rasio yang sebelumnya hanya menjadi budak
keimanan.
Diantara pemikiran Desacartes (1596-1650) yang penting adalah
diktum kesangsian, dengan mengatakan Cogito ergo sum, yang biasa
diartikan saya berfikir, maka saya ada. Dengan ungkapan ini posisi
rasio/fikiran sebagai sumber pengetahuan menjadi semakin kuat, ajarannya
punya pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
segala sesuatu bisa disangsikan tapi subjek yang berfikir menguatkan
kepada kepastian.
Dalam perkembangnnya argumen Descartes (rasionalisme) mendapat
tantangan keras dari para filosof penganut Empirisme seperti David Hume
(1711-1776), John Locke (1632-1704). Mereka berpendapat bahwa
pengetahuan hanya didapatkan dari pengalaman lewat pengamatan empiris.
Pertentangan tersebut terus berlanjut sampai muncul Immanuel Kant (1724-
1804) yang berhasil membuat sintesis antara rasionalisme dengan
empirisme, Kant juga dianggap sebagai tokoh sentral dalam zaman modern
dengan pernyataannya yang terkenal sapere aude(berani berfikir sendiri),
pernyataan ini jelas makin mendorong upaya-upaya berfikir manusia tanpa
perlu takut terhadap kekangan dari Gereja.
Pandangan empirisme semakin kuat pengaruhnya dalam cabang ilmu
pengetahuan setelah munculnya pandangan August Comte (1798-1857)
tentang Positivisme. Salah satu buah pikirannya yang sangat penting dan
berpengaruh adalah tentang tiga tahapan/tingkatan cara berpikir manusia
dalam berhadapan dengan alam semesta yaitu : tingkatan Teologi, tingkatan
Metafisik, dan tingkatan Positif
Tingkatan Teologi (Etat Theologique). Pada tingkatan ini manusia
belum bisa memahami hal-hal yang berkaitan dengan sebab akibat. Segala
kejadian dialam semesta merupakan akibat dari suatu perbuatan Tuhan dan
manusia hanya bersifat pasrah, dan yang dapat dilakukan adalah memohon
pada Tuhan agar dijauhkan dari berbagai bencana. Tahapan ini terdiri dari
tiga tahapan lagi yang berevolusi yakni dari tahap animisme, tahap
politeisme, sampai dengan tahap monoteisme.
Tingkatan Metafisik (Etat Metaphisique). Pada dasarnya tingkatan ini
merupakan suatu variasi dari cara berfikir teologis, dimana Tuhan atau
Dewa-dewa diganti dengan kekuatan-kekuatan abstrak misalnya dengan
istilah kekuatan alam. Dalam tahapan ini manusia mulai menemukan
keberanian dan merasa bahwa kekuatan yang menimbulkan bencana dapat
dicegah dengan memberikan berbagai sajian-sajian sebagai penolak
bala/bencana.
Tingkatan Positif (Etat Positive). Pada tahapan ini manusia sudah
menemukan pengetahuan yang cukup untuk menguasai alam. Jika pada
tahapan pertama manusia selalu dihinggapi rasa khawatir berhadapan
dengan alam semesta, pada tahap kedua manusia mencoba mempengaruhi
kekuatan yang mengatur alam semesta, maka pada tahapan positif manusia
lebih percaya diri, dengan ditemukannya hukum-hukum alam, dengan bekal
itu manusia mampu menundukan/mengatur (pernyataan ini
mengindikasikan adanya pemisahan antara subyek yang mengetahui
dengan obyek yang diketahui) alam serta memanfaatkannya untuk
kepentingan manusia, tahapan ini merupakan tahapan dimana manusia
dalam hidupnya lebih mengandalkan pada ilmu pengetahuan. Dengan
memperhatikan tahapan-tahapan seperti dikemukakan di atas nampak
bahwa istilah positivisme mengacu pada tahapan ketiga (tahapan
positif/pengetahuan positif) dari pemikiran Comte. Tahapan positif
merupakan tahapan tertinggi, ini berarti dua tahapan sebelumnya
merupakan tahapan yang rendah dan primitif, oleh karena itu filsafat
Positivisme merupakan filsafat yang anti metafisik, hanya fakta-fakta saja
yang dapat diterima. Segala sesuatu yang bukan fakta atau gejala (fenomin)
tidak mempunyai arti, oleh karena itu yang penting dan punya arti hanya
satu yaitu mengetahui (fakta/gejala) agar siap bertindak (savoir pour
prevoir).
Manusia harus menyelidiki dan mengkaji berbagai gejala yang terjadi
beserta hubungan-hubungannya diantara gejala-gejala tersebut agar dapat
meramalkan apa yang akan terjadi, Comte menyebut hubungan-hubungan
tersebut dengan konsep-konsep dan hukum-hukum yang bersifat positif
dalam arti berguna untuk diketahui karena benar-benar nyata bukan bersifat
spekulasi seperti dalam metafisika. Pengaruh positivisme yang sangat besar
dalam zaman modern sampai sekarang ini, telah mengundang para pemikir
untuk mempertanyakannya, kelahiran post modernisme yang narasi awalnya
dikemukakan oleh Daniel Bell dalam bukunya The cultural contradiction of
capitalism, yang salah satu pokok fikirannya adalah bahwa etika kapitalisme
yang menekankan kerja keras, individualitas, dan prestasi telah berubah
menjadi hedonis konsumeristis. Postmodernisme pada dasarnya merupakan
pandangan yang tidak/kurang mempercayai narasi-narasi universal serta
kesamaan dalam segala hal, faham ini lebih memberikan tempat pada
narasi-narasi kecil dan lokal yang berarti lebih menekankan pada
keberagaman dalam memaknai kehidupan.

12. Karakteristik ke arah pemikiran filsafat antara lain mendasar, menyeluruh,


dan spekulatif, kemukakan kaitan ketiga konsep tersebut dalam penemuan
pemikiran filsafat pendidikan, masing-masing beri contoh dalam dunia
pendidikan.
Jawab:
Berpikir Radikal (radix = akar). Artinya, ciri berpikir filsafat yang ingin
menggali dan menyelami kenyataan atau ide sampai keakar-akarnya, untuk
menemukan dan mengangkat dasar-dasar pemikirannya secara utuh ke
permukaan. Melalui cara pemikiran yang demikian itu, diperoleh suatu hasil
berpikir yang mendasar dan mendalam, serta sebuah
pertanggunganjawaban yang memadai di dalam membangun pemikiran
filsafat dan pikiran keilmuan itu sendiri. Ciri pemikiran dimaksud,
mengisyaratkan bahwa orang tidak perlu terburu-buru mengambil
kesimpulan pemikiran sebelum menemukan hakikat kebenarannya secara
fundamental, dan dengan demikian, ia tidak muda terjebak ke dalam
pemikiran yang sesat dan keliru atau kejahatan. Berpikir radikal
menunjukkan bahwa filsafat sebagai sebuah proses dan hasil pemikiran,
selalu berusaha melatakkan dasar dan strategi bagi pemikiran itu sendiri
sehingga bertahan menghadapi ujian kritis atau tantangan (ujian) zaman
dengan berbagai arus pemikiran baru apa pun.
Komprehensif dan holistik. Artinya, pemikiran filsafat selalu bersifat
menyeluruh dan utuh. Baginya, keseluruhan adalah lebih jelas dan lebih
bermakna daripada bagian-perbagian. Holistik artinya, berpikir secara utuh,
tidak terlepas-lepas dalam kapsul egoisme (kebenaran) sekoral yang sempit.
Cara berpikir filsafat yang demikian perlu dikembangkan mengingat hakikat
pemikiran itu sendiri adalah dalam rangka manusia dan kemanusiaan yang
luas dan kaya (beraneka ragam) dengan tuntutan atau klaim kebenarannya
masing-masing, yang menggambarkan sebuah eksistensi yang utuh.
Baginya, pikiran adalah bagian dari fenomena manusia sebab hanya
manusia lah yang dapat berpikir, dan dengan demikian ia dapat diminta
pertanggungjawaban terhadap pikiran maupun perbuatan-perbuatan yang
diakibatkan oleh pikiran itu sendiri. Pikiran merupakan kesatuan yang utuh
dengan aneka kenyataan kemanusiaan (alam fisik dan roh) yang kompleks
serta beranekaragam. Pikiran, sesungguhnya tidak dapat berpikir dari dalam
pikiran itu sendiri, sebab bukan pikiran itulah yang berpikir, tetapi justru
manusia lah yang berpikir dengan pikirannya. Jadi, tanpa manusia maka
pikiran tidak memiliki arti apa pun. Manusia, karenanya, bukan hanya
berpikir dengan akal atau rasio yang sempit, tetapi juga dengan ketajaman
batin, moral, dan keyakinan sebagai kesatuan yang utuh.
Berpikir Spekulatif. Ciri pemikiran ini merupakan kelanjutan dari ciri
berpikir abstrak yang selalu berupaya mengangkat pengalaman-pengalaman
faktawi ketaraf pemahaman dan panalaran. Melalui itu, orang tidak hanya
berhenti pada informasi sekedar menunjukkan apa adanya (in itself), tetapi
lebih meningkat pada taraf membangun pemikiran dan pemahaman tentang
mengapa dan bagaimananya hal itu dalam berbagai dimensi bentuk
pendekatan. Pemikiran filsafat yang berciri spekulatif memungkinkan adanya
transendensi untuk menunjukkan sebuah perspektif yang luas tentang aneka
kenyataan. Tegasnya, melalui ciri pemikiran filsafat yang spekulatif
dimaksud, orang tidak sekedar hanya menerima sebuah kenyataan
(kebenaran) secara informatif, sempit, dan dangkal, tetapi dengan sikap
kritis, dan penuh imajinasi untuk memahami (verstending) dan
mengembangkannya secara luas dalam berbagai khasana pemikiran yang
beraneka. Berfilsafat adalah berfikir dengan sadar, yang mengandung
pengertian secara teliti dan teratur, sesuai dengan aturan dan hukum yang
ada. Berpikir secar filsafat harus dapat menyerap secara keseluruhan apa
yang ada pada alam semesta secara utuh sehingga orang dimungkinkan
untuk mengembangkannyadalam berbagai aspek pemikiran dan bidang
keilmuan yang khas.

13. Terdapat tiga macam kebenaran menurut sebagian ahli, antara lain
kebenaran koherensi, kebenaran korespondensi, dan kebenaran pragmatis.
Jelaskan perbedaan ketiganya dan masing-masingnya beri contoh dalam
dunia pendidikan
Bed Kebenaran Kebenaran Korespondensi Kebenaran
a Koherensi Pragmatis
Arti Suatu proposisi Keadaan benar berupa Suatu proposisi
cenderung benar kesesuaian antara makna yang bernilai benar
apabila proposisi dimaksud oleh pernyataan bila proposisi itu
tersebut dalam dengan apa yang sungguh- mempunyai
keadaan saling sungguh merupakan halnya kosekuensi
berhubungan atau apa yang berupa fakta praktis seperti
dengan proposisi yang terdapat
lain yang juga pada inhern dari
benar atau bila pernyataan itu
makna yang
dikandungnya
dalam keadaan
yang saling
berhubungan
dengan
pengalaman
Cont Penemu telpon Pada tanggal 28 Oktober 1928, Pelajar hari ini
oh pertama adalah terjadi pemuda Indonesia gemar tawuran
Graham Bell mengikrarkan sumpah
pemuda. Sehingga 28 Oktober
diperingati dengan hari
Sumpah Pemuda
14. Kemukakan contoh dalam bentuk karangan (masing-maing minimal satu
lembar) tentang logika berfikir induktif dan logika berfikir deduktif.
Catatan :
a. Kumpulkan paling lambat 1 minggu pertemuan berikutnya
b. Semakin bertambah nilainya, jika setiap pernyataan dalam penjelasan
diperkuat atau mengutip dengan sumber bacaan yang relevan
c. selesaikan yang kurang Yaaaaaa.....

SELAMAT BEKERJA, TANPA DISKUSI DAN TIDAK JIMPLAKAN

Diposkan 8th November 2012 oleh Muhammad Affandi


1. Apa yang dimaksud FILSAFAT menurut anda?
Jawaban :
Menurut pendapat saya filsafat adalah pandangan hidup seseorang yang menjadi atau
merupakan konsep dasar untuk mengapai sesuatu yang dicita-citakan, maksutnya yaitu suatu
sikap seseorang yang dengan sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam (sampai keakar-akarnya)

2. Menurut Drs. H. Ahmad Syadali, M.A. dan Drs. Mudzakir dalam bukunya FILSAFAT
UMUM , mengatakan bahwa filsafat adalah alam pikiran/alam berpikir dan berfilsafat artinya
berfikir akan tetapi yang menjadi pertanyaan apakah semua berpikir berarti berfilsafat?
Jawaban :
Tidak , karena yang dimaksud berfikir (berfilsafat) itu memiliki tiga ciri utama yaitu:
a. Radikal , maksudnya berpikir sampai keakar-akarnya
b. Sitematis, maksudnya berpikir logis, yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh
kesadaran,berurutan,dan teratur
c. Universal, maksudnya tidak berpikir khusus , terbatas pada bagian-bagian tertentu, namun
harus mencangkup secara keseluruhan.

3. Apakah yang dimaksud dengan KEBIJAKSANAAN menurut pendapat anda?


Jawaban :
Menurut pendapat saya kebijaksanaan adalah sesorang yang mempunyai pengertian yang
mendalam mengenai segala sesuatu yang meliputi kehidupan manusia
4. Apakah FILSAFAT itu bisa disebut ilmu pengetahuan?
Jawaban :
Menurut saya bisa !!!
Sebab ilmu pengetahuan itu timbul karena rasa keingin tahuan manusia terhadap sesuatu, dan
juga ruang lingkup yang dimilik filsafat dan ilmu pengetahuan itu sama yaitu sama-sama
memiliki tiga ruang lingkup antara lain :
a. ontologi yang berfungsi menetapkan ruang lingkup yang menjadi objek telaah dan
penafsiran tentang hakikat realitas dari objek telaah yang telah ditentukan.
b. epistemologi yang berfungsi atau cara materi pengetahuan diperoleh dan dibentuk menjadi
suatu tubuh pengetahuan.
c. aksiologi yaitu asas penggunaan pengetahuan yang telah diperoleh dalam tubuh
pengetahuan.
Maka sangat jelas bahwa sebenarnya ilmu pengetahuan adalah merupakan buah hasil dari
filsafat.

5. Setujukah jika FILSAFAT disebut sebagai induk ilmu pengetahuaan ?


Jawaban :
Setuju !!!
Sebab filsafat itu pada mulanya timbul karena rasa kagum dan heran manusia. Pada tahap
awalnya kekaguman dan keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan
lebih lanjut, karena permasalahan manusia menjadi lebih kompleks, maka manusia berusaha
mencari jawaban atas berbagai permasalahannya dengan perenungan untuk mencari kebenaran.
pada masa keemasan Yunani kuno, dimana kondisi masyarakat tidak banyak bergejolak
dan kebutuhan dasar setiap orang terpenuhi. Dalam masyarakat seperti ini orang mulai bertanya-
tanya mengenai hahikat dirinya. Disinilah manusia mulai mengenal filsafat, yaitu sebagai sebuah
proses perenungan untuk mencari kebenaran dimana manusia keluar dari kesempitan berfikir dan
berani berfikir secara universal dan menyeluruh.

6. Apakah ada perbedaan berfikir biasa, dan berfikir filsafat, jelaskan?


Jawaban :
Berfikir Biasa adalah berfikir dengan menggunakan akalnya secara sederhana untuk
memperoleh pengetahuan terutama dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan, sehingga
manusia dapat mempertahankan hidupnya.
sedangkan berfikir Filsafat adalah berfikir dengan cara bertanya dan seperti simbu tanda Tanya .
juga harus mengacu pada kaidah-kaidah tertentu secara disiplin dan mendalam sehingga setiap
masalah/subtansi mendapat pencermatan yang mendalam untuk mencapai kebenaran jawaban
dengan cara yang benar sebagai manifestasi kencintaan pada kebenaran.
7. Filsafat dapat memberikan pencerahan dalam berfikir, benarkah pernyataan tersebut, jelaskan
?
Jawaban :
Iya , sebab dengan filsafat seseorang akan menggunakan akal fikirannya untuk mencari
tahu apa yang sedang dicarinya oleh akalnya sehingga apa yang ia fikirkan akan mendapat
sesuatu sesuai yang diharapkan oleh akan fikirnya sehingga ia akan mendapatkan kepuasan yang
dirasakannya jika apa yang fikirkan berhasil ia pecahkan.
E
N
I
L
N
O
N
A
K
I
D
I
D
N
E
P

Kamis, 19 Agustus 2010


Soal dan Jawaban FILSAFAT ILMU

23.11 symfofly
1. Ontologis : Objek yang ditelaah ilmu.
Epistemologis : Proses ditimbanya ilmu pengetahuan.
Aksiologis : Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dimanfaatkan
2. Berfilsafat berarti berrendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam
kesmestaan yang seakan tak terbatas. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam
keberanian berterus-terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
3. Pandangan filsafat tentang kebenaran adalah sesuatu yang fakta yang dapat dierima dalam akal
pikiran manusia,kriterianya fakta,kebenaran,konfirmasi,logika inferensi.
4. Perbedaanya adalah jika dari segi Iptek kebenaran baik adalah sesuatu yang benar menurut fakta
dan pemikiran sedangkan dari agama kebenaran baik adalah sesuatu hal yang tidak melanggar
nilai nilai dan norma keyakinan dalam agama.
5. Perbedaan Logika dan Penalaran
Logika merupakan cara berpikir secara luas dengan menggunakan rasio
Contoh : hasli pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan lewat
bahasa.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
Contoh :penalaran induktif dan deduktif
6. Penjelasan yang bersifat rasional dengan kriteria kebenaran koherensi berkaitan dengan cara
berpikir deduktif, sedangkan penjelasan dengan teori korespondensi berhubungan dengan cara
berpikir induktif.
7. Pahan Empirisme dan Rasionalisme
Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran adalah pengikut faham
RASIONALISME.
Contoh :
mereka yang menyatakan bahwa fakta yang lewat pengalaman manusia merupakan pengikut
faham EMPIRISME
Contoh :
8. Pada fase teologis dan metafisik, manusia berada dalam emosional subyektif yang penuh dengan
mitos dan absurd,sedangkan fase positif manusia mulai berfikir cara yang rasional obyektif.
9. Pengertian otoritas atau otonomi keilmuan, yaitu wewenang yang dimiliki seorang ilmuwan
untuk mengembangkan disiplin ilmunya tanpa campur tangan pihak lain.
10. setiap ilmu akan menghadapi problematika yang tidak mungkin dapat diselesaikan dengan
ilmunya sendiri. Jadi sesugguhnya ilmu-ilmu di dunia ini adalah Saling Berkaitan satu sama lain.
11. Terminologi aliran filsafat
Monisme: Aliran yang menyatakan hanya ada satu kenyataan fundamental.
Dualisme: Menyatakan ada dua substansi yang masing-masing berdiri sendiri.
Pluralisme (serba banyak): Aliran yang tidak mengakui satu substansi dan dua substansi tetapi
banyak substansi.
12. Karena sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai ragam dan cabang ilmu hal tersebut
menunjukkan bahwa belajar filsafat berarti mengakui peran dan arti penting di luar ilmu yang ia
kuasai hal tersebut dinamakan multidisipliner.
13. Karena Dengan Bahasa, manusia mengembangkan budaya dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
14. Peran fungsi bahasa terhadap iptek
lewat bahasa manusia menyusun sendi-sendi yang membuka rahasia alam dalam berbagai teori
elektronik, relativitas, dan quantum. pengetahuan adalah kekuasaan dengan kekuasaan manusia
mencoba memahami hidupnya dan manusia tidak mau lagi dikuasai oleh alam, dia ingin berbalik
menguasainya.
15. Hubungan bahasa dan pikiran adalah saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, lebih dulu bahasa
Contohnya : dengan adanya bahasa maka manusia dapat berpikir mengenai suatu objek tertentu
meskipun objek tersebut secara faktual tidak berada di mana suatu kegiatan berpikir dilakukan
yaitu dengan menggunakan symbol.
16. Tidak setuju karena sangat perlu dimasukkannya pertimbangan-pertimbangan nilai-nilai etik dan
kesusilaan untuk melengkapi pertimbangan-pertimbangan bahwa ilmu pengetahuan harus gayut
nilai dan taat nilai dan perlu diketahui ilmu pengetahuan memang mempunyai otonomi tetapi
bukan berarti bebas nilai.
17. akhir ilmu pengetahuan akan menemukan apa yang aku benar tentang dunia. aktivitas ilmu
pengetahuan adalah arahkan pada mencari kebenaran, dan it dihakimi oleh ukuran menjadi benar
kepada fakta.
18. Hubunganya adalah Filsafat sebagai metode cara berpikir secara reflektif (mendalam),
penyelidikan yang menggunakan alasan, berpikir secara hati-hati dan teliti secara
inclusive(secara luas) dan sypnoptic(secara garis besar),sama-sama menganalisa suatu
permasalahan.
19. Dengan adanya penelitian maka kita dapat merancang perkembangan ilmu pengetahuan dan
menciptakan teknologi yang lebih maju,sebelum adanya perkembangan pastilah ada penelitian.
20. Hipotesis adalah penjelasan yang rasional terhadap permasalahan yang dihadapi,jika hipotesis
kita ditolak maka kita membuat metode ilmiah yang baru.

Anda mungkin juga menyukai