1. Dalam rangka pengembangan ilmu, sebaiknya ilmu itu terikat nilai atau bebas
nilai ? Berikan alasan Saudara.
Filsafat ilmu adalah sejarah perkembangan ilmu dan teknologi, hakekat dan
sumber pengetahuan serta kreteria kebenaran. Disamping itu, filsafat ilmu juga
membahas persoalan objek, metode dan tujuan ilmu yang tidak kala pentingnya
adalah sarana ilmiah. Filsafat ilmu memberi spirit bagi perkembangan dan
kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu,
baik pada tatanan ontologis, epistimologis, maupun aksiologis yang dalam hal ini
penulis menempatkan filsafat ilmu dalam Islamisasi ilmu pengetahuan terletak
pada dataran aksiologinya. Yaitu agama sebagai pemberi nilai terhadap ilmu
pengetahuan.
Filsafat ilmu dan Islamisasi ilmu pengetahuan memberikan wawasan yang lebih
luas bagi penuntut ilmu untuk melihat sesuatu itu tidak hanya dari jendela ilmu
masing-masing. Ada banyak jendela yang tersedia, ketika melihat sudut pandang
sesuatu, karena itu, tidak boleh arogansi dalam sebuah disiplin ilmu karena
arogansi adalah pertanda bahwa tidak kreatif lagi dan cepat merasa puas.
Diharapkan perkembangan ilmu yang begitu sepektakuler di satu sisi dan nilai-
nilai agama yang statis dan universal disisi lain dapat dijadikan arah dalam
menentukan perkembangan ilmu selanjutnya. Sebab, tanpa adanya bimbingan
agama terhadap ilmu dikhawatirkan kehebatan ilmu dan teknologi tidak semakin
mensejahterahkan manusia, tetapi justru merusak dan bahkan menghancurkan
kehidupan mereka.
Demikianlah pembahasan kedudukan filsafat ilmu dalam Islamisasi ilmu
pengetahuan yang dapat penulis sajikan, mudah-mudahan mampu mengguga kita
untuk terus mencari, bertualang di dunia ilmu.
2. Meskipun perkembangannya ketinggalan dibandingkan ilmu alam, namun ilmu
sosial mampu memberikan sumbangan bagi kehidupan manusia. Berikan contoh
riil sumbangan tersebut.
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan
nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi
kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan
tahunan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana
irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air
bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal.
(iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan
rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .
b) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan
untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan
revitalisasi industri.
c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan
antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun
termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan
kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
3. Pada saat ini dikembangkan pendekatan multidisiplin, ilmu yang satu digunakan
secara bersamaan dengan ilmu yang lain. Jika Anda adalah pengembang ilmu,
bagaimanakah sikap yang Anda lakukan ?
Berbicara tentang strategi pengembangan ilmu ini Koento Wibisono (1982:13)
mengelompokkan menjadi 3 macam pendapat: pertama, pendapat yang
menyatakan bahwa ilmu berkembang dalam otonomi dan tetutup, dalam rti
pengaruh konteks dibatasi atau bahkan disingkirkan. Science for sake of science
only merupakan semboyan yang didengungkan. Kedua, pendapat yang
menyatakan bahwa ilmu lebur dalam konteks, tidak hanya memberikan refleksi,
bahkan juga memberi justifikasi. Dengan ini ilmu cendrung memasuki kawasan
untuk menjadikan dirinya sebagai ideologi. Ketiga, pendapat ynag menyatakan
bahwa ilmu dan konteks saling meresapi dan saling memberi pengaruh untuk
menjaga agar dirinya beserta temuan-temuannya tidak terjebak dalam kemiskinan
relevansidan aktualitasnya. Science for sake of human progress adalah
pendiriannya
Proses deduksi
1. Memasang lampu baru akan menyala apabila saklar ditekan
2. Kita memasang lampu baru dan saklar ditekan: Lampu menyala
===========================================================
jawabanSoalfilsafatPascasarjana TP
Oleh :Mudoyo
1. Jelaskan konsep filsafat dan perannya bagi pengembangan ilmu.
Filsafat ilmua dalah cabang filsafat pengetahuan yang mengkaji hakikati lmu. Pengkajian
tersebut dilakukan dari 3 pendekatan: ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Ontologiber kenaan dengan objek yang menjadikajianilmudanbatas-bataskajian yang
membedakanilmudenganjenispengetahuanlainnya, seperti agama misalnya
Epistemologiberkenaandengancarapengembanganilmu, prosedurpengembanganilmu,
dankriteria agar pengembanganilmutersebutdapatdipertanggungjawabkan.
Aksiologimembicarakanpemanfaatanilmu.Pertanyaan yang
perludijawabadalahbagaimanailmuitudapatdimanfaatkantanpamenimbulkankemudlorotanbagium
atmanusiadanlingkungannyaIlmupengetahuan, studisistematistentangapa pun yang
dapatdiperiksa, diuji, dandiverifikasi. Ilmu Kata iniberasaldari kata Latin scire, yang berarti
"tahu."Dari awalawal, ilmupengetahuantelahberkembangmenjadisalahsatubidangterbesardan
paling
berpengaruhdariusahamanusia.Hariiniberbagaicabangilmupengetahuanmenyelidikihampirsegalas
esuatu yang dapatdiamatiataudideteksi,
danilmupengetahuansebagaibentukkeseluruhancarakitamemahamialamsemesta, planet kita,
dirikitasendiri, danmakhlukhiduplainnya.... .
Perananfilsafat
a.Pendobrak
Berabad-abadlamanyaintelektualitasmanusiatertawandalampenjaratradisidankebiasaan
b.Pembebas
Filsafatmembebaskanmanusiadarisegalajenis penjara yang
mempersempitruanggerakakalbudimanusi
c.Pembimbing
Bagaimanakahfilsafatdapatmembebaskanmanusiadarisegalajenis penjara yang
hendakmempersempitruanggerakakalbudimanusia itu.
Beranjakdaripengertianfilsafatdanfilsafatilmu di
atasmakafilsafatilmumemilikiimplikasidanmanfaatterhadapmahasiswapascasarjanasebagaiseoran
gilmuwandenganspesifiaksibidangkeilmuan yang dimiliki (khususnya kami di
TeknologiPendidikan):
1. Bagimahasiswa yang mempelajarifilsafatilmudiperlukanpengetahuandasar yang
memadaitentangilmu, baikilmualammaupunilmusosialuntukmenjadilandasanberpijak yang kuat.
Iniberartibagiilmuwansosialperlumempelajaridasar-dasarilmualamsecara global,
sebaliknyailmuwanilmualamperlumemahamidasar-
dasarilmusosial.Sehinggamemilikipemahaman yang
komprehensifdanbergunauntukmemcahkanmasalah-masalahkemanusiaan.
2. Menjadimahasiswatidakberpolapikirmenaragading, yaituberfikirparsialisme.
Tetapimenjadikanmahasiswamampumengaitkanberbagaidisiplinilmudenganrealitaskehidupansosi
alkemasyarakatan
3. Filsafatilmusebagaisaranapengujianpenalaranilmiah,
sehinggamenjadikanmahasiswamenjadikritisterhadapkegiatanilmiah. Artinya,
mahasiswapascasarjanasebagaiseorangilmuwanharusmemilikisikapkritisterhadapbidangilmunyas
endiri, sehinggadapatmenghindarkandiridarisikap paling tahudan sok
tahu.Karenadenganberfikirfilsafatimemunculkankedasarandirisemakinmengertiketidaktahuannya
akansegalasesuatu.
4. Menjadikanmahasiwaberfikirlogis-rasional. Hal
inidikarenakanfilsafatilmumemberikanpendasaranlogisterhadapmetodekeilmuan.Setiapmetodeil
miah yang dikembangkanharusdapatdipertanggungjawabkansecaralogis-rasional, agar
dapatdipahamidandipergunakansecara umum.
3 Salah satukarakteristikberpikirfilsafatiadalahkomprehensif.Jelaskanhalitudanberi
ilustrasi di bidangkeilmuan.
Karakteristikberpikirfilsafat yakni:
1. Sifatmenyeluruh:
seseorangilmuwantidakakanpernahpuasjikahanyamengenalilmuhanyadarisegipandangilmuitusen
diri. Diaingintahuhakikatilmudarisudutpandang lain, kaitannyadenganmoralitas,
sertainginyakinapakahilmuiniakanmembawakebahagiandirinya. Hal
iniakanmembuatilmuwantidakmerasasombongdan paling hebat. Di
ataslangitmasihadlangit.contoh: Socrates menyatakandiatidaktahu apa-apa.
2. Sifatmendasar: yaitusifat yang tidaksajabegitupercayabahwailmuitubenar.
Mengapailmuitubenar?Bagaimana proses penilaianberdasarkankriteriatersebutdilakukan?
Apakahkriteriaitusendiribenar?Lalubenarsendiriituapa? Sepertisebuahpertanyaan yang melingkar
yang harusdimulaidenganmenentukantitik yang benar.
3. Spekulatif: dalammenyusunsebuahlingkarandanmenentukantitikawalsebuahlingkaran yang
sekaligusmenjadititikakhirnyadibutuhkansebuahsifatspekulatifbaiksisi proses,
analisismaupunpembuktiannya. Sehinggadapatdipisahkanmanayangmlogisatautidak. Ontology
ilmuberkaitandenganapa yang menjadibidangtelaahilmu.
Sayasependapatbahwabidangkajianilmupengetahuanadalahsesuatu yang
dapatdiamatidandiukur.Artinyabidangkajianilmuadalahsegalasesuatu yang
beradadidalamjangkauanpengalamanmanusia.Pengalamandisinimenunjukkantentangadanyasesua
tu yang
telahkitaalamidankitamempunyaikesempatanuntukmengkomunikasikanpengalamantersebutkepa
da orang lainatau yang kitasebutdenganempiris. Sedangkanhal-hal yang
diluarjangkauanpengalamanmanusia, misalnyaapa yang terjadisesudahseseorangmeninggaldunia,
bukanmerupakanbidangkajianilmu. Kiranyasampaisaatinibelumpernahada orang yang
pulangkembalidarialamkuburdanmenceritakanpengalamannya di alamkubur.
2. Jelaskan konsep filsafat ilmu dan manfaatnya bagi mahasiswa Program Pascasarjana.
Beranjak dari pengertian filsafat dan filsafat ilmu di atas maka filsafat ilmu memiliki implikasi
dan manfaat terhadap mahasiswa pascasarjana sebagai seorang ilmuwan dengan spesifiaksi
bidang keilmuan yang dimiliki (khususnya kami di Teknologi Pendidikan):
1. Bagi mahasiswa yang mempelajari filsafat ilmu diperlukan pengetahuan dasar yang memadai
tentang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu social untuk menjadi landasan berpijak yang kuat. Ini
berarti bagi ilmuwan social perlu mempelajari dasar-dasar ilmu alams ecara global, sebaliknya
ilmuwan ilmu alam perlu memahami dasar-dasar ilmu sosial.Sehingga memiliki pemahaman
yang komprehensif dan berguna untuk memcahkan masalah-masalah kemanusiaan.
2. Menjadi mahasiswa tidak berpola piker menara gading, yaitu berfikir parsialisme. Tetapi
menjadikan mahasiswa mampu mengaitkan berbagai disiplin ilmu dengan realitas kehidupan
social kemasyarakatan
3. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadikan mahasiswa
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Artinya, mahasiswa pascasarjana sebagai seorang
ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat
menghindarkan diri dari sikap paling tahudan sok tahu.Karena dengan berfikir filsafati
memunculkan kedasaran diri semakin mengerti ketidaktahuannya akan segala sesuatu.
4. Menjadikan mahasiwa berfikir logis-rasional. Hal ini dikarenakan filsafat ilmu memberikan
pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metodei lmiah yang dikembangkan harus
dapat dipertanggungjawabkan secaralogis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara
umum.
3 Salah satu karakteristik berpikir filsafati adalah komprehensif. Jelaskan hal itu dan beri
ilustrasi di bidang keilmuan.
Karakteristik berpikir filsafat yakni:
1. Sifat menyeluruh: seseorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya mengenal ilmu hanya
dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin tahu hakikat ilmu dari sudut pandang lain, kaitannya
dengan moralitas, serta ingin yakin apakah ilmu ini akan membawa kebahagian dirinya. Hal ini
akan membuat ilmuwan tidak merasa sombong dan paling hebat. Di atas langit masih ada
langit.contoh: Socrates menyatakan dia tidak tahu apa-apa.
2. Sifat mendasar: yaitu sifat yang tidak saja begitu percaya bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu
itu benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan criteria tersebut dilakukan? Apakah criteria
itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti sebuah pertanyaan yang melingkar yang
harus dimulai dengan menentukan titik yang benar.
3. Spekulatif: dalam menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal sebuah lingkaran
yang sekaligus menjadi titik akhirnya dibutuhkan sebuah sifat spekulatif baik sisi proses, analisis
maupun pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau tidak. Ontology ilmu
berkaitan dengan apa yang menjadi bidang telaah ilmu. Saya sependapat bahwa bidang kajian
ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang dapat diamati dan diukur. Artinya bidang kajian ilmu
adalah segala sesuatu yang berada didalam jangkauan pengalaman manusia.Pengalaman disini
menunjukkan tentang adanya sesuatu yang telah kita alami dan kita mempunyai kesempatan
untuk mengkomunikasikan pengalaman tersebut kepada orang lain atau yang kita sebut dengan
empiris. Sedangkan hal-hal yang diluar jangkauan pengalaman manusia, misalnya apa yang
terjadi sesudah seseorang meninggal dunia, bukan merupakan bidang kajian ilmu. Kiranya
sampai saat ini belum pernah ada orang yang pulang kembali dari alam kubur dan menceritakan
pengalamannya di alam kubur.
4. Objek kajian ilmu adalah hal-hal yang dapat dia mati dan terukur. Apakah Anda
setuju dengan pernyataan tersebut? Jelaskan alas an Anda.
Ontology ilmu berkaitan dengan apa yang menjadi bidang telaah ilmu. Saya sependapat bahwa
bidang kajian ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang dapat diamati dan diukur. Artinya bidang
kajian ilmu adalah segala sesuatu yang berada di dalam jangkauan pengalaman
manusia.Pengalaman disini menunjukkan tentang adanya sesuatu yang telah kita alami dan kita
mempunyai kesempatan untuk mengkomunikasikan pengalaman tersebut kepada orang lain atau
yang kita sebut dengan empiris. Sedangkan hal-hal yang diluar jangkauan pengalaman manusia,
misalnya apa yang terjadi sesudah seseorang meninggal dunia, bukan merupakan bidang kajian
ilmu. Kiranya sampai saat ini belum pernah ada orang yang pulang kembali dari alam kubur dan
menceritakan pengalamannya di alam kubur.
Fakta empiris adalah fakta yang dapat langsung dialami langsung oleh manusia dengan
mempergunakan panca inderanya. Ruang lingkup kemampuan panca indera manusia dan
peralatan yang dikembangkan sebagai pembantu panca indera tersebut membentuk apa yang
disebut dunia empiris. Dunia empiris inilah yang menjadi obyek kajian ilmu. Karena dapat
diukur dan diamati melalui panca indera dan peralatan bantu lainnya. Dalam batas-batas ini ilmu
pengetahuan mempelajari obyek-obyek empiris seperti batu-batuan, binatang, tumbuh-tumbuhan,
hewan atau manusia itu sendiri. Ilmu mempelajari berbagai gejala dan peristiwa yang menurut
anggapannya mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia. Berdasarkan obyek yang di
telaahnya, maka ilmu dapat disebut sebagai suatu pengetahuan empiris, dimana obyek obyek
yang berbeda diluar jangkauan manusia tidak dapat dimasukkan kedalam cirri ilmu yaitu
orientasi pada dunia empiris.
5. Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah. Apa yang Anda ketahui
tentang konsep metode ilmiah?
Bagaimana metode ilmiah tersebut terefleksi/tercermin dalam struktur penelitian untuk
penulisan tesis Anda?
Metode ilmiah adalah salah satu cara dalam memperoleh suatu pengetuhuan yang di dalamnya
terdapat suatu rangkaian prosedur tertentu yang harus diikuti untuk mendapatkan jawaban
tertentu dari pernyataan yang tertentu pula. Prosedur ilmiah tersebut adalah:
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan kerangka berpikir
3. Pengajuan hipotesis
4. Pengujian hipotesis
Penarikan simpulan Implementasi metode ilmiah tampak pada langkah-langkah
penelitian Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah.
1. Penelaahan kepustakaan.
2. Penyusunan hipotesis.
3. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variable- variabel.
4. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data.
5. Penyusunan rancangan penelitian.
6. Penentuan sample.
7. Pengumpulan data.
8. Pengolahan dan analisis data. Metode ilmiah dapat digambarkan dalam gambar berikut:
rancangan penelitian kuantitatif.
emukakan minimal 5 perbedaan antara kebenaran ilmu dengan kebenaran
filsafat. Jelaskan masing-masing perbedaan itu dan beri contoh.
Perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan,
dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan
deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen
dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan
hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya
mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan
mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia,
filsafat lebih bersifat sintetis dan sinoptis dan kalaupun analitis maka
analisanya memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh,
filsafat lebih tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam
mempertanyakan masalah hubungan antara fakta khusus dengan skema
masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan antara temuan-
temuan ilmu dengan klaim agama, moral serta seni.
Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat
mempunyai batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini
berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat
berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan
atau dijadikan objek kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat
dan ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni
berfikir reflektif dan sistematis, meski dengan titik tekan pendekatan yang
berbeda.
Dengan demikian, Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan
dapat dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-
masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat
spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap masalah-
masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat
mutlak/dogmatis. Menurut Sidi Gazlba (1976), Pengetahuan ilmu
lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen) ;
batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian.
Pengetahuan filsafat : segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio)
manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi; batasnya ialah batas alam
namun demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatu yang diluar alam,
yang disebut oleh agama Tuhan. Sementara itu Oemar Amin Hoesin (1964)
mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat
memberikan hikmat. Dari sini nampak jelas bahwa ilmu dan filsafat
mempunyai wilayah kajiannya sendiri-sendiri
Meskipun filsafat ilmu mempunyai substansinya yang khas, namun dia
merupakan bidang pengetahuan campuran yang perkembangannya
tergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat
dan ilmu, oleh karena itu pemahaman bidang filsafat dan pemahaman ilmu
menjadi sangat penting, terutama hubungannya yang bersifat timbal balik,
meski dalam perkembangannya filsafat ilmu itu telah menjadi disiplin yang
tersendiri dan otonom dilihat dari objek kajian dan telaahannya
2. Kemukakan minimal 5 perbedaan ilmu dengan pengetahuan mistik.
Jelaskan masing-masingnya dan beri contoh.
Ilmu Pengetahuan Mistik
Hakikat ilmu Hakikat Pengetahuan Mistis
Ilmu bersifat rasional Mistis adalah pengetahuan
Contoh: Air selalu menempati ruang yang tidak rasional. Ialah
pengetahuan (ajaran atau
keyakinan) tentang Tuhan yang
diperoleh melalui latihan
meditasi atau latihan spiritual,
bebas dari ketergantungan
indera atau rasio. Pengetahuan
mistis ialah pengetahuan yang
tidak dapat dipahami rasio.
Dalam Islam yang termasuk
pengetahuan mistis ialah
pengetahuan yang diperoleh
melalui jalan tasawuf.
Pengetahuan mistis ialah
pengetahuan yang supra
rasional tetapi kadang-kadang
mempunyai bukti empiris.
Contoh: Maha Sakret selalu
bersama kita
dampak negatif
Usia dini, orang tua kita memberikan pendidikan yang tujuanya agar
kelak diri kita dapat membela diri dari serangan kelaparan atau sakit. Entah
sudah berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk maksud tersebut.
Contoh nyata yang bisa kita petik, mengapa kita perlu konsul ke dokter
kalau dirasakan terjadi gangguan kesehatan.Tentu karena kita membela diri
kita agar rasa sakit, atau rasa tidak nyaman tidak hadir berkepanjangan
bertengger di badan kita. Mengapa kita harus sekolah sampai setuntas
mungkin. Hasil dari sekolah kelak digunakan untuk bekerja agar kita sanggup
minimalnya memelihara diri untuk bela diri agar kita tidak kelaparan. Jelas
apapun aktivitas kita selama ini, intinya adalah beladiri yang dipicu oleh
harta bawaan yang kita bawa sejak lahir, yaitu Insting yang lebih focus pada
bela diri.
Kalau saja kita paham bahwa insting manusia adalah beladiri, maka
uraian diatas Insya Allah mampu menghapus gambaran keras dan kasar
bahwa pengertian beladiri akan menjadi sangat lembut. Apalagi pada saat
sekarang masih menjadi asumsi ilmu-ilmu beladiri seperti silat masih
mendapat cap ilmu kampungan dan atau ada banyak jenis ilmu bela diri
dianggap sekarang ilmu yang penuh kekerasan.
Ilmu Agama
Ada dua pandangan yang saling bertentangan, yaitu sekularisme dan
religiusisme. Pandangan religiusisme juga terbagi menjadi dua pandangan,
yaitu humanisme dan theologisme. Pandangan sekular yakin bahwa ada
kekuatan lain yang tergantung pada materi. Jika tidak ada otak, maka tidak
ada proses berpikir. Pandangan sekularisme mengakui bahwa segala sesuatu
tunduk pada hukum alam, dengan demikian tidak mengakui adanya
kekuatan di luar hukum alam itu. Mereka tidak mengakui kekuatan yang
supernatural. Dengan demikian kaum sekularisme adalah materialis- me
historis, tokohnya adalah Karl Marx yang mengatakan bahwa agama itu
adalah racun bagi masyarakat. Ada ahli lain yang sekularis yang memandang
bahwa agama itu menidurkan orang dari kenyataan hidup
yang terlibat dalam kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan dari ilmu
dan teknologi. Karena mereka terbela- kang, maka lari ke agama.Bagi
bangsa Indonesia yang menganut filsafat Pancasila, dengan sila Ketuhan-an
Yang Maha Esa, tidak dapat menerima pendirian sekularisme. Agama bukan
racun dan bukan tempat pelarian, melainkan suatu nilai yang sangat tinggi
dan berharga bagi kehidupan pribadi, masyarakat dan negara. Pancasila
adalah filsafat hidup yang religius. Secara filsafi, aliran filsafat yang religius
dapat dibagi menjadi dua yaitu humanisme dan theologisme. Humanisme
memandang bahwa orang percaya pada adanya Tuhan, karena orang
memikirkan pengalamannya dan tiba pada kesimpulan berupa pengakuan
adanya Tuhan. Humanisme meneliti pengalaman religius secara ilmiah, dan
merenungkan secara filsafat, dan hasil renungan itulah yang dipercaya
mereka. Mereka yakin bahwa misteri hidup dapat diperiksa secara ilmiah,
termasuk dunia yang paling misteri, yaitu pengalaman
religius.Theologisme, mengecam humanisme sebagai aliran filsafat religius
yang dihinggapi virus sekularisme. Theologisme percaya bahwa Tuhan
mengajarkan agama melalui wahyu. Kebenaran ajaran agama dan adanya
Tuhan itu dengan sendirinya, walaupun manusia belum/tidak memeriksanya
dengan fakta pengalaman manusia. Apakah peranan religi bagi kehidupan
manusia ? Ada beberapa peran yang sangat membantu dalam membina dan
mengembangkan manusia ke tingkat yang lebih tinggi derajatnya, yaitu
antara lain sebagai berikut:
a) Religi memberikan ajaran tentang nilai-nilai yang benar secara pasti.
Nilainilai itu telah tersusun dalam suatu sistem berupa filsafat hidup religius.
Religi memberikan suatu filsafat hidup yang percaya akan adanya kehidupan
yang kekal sesudah hidup di dunia yang fana ini. Fakta, bahwa manusia itu
lahir dan kemudian pada suatu waktu meninggalkan dunia ini, lalu apakah
yang terjadi setelah itu? Religi memberikan jawabannya. Dasar bagi manusia
menerima kebenaran religius itu bukan pertama pengujian oleh akal
manusia, melainkan kepercayaan secara rohaniah.
b) Religi dalam perwujudannya merupakan suatu sistem kebudayaan. Religi
mewariskan suatu pola kebudayaan tertentu kepada pemeluknya. Dengan
kebudayaan demikian itu maka manusia hidup pada tingkat yang tinggi,
mulia, jauh di atas tingkat hewan. Karena itu, religi merupakan wadah bagi
kehidupan manusia pada tingkat berbudaya dan beradab.
c) Fakta bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas kemampuan- nya,
dengan keterbatasannya itu manusia merasa kecil di tengah alam semesta
ini, di tengah kehidupan yang nampaknya kompleks dan misterius. Religi
dengan ajarannya tentang Tuhan Yang Maha Mengatur alam semesta ini, dan
memberi manusia rasa aman dan pasti.
d) Religi selalu memuat ajaran tentang kesusilaan yang berlaku uni- versal.
Nilai kesusilaan yang didasarkan pada religi, jauh lebih kokoh dan mendalam
berakarnya, karena seorang religius akan mempunyai kesadaran kesusilaan
dan berbuat atas dasar kesadaran itu. Kesadaran demikian itu didasarkan
pada pengakuan adanya Tuhan yang selalu mengetahui segala
perbuatannya, baik perbuat- an yang terpuji maupun perbuatan tercela.
Dengan demikian. Religi memegang peranan penting sekalidalam kehidupan
manusia. Filsafat religius mementingkan pendidikan agar supaya anak,
pemuda, dan orang dewasa menghayati nilai-nilai religius itu.
Demikian juga, agar nilai-nilai religius dapat menjiwai seluruh
pemikiran dan tindakan anak didik. Pancasila sebagai filsafat hidup yang
mengakui religi sebagai suatu nilai yang fundamental bagi manusia dan
bangsa Indonesia pada khususnya, mengembangkan nilai-nilai religius.
Pancasila ialah filsafat hidup yang memandang manusia sebagai makhluk
yang mulia yang mengaku adanya Tuhan. Pancasila ialah suatu antropologi
filsafat modern. Berikut kita telaah bagaimana pandangan antropologi filsafi
tentang anak.
11. Kemukakan minimal 5 tahapan sejarah perkembangan ilmu dan jelaskan
dengan situasi yang terjadi dari setiap tahapan tersebut
Masa Yunani Kuno. Pada tahap awal kelahirannya filsafat
menampakkan diri sebagi suatu bentuk mitologi, serta dongeng-dongeng
yang dipercayai oleh Bangsa Yunani, baru sesudah Thales (624-548 S.M)
mengemukakan pertanyaan aneh pada waktu itu, filsafat berubah menjadi
suatu bentuk pemikiran rasional (logos). Pertanyaan Thales yang
menggambarkan rasa keingintahuan bukanlah pertanyaan biasa seperti apa
rasa kopi ?, atau pada tahun keberapa tanaman kopi berbuah ?, pertanyaan
Thales yang merupakan pertanyaan filsafat, karena mempunyai bobot yang
dalam sesuatu yang ultimate (bermakna dalam) yang mempertanyakan
tentang Apa sebenarnya bahan alam semesta ini (What is the nature of the
world stuf ?), atas pertanyaan ini indra tidak bisa menjawabnya, sains juga
terdiam, namun Filsuf berusaha menjawabnya. Thales menjawab Air (Water
is the basic principle of the universe), dalam pandangan Thales air
merupakan prinsip dasar alam semesta, karena air dapat berubah menjadi
berbagai wujud
Kemudian silih berganti Filsuf memberikan jawaban terhadap bahan
dasar (Arche) dari semesta raya ini dengan argumentasinya masing-masing.
Anaximandros (610-540 S.M) mengatakan Arche is to Apeiron, Apeiron
adalah sesuatu yang paling awal dan abadi, Pythagoras (580-500 S.M)
menyatakan bahwa hakekat alam semesta adalah bilangan, Demokritos
(460-370 S.M) berpendapat hakekat alam semesta adalah Atom,
Anaximenes (585-528 S.M) menyatakan udara, dan Herakleitos (544-484
S.M) menjawab asal hakekat alam semesta adalah api, dia berpendapat
bahwa di dunia ini tak ada yang tetap, semuanya mengalir . Variasi jawaban
yang dikemukakan para filsuf menandai dinamika pemikiran yang mencoba
mendobrak dominasi mitologi, mereka mulai secara intens memikirkan
tentang Alam/Dunia, sehingga sering dijuluki sebagai Philosopher atau akhli
tentang Filsafat Alam (Natural Philosopher), yang dalam perkembangan
selanjutnya melahirkan Ilmu-ilmu kealaman.
Pada perkembangan selanjutnya, disamping pemikiran tentang Alam,
para akhli fikir Yunani pun banyak yang berupaya memikirkan tentang hidup
kita (manusia) di Dunia. Dari titik tolak ini lahir lah Filsafat moral (atau
filsafat sosial) yang pada tahapan berikutnya mendorong lahirnya Ilmu-ilmu
sosial. Diantara filsuf terkenal yang banyak mencurahkan perhatiannya pada
kehidupan manusia adalah Socrates (470-399 S.M), dia sangat
menentang ajaran kaum Sofis. Yang cenderung mempermainkan
kebenaran, Socrates berusaha meyakinkan bahwa kebenaran dan kebaikan
sebagai nilai-nilai yang objektif yang harus diterima dan dijunjung tinggi oleh
semua orang. Dia mengajukan pertanyaan pada siapa saja yang ditemui
dijalan untuk membukakan batin warga Athena kepada kebenaran (yang
benar) dan kebaikan (yang baik). Dari prilakunya ini pemerintah Athena
menganggap Socrates sebagai penghasut, dan akhirnya dia dihukum mati
dengan jalan meminum racun. Kaum Sofis adalah golongan yang tidak lagi
memikirkan alam, malainkan melatih kemahiran manusia dalam berpidato,
berargumentasi untuk mempertahankan kebenaran, akan tetapi bagi
mereka kebenaran itu sifatnya relatif tergantung kemampuan
berargumentasi. Salah seorang tokohnya adalah Protagoras yang
berpendapat bahwa Man is the measure of all things.
Sesudah Socrates mennggal, filsafat Yunani terus berkembang dengan
Tokohnya Plato (427-347 S.M), salah seorang murid Socrates. Diantara
pemikiran Plato yang penting adalah berkaitan dengan pembagian relaitas
ke dalam dua bagian yaitu realitas/dunia yang hanya terbuka bagi rasio, dan
dunia yang terbuka bagi pancaindra, dunia pertama terdiri dari idea-idea,
dan dunia ke dua adalah dunia jasmani (pancaindra), dunia ide sifatnya
sempurna dan tetap, sedangkan dunia jasmani selalu berubah. Dengan
pendapatnya tersebut, menurut Kees Berten (1976), Plato berhasil
mendamaikan pendapatnya Herakleitos dengan pendapatnya Permenides,
menurut Herakleitos segala sesuatu selalu berubah, ini benar kata Plato, tapi
hanya bagi dunia Jasmani (Pancaindra), sementara menurut Permenides
segala sesuatu sama sekali sempurna dan tidak dapat berubah, ini juga
benar kata Plato, tapi hanya berlaku pada dunia idea saja.
Dalam sejarah Filsafat Yunani, terdapat seorang filsuf yang sangat
legendaris yaitu Aristoteles (384-322 S.M), seorang yang pernah belajar di
Akademia Plato di Athena. Setelah Plato meninggal Aristoteles menjadi guru
pribadinya Alexander Agung selama dua tahun, sesudah itu dia kembali lagi
ke Athena dan mendirikan Lykeion, dia sangat mengagumi pemikiran-
pemikiran Plato meskipun dalam filsafat, Aristoteles mengambil jalan yang
berbeda (Aristoteles pernah mengatakan-ada juga yang berpendapat bahwa
ini bukan ucapan Aristoteles- Amicus Plato, magis amica veritas Plato
memang sahabatku, tapi kebenaran lebih akrab bagiku ungkapan ini
terkadang diterjemahkan bebas menjadi Saya mencintai Plato, tapi saya
lebih mencintai kebenaran).
Aristoteles mengkritik tajam pendapat Plato tentang idea-idea,
menurut Dia yang umum dan tetap bukanlah dalam dunia idea akan tetapi
dalam benda-benda jasmani itu sendiri, untuk itu Aristoteles mengemukakan
teori Hilemorfisme (Hyle = Materi, Morphe = bentuk), menurut teori ini,
setiap benda jasmani memiliki dua hal yaitu bentuk dan materi, sebagai
contoh, sebuah patung pasti memiliki dua hal yaitu materi atau bahan baku
patung misalnya kayu atau batu, dan bentuk misalnya bentuk kuda atau
bentuk manusia, keduanya tidak mungkin lepas satu sama lain, contoh
tersebut hanyalah untuk memudahkan pemahaman, sebab dalam
pandangan Aristoteles materi dan bentuk itu merupakan prinsip-prinsip
metafisika untuk memperkukuh dimingkinkannya Ilmu pengetahuan atas
dasar bentuk dalam setiap benda konkrit. Teori hilemorfisme juga menjadi
dasar bagi pandangannya tentang manusia, manusia terdiri dari materi dan
bentuk, bentuk adalah jiwa, dan karena bentuk tidak pernah lepas dari
materi, maka konsekwensinya adalah bahwa apabila manusia mati, jiwanya
(bentuk) juga akan hancur.
Disamping pendapat tersebut Aristoteles juga dikenal sebagai Bapak
Logika yaitu suatu cara berpikir yang teratur menurut urutan yang tepat atau
berdasarkan hubungan sebab akibat. Dia adalah yang pertama kali
membentangkan cara berpikir teratur dalam suatu sistem, yang intisarinya
adalah Sylogisme (masalah ini akan diuraikan khusus dalam topik Logika)
yaitu menarik kesimpulan dari kenyataan umum atas hal yang khusus
(Mohammad Hatta, 1964).
Abad Pertengahan. Semenjak meninggalnya Aristoteles, filsafat
terus berkembang dan mendapat kedudukan yang tetap penting dalam
kehidupan pemikiran manusia meskipun dengan corak dan titik tekan yang
berbeda. Periode sejak meninggalnya Aristoteles (atau sesudah
meninggalnya Alexander Agung (323 S.M) sampai menjelang lahirnya Agama
Kristen oleh Droysen (Ahmad Tafsir. 1992) disebut periode Hellenistik
(Hellenisme adalah istilah yang menunjukan kebudayaan gabungan antara
budaya Yunani dan Asia Kecil, Siria, Mesopotamia, dan Mesir Kuno). Dalam
masa ini Filsafat ditandai antara lain dengan perhatian pada hal yang lebih
aplikatif, serta kurang memperhatikan Metafisika, dengan semangat yang
Eklektik (mensintesiskan pendapat yang berlawanan) dan bercorak Mistik.
Menurut A. Epping. at al (1983), ciri manusia (pemikiran filsafat) abad
pertengahan adalah :
1. Ciri berfilsafatnya dipimpin oleh Gereja
2. Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles
3. berfilsafat dengan pertolongan Augustinus
Pada masa ini filsafat cenderung kehilangan otonominya, pemikiran
filsafat abad pertengahan bercirikan Teosentris (kebenaran berpusat pada
wahyu Tuhan), hal ini tidak mengherankan mengingat pada masa ini
pengaruh Agama Kristen sangat besar dalam kehidupan manusia, termasuk
dalam bidang pemikiran. Filsafat abad pertengahan sering juga disebut
filsafat scholastik, yakni filsafat yang mempunyai corak semata-mata
bersifat keagamaan, dan mengabdi pada teologi. Pada masa ini memang
terdapat upaya-upaya para filsuf untuk memadukan antara pemikiran
Rasional (terutama pemikiran-pemikiran Aristoteles) dengan Wahyu Tuhan
sehingga dapat dipandang sebagai upaya sintesa antara kepercayaan dan
akal. Keadaan ini pun terjadi dikalangan umat Islam yang mencoba melihat
ajaran Islam dengan sudut pandang Filsafat (rasional), hal ini dimungkinkan
mengingat begitu kuatnya pengaruh pemikiran-pemikiran ahli filsafat
Yunani/hellenisme dalam dunia pemikiran saat itu, sehingga keyakinan
Agama perlu dicarikan landasan filosofisnya agar menjadi suatu keyakinan
yang rasional.
Pemikiran-pemikiran yang mencoba melihat Agama dari perspektif
filosofis terjadi baik di dunia Islam maupun Kristen, sehingga para ahli
mengelompokan filsafat skolastik ke dalam filsafat skolastik Islam dan filsafat
skolastik Kristen.
Di dunia Islam (Umat Islam) lahir filsuf-filsuf terkenal seperti Al Kindi
(801-865 M), Al Farabi (870-950 M), Ibnu Sina (980-1037 M), Al Ghazali
(1058-1111 M), dan Ibnu Rusyd (1126-1198), sementara itu di dunia Kristen
lahir Filsuf-filsuf antara lain seperti Peter Abelardus (1079-1180), Albertus
Magnus (1203-1280 M), dan Thomas Aquinas (1225-1274). Mereka ini
disamping sebagai Filsuf juga orang-orang yang mendalami ajaran
agamanya masing-masing, sehingga corak pemikirannya mengacu pada
upaya mempertahankan keyakinan agama dengan jalan filosofis, meskipun
dalam banyak hal terkadang ajaran Agama dijadikan Hakim untuk memfonis
benar tidaknya suatu hasil pemikiran Filsafat (Pemikiran Rasional).
Masa Modern. Pada masa ini pemikiran filosofis seperti dilahirkan
kembali dimana sebelumnya dominasi gereja sangat dominan yang
berakibat pada upaya mensinkronkan antara ajaran gereja dengan pemikiran
filsafat. Kebangkitan kembali rasio mewarnai zaman modern dengan salah
seorang pelopornya adalah Descartes, dia berjasa dalam merehabilitasi,
mengotonomisasi kembali rasio yang sebelumnya hanya menjadi budak
keimanan.
Diantara pemikiran Desacartes (1596-1650) yang penting adalah
diktum kesangsian, dengan mengatakan Cogito ergo sum, yang biasa
diartikan saya berfikir, maka saya ada. Dengan ungkapan ini posisi
rasio/fikiran sebagai sumber pengetahuan menjadi semakin kuat, ajarannya
punya pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
segala sesuatu bisa disangsikan tapi subjek yang berfikir menguatkan
kepada kepastian.
Dalam perkembangnnya argumen Descartes (rasionalisme) mendapat
tantangan keras dari para filosof penganut Empirisme seperti David Hume
(1711-1776), John Locke (1632-1704). Mereka berpendapat bahwa
pengetahuan hanya didapatkan dari pengalaman lewat pengamatan empiris.
Pertentangan tersebut terus berlanjut sampai muncul Immanuel Kant (1724-
1804) yang berhasil membuat sintesis antara rasionalisme dengan
empirisme, Kant juga dianggap sebagai tokoh sentral dalam zaman modern
dengan pernyataannya yang terkenal sapere aude(berani berfikir sendiri),
pernyataan ini jelas makin mendorong upaya-upaya berfikir manusia tanpa
perlu takut terhadap kekangan dari Gereja.
Pandangan empirisme semakin kuat pengaruhnya dalam cabang ilmu
pengetahuan setelah munculnya pandangan August Comte (1798-1857)
tentang Positivisme. Salah satu buah pikirannya yang sangat penting dan
berpengaruh adalah tentang tiga tahapan/tingkatan cara berpikir manusia
dalam berhadapan dengan alam semesta yaitu : tingkatan Teologi, tingkatan
Metafisik, dan tingkatan Positif
Tingkatan Teologi (Etat Theologique). Pada tingkatan ini manusia
belum bisa memahami hal-hal yang berkaitan dengan sebab akibat. Segala
kejadian dialam semesta merupakan akibat dari suatu perbuatan Tuhan dan
manusia hanya bersifat pasrah, dan yang dapat dilakukan adalah memohon
pada Tuhan agar dijauhkan dari berbagai bencana. Tahapan ini terdiri dari
tiga tahapan lagi yang berevolusi yakni dari tahap animisme, tahap
politeisme, sampai dengan tahap monoteisme.
Tingkatan Metafisik (Etat Metaphisique). Pada dasarnya tingkatan ini
merupakan suatu variasi dari cara berfikir teologis, dimana Tuhan atau
Dewa-dewa diganti dengan kekuatan-kekuatan abstrak misalnya dengan
istilah kekuatan alam. Dalam tahapan ini manusia mulai menemukan
keberanian dan merasa bahwa kekuatan yang menimbulkan bencana dapat
dicegah dengan memberikan berbagai sajian-sajian sebagai penolak
bala/bencana.
Tingkatan Positif (Etat Positive). Pada tahapan ini manusia sudah
menemukan pengetahuan yang cukup untuk menguasai alam. Jika pada
tahapan pertama manusia selalu dihinggapi rasa khawatir berhadapan
dengan alam semesta, pada tahap kedua manusia mencoba mempengaruhi
kekuatan yang mengatur alam semesta, maka pada tahapan positif manusia
lebih percaya diri, dengan ditemukannya hukum-hukum alam, dengan bekal
itu manusia mampu menundukan/mengatur (pernyataan ini
mengindikasikan adanya pemisahan antara subyek yang mengetahui
dengan obyek yang diketahui) alam serta memanfaatkannya untuk
kepentingan manusia, tahapan ini merupakan tahapan dimana manusia
dalam hidupnya lebih mengandalkan pada ilmu pengetahuan. Dengan
memperhatikan tahapan-tahapan seperti dikemukakan di atas nampak
bahwa istilah positivisme mengacu pada tahapan ketiga (tahapan
positif/pengetahuan positif) dari pemikiran Comte. Tahapan positif
merupakan tahapan tertinggi, ini berarti dua tahapan sebelumnya
merupakan tahapan yang rendah dan primitif, oleh karena itu filsafat
Positivisme merupakan filsafat yang anti metafisik, hanya fakta-fakta saja
yang dapat diterima. Segala sesuatu yang bukan fakta atau gejala (fenomin)
tidak mempunyai arti, oleh karena itu yang penting dan punya arti hanya
satu yaitu mengetahui (fakta/gejala) agar siap bertindak (savoir pour
prevoir).
Manusia harus menyelidiki dan mengkaji berbagai gejala yang terjadi
beserta hubungan-hubungannya diantara gejala-gejala tersebut agar dapat
meramalkan apa yang akan terjadi, Comte menyebut hubungan-hubungan
tersebut dengan konsep-konsep dan hukum-hukum yang bersifat positif
dalam arti berguna untuk diketahui karena benar-benar nyata bukan bersifat
spekulasi seperti dalam metafisika. Pengaruh positivisme yang sangat besar
dalam zaman modern sampai sekarang ini, telah mengundang para pemikir
untuk mempertanyakannya, kelahiran post modernisme yang narasi awalnya
dikemukakan oleh Daniel Bell dalam bukunya The cultural contradiction of
capitalism, yang salah satu pokok fikirannya adalah bahwa etika kapitalisme
yang menekankan kerja keras, individualitas, dan prestasi telah berubah
menjadi hedonis konsumeristis. Postmodernisme pada dasarnya merupakan
pandangan yang tidak/kurang mempercayai narasi-narasi universal serta
kesamaan dalam segala hal, faham ini lebih memberikan tempat pada
narasi-narasi kecil dan lokal yang berarti lebih menekankan pada
keberagaman dalam memaknai kehidupan.
13. Terdapat tiga macam kebenaran menurut sebagian ahli, antara lain
kebenaran koherensi, kebenaran korespondensi, dan kebenaran pragmatis.
Jelaskan perbedaan ketiganya dan masing-masingnya beri contoh dalam
dunia pendidikan
Bed Kebenaran Kebenaran Korespondensi Kebenaran
a Koherensi Pragmatis
Arti Suatu proposisi Keadaan benar berupa Suatu proposisi
cenderung benar kesesuaian antara makna yang bernilai benar
apabila proposisi dimaksud oleh pernyataan bila proposisi itu
tersebut dalam dengan apa yang sungguh- mempunyai
keadaan saling sungguh merupakan halnya kosekuensi
berhubungan atau apa yang berupa fakta praktis seperti
dengan proposisi yang terdapat
lain yang juga pada inhern dari
benar atau bila pernyataan itu
makna yang
dikandungnya
dalam keadaan
yang saling
berhubungan
dengan
pengalaman
Cont Penemu telpon Pada tanggal 28 Oktober 1928, Pelajar hari ini
oh pertama adalah terjadi pemuda Indonesia gemar tawuran
Graham Bell mengikrarkan sumpah
pemuda. Sehingga 28 Oktober
diperingati dengan hari
Sumpah Pemuda
14. Kemukakan contoh dalam bentuk karangan (masing-maing minimal satu
lembar) tentang logika berfikir induktif dan logika berfikir deduktif.
Catatan :
a. Kumpulkan paling lambat 1 minggu pertemuan berikutnya
b. Semakin bertambah nilainya, jika setiap pernyataan dalam penjelasan
diperkuat atau mengutip dengan sumber bacaan yang relevan
c. selesaikan yang kurang Yaaaaaa.....
2. Menurut Drs. H. Ahmad Syadali, M.A. dan Drs. Mudzakir dalam bukunya FILSAFAT
UMUM , mengatakan bahwa filsafat adalah alam pikiran/alam berpikir dan berfilsafat artinya
berfikir akan tetapi yang menjadi pertanyaan apakah semua berpikir berarti berfilsafat?
Jawaban :
Tidak , karena yang dimaksud berfikir (berfilsafat) itu memiliki tiga ciri utama yaitu:
a. Radikal , maksudnya berpikir sampai keakar-akarnya
b. Sitematis, maksudnya berpikir logis, yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh
kesadaran,berurutan,dan teratur
c. Universal, maksudnya tidak berpikir khusus , terbatas pada bagian-bagian tertentu, namun
harus mencangkup secara keseluruhan.
23.11 symfofly
1. Ontologis : Objek yang ditelaah ilmu.
Epistemologis : Proses ditimbanya ilmu pengetahuan.
Aksiologis : Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dimanfaatkan
2. Berfilsafat berarti berrendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam
kesmestaan yang seakan tak terbatas. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam
keberanian berterus-terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
3. Pandangan filsafat tentang kebenaran adalah sesuatu yang fakta yang dapat dierima dalam akal
pikiran manusia,kriterianya fakta,kebenaran,konfirmasi,logika inferensi.
4. Perbedaanya adalah jika dari segi Iptek kebenaran baik adalah sesuatu yang benar menurut fakta
dan pemikiran sedangkan dari agama kebenaran baik adalah sesuatu hal yang tidak melanggar
nilai nilai dan norma keyakinan dalam agama.
5. Perbedaan Logika dan Penalaran
Logika merupakan cara berpikir secara luas dengan menggunakan rasio
Contoh : hasli pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan lewat
bahasa.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
Contoh :penalaran induktif dan deduktif
6. Penjelasan yang bersifat rasional dengan kriteria kebenaran koherensi berkaitan dengan cara
berpikir deduktif, sedangkan penjelasan dengan teori korespondensi berhubungan dengan cara
berpikir induktif.
7. Pahan Empirisme dan Rasionalisme
Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran adalah pengikut faham
RASIONALISME.
Contoh :
mereka yang menyatakan bahwa fakta yang lewat pengalaman manusia merupakan pengikut
faham EMPIRISME
Contoh :
8. Pada fase teologis dan metafisik, manusia berada dalam emosional subyektif yang penuh dengan
mitos dan absurd,sedangkan fase positif manusia mulai berfikir cara yang rasional obyektif.
9. Pengertian otoritas atau otonomi keilmuan, yaitu wewenang yang dimiliki seorang ilmuwan
untuk mengembangkan disiplin ilmunya tanpa campur tangan pihak lain.
10. setiap ilmu akan menghadapi problematika yang tidak mungkin dapat diselesaikan dengan
ilmunya sendiri. Jadi sesugguhnya ilmu-ilmu di dunia ini adalah Saling Berkaitan satu sama lain.
11. Terminologi aliran filsafat
Monisme: Aliran yang menyatakan hanya ada satu kenyataan fundamental.
Dualisme: Menyatakan ada dua substansi yang masing-masing berdiri sendiri.
Pluralisme (serba banyak): Aliran yang tidak mengakui satu substansi dan dua substansi tetapi
banyak substansi.
12. Karena sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai ragam dan cabang ilmu hal tersebut
menunjukkan bahwa belajar filsafat berarti mengakui peran dan arti penting di luar ilmu yang ia
kuasai hal tersebut dinamakan multidisipliner.
13. Karena Dengan Bahasa, manusia mengembangkan budaya dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
14. Peran fungsi bahasa terhadap iptek
lewat bahasa manusia menyusun sendi-sendi yang membuka rahasia alam dalam berbagai teori
elektronik, relativitas, dan quantum. pengetahuan adalah kekuasaan dengan kekuasaan manusia
mencoba memahami hidupnya dan manusia tidak mau lagi dikuasai oleh alam, dia ingin berbalik
menguasainya.
15. Hubungan bahasa dan pikiran adalah saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, lebih dulu bahasa
Contohnya : dengan adanya bahasa maka manusia dapat berpikir mengenai suatu objek tertentu
meskipun objek tersebut secara faktual tidak berada di mana suatu kegiatan berpikir dilakukan
yaitu dengan menggunakan symbol.
16. Tidak setuju karena sangat perlu dimasukkannya pertimbangan-pertimbangan nilai-nilai etik dan
kesusilaan untuk melengkapi pertimbangan-pertimbangan bahwa ilmu pengetahuan harus gayut
nilai dan taat nilai dan perlu diketahui ilmu pengetahuan memang mempunyai otonomi tetapi
bukan berarti bebas nilai.
17. akhir ilmu pengetahuan akan menemukan apa yang aku benar tentang dunia. aktivitas ilmu
pengetahuan adalah arahkan pada mencari kebenaran, dan it dihakimi oleh ukuran menjadi benar
kepada fakta.
18. Hubunganya adalah Filsafat sebagai metode cara berpikir secara reflektif (mendalam),
penyelidikan yang menggunakan alasan, berpikir secara hati-hati dan teliti secara
inclusive(secara luas) dan sypnoptic(secara garis besar),sama-sama menganalisa suatu
permasalahan.
19. Dengan adanya penelitian maka kita dapat merancang perkembangan ilmu pengetahuan dan
menciptakan teknologi yang lebih maju,sebelum adanya perkembangan pastilah ada penelitian.
20. Hipotesis adalah penjelasan yang rasional terhadap permasalahan yang dihadapi,jika hipotesis
kita ditolak maka kita membuat metode ilmiah yang baru.