Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak usia sekolah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat.
Dalam perkembangannya, anak usia sekolah akan mulai mengalami perkembangan fisik,
motorik, kognitif dan psikososialnya. Salah satu perkembangan fisik yang akan dialami
anak usia sekolah adalah masa pubertas. Pubertas adalah periode rentang perkembangan
ketika anak-anak akan berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Kriteria
yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas adalah menstruasi
pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki (Hurlock, 1980). Ciri kelamin
sekunder untuk anak perempuan adalah terjadi terjadi pertumbuhan tulang-tulang (badan
menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang), terjadi pertumbuhan payudara, tumbuh
bulu halus berwarna gelap di tangan dan kaki nya, mencapai pertumbuhan ketinggian
badan yang maksimal setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi keriting (Fatimah, 2006).
Pubertas bagi anak perempuan mulai antara usia 8,5 dan 11,5 tahun, dengan puncak rata-
rata pada usia 12,5 tahun. Sejak itu tingkat pertumbuhan berangsur-angsur berhenti antara
17 atau 18 tahun. Bagi anak laki-laki, pertumbuhan pesat mulai antara 10,5 dan 14,5
tahun, dan mencapai puncaknya pada usia 14,5 dan 15,5 tahun, kemudian diikuti oleh
penurunan secara berangsur-angsur sampai usia 20 atau 21 tahun. (Hurlock, 1980).

Menarche adalah perdarahan pertama yang terjadi pada seorang wanita, biasanya
terjadi pada umur 10 16 tahun , tetapi rata-ratanya 12,5 tahun (Wiknjosastro,2008).
Perdarahan yang muncul disebabkan karena proses dimana terjadi peluruhan lapisan
endometrium yang disebabkan oleh menurunnya kadar estrogen dan progesteron pada
akhir siklus haid (Guyton, 2008). Menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologik
dari seorang wanita yang secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina dan
merupakan salah satu perubahan yang terjadi pada alat reproduksi sebagai persiapan
untuk kehamilan (Affandi & Danukusumo, 1999). Panjang siklus menstruasi dipengaruhi
oleh usia seseorang dan dukungan gizi. Kekurangan gizi akan menurunkan tingkat
kesuburan. Asupan zat gizi yang baik diperlukan agar nantinya didapatkan keadaan
sistem reproduksi yang sehat (Hanafiah, 1987). Selain itu pengukuran antropometri
sangat penting pada masa ini, karena dapat memantau serta mengevaluasi pertumbuhan
dan kematangan yang dipengaruhi oleh faktor hormonal dalam periode ini (Riyadi,

1
2003).

Sejalan dengan perkembangan zaman, usia menarche turut mengalami penurunan


yang signifikan. Modernisasi dan instanisasi gaya hidup diyakini memegang andil cukup
besar dalam kejadian ini. Kecenderungan menarche usia dini juga berakibat pada resiko
terjadinya kehamilan pada usia yang lebih muda (Silva, 2005). Pada penelitian yang
dilakukan oleh Kusnita dan Damarwati (2012) pada siswi SDN Dukuh Menanggal di
Surabaya sebelumnya, terdapat fakta bahwa semakin baik gizi siswi maka semakin cepat
siswi akan mengalami menarche. Hal ini terbukti dengan adanya siwi di SDN Dukuh
Menanggal yang mengalami menarche dini sebesar 19,4 %. Usia menarche yang terlalu
cepat pada sebagian remaja putri dapat menyebabkan keresahan dan kecemasan karena
secara mental, mereka belum cukup siap. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh
Ninawati (2006) bahwa semakin positif sikap anak terhadap menstruasi maka semakin
kurang kecemasan yang dimiliki anak usia pra-pubertas menghadapi menarche. Begitu
pula sebaliknya, semakin negatif sikap terhadap menstruasi maka semakin lebih
kecemasan menghadapi menarche pada anak usia pra-pubertas.

Terjadinya menarche ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi yang terpenting


adalah faktor genetik. Faktor lain yang berperan penting adalah status gizi, gadis gemuk
akan mendapat menarhe lebih awal daripada yang kurus. Dampak dari anak perempuan
yang gemuk, memiliki kecenderungan untuk mengalami menarche lebih awal (menarche
dini). (Kusnita dan Damarati, 2012). Menarche dini lebih cenderung ditemui pada wanita
dengan status nutrisi yang baik. Hal ini dapat dikaitkan dengan status nutrisi yang dapat
mempengaruhi maturitas system endokrin (Uche-Nwachi dkk., 2007). Nutrisi yang baik
atau buruk pada anak dapat berpengaruh pada berat badan maupun tinggi badan anak dan
dapat dihitung dengan Indeks Massa Tubuh.

Berdasarkanhaltersebut,penelitimerasatertarikuntukmenelitihubunganantara
IndeksMassaTubuhdenganusiamenarchepadaanakanakusiasekolahdasarkelas4,5
dan6.Adanyapenelitianinidiharapkandapatmenjadimanfaatbagimasyarakatterutama
orangtuaagarlebihmempersiapkananakanaknyadalammenghadapimasapubertasdan
bagicalonpenelitilainagarmenjadimasukanuntukpenelitianlainnyayangberkaitan.

2
1.2 Perumusan Masalah
Dengan latar belakang tersebut, maka peneliti mengambil dasar untuk mengetahui
Apakah terdapat suatu hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan usia Menarche
pada anak-anak usia sekolah ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
Indeks Massa Tubuh dengan usia Menarche pada anak-anak usia sekolah.

1.3.2 Tujuan Khusus


Penelitian ini memiliki tujuan khusus yaitu :
1. Untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh anak-anak kelas 4,5,6 SDN Brengosan
2. Untuk mengetahui usia Menarche anak-anak kelas 4,5,6 SDN Brengosan

1.4 Keaslian Penelitian


Peneliti belum pernah menemukan penelitian terdahulu tentang hubungan antara
indeks massa tubuh dengan usia menarche pada anak-anak SDN Brengosan sebelumnya.
Penelitian dengan variabel yang hampir sama pernah dilakukan oleh :
1. Pujiani (2012) dengan judul Hubungan antara Status Gizi dengan Usia
Menarche. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian analitik
dengan pendekatan cross sectional. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini
telah dijelaskan pada bagian kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara status
gizi dengan usia menarche pada subyek. Terdapat perbedaan antara penelitian
sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan, perbedaan didapatkan pada
subyek yang diteliti yaitu pada penelitian sebelumnya, subyek yang digunakan
adalah siswi-siswi sekolah dasar di MIN Rejoso PP Darul Ulum Peterongan
Jombang. Pada penelitian yang akan dilakukan subyek berasal dari SDN
Brengosan Yogtyakarta. Pada variable yang diteliti juga terdapat perbedaan, pada
penelitian sebelumnya variable yang diteliti adalah status gizi, sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan, variable yang diteliti adalah indeks massa tubuh.

3
2. Lusiana (2008) dengan judul Status Gizi, Konsumsi Pangan, dan Usia Menarche
Anak Perempuan Sekolah Dasar di Bogor. Metode yang digunakan adalah
dengan Cross-sectional study. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah
terdapat hubungan yang cukup signifikan antara status gizi dengan usia menarche
yang semakin cepat. Dalam hasil penelitian sebelumnya, dicantumkan hasil yang
sudah menstruasi (86,7%) dan 68,3% yang belum menstruasi berada pada
kategori status gizi normal dan sebanyak 25,0% yang belum menstruasi termasuk
dalam kategori kurus. Berdasar pada uji korelasi, semakin baik status gizi maka
semakin awal usia menarche. Terdapat perbedaan antara penelitian sebelumnya
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada subyek penelitian. Pada
penelitian sebelumnya subyek yang digunakan adalah siswi-siswi sekolah dasar di
Bogor, sedangkan subyek penelitian yang dilakukan adalah siswi-siswi SDN
Brengosan yang berada di Yogyakarta. Perbedaan lainnya juga terdapat pada
variabel-variabel yang diteliti. Pada penelitian sebelumnya, variabel yang
digunakan adalah status gizi, konsumsi pangan, dan juga usia menarche,
sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan, variabel yang diteliti adalah
indeks massa tubuh dan usia menarche.
3. Aishah (2011) dengan judul Hubungan antara Status Gizi dengan Usia
Menarche pada Siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun 2011. Dalam penelitian ini
digunakan studi cross-sectional dan dijelaskan dalam penelitian ini didapatkan
hasil bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada
siswa SD dan SMP Shafiyyatul Amaliyyah. Terdapat perbedaan antara penelitian
sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu pada subyek penelitian
dan variabel yang diteliti. Subyek penelitian sebelumnya adalah siswi SD dan
SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan, sedangkan pada penelitian yang akan
dilakukan, subyek yang diteliti adalah siswi-siswi SDN Brengosan yang berada di
Yogyakarta. Pada variabel yang diteliti juga terdapat perbedaan, yaitu penelitian
sebelumnya meneliti status gizi subyek, sedangkan pada penelitian ini akan
diteliti tentang hubungan indeks massa tubuh dengan usia menarche.

4
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu kajian ilmiah untuk melihat apakah
terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan usia Menarche pada anak usia
sekolah dasar dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi terutama dalam dunia
kesehatan sehingga dunia kesehatan akan semakin berkembang.

1.5.2 Manfaat Praktis


a. Bagi orang tua
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang tua agar para orang tua dapat
memaksimalkan perannya dalam memberi kesiapan pada sang anak saat menghadapi
menarche.
b. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti lain untuk penelitian mengenai
hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan usia menarche pada kelompok masyarakat
lainnya.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Teori

5
2.1.1 Indeks Massa Tubuh
a. Pengertian indeks massa tubuh
Indeks massa tubuh (IMT) dapat dihitung dengan berat badan dalam kilogram
(kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (m 2) (Nelson, 2000). IMT merupakan
indikator yang paling sering digunakan dan dinilai cukup praktis untuk mengukur tingkat
populasi berat badan berlebih dan obese pada orang dewasa. IMT juga dapat diterapkan
untuk anak dan remaja, dengan cara yang sama menghitung nilai IMT seperti pada orang
dewasa, kemudian nilai tersebut diinterpretasikan menggunakan table IMT anak menurut
WHO tahun 2007.
b. Cara mengukur indeks massa tubuh
Berdasarkan metode pengukuran IMT menurut WHO tahun 2011, untuk
menentukan Indeks Massa Tubuh sampel maka dilakukan dengan cara : sampel diukur
berat badannya dengan timbangan lalu diukut tinggi badannya dan dimasukkan dalam
rumus dibawah ini :

Berat badan (kilogram)


IMT = ____________________

(Tinggi badan )2 (meter2)


Kemudian, hasil IMT yang telah didapat segera diinterpretasikan ke dalam tabel
klasifikasi IMT.
c. Klasifikasi indeks massa tubuh
Dalam penelitian meta analisis sebelumnya, terdapat beberapa kelompok etnis
yang berbeda, dengan konsentrasi lemak tubuh, usia, gender yang sama, menunjukkan
etnis Amerika kulit hitam memiliki nilai IMT yang lebih tinggi dari etnis Kaukasia,
sedangkan Indonesia memiliki nilai IMT yang berbeda 3,2 kg/m2 dibandingkan etnis
Kaukasia (Sugondo,2006).

Menurut Sugondo, (2006) terdapat klasifikasi IMT yang telah disesuaikan menurut
kriteria Asia Pasifik:

6
Klasifikasi IMT

Berat badan kurang <18,5


Kisaran normal 18,5-22,9
Berat badan lebih >=23
Beresiko 23-24,9
Obese I 25-29,9
Obese II >=30

d. Menentukan indeks massa tubuh pada anak


Untuk menentukan Indeks Massa Tubuh pada anak, dapat digunakan standar
penilaiannya menurut WHO 2007 dengan menggunakan tabel berikut :

BMI-for-age BOYS
5 to 19 years (z-scores)

32 32

30
Obesity 2
30

28 28

26 Overweight 26
1
24 24
BMI (kg/m)

22 0 22

Normal
20 20

18 18
-2

16
Thinness -3 16

14 14

12 Severe thinness 12

Months 10 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 10
Years 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Age (completed months and years)
2007 WHO Reference

7
BMI-for-age GIRLS
5 to 19 years (z-scores)

32 32

30
Obesity 2
30

28 28

26
Overweight 26

1
24 24
BMI (kg/m)

22 22

Normal 0
20 20

18 18

-2
16 16
Thinness -3
14 14

12 Severe thinness 12

Months
10 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 10
Years 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Age (completed months and years)
2007 WHO Reference

Interpretasi anak kurus, normal, atau gemuk dapat dinilai dari perhitungan IMT
dengan rumus berat badan dalam kilogram dibagi (tinggi badan)2 dalam meter2 dan hasil
nya dapat dinilai melalui table standar WHO 2007.

e. Faktor yang mempengaruhi Indeks Massa Tubuh


Menurut Harrison (2000) Indeks Massa tubuh dipengaruhi oleh derajat jaringan
lemak yang terdapat di dalam tubuh akibat konsumsi kalori berlebih dari diet sehari-hari.
Derajat jaringan lemak dalam tubuh dipengaruhi terutama oleh pola makan dan aktivitas
fisik sehari-hari. Pola makan atau asupan makanan dapat dipengaruhi oleh faktor
psikologis, genetik dan juga lingkungan sekitar. Sedangkan aktivitas fisik yang digunakan
sebagai pengeluaran kalori tubuh memiliki beberapa faktor penting yaitu laju metabolik
istirahat, olahraga atau aktivitas yang menginduksi termogenesis dan respon termik
terhadap makanan. Selain itu faktor budaya, genetik dan lingkungan juga dianggap
berpengaruh terhadap peningkatan Indeks Massa Tubuh dalam suatu studi populasi yang
telah dilakukan.

8
2.1.2 Menarche
a. Pengertian menarche
Usia menarche, adalah ketika munculnya menstruasi pertama, tahapan dalam
pematangan perempuan dan indikator pembangunan fisiologis wanita, kesehatan dan
status gizi (Asgharnia M, 2009). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya
mendapat haid pada umumnya yaitu pada usia 12,5 tahun. Usia menarche dipengaruhi
oleh factor keturunan, kesehatan wanita, keadaan gizi (konsumsi dan status gizi) dan
kesehatan umum (Riyadi,2003). Seratus tahun yang lalu, rata-rata usia menarche adalah
15-19 tahun. Menurunnya usia menarche disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan
umum yang membaik dan berkurangnya penyakit menahun. (Hanafiah, 1987). Anak
perempuan yang gemuk cenderung mengalami siklusnya yang pertama lebih awal,
sedangkan anak perempuan yang kurus dan kekurangan gizi cenderung mengalami
siklusnya yang pertama lebih lambat. Siklus yang pertama juga terjadi lebih awal pada
anak perempuan yang bertempat tinggal di kota. Remaja putri yang bergizi baik
mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi pada masa sebelum pubertas
(prapubertas) dibandingkan dengan remaja yang kurang gizi. Remaja kurang gizi ini
tumbuh lebih lambat untuk waktu yang lebih lama, karena itu menarche (umur mendapat
menstruasi pertama kali) juga akan tertunda (Riyadi, 2003).

Menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologik dari seorang wanita yang
secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina dan merupakan salah satu
perubahan yang terjadi pada alat reproduksi sebagai persiapan untuk kehamilan (Affandi
& Danukusumo,1999). Panjang siklus menstruasi dipengaruhi oleh usia seseorang dan
dukungan gizi. Kekurangan gizi akan menurunkan tingkat kesuburan. Asupan zat gizi
yang baik diperlukan agar nantinya didapatkan system reproduksi yang sehat (Hanafiah,
1987). Selain itu pengukruan antropometri sangat penting pada masa ini, karena dapat
memantau dan mengevaluasi pertumbuhan dan juga maturasi yang dipengaruhi oleh
faktor hormonal dalam periode ini (Riyadi, 2003).

9
b. Siklus menstruasi

Hormon-hormon yang berpengaruh dalam proses mentruasi diantaranya adalah


FSH (Folicel Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), hormone estrogen dan
progesteron. Mekanisme hormone-hormon tersebut dalam memperngaruhi menstruasi
adalah berawal dari produksi FSH yang meningkat. Folikel akan semakin berkembang
sehingga produksi estrogen menjadi meningkat, hal ini menyebabkan produksi FSH
menjadi menurun. Produksi estrogen secara berangsur-angsur akan mencapai puncakna,
dan hal ini menyebabkan terjadinya lonjakan LH pada pertengahan siklus. Kenaikan
estrogen inilah yang mengakibatkan terjadinya ovulasi. Dalam beberapa jam setelah
kenaikan LH, estrogen menurun dan akhirnya LH juga menurun. Setelah ovulasi, folikel
berubah menjadi korpus luteum, Luteinized granulosa cells dalam korpus luteum
memproduksi progesterone, dan luteinized theca cells memproduksi estrogen, sehingga
pada fase luteal kedua hormone tersebut mengalami peningkatan. Salah satu fungsi
progesterone adalah mempertahankan endometrium. Korpus luteum berangsur-angsur
akan terdegradasi karena tidak ada pembuahan maka pengeluaran hormone progesterone
menjadi semakin berkurang kemudian endometrium akan luruh dan terjadilah
perdarahan yang dikenal sebagai menstruasi. (Guyton, 2008).

Menurut Pearce (1992) lama siklus menstruasi rata-rata 28 hari, 14 hari persiapan
untuk ovulasi dan 14 hari selanjutnya adalah ovulasi. Kira-kira pada hari ke 21,
endometrium disiapkan untuk kedatangan ovum yang dibuahi. Bila ovum yang tidak
dibuahi memasuki uterus maka pada hari ke 28 endometrium runtuh dan menstruasi pun
terjadi, kemudian siklus berulang pada bulan berikutnya.

Siklus menstruasi yang tidak teratur biasanya terjadi pada remaja wanita yang baru
saja mengalami menstruasi, tubuh membutuhkan waktu untuk membiarkan segala
perubahan terjadi. Seorang remaja wanita mungkin memiliki siklus 28 hari untuk dua
bulan, kemudian kehilangan satu bulan atau mengalami dua periode dalam satu bulan.
Biasanya setelah beberapa bulan siklus menstruasi akan semakin teratur. Namun banyak
juga yang memiliki siklus yang tidak teratur sampai dewasa. Siklus menstruasi pada
wanita berkaitan dengan usia. Siklus terlama adalah saat setelah menstruasi yang pertama

10
dan saat menjelang menopause. Siklus menstruasi memendek secara bertahap bersamaan
dengan bertambahnya usia dan menjadi stabil pada usia tiga puluhan (Affandi &
Danukusumo, 1990).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche

Kejadian Menarche dipengaruhi oleh banyak faktor, faktor-faktor tersebut adalah


genetik, mutu makanan, kesehatan, dan massa tubuh (Santrock, 2003). Dalam hal ini,
faktor genetik berperan erat pada kejadian menarche. Sangat erat hubungan antara usia
menarche ibu dengan putrinya, dan juga usia menarche antara perempuan bersaudara.
Faktor lain yang sangat mempengaruhi yaitu status gizi. Status gizi memiliki hubungan
dengan usia menarche, dimana anak perempuan yang lebih gemuk usia menarche nya
cenderung lebih cepat dari pada yang kurus (Lusiana, 2008). Selain status gizi, kesehatan
umum juga dapat berpengaruh. Kesehatan anak dapat mempengaruhi usia menarche,
anak yang metabolisme hormonal nya terganggu, tentu saja dapat mempengaruhi usia
menarche. Apabila hormon-hormon yang mempengaruhi proses ovulasi tidak terproduksi
secara optimal, peristiwa menarche juga akan terganggu atau dapat juga terjadi
amenorrhea atau tidak terjadi menstruasi.

2.1.3 Anak Usia Sekolah

a. Pengertian anak usia sekolah

Anak-anak mempunyai perkembangan fisik maupun psikologis yang khas pada


setiap tahapan kehidupannya. Banyak perbedaan perkembangan saat anak masih pada
usia prasekolah, usia sekolah, remaja dan waktu anak menginjak usia dewasa. Anak
Sekolah Dasar (SD) disebut juga masa pertengahan anak-anak (middle childhood) adalah
pada waktu anak berusia 6-12 tahun. Pada usia ini, anak memiliki fisik yang lebih tinggi
dan kurus dibandingkan dengan masa prasekolahnya (Papalia & Olds, 1979).

Periode pertengahan masa kanak-kanak, yatitu anak usia sekolah (6-12 tahun)
merupakan periode yang penting dalam kehidupan anak-anak. Walaupun pertumbuhan
fisik anak-anak pada usia sekolah relative lambat, tetapi terdapat perubahan yang
mencenangkan dalam hal intelektualnya dan dalam hal membina hubungan dengan orang

11
lain (Harris & Liebert, 1991). Pada masa usia sekolah, anak-anak secara berangsur-
angsur mengalami pertumbuhan tetapi berjalan agak lambat jika dibandingkan dengan
tingkat pertumbuhan mereka pada saat bayi atau usia prasekolah.

b. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah

Selama usia sekolah, pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil


dibandingkan masa bayi atau remaja yang sedang mengalami pertumbuhan cepat.
Pertambahan berat badan setiap tahun rata-rata sekitar 7 pounds (3 3,5 kg) dan
pertambahan tinggi badan setiap tahun rata-rata sekitar 2,5 inches (6 cm) (Brown, 2005).
Kecepatan pertumbuhan anak wanita dan laki-laki hampir sama pada usia 9 tahun.
Selanjutnya, antara usia 10 - 12 tahun, pertumbuhan anak wanita mengalami percepatan
lebih dulu karena tubuhnya memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi, dimana
anak laki-laki baru dapat menyusul 2 tahun kemudian. Pertumbuhan fisik anak usia
Sekolah Dasar (SD) cenderung stabil, tetapi perkembangan kognitif, emosional, dan
sosial berkembang sangat pesat. Anak usia 6 sampai 12 tahun mulai berhubungan tidak
hanya dengan keluarga, tetapi juga dengan teman, guru, pelatih, pengasuh, dan lain
sebagainya. Orang di luar keluarga tersebut turut mempengaruhi konsumsi makan anak
(Brown, 2005).

Pada usia sekolah, anak mengalami tahap perubahan perkembangan dari


preoperational ke concrete operation yang ditandai oleh kemampuan lebih fokus
terhadap sesuatu hal; kemampuan untuk memberikan alasan yang lebih rasional untuk
suatu masalah; kemampuan untuk mengelompokkan dan menggeneralisasi sesuatu hal;
dan penurunan sifat mau menang sendiri sehingga anak mulai dapat melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain. Pada tahap ini anak juga mulai mengembangkan
kepribadiannya, meningkatkan kemandirian, dan belajar tentang perannya dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat. Hubungan dengan teman sebaya menjadi sangat
penting dan mulai memisahkan diri dari keluarga. Mereka lebih senang untuk
menghabiskan waktu bersama dengan teman atau melakukan aktivitas lain yang
disukainya, seperti menonton televisi atau bermain video games (Brown, 2005).

12
2.2 Landasan Teori

Usia menarche adalah ketika seorang perempuan mendapatkan menstruasi nya


untuk yang pertama kali. Menarche ditandai dengan munculnya perdarahan pertama kali
pada vagina dan merupakan suatu tanda bahwa alat reproduksi sudah dapat disiapkan
untuk kehamilan. Usia menarche dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan perempuan itu sendiri.

Masa pubertas biasanya akan dialami oleh anak saat usia sekolah, dimana anak-
anak tersebut sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat.
Perkembangan yang dialami adalah perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan juga
psikososial. Perkembangan fisik yang akan dialami anak-anak usia sekolah salah satunya
adalah masa pubertas, dimana ditandai dengan menstruasi pada anak perempuan dan
mimpi basah pada anak laki-laki.

Indeks massa tubuh anak diduga dapat mempengaruhi usia pubertas karena usia
menarche pada anak perempuan di pengaruhi oleh salah satu faktor yaitu kualitas gizi
sang anak yang dapat diukur dengan parameter indeks massa tubuh.

13
2.3 Kerangka Teori

Siswi Sekolah Dasar Kelas Usia mendapatkan


BB (kg)/TB (m22) 4,5,6 menstruasi pertama
kali

Indeks Massa Tubuh Usia Menarche

Genetik

Pola Makan Genetik

Faktor Psikologis Pola Makan

Faktor Budaya Kondisi Kesehatan

Lingkungan sekitar

= Faktor yang mempengaruhi secara langsung

= Tolok ukur

14
2.3. Kerangka Konsep

Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Usia


Menarche pada Anak kelas 4,5,6 SDN Brengosan

Indeks Massa Tubuh Usia Menarche

(Variabel Bebas) (Variabel Terikat)

(Variabel Pengganggu)
(Variabel Pengganggu)
Genetik
Usia menarche ibu dan saudari
Pola Makan perempuan kandung

Faktor Psikologis Mutu makanan sehari-hari

Faktor Budaya Kesehatan umum

Lingkungan Sekitar

: Diteliti

: Tidak diteliti

2.4 Hipotesis

15
Berdasarkan penjabaran di atas, maka peneliti mendapatkan hipotesis, Terdapat
hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan usia Menarche pada anak usia sekolah.

BAB III. METODE PENELITIAN

16
3.1 Rancangan Penelitian
Metode peneltian ini adalah Survei Analitik dengan menggunakan pendekatan
Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi-siswi SDN Brengosan kelas
4,5, dan 6 Sleman, Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak .... anak
perempuan. Prosedur penelitiannya pertama-tama responden akan diwawancara, hanya
responden yng memiliki kriteria inklusi dan tidak dalam kriteria eksklusi saja yang akan
di ambil. Kemudian subyek yang sesuai dengan kriteria tersebut akan dinilai Indeks
Massa Tubuh (IMT) dan mengisi kuesioner.

3.2 Subjek Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan pada siswi kelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar Negeri
Brengosan yang berjumlah siswi. Metode yang digunakan adalah total sampling,
sehingga semua siswi yang memenuhi kriteria inklusi akan turut serta dalam penelitian.
Adapun, kriteria inklusinya, yaitu:
1. Siswi SDN Brengosan yang duduk di kelas 4,5 dan 6
2. Bersedia menjadi subyek penelitian yang akan dibuktikan dengan tanda tangan
subyek pada lembar informed consent.
Subyek yang memenuhi kriteria inklusi dapat dikeluarkan dari penelitian apabila
memeliki kriteria eksklusi, Adapun kriteria eksklusinya, yaitu :
1. Memiliki riwayat gangguan makan sehingga mempengaruhi indeks massa
tubuh.
2. Memiliki suatu penyakit hormonal seperti cacat pada hipofisis anterior
sehingga terjadi gangguan produksi hormon dan mempengaruhi usia menarche atau
hingga sampai terjadi amenorrhea.

3.3 Variabel Penelitian


Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel bebas : Indeks Massa Tubuh
Variabel Terikat : Usia menarche

3.4 Definisi Operasional

17
1. Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan berat badan dalam kilogram dibagi
tinggi badan dalam meter2. Hasil dari perhitungan IMT dapat mengklasifikasikan apakah
anak termasuk kategori kurus atau normal atau gemuk dan disesuaikan dengan umur dan
jenis kelamin anak menurut standar WHO 2007.

2. Usia Menarche
Usia menarche adalah usia dimana seorang anak perempuan mendapatkan
menstruasi untuk pertama kalinya. Ditandai dengan keluarnya darah dari vagina sang
anak. Hal ini dapat menjadi pertanda bahwa alat reproduksi sudah siap untuk kehamilan.
Usia anak mengalami menarche pada umumnya adalah 12,5 tahun.

3.5 Instrumen Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur tinggi badan dan
timbangan untuk mengukur berat badan subyek penelitian sehingga terukur Indeks Massa
Tubuh masing-masing subyek penelitian. Untuk meneliti usia menarche, digunakan
kuesioner yang akan diisi oleh masing-masing subyek penelitian.

3.6 Tahap Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan :
a. Pengajuan judul proposal penelitian
b. Penyusunan rencana penelitian atau proposal penelitian serta mencari
literatur dan referensi yang sesuai dengan penelitian
c. Seminar proposal penelitian
2. Tahap pelaksanaan :
a. Pengurusan ijin penelitian di SDN Brengosan.
b. Pengambilan data; pengisian lembar informed consent oleh subyek,
pengukuran Indeks Massa Tubuh subyek, pengisian kuesioner oleh
subyek.

18
c. Pengolahan data; memeriksa ulang data yang sudah ada dan mengolah
data ke computer.
d. Analisis data.
3. Tahap akhir :
a. Penyusunan laporan hasil penelitian.
b. Seminar hasil penelitian.

3.7 Rencana Analisis Penelitian

3.8 Etika Penelitian


Sebelum penelitian dilakukan, peneliti akan meminta izin terlebih dulu pada pihak
Sekolah Dasar Negeri Brengosan dengan memberikan surat izin untuk melakukan
penelitian dari fakultas dan keterangan penelitian apa yang akan dilakukan dan
mekanisme yang terkait dengan penelitian. Kemudian akan dijelaskan jalannya penelitian
oleh peneliti kepada subyek penelitian dan meminta agar subyek penelitian mengisi dan
menandatangani lembar informed consent. Demi terjaganya kerahasiaan, pasien tidak
mencantumkan nama subyek pada hasil penelitian.

19
3.9 Jadwal Penelitian

Maret April Mei Juni Juli Agustus


2013 2013 2013 2013 2013 2013


Pengajuan
judul


Proposal
Penelitian


Seminar
Proposal
Penelitian


Pengurusan
Izin


Pengambilan
Data


Pengolahan
Data


Analisis
Data


Laporan Hasil
Penelitian


Seminar Hasil
Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
Affandi B & Danukusumo. 1990. Gangguan Haid pada Remaja dan Dewasa. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
Aishah, S., 2011, Hubungan antara Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswa
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Shafiyyatul

20
Amaliyyah Medan Tahun 2011, Skripsi, Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Asgharnia,M. et al. 2009. A Study of Menarcheal Age in Northern Iran (Rasht) Oman
Medical Journal, vol 24, April, 95-98
Brown, Judith E. et.al. 2005. Nutrition Through the Life Cycle. (2nded). Wadsworth:
USA.
Fatimah, E. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung:
Pustaka Setia.

Guyton, A.C. and Hall, J.E., 2008. Textbook of Medical Physiology. 11 th ed.
Philadelphia, PA, USA: Elsevier Saunders

Hanafiah, MJ. 1987. Haid dan Siklusnya. Di dalam Ilmu Kandungan. H. Wiknjosastro
(Ed.). Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Harris, JR. dan RM Liebert. 1991. The Child. New Jersey: Prentice Hall.

Harrison. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, volume 4. Jakarta: EGC.

Hurlock, EB. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. (Istiwidayanti dan Soedjarwo, Penerjemah). , Jakarta: Erlangga.

Kusnita, P., Damarati., 2012, Pengaruh Status Gizi Remaja Terhadap Usia Menarche Pada
Siswi SDN Dukuh Menanggal Surabaya, Skripsi, Jurusan Kebidanan Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya.

Lusiana, S.A., 2008, Status Gizi, Konsumsi Pangan, dan Usia Menarche pada Anak
Perempuan Sekolah Dasar di Bogor, Skripsi, Jurusan Gizi Masyarakat dan
SumberdayaKeluargaFakultasPertanian,InstitutPertanianBogor.

Nelson, W.E., Behrman, R.E., Kliegman, M.D., dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson
Edisi 15 Vol 1. Jakarta : EGC

Ninawati, Kuryadi. J., 2006, Hubungan antara Sikap terhadap Menstruasi dan Kecemasan
terhadap Menarche, Skripsi, Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas

21
Tarumanegara

Papalia, D.E. & S.W. Olds. 1979. A Child's World Infancy Through Adolescence. (2nd
ed.). New York: McGraw-Hill Book Company.

Pearce, EC. 1992. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

______________________. 1986. Human Development. (3th ed.). Jakarta: McGraw-Hill


Book Company.

Pujiani, 2012, Hubungan antara Status Gizi dengan Usia Menarche, Skripsi, Jurusan
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pesantren Tinggi Darul
Ulum Jombang.

Riyadi, H. 1996. Gizi dan Kesehatan dalam Pembangunan Pertanian (Khomsan,A & A
Sulaeman, Editor). Bogor: IPB Press.

_______. 2003. Metode Penilaian Status Gizi secara Antropometri [diktat]. Bogor:
Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.

Silva, D. 2005. Menarche and Lifestyle. Wisconsin Medical Journal Vol 104, No 7.
Wisconsin : Gundersen Lutheran Medical Centre.

Sugondo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Ed. IV Jilid III. Jakarta: FKUI

Uche-Nwachi EO., Odenkule A., Gray J., Bethel., Burrows Y., et al. 2007. Mean Age of
Menarche in Trinidad and its Relationship to Body Mass Index, ethnicity and
Mothers Age of Menarche, Online Journal of Biological Sciences, vol 7, 66-71.

Winkjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kandungan, PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,


Jakarta.

WHO. 2007. WHO Growth Refference for children and adolescents. Growth reference
data for 5-19 years. http://www.who.int/growthref/en/ diakses tanggal 15 Mei
2013

22
Yulia, V.V., 2011, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keterlambatan Usia Menarche
pada Remaja Puteri di SLTP Kecamatan Situjuah Limo Nagari Kabupaten Lima
Puluh Kota Tahun 2010, Skripsi, Jurusan Keperawatan Fakultas Keperawatan,
Universitas Andalas

23

Anda mungkin juga menyukai